Anda di halaman 1dari 22

MAKALAH BIOMEDIK

“GYPSUM"

Dosen fasilitator :

Drg. Irsan Ibrahim, M.Si

Disusun oleh kelompok 3 (Kelas B):

1. Elza Khairunnisa R (201911051)


2. Fadillah Annisa Citra (201911052)
3. Fahreza Nilam Putri (201911053)
4. Farah Noer Ramadhani (201911054)
5. Farissa Krisna Putri (201911055)
6. Farrah Diba Putri Sakina (201911056)
7. Fathia Amanda Putri (201911057)
8. Fauziah Alifiya Rahmah (201911059)
9. Fayza Nabila R. S. P (201911060)

FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI

UNIVERSITAS PROF. DR. MOESTOPO (BERAGAMA)

TAHUN AKADEMIK 2019


KATA PENGANTAR

Puji syukur penyusun panjatkan ke hadirat Allah SWT, karena berkat


rahmat-Nya kami dapat menyelesaikan makalah yang berjudul Anatomi Cranium.
Makalah ini diajukan untuk memenuhi tugas mata kuliah Blok Biomaterial 1.
Penyusun mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah
membantu sehingga makalah ini dapat diselesaikan sesuai dengan waktunya.
Makalah ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu penyusun mengharapkan
kritik dan saran yang bersifat membangun demi kesempurnaan makalah ini.
Semoga makalah ini bermanfaat untuk pengembangan ilmu pengetahuan
semua pihak.

Jakarta, 16 Maret 2020

Penyusun

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.............................................................................................i

DAFTAR ISI..........................................................................................................ii

DAFTAR GAMBAR............................................................................................iii

DAFTAR TABEL.................................................................................................iv

BAB I.......................................................................................................................1

PENDAHULUAN..................................................................................................1

1.1 LATAR BELAKANG.............................................................................1

1.2 RUMUSAN MASALAH.........................................................................2

1.3 TUJUAN PENULISAN...........................................................................2

BAB II.....................................................................................................................3

PEMBAHASAN.....................................................................................................3

2.1 Definisi Gypsum......................................................................................3

2.2 Komposisi Gypsum..................................................................................3

2.3 Klasifikasi Gypsum..................................................................................5

2.4 Cara Pembuatan Gypsum.......................................................................10

2.5 Cara Manipulasi Gypsum......................................................................11

BAB III..................................................................................................................14

PENUTUP.............................................................................................................14

3.1 KESIMPULAN......................................................................................14

3.2 SARAN..................................................................................................14

DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................14

ii
DAFTAR GAMBAR

Gambar 1. Partikel kalsium sulfat -hemihidrat (dental plaster) (235)................4


Gambar 2. Partikel kalsium sulfat -hemihidrat (dental stone) (×235)..................5
Gambar 3. Plester Paris (partikel -hemihydrate)..................................................6
Gambar 4. Batu gigi (-hemihydrate)....................................................................7
Gambar 5. Improved Stone (dimodifikasi -hemihydrate)....................................8
Gambar 6. Diagram pembentukan gipsum...........................................................11

iii
DAFTAR TABEL
Tabel 1. Properti lima jenis produk gipsum.............................................................5

iv
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG

Gipsum merupakan mineral yang didapatkan dari proses penambangan di


berbagai belahan dunia. Gipsum merupakan produk dari beberapa proses kimia
dan sering digunakan dalam kedokteran gigi yaitu kalsium sulfat dihidrat
(CaSO4.2H2O) murni. Bidang kedokteran gigi menggunakan gipsum untuk
membuat model studi dari rongga mulut serta struktur maksilo fasial dan sebagai
bahan pembuatan protesa gigi pada pekerjaan laboratorium kedokteran gigi.

Gipsum dikategorikan menjadi beberapa jenis tergantung dari penggunaan


dan tujuan pemakaian. Menurut ADA No. 25 terdapat 5 jenis gipsum yaitu:
plaster of paris (tipe I), plaster of model (tipe II), dental stone (tipe III), dental
stone high strength low expantion (tipe IV) dan dental stone high strength high
expantion (tipe V). Kedokteran gigi khususnya bidang prostetik, gipsum tipe III
atau dental stone lebih disukai sebagai bahan untuk membuat model kerja pada
pembuatan protesa karena memiliki kekuatan yang cukup sehingga tahan terhadap
fraktur dan abrasi dibanding dengan gipsum tipe I dan II.

Produk gipsum merupakan salah satu bahan yang paling memadai dalam
membantu profesi kedokteran gigi dibandingkan bahan-bahan lain. Gipsum di
kedokteran gigi paling banyak digunakan untuk pembuatan model studi atau
model kerja dan sebagai bahan pengisian kuvet atau biasa disebut dengan bahan
tanam. Model studi digunakan untuk membantu menegakkan diagnosis dan
rencana perawatan, sedangkan model kerja digunakan sebagai media untuk
mendesain gigi tiruan. Gipsum banyak dipakai di bidang kedokteran gigi karena
memiliki sifat mudah untuk dimanipulasi, dimensi yang stabil dan kompatibilitas
dengan bahan-bahan lainnya.

1
1.2 RUMUSAN MASALAH
1. Apa definisi dari gypsum?
2. Apa saja komposisi dari gypsum
3. Apa klasifikasi gypsum?
4. Bagaimana cara pembuatan gypsum?
5. Bagaimana cara memanipulasi gypsum?

1.3 TUJUAN PENULISAN


1. Memahamii definisi dari gypsum?
2. menge komposisi dari gypsum
3. Apa klasifikasi gypsum?
4. Bagaimana cara pembuatan gypsum?
5. Bagaimana cara memanipulasi gypsum?

2
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Definisi Gypsum


Gypsum (CaSO4 • 2H2O; kalsium sulfat dihidrat) adalah mineral yang
ditambang di berbagai belahan dunia, tetapi juga diproduksi sebagai produk
sampingan dari desulfurisasi gas buang di beberapa pembangkit listrik tenaga
batubara. Berbagai bentuk kristal gipsum, seperti selenite dan alabaster, ada di
alam. Produk-produk gypsum disuplai sebagai bubuk hemihidrat halus yang
dihasilkan oleh pemanasan partikel-partikel gypsum. Setelah dicampur dengan air,
campuran kembali menjadi gipsum. Properti unik produk gypsum ini telah
menyebabkan banyak aplikasi melalui sejarah. Campuran plester (produk
gipsum), kapur, dan air digunakan untuk menggabungkan balok batu piramida
Mesir kuno. Produk gypsum dan gypsum digunakan saat ini untuk banyak aplikasi
termasuk konstruksi bangunan, pengkondisian tanah, bahan tambahan makanan,
obat-obatan, peralatan medis, dan aplikasi gigi.1
Aplikasi utama produk gipsum dalam kedokteran gigi meliputi produksi
model studi untuk struktur oral dan maksilofasial dan penggunaannya sebagai
bahan bantu untuk operasi laboratorium gigi yang terlibat dalam produksi
prostesis gigi. Digunakan juga untuk membentuk model dan cetakan di mana
prostesis dan restorasi gigi dibangun. Ketika produk gipsum dicampur dengan
pengisi refraktori, seperti bentuk kristal silika yang berbeda, menjadi lebih tahan
panas, yang membuatnya berguna untuk membentuk cetakan untuk pengecoran
logam cair dalam bentuk anatomi untuk restorasi gigi. Bentuk material ini dikenal
sebagai investasi berbasis gypsum.1

2.2 Komposisi Gypsum

3
Produk gipsum yang digunakan dalam kedokteran gigi dibentuk dengan
mengusir sebagian air kristalisasi dari gipsum untuk membentuk kalsium sulfat
hemihidrat.2
Gypsum → Gypsum product + water
2CASO4·2H2O → (CaSO4)2·H2O + 3H2O
Calcium sulphate Calcium sulphate
duhydrate hemihydrate

Aplikasi produk gipsum dalam kedokteran gigi melibatkan kebalikan dari


reaksi di atas. Hemihidrat dicampur dengan air dan bereaksi untuk membentuk
dihidrat.2
(CsSO4 ) ⋅ H2O + 3H2O → 2CaSO4 ⋅ 2H2O 2
Berbagai jenis produk gipsum yang digunakan dalam kedokteran gigi
identik secara kimiawi, karena mengandung kalsium sulfat hemihidrat, tetapi
bentuk fisiknya dapat berbeda tergantung pada metode yang digunakan untuk
pembuatannya.2
Dental plaster (plaster of Paris): Dental plaster tidak dapat dibedakan dari
plester putih yang digunakan dalam ortopedi untuk menstabilkan anggota tubuh
yang patah selama penyembuhan tulang. Plester diproduksi oleh proses yang
dikenal sebagai kalsinasi. Gypsum dipanaskan hingga suhu sekitar 120oC untuk
mengusir sebagian air kristalisasi. Ini menghasilkan partikel berpori yang tidak
beraturan yang kadang-kadang disebut sebagai partikel β-hemihydrate. Terlalu
panas gipsum dapat menyebabkan hilangnya air lebih lanjut untuk membentuk
kalsium sulfat anhidrit (CaSO4), sementara pemanasan yang lebih rendah
menghasilkan konsentrasi residu dihidrat yang signifikan. Kehadiran kedua
komponen memiliki pengaruh yang nyata pada karakteristik pengaturan dari
plester yang dihasilkan.2

4
Gambar 1. Partikel kalsium sulfat -hemihidrat (dental plaster) (235)

Dental stone: Dental stone dapat diproduksi dengan salah satu dari dua
metode. Jika gipsum dipanaskan hingga sekitar 125C di bawah tekanan uap
dalam autoklaf terbentuk hemihidrat yang lebih teratur dan lebih berpori. Ini
kadang-kadang disebut sebagai α-hemihydrate.2

Gambar 2. Partikel kalsium sulfat -hemihidrat (dental stone) (×235)

Dalam keadaan lain, gipsum dapat direbus dalam larutan garam seperti
CaCl2. Ini memberikan bahan yang mirip dengan yang diproduksi oleh
autoclaving tetapi dengan porositas yang lebih sedikit. Produsen biasanya
menambahkan pewarna dalam jumlah sedikit ke batu gigi agar mereka dapat
dibedakan dari plester gigi, yang berwarna putih.2

2.3 Klasifikasi Gypsum


Spesifikasi ADA No. 25 mengklasifikasikan lima jenis produk gipsum, seperti
yang ditunjukkan pada Tabel, dengan persyaratan properti untuk setiap jenis.

5
Tabel 1. Properti lima jenis produk gipsum

Beberapa bahan gipsum diformulasikan untuk tujuan khusus seperti untuk


menuangkan gips ortodontik atau menempelkan gips ke artikulator. Kriteria
untuk memilih produk gypsum tertentu tergantung pada penggunaan yang
dimaksudkan dan sifat fisik yang diperlukan untuk penggunaan tertentu.
Misalnya, batu gigi adalah bahan yang buruk untuk digunakan sebagai bahan
impresi karena, jika gigi ada, tidak mungkin, karena kekuatan batu yang tinggi,
untuk menghilangkan impresi pada potongan di dalam gigi tanpa cedera.3

IMPRESSION PLASTER (TIPE I)


Bahan impresi ini terdiri dari plester Paris (β-hemihydrate) yang telah
ditambahkan modifikator untuk mengatur waktu pengaturan dan pengaturan
ekspansi.3

Gambar 3. Plester Paris (partikel -hemihydrate)


Plester cetakan jarang digunakan lagi untuk membuat cetakan gigi karena
telah diganti dengan bahan yang kurang kaku seperti hidrokoloid dan elastomer.3

6
MODEL PLASTER (TIPE II)
Model plester atau laboratorium Plester Tipe II ini sekarang terutama
digunakan untuk mengisi labu yang digunakan dalam konstruksi gigi tiruan ketika
pengaturan ekspansi tidak kritis dan kekuatannya memadai sesuai dengan batas
yang disebutkan dalam spesifikasi ADA atau standar ISO. Biasanya dipasarkan
dalam warna putih alami, dengan demikian, berbeda dengan batu, yang umumnya
berwarna.3

BATU GIGI (TIPE III)


Dengan munculnya bahan kesan hidrokoloid kekerasan yang lebih baik
dari α-hemihydrate membuat batu bisa bekerja dan pola lilin tidak langsung
menjadi mungkin.3
Batu tipe III memiliki kekuatan tekan minimal 1 jam 20,7 MPa (3000 psi),
tetapi tidak melebihi 34,5 MPa (5000 psi). Hal ini dimaksudkan untuk konstruksi
gips dalam pembuatan gigi palsu penuh agar sesuai dengan jaringan lunak. Untuk
aplikasi ini, ekspansi sedikit pengaturan dapat ditoleransi dalam gips yang
mereproduksi jaringan lunak, tetapi tidak ketika gigi terlibat. Batu tipe III lebih
disukai untuk cetakan yang digunakan untuk memproses gigi palsu karena batu itu
memiliki kekuatan yang cukup untuk keperluan ini dan gigi palsu lebih mudah
untuk dilepaskan setelah pemrosesan.3

Gambar 4. Batu gigi (-hemihydrate)

7
Setidaknya ada dua metode untuk pembangunan gips. Salah satu metode
adalah membangun cetakan dengan membungkus strip lilin lembut datar di sekitar
kesan sehingga mereka memperpanjang sekitar 12 mm di luar sisi jaringan
impresi. Proses ini disebut tinju, yang membentuk dasar pemain. Campuran batu
dan air kemudian dituangkan ke dalam kesan di bawah getaran. Campuran
dibiarkan mengalir perlahan di jalur yang terkendali di sepanjang tayangan
sehingga memaksa udara ke depan karena mengisi semua tayangan gigi tanpa
jebakan gelembung udara.3
Metode lain adalah mengisi kesan pertama seperti yang dijelaskan. Sisa
campuran batu-air dituangkan ke piring kaca. Kesan yang terisi kemudian dibalik
di atas gundukan batu, dan alasnya dibentuk dengan spatula sebelum set batu.
Prosedur semacam itu tidak diindikasikan jika kesan dapat dengan mudah berubah
bentuk atau jika batunya “berair”. gips tidak boleh dipisahkan dari cetakan
sampai mengeras. Waktu minimal yang diizinkan untuk pengaturan bervariasi
dari 45 hingga 60 menit, tergantung pada tingkat pengaturan batu atau plester dan
jenis bahan cetakan yang digunakan.3

BATU GIGI, KEKUATAN TINGGI (JENIS IV)


Syarat utama untuk material die adalah kekuatan, kekerasan, dan ekspansi
pengaturan minimal. Untuk mendapatkan ikatan ini, modifikasi α-hemihydrate
digunakan. 3

Gambar 5. Improved Stone (dimodifikasi -hemihydrate).

8
Partikel berbentuk kubus dan luas permukaan tereduksi menghasilkan sifat seperti
itu tanpa penebalan campuran yang tidak semestinya. Bahan ini juga disebut batu
mati.3
Permukaan yang keras diperlukan untuk batu cetakan karena persiapan
gigi ditutupi dengan lilin dan diukir rata dengan tepi cetakan. Instrumen tajam
digunakan untuk tujuan ini; oleh karena itu, batunya harus tahan terhadap abrasi.
Solusi pengerasan gipsum, pelapisan perak, pelapis dengan perekat cacoteacrylate,
dan metode lain untuk meningkatkan ketahanan abrasi dibahas dalam Bab 10.
Sangat beruntung bahwa kekerasan permukaan meningkat lebih cepat daripada
kekuatan tekan karena permukaannya mengering lebih cepat. Ini adalah
keuntungan nyata karena permukaannya tahan terhadap abrasi, sedangkan inti dari
die sangat kuat dan kurang mudah rusak. Kekerasan permukaan rata-rata kering
dari batu Tipe IV adalah sekitar 92 (kekerasan Rockwell) dan bahwa batu Tipe III
adalah 82. Meskipun permukaan batu Tipe IV lebih sulit, perawatan harus diambil
ketika pola sedang diukir.3

BATU GIGI, KEKUATAN TINGGI, EKSPANSI TINGGI (TIPE V)


Produk gipsum ini menunjukkan kekuatan tekan yang bahkan lebih tinggi
daripada batu gigi Tipe IV. Peningkatan kekuatan dicapai dengan memungkinkan
untuk menurunkan rasio W / P lebih jauh dari yang digunakan untuk batu Tipe IV.
Selain itu, ekspansi pengaturan telah ditingkatkan dari maksimum 0,10% menjadi
0,30% (Tabel. 1). Alasan untuk meningkatkan ekspansi pengaturan adalah bahwa
paduan baru yang lebih baru, seperti logam dasar, memiliki susut pengecoran
yang lebih besar daripada paduan logam mulia tradisional. Dengan demikian,
ekspansi yang lebih tinggi diperlukan pada die batu untuk membantu
mengkompensasi penyusutan padatan paduan.3
Penggunaan batu Tipe V juga dapat diindikasikan ketika ekspansi yang
dicapai selama pembuatan mahkota tuang tidak memadai. Orang harus
menghindari penggunaan batu Tipe V untuk menghasilkan cetakan untuk inlay
dan onlay karena ekspansi yang lebih tinggi dapat menyebabkan pas yang tidak

9
dapat diterima. Informasi tambahan tentang penggunaan batu Tipe IV dan V
disediakan dalam pembahasan bahan cetakan.3

PRODUK GYPSUM KHUSUS


Dokter ortodontis lebih suka batu putih atau plester untuk model studi dan
bahkan mungkin merawat permukaan dengan sabun untuk menambah kilau
mereka. Produk-produk ini umumnya sudah lama bekerja waktu, yang
mengurangi pembentukan batal dan memfasilitasi pemangkasan.3
Penggunaan artikulator membuatnya perlu untuk memasang gips
menggunakan produk yang memproduksi gipsum. Bahan-bahan ini disebut
sebagai batu atau plester “pemasangan”. Mereka adalah pengaturan cepat dan
memiliki ekspansi pengaturan rendah. Plester pemasangan memiliki kekuatan
yang cukup rendah untuk memudahkan pemangkasan dan memudahkan
memisahkan cetakan dari pelat pemasangan artikulator.3
Beberapa produk dirancang untuk menghemat waktu. Satu jenis
pengaturan sangat cepat dan siap digunakan dalam 5 menit, tetapi memiliki sedikit
waktu kerja. Produk lain berubah warna untuk menunjukkan kapan siap
digunakan. Selain itu, satu produk khusus mengandung sejumlah kecil plastik
atau resin untuk mengurangi kerapuhan dan meningkatkan ketahanan terhadap
abrasi selama ukiran pola lilin.3
Biasanya, ketika satu fitur ditingkatkan, yang lain dikorbankan. Set yang
lebih cepat diterima dengan imbalan waktu kerja yang lebih sedikit. Peningkatan
resistensi terhadap ukiran diterima sebagai imbalan untuk manipulasi yang lebih
sulit, penurunan reproduksi detail, atau kebutuhan untuk mengotakkan kesan
karena kekeruhan yang berlebihan. Perbaikan bahan dan peralatan pengujian
memungkinkan penggunaan kombinasi silikon-batu yang dapat menghasilkan
ruang antar garis sehalus 10 μm atau kurang. Spesifikasi atau standar saat ini
hanya membutuhkan akurasi 50 μm.3
Saat ini banyak produk gypsum yang tersedia untuk memenuhi hampir
semua persyaratan atau kombinasi masing-masing.3

10
2.4 Cara Pembuatan Gypsum
Gipsum kedokteran gigi diproduksi dengan cara mengkalsinasi kalsium
sulfat dihidrat. Kalsinasi merupakan proses pemanasan gipsum untuk
mengeluarkan air dan mengubah kalsium sulfat dihidrat menjadi kalsium sulfat
hemihidrat.4
Berdasarkan metode kalsinasi, berbagai bentuk hemihidrat dapat
diperoleh. Bentuk-bentuk yang dapat diperoleh antara lain α-hemihidrat, α-
hemihidrat modifikasi dan β-hemihidrat. Perbedaan antara α- dan β-hemihidrat
yaitu ukuran partikel kristal hemihidrat dan luas permukaan. β-hemihidrat atau
dental plaster (tipe I dan II) diperoleh dari proses pemanasan di ketel terbuka
dengan suhu 110°-120°C, partikel yang dihasilkan berukuran besar, berbentuk
ireguler dan spongious, sementara α-hemihidrat diperoleh dari proses pemanasan
di autoklaf dengan tekanan uap 120°-130°C memiliki partikel berukuran lebih
kecil dan berbentuk batang atau prisma yang teratur. α-hemihidrat modifikasi
diperoleh dari proses pendidihan gipsum di dalam 30% larutan kalsium klorida
dan magnesium klorida. Proses ini menghasilkan partikel hemihidrat yang paling
halus, berbentuk kuboid dan lebih padat sehingga digunakan sebagai dai. α-
hemihidrat modifikasi lebih dikenal sebagai die stone atau gipsum tipe IV.4

11
Gambar 6. Diagram pembentukan gipsum

2.5 Cara Manipulasi Gypsum


Jenis-jenis produk gypsum berdasarkan pada bentuk kristal, aplikasi dan
proses pengaturannya, yang dapat memengaruhi dimensi dan kekuatan material
set. Dalam prakteknya, dokter dan teknisi harus menyimpan bubuk dengan benar
dan menjaga gips dalam kondisi terbaik untuk prosedur selanjutnya. Hemihydrate
gypsum menyerap air dari udara dengan mudah. Sebagai contoh, jika kelembaban
relatif dari sekitar melebihi 70%, plester menyerap kelembaban yang cukup dari
udara untuk memulai reaksi pengaturan. Hidrasi pertama mungkin menghasilkan
beberapa kristal gipsum pada permukaan kristal hemihidrat yang terpapar. Kristal
gipsum ini dapat bertindak sebagai inti kristalisasi dan mempercepat reaksi
pengaturan ketika mereka dicampur dengan air. Jika hidrasi dibiarkan berlanjut,
proses ini menghasilkan kristal hemihydrate yang sepenuhnya ditutupi dengan
kristal dihydrate. Dalam kondisi ini, air menembus lapisan dihidrat dengan susah
payah dan pengaturan waktu diperpanjang. Karena itu, semua produk gypsum
disimpan dalam suasana kering.5

12
Cara penyimpanan terbaik adalah dengan menyegel produk dalam wadah
logam anti lembab. Ketika produk gipsum disimpan dalam wadah dosis, waktu
pengaturan umumnya terbelakang hanya sedikit, sekitar 1 atau 2 menit per tahun.
Ini dapat dilawan dengan sedikit peningkatan waktu pencampuran jika perlu.
jumlah batu gigi dapat ditambahkan di bawah getaran cahaya untuk mengisi kesan
yang tersisa hingga lipatan mukobukal atau tepi kotak di sekitar baki cetakan.
Kesan kemudian ditempatkan sebentar pada vibrator selama beberapa detik untuk
mendistribusikan batu secara merata di seluruh kesan. Jika metode inversi
digunakan, gundukan batu setinggi sekitar 20 mm dibuat pada permukaan datar,
seperti pelat kaca, dengan sisa campuran atau dengan campuran baru
menggunakan rasio W / P yang lebih rendah.5
Kesan yang terisi, seharusnya menunjukkan himpunan awal tetapi bukan
himpunan akhir, kemudian dibalik di atas gundukan batu dan alasnya dibentuk
dengan spatula sebelum set batu. Model batu gigi harus dibiarkan tidak terganggu
selama 45 hingga 60 menit sampai bahan telah sepenuhnya siap. Model batu gigi
sekarang terpisah dari kesan. Ketika persiapan gigi dilibatkan, spatula yang lebih
kecil dapat digunakan untuk mengirimkan batu dalam jumlah yang jauh lebih
kecil untuk mengisi situs preparasi dan memastikan pengisian lengkap sebelum
bagian tayangan yang tersisa dituangkan. Setelah reaksi pengaturan pada cetakan
selesai, dimensinya akan relatif konstan di bawah kondisi suhu dan kelembaban
ruangan yang biasa. Namun, terkadang perlu merendam gipsum dalam air sebagai
persiapan untuk prosedur lain. Ketika gips kering direndam dalam air, ekspansi
yang dapat diabaikan dapat terjadi jika air jenuh dengan kalsium sulfat. Jika
airnya tidak jenuh, pembubaran gypsum akan terjadi. Sebagai contoh, sebuah batu
yang dicelupkan ke dalam wadah di bawah air mengalir akan kehilangan sekitar
0,1% dari dimensi liniernya untuk setiap 20 menit perendaman. Metode paling
aman untuk merendam gips adalah menempatkannya di bak air dengan sisa-sisa
gipsum di bagian bawah wadah untuk memberikan larutan kalsium sulfat jenuh.
Jika suhu penyimpanan dinaikkan menjadi antara 90 "C dan 110 ° C (194" F
hingga 230 "F), penyusutan terjadi, bersama dengan hilangnya kekuatan ketika air
kristalisasi dihilangkan dan dihidrat kembali ke bentuk hemihidrat. aturan praktis,

13
tidak aman untuk menyimpan atau memanaskan batu yang dilemparkan ke udara
di ibu jari, tidak aman untuk menyimpan atau memanaskan batu yang
dilemparkan ke udara pada suhu lebih tinggi dari 55 "C (130 ° F).5
Kekhawatiran atas kemungkinan kontaminasi silang personel kantor gigi
oleh mikroorganisme, termasuk virus hepatitis B dan virus human
immunodeficiency, telah mendorong studi tentang efek semprotan dan teknik
desinfektan immersion-desinfektan pada bahan cetakan. Iradiasi gelombang mikro
yang sama yang digunakan dalam pengeringan gipsum juga telah dievaluasi
dalam pengendalian infeksi. Satu studi menunjukkan bahwa iradiasi 5 menit pada
900 W mengurangi jumlah mikroorganisme (cfu / mL) dengan nilai log median
enam hingga jumlah median (cfu / mL) nol. Data tentang efektivitas iradiasi
gelombang mikro pada spesies mikroorganisme yang berbeda, berdasarkan
pengaturan daya, durasi yang dibutuhkan, dan pengaruh perpanjangan d iradiasi
pada sifat gipsum gips, tidak tersedia. Ketersediaan yang luas dari spektrum gips
batu gigi yang didesinfeksi (Tipe II ke Tipe V) dengan khasiat terbukti dan sifat
fisik yang tidak terganggu tidak diragukan lagi akan memperkuat sistem
penghalang pengendalian infeksi di laboratorium gigi.5

14
BAB III

PENUTUP
3.1 KESIMPULAN
Gipsum merupakan mineral yang didapatkan dari proses penambangan di
berbagai belahan dunia. Gipsum merupakan produk dari beberapa proses kimia
dan sering digunakan dalam kedokteran gigi yaitu kalsium sulfat dihidrat
(CaSO4.2H2O) murni. Gipsum banyak dipakai di bidang kedokteran gigi karena
memiliki sifat mudah untuk dimanipulasi, dimensi yang stabil dan kompatibilitas
dengan bahan-bahan lainnya. Gypsum sendiri dapat dibagi menjadi dua jenis
secara umum sebelum diklasifikasikan yaitu : Plaster dan stone gigi.Kandungan
utama plaster dan stone gigi adalah kalsium sulfat hemihidrat (CaSO4)2.H2O atau
CaSO4. . H2O. bergantung pada metode pengapuran bentuk hemihidrat yang
berbeda dapat diperoleh.
Spesifikasi ADA No. 25 mengklasifikasikan lima jenis produk gipsum,
Kriteria untuk memilih produk gypsum tertentu tergantung pada penggunaan yang
dimaksudkan dan sifat fisik yang diperlukan untuk penggunaan tertentu.
Gipsum kedokteran gigi diproduksi dengan cara mengkalsinasi kalsium sulfat
dihidrat. Berdasarkan metode kalsinasi, β-hemihidrat atau dental plaster (tipe I
dan II) diperoleh dari proses pemanasan di ketel terbuka dengan suhu 110°-120°C,
partikel yang dihasilkan berukuran besar, berbentuk ireguler dan spongious,
sementara α-hemihidrat diperoleh dari proses pemanasan di autoklaf dengan
tekanan uap 120°-130°C memiliki partikel berukuran lebih kecil dan berbentuk
batang atau prisma yang teratur.Jenis-jenis produk gypsum berdasarkan pada
bentuk kristal, aplikasi dan proses pengaturannya, yang dapat memengaruhi
dimensi dan kekuatan material set. Serbuk plester dan batu dicampur dengan air
untuk menghasilkan campuran yang bisa diterapkan. Hidrasi hemihydrate
kemudian terjadi menghasilkan model gipsum atau die.

15
3.2 SARAN
Pentingnya pengetahuan mengenai komposisi, klasifikasi, cara pembuatan serta
memanipulasi gypsum sehingga diharapkan mahasiswa lebih mendalami
pemahaman tentang anatomi cranium.

16
DAFTAR PUSTAKA

1. Anusavice KJ, Shen C, Ralph Rawls H. Philips’ science of dental materials.


12nd ed. Missouri: Elsevier. 2013:182.
2. McCabe JF, Walls AWG. Applied dental materials. 9th ed. London : Blackwell
Munsgaard, 2008:33.
3. Anusavice KJ, Shen C, Ralph Rawls H. Philips’ science of dental materials.
12nd ed. Missouri: Elsevier. 2013: 474-82.
4. Anusavice KJ. Phillips’ Science of dental materials. Trans. Johan Arief
Budiman dan Susi Purwoko. 10thed., Jakarta : EGC, 2004 : 197-223.
5. Anusavice KJ, Shen C, Ralph Rawls H. Philips’ science of dental materials.
12nd ed. Missouri: Elsevier. 2013:191-193.

17

Anda mungkin juga menyukai