Anda di halaman 1dari 30

LAPORAN TUTORIAL

Skenario I GIPSUM

Blok Ilmu Bahan dan Teknologi Kedokteran Gigi

TUTOR

Drg.Rudy Joelijanto, M. Biomed.

Disusun Oleh Kelompok Tutorial 8:

1. Nur Pradana A (091610101020)


2. Dian Bunga L (091610101022)
3. Irma Setyorini (091610101042)
4. Heppy Livia A (091610101071)
5. Vinandita Nabilla K (091610101024)
6. Febriana Tria N (091610101033)
7. Nindya Laksmi A (091610101043)
8. Ichdanisa F (091610101053)
9. Kumala Diyan S (091610101063)
10. Rio Jeffri S (091610101075)
11. Adi Setyawan (091610101096)
12. Kristian Satrio (091610101098)
13. Ririh Daru K (0916101010100)

FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI

UNIVERSITAS JEMBER

2010

KATA PENGANTAR

1
Dengan mengucapkan syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, akhirnya kami dapat
menyelesaikan laporan tutorial scenario satu pada Blok Bahan dan Teknologi Kedokteran
Gigi I (BTKG I) yang berjudul gypsum.

Banyak hal yang harus diketahui dari untuk itu di dalam penyusunan laporan ini
akan membahas tentang judul sesuai scenario sehubungan dengan gypsum.

Harapan kami dalam penyusunan laporan ini yaitu agar laporan tutorial yang kami
buat dengan pembahasan tersebut dapat bermanfaat bagi pihak pihak yang terkait, terutama
pada saudara saudara yang berkecimpung dalam bidang kesehatan dan pihak lain serta yang
membaca dan masyarakat pada umumnya.

Kami ucapkan terima kasih kepada tutor pembimbing kami dan teman teman yang
telah menyumbangkan ide, pikiran, dan tenaganya dalam pembuatan laporan tutorial ini serta
tidak lupa kami memohon maaf sebesar besarnyaapabila terdapat kata kata yang kurang
berkenan dihati para pembaca.

Jember, 5 April 2010

penyusun

2
DAFTAR ISI

I. Halaman Judul 1

II. Kata Pengantar 2

III. Daftar Isi .3

IV. Bab I Pendahuluan ...

a. Latar Belakang ..4

b. Rumusan Masalah .....5

c. Tujuan ... 5

V. Bab II Tinjauan Pustaka 6

VI. Bab III Pembahasan .

1. Pengertian, sifat, dan syarat gypsum ..12

2. Komposisi gypsum .13

3. Fungsi gypsum .. 14

4. Jenis/ tipe gypsum 14

5. Proses Manipulasi gypsum .16

6. Faktor yang mempengaruhi setting time & manipulasi .18

VII. Bab IV Kesimpulan .22

VIII. Daftar Pustaka .23

IX. Lampiran .24

3
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Gipsum adalah mineral yang ditambang dari berbagai belahan dunia. Gipsum juga
merupakan produk samping dari beberapa proses kimia. Secara kimiawi, gipsum yang
dihasilkan untuk tujuan kedokteran gigi adalah kalsium sulfat dihidrat (CaSO4 . 2H2O)
murni. Berbagai bentuk gipsum yang berbeda telah digunakan selama beberapa abad
untuk tujuan konstruksi.

Produk gipsum digunakan dalam kedokteran gigi untuk membuat model studi dari
rongga mulut serta struktur maksilo-fasial dan sebagai piranti penting untuk pekerjaan
laboratorium kedokteran gigi yang melibatkan pembuatan protesa gigi. Berbagai jenis
plaster digunakan untuk membuat cetakan dan model dimana protesa dan restorasi
kedokteran gigi dibuat.

Penggunaan gipsum dalam kedokteran gigi telah meluas. Penggunaan bahan


tersebut dapat diperlihatkan dalam membuat model untuk gigi tiruan. Misalnya,
campuran plaster of Paris dan air ditempatkan dalam sendok cetak dan ditekan pada
jaringan rahang. Plaster dibiarkan mengeras, dan kemudian cetakan dikeluarkan. Dokter
gigi sekarang memiliki bentuk negatif dari jaringan yang dibuat dalam rongga mulut.
Bila jenis plaster lain yang dikenal sebagai stone gigi, sekarang diaduk dengan air,
dituang ke dalam cetakan, dan dibiarkan mengeras, cetakan plaster yang mengeras
tersebut berfungsi sebagai mold untuk membentuk model positif, atau model plaster.
Pada model inilah gigi tiruan dibuat tanpa diperlukan kehadiran pasien.

4
1.2 Rumusan Masalah
1. Apa Pengertian dari gypsum?

2. Apa saja Komposisi gypsum?

3. Apa Fungsi gypsum?

4. Apa saja Macam & sifat dari masing-masing tipe gypsum?

5. Bagaimana cara Pengolahan/ Manipulasi gypsum?

6. Faktor yang mempengaruhi hasil pengolahan gypsum:

Manipulasi

Setting time

1.3 Tujuan
1. Agar kita dapat mengetahui pengertian gipsum.
2. Agar kita dapat mengetahui komposisi gipsum.
3. Agar kita dapat mengetahui fungsi gipsum di kedokteran gigi.
4. Agar kita dapat mengetahui jenis dan sifat gipsum.
5. Agar kita dapat mengetahui cara memanipulasi gipsum yang baik.
6. Agar kita dapat mengatahui proses setting gipsum beserta dengan reaksi yang terjadi.
7. Agar kita dapat mengetahui faktor-faktor yang dapat mempengaruhi setting time &
manipulasi

5
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA
Gypsum merupakan mineral yang ditambang dari belahan dunia. Gypsum juga
merupakan produk samping dari beberapa proses kimia. Secara kimiawi gypsum yang
ditujukan untuk kedokteran gigi adalah kalsium sulfat dihidrat (CaSO 4. 2H2O) murni.
( Kenneth J. Anusavice, 2004 : 155).

Gypsum sendiri dapat dibagi menjadi dua jenis gypsum dental secara umum sebelum
diklasifikasikan yaitu : Plaster dan stone gigi. Kandungan utama plaster dan stone gigi adalah
kalsium sulfat hemihidrat (CaSO4)2. H2O atau CaSO4. H2O. bergantung pada metode
pengapuran bentuk hemihidrat yang berbeda dapat diperoleh. Bentuk ini disebut -hemihidrat
dan -hemihidrat. Adanya penulisan -hemihidrat dan -hemihidratini menurut kandungan
mineral yang ada didalamnya. ( Kenneth J. Anusavice, 2004 : 156).

Produk gypsum telah digunakan secara meluas dalam kedokteran gigi untuk membuat
model studi dari rongga mulut dan struktur maksilo-facial dan sebagai piranti penting untuk
pekerjaan laboratorium kedokteran gigi yang melibatkan pembuatan protesa gigi. Berbagai
jenis plaster digunakan untuk membuat cetakan dan model dimana protesa dan restorasi
kedokteran gigi dibuat. Bila plaster diaduk dengan silica maka dikenal dengan bahan tanam
gigi. Bahan tanam tersebut digunakan untuk membentuk mold guna mengecor restorasi gigi
dengan logam yang dicairkan. ( Kenneth J. Anusavice, 2004 : 155).

Penggunaan gypsum dalam kedokteran gigi juga dapat diperlihatkan dalam membuat
gigi tiruan. Misalnya, campuran plaster of Paris dan air ditempatkan dalam sendok cetak dan
ditekan pada jaringan rahang. Plaster dibiarkan mengeras dan kemudian cetakan dikeluarkan.
Dokter gigi sekarang memiliki bentuk negative dari jaringan yang dibentuk tersebut yang
dibuat dalam rongga mulut. ( Kenneth J. Anusavice, 2004 : 155).

Bila jenis plaster lain yang dikenal dengan stone gigi, yang sekarang diaduk dengan
air sekarang diaduk dengan air kemudian dituang kedalam cetakan model negative yang tadi
lalu dibiarkan sampai mengeras. Lalu cetakann plaster yang mengeras tersebut menjadi mold
untuk menjadi model positif atau model master. Pada model inilah gigi tiruan dibuat tanpa
kehadiran pasien. ( Kenneth J. Anusavice, 2004 : 155).

6
Sedangkan perbedaaan dari -hemihidrat dan -hemihidrat adalah perbedaan hasil
dalam ukuran kristal, daerah permukaan, dan derajat kesempurnaan kisi-kisi. Sebenarnya,
bentuk merupakan agregasi fibrus dari kristal halus dengan pori kapiler, sementara bentuk
terdiri dari fragmen dan kristal yang mengelupas dalam bentuk tongkat atau prisma.
( Kenneth J. Anusavice, 2004 : 156).

Bila gypsum dipanaskan sampai temperature seperti yang ditunjukan pada bagian
pertama reaksi 1 dalam suatu ketel, tong, atau pembakaran kapur terbuka akan terbentuk
kristal hemihidrat. Kristal -hemihidrat memiliki ciri-ciri bentuk spons dan tidak teratur.
Berbeda dengan kristal-kristal -hemihidrat (batu), - hemihidrat lebih padat dan mempunyai
bentuk prismatik. ( Kenneth J. Anusavice, 2004 : 156).

Prosedur yang berbeda juga digunakan untuk memperoleh hemihidrat. Produk dari
proses-proses ini merupakan konstituen utama dari stone gigi, dari mana pengecoran atau
model gigi dibuat. Bila -hemihidrat dicampur dengan air maka reaksi pertama akan terbalik
dan produk yang diperoleh lebih kuat dan lebih kuat jika dibandingkan dengan produk dari -
hemihidrat. ( Kenneth J. Anusavice, 2004 : 157).

Alasan utama pada perbedaan -hemihidrat dengan -hemihidrat adalah bahwa


bubuk -hemihidrat memerlukan lebih sedikit air bila dicampur bila dibandingkan dengan
yang dibutuhkan -hemihidrat. -hemihidrat memerlukan lebih banyak air untuk
mengembangkan partikel bubuknya sehingga dapat diaduk, karena kristal-kristalnya lebih
teratur bentuknya dan bersifat porus. ( Kenneth J. Anusavice, 2004 : 157).

Meskipun ukuran partikel dan total daerah permukaan adalah factor utama dalam
mengukur air, penyebaran partikel juga memegang peran utama. Produk gypsum komersial
yaitu berbagai macam stone dan plaster tersedia di pasaran, terdiri dari 1 bentuk hemihidrat.
Meskipun merupakan produk yang diproses, bahan-bahan tersebut mengandung sedikit
komponen lain, heksagonal yang tidak berubah atau anhidrat ortorombik. Tambahan gypsum
dan garam lain juga ditambahkan untuk mengendalikan waktu pengerasan serta ekspansi.
( Kenneth J. Anusavice, 2004 : 157).

7
Struktur kimia gips
Gips adalah kalsium sulfat dihidrat,CaSO4.2H2O. Saat mengeras, dimana suhunya
cukup tinggi untuk menghilangkan kadar airnya, gips berubah menjadi kalsium sulfat
hemihidrat, (CaSO4)2.H2O,dan pada temperatur lebih tinggi, anhidrat dibentuk sebagaimana
bertikut;

o
Gibs sampai 130 CaSO4.2H2O

o
Hemihidrat sampai 200 (CaSO4)2.H2O

Anhidrat CaSo4

(Richard dkk,2002)

Klasifikasi gips
1.Impression plaster ( tipe I )

Bahan cetak ini terdiri dari plaster of paris yang ditamahkan untuk mengatur waktu
pengerasana dan ekspansi pengerasan. Impression plaster sekarang jarang digunakan dalam
bidang kedokteran gigi dan bahan ini digantikan dengan bahan yang tidak terlalu kaku dan
material elastik impression

2.Model plaster (tipe II)

Plaster model ini sekarang digunakan untuk mengisi kuvet dalam pembuatan protesa bila
ekspansi pengerasan tidaklah penting dan kekuatan cukup. Biasanya berwarna putih alami,
jadi terlihat kontras dengan stone yang pada umumnya berwarna

3.Dental stone (tipe III)

Dental stone ideal untuk pembuatan model dari full atau partial denture, model ortodonsi dan
lain lain.Dental stone secara tradisional berwarana kuning atau putih

4.Dental stone,high strength (tipe IV)

Material tipe IV ini sering digunakan sebagai die stones karena cocok untuk pembuatan pola
dari malam dalam cast restoration. Untuk memeroleh sifat ini, digunakandari jenis densite
serta daerah permukaan yang lebih kecil menghasilkan sifat tersebut tanpa menyebabkan
pengentalan adukan.

8
5.High strength, high expansion dental stone (tipe V)

Tambahan dalam klasifikasi ADA untuk material ini berkembang atas respon untuk
memenuhi kebutuhan akan kekuatan dan ekspansi gips yang lebih tinggi dibanding dental
stone. Material ini berwarna biru atau hijau,dan paling banyak membutuhkan biaya
dibandingkan semua produk gips.
(Anusaice,2004)
Sifat sifat
a. Ketepatan
- Plaster sangat baik dalam mencatat detil detil halus
- Perubahan dimensi sewaktu setting sangat kecil
- Bila terdapat undercut,cetakan gips akan pecah sewaktu dikeluarkan dari mulut
- Perubahan dimensi selama penyimpanan cetakan gips adalah kecil meskipun ada
sedikit kontraksi karena pengeringan
- Sebelum diisi dengan model gips cetakan harus diberi bahan separasi
b. Sifat sifat lainnya
- Bahan cetak gips bersifat nontoksis
- Waktu setting bisa dikontrol dengan menggunakan bahan tambahan yang tepat
(Combe,1992)

Manipulasi
Plaster atau gips hendaknya dicampur dengan air atau larutan PE dengan
perbandingan 100gr dengan 50 sampai 60ml. Harus dijaga agar tidak terbentuk gelembung
udara sewaktu mengaduk karena gelembung ini dapat muncul di permukaan dan dapat
menyebabkan ketidaktepatan hasil cetakan (Combe,1992)

Untuk lebih detailnya, manipulasi dipengaruhi oleh hal hal sebagai berikut :

- Pemilihan
Untuk proses awal, harus dilakukan pemilihan gips berdasarkan aplikasi yang akan dibuat.

- Perbandingan ( rasio air/bubuk)

9
Perbandingan air dan bubuk yang tepat akan sangat menentukan proses manipulasi dan juga
setting reaksi, misalnya apabila terlalu banyak kandungan air dalam gips maka waktu setting
akan lebih cepat dan diperoleh hasil gips yang lunak.

- Pengadukan
Pengadukan sebaiknya dilakukan 1 menit sampai halus dan homogen

- Initial setting time-working time


Setelah dicampur selama 1 menit,working time dimulai.Selama viscositas dari campuran
bertambah, bahan tidak lagi mengalir dan mulai megeruh. Saat mulai mengeruh berarti
campuran telah mencapai initial setting. Atau bisa dilihat pada awal campuran dimana bahan
menjadi kaku tetapi tidak keras dan tidak dapat dibentuk serta terjadi ekspansi termis atau
adanya panas. Pada umumnya, initial setting terjadi selama 8 10 menit mulai dari awal
pengadukan

- Finnal setting
Finnal setting dicapai saat bahan dapat dengan aman dibentuk, tetapi memiliki kekuatan dan
resistensi yang minimal. Saat final setting reaksi kimia selesai dan model terasa dingin saat
disentuh.Sebagian besar pabrik merekomendasikan 1 jam sampai akhirnya bahan bisa
dengan aman dilepas dari cetakan
- Penyimpanan
Gips dapat menyerap air dari lingkungan.Kelembaban dan tempat yang delat dengan sumber
air akan berpengaruh buruk pada powdernya..Hal ini akan mempengruhi waktu setting,
sehingga gips sebaiknya disimpan dalam kontainer tertutup.

- Kebersihan
Peralatan manipulasi gips harus dijaga kebersihannya. Seperti yang disebut diatas waktu
setting gips akan lebih cepat karena pengadukan. Bowl, spatula, dan vibrator harus segera
dibersihkan segera sebelum setelah menipulasi, sehingga tidak terkontaminasi bahn lain.

(Hatrich dkk,2003)

- Pemberian bahan separator


Sebelum dilakukan pencetakan dengan gips sebaiknya pola diberi bahan separasi seperti
Vaseline. Hal ini bertujuan agar setelah gips setting maka akan mudah dilepas. Namun tidak
boleh terlalu berlebihan karena akan membuat permukaan menjadi lebik lunak

10
- Hindari terjebaknya udara
Adanya kandungan udara dalam pencampuran gips akan dapat menyebabkan porositas pada
hasil akhir dari gips. Sehingga terlebih dulu menuangkan air ke dalam wadah setelah itu
memasukkan powder

Pengendalian waktu pengerasan

1. kelarutan hemihidrat dapat ditingkatkan atau dikurangi. Misalnya, bila kelarutan


hemihidrat ditingkatkan, kejenuhan kalsium sulfatakan lebih besar. Kecepatan
deposisi kristalin juga ditingkatkan
2. jumlah nucleus kristalisasi dapat ditingkatkan atau dikurangi. Semakin besar jumlah
nucleus kristalisasi, semakin cepat terbentuk kristal gips dan semakin cepat pula
pengerasan massa yang terjadi karena terbentuk jalinan ikatan kristalin
3. bila kecepatan pertumbuhan kristal dapat ditingkatkan atau dikurangi, begitu pula
waktu pengerasan dapat dipercepat atau diperlambat
reaksi pengerasan

1. ketika hemihidrat diaduk dengan air, terbentuk suatu suspensi cair dan dapat
dimanipulasi

2. hemihidrat melarut sampai terbentuk larutan jenuh

3. larutan jenih hemihidrat ini amat jenuhdengan dihidrat sehingga dihidrat mengendap

4. begitu dihidrat mengendap, larutan tidak jenuh lagi dengan hemihidrat

(Anusavice,2004) BAB III


PEMBAHASAN

1. PENGERTIAN GYPSUM

Gypsum adalah mineral yang ditambang dari berbagai belahan dunia, merupakan produk
samping dari beerapa proses kimia. Secara kimiawi, gypsum yang dihasilkan untuk tujuan
kedokteran gigi adalah kalsium sulfat dihidrat. Gypsum pada kedokteran gigi digunakan
untuk membuat model studi dari rongga mulut serta struktur maksilo-fasial dan sebagai
piranti penting untuk pekerjaan laboratorium kedokteran gigi yang melibatkan pembuatan
protesa gigi. Gips adalah kalsium sulfat dihidrat,CaSO4.2H2O. Saat mengeras, dimana

11
suhunya cukup tinggi untuk menghilangkan kadar airnya, gips berubah menjadi kalsium
sulfat hemihidrat, (CaSO4)2.H2O,dan pada temperatur lebih tinggi.

1.a. Sifat-sifat gypsum :

1. Kekuatan kompresi (paling umum digunakan untuk mengukur kekuatan gips) yang
baik. Besarnya Kekuatan kompresi dari beberapa produk gipsum berkisar (12 MPa-
38 MPa).
2. Kekuatan tarik, tergantung pada penggunaan.
Bila digunakan untuk membuat piranti restorasi maka dibutuhkan kekuatan
tarik yang lebih besar diubanding bila digunakan untuk model studi.
3. Kekerasan dan ketahanan abrasi.
Kekerasan dan ketahanan abrasi permukaan gipsum harus baik.
4. Produksi detail permukaan.
Dapat memberikan detail permukaan yang tajam.

1.b. Syarat-syarat gypsum :


1. Sifat mekanis baik, artinya harus kuat sehingga tidak mudah rusak atau tergores
selama proses pembuatan piranti restorasi atau saat ukir malam, dll.
2. Dapat mereproduksi detail yang halus dengan batas yang tajam.
3. Memiliki stabilitas dimensional yang baik (menunjukkan perubahan dimensi yang
sangat kecil saat setting dan hendaknya cukup stabil).
4. Kompatibel dengan bahan cetak, tidak terjadi interaksi antara permukaan cetakan
dengan permukaan model, die.
5. Murah dan mudah dipergunakan.

KOMPOSISI GIPSUM

KOMPOSISI DARI GYPSUM ADALAH :

1. Calcium sulfate hemihydrat merupakan konstitusi utama dari gypsum yang


digunakan di kedokteran gigi
2. Gypsum cetak sama seperti di atas dengan bahan tambahan seperti natrium
sulphate,borax,dan zat pewarna
3. Hexagonal calcium sulphate,bila terdapat,akan mengalami hydrasi dengan cepat
4. Orthorhombic calcium sulphate,yang dapat dihasilkan dari gypsum yang terlalu
banyak overheating sewaktu pembuatan,bereaksi sangat lambat dengan air (dikenal
dengan gypsum gosong atau dead burnt plaster)
5. Adanya impurity lain,baik yang didapati dari bahan baku gypsum maupun yang
terjadi selama proses pembuatan
6. Bahan akselerator dan retardus yang ditambahkan
Akselerator (bisa mempercepat waktu setting)
Contoh:

12
Natrium sulfat bertindak sebagai akselerator dengan cara mempercepat
pembentukan larutan kalsium sulfat hemihydrat
Retardus (bisa memperlambat waktu setting)
Contoh :
Natrium citrate,bahan ini mengurangi kecepatan pelarutan hemihydrat
dan juga terabsorbsi ke dalam inti kristalisasi sehingga meracuni inti
dan menyebabkannya tidak efektif

13
Fungsi gypsum di kedokteran gigi

Untuk membuat model studi dari rongga mulut serta struktur maksilo-fasial dan sebagai
piranti untuk pekerjaan laboratorium kedokteran gigi yang melibatkan pembuatan protesa dan
restorasi kedokteran gigi dibuat. Bila plaster diaduk dengan silica, dikenal sebagai bahan
tanam gigi. Bahan tanam tersebut dibuat untuk membuat mold guna mengecor restorasi gigi
dengan logam yang dicairkan. Untuk membuat model studi, model analisa, model diagnose,
model anatomis, biasanya model-model tersebut digunakan gypsum tipe Plaster/-
Hemihidrat. Sedangkan untuk membuat model kerja dan die biasanya digunakan gypsum tipe
-Hemihidrat. Secara umum fungsi gips adalah untuk membuat suatu model dan die,
mounting, bahan tanam, packing akrilik, bahan cetak.

Jenis Produk Gipsum

Kriteria pemilihan produk gipsum tergantung pada penggunaannya serta sifat fisik
tertentu penggunaan tertentu. Misalnya, stone kedokteran gigi merupakan materi yang buruk
untuk digunakan sebagai bahan cetak, karena apabila ada gigi-geligi tidaklah mungkin,
mengeluarkan cetakan melalui undercut pada gigi tanpa melukainya dikarenakan kekuatan
stone (-hemihidrat).

Sebaliknya, bila hasil cor yang kuat dibutuhkan untuk membuat protesa, kita tidak
boleh memilih plaster yang lemah (-hemihidrat). Dengan kata lain, tidak ada produk gipsum
gigi yang dapat digunakan untuk semua tujuan.

Ada 5 jenis gypsum yang terdaftar oleh spesifikasi ADA No.25 yaitu :

1. Plaster cetak ( type I )

Bahan cetak ini terdiri dari plaster of paris yang ditambahkan zat tambahan untuk
mengatur waktu pengerasan dan ekspansi pengerasan. Plaster jenis ini jarang digunakan
lagi dalam Kedokteran Gigi karena telah digantikan oleh bahan yang kurang kaku seperti
hidrokoloid dan elastomer. Plaster terbatas digunakan untuk cetakan akhir, atau wash ,
dalam pembuatan gigi tiruan penuh. Plaster cetak ( type I ) ini memiliki kekuatan
kompresi 580 + 290 psi.

14
2. Plaster model ( type II )

Plaster model ini atau plaster laboratorium tipe II sekarang digunakan untuk mengisi
kuvet dalam pembuatan protesa bila ekspansi pengerasan tidaklah penting dan kekuatan
cukup. Biasanya dipasarkan dalam warna putih alami, jadi terlihat kontras dengan stone
yang umumnya berwarna. Plaster model ( type II ) ini memiliki kekuatan kompresi 1300
psi.

3. Stone gigi ( type III )

Stone type III memiliki kekuatan kompresi minimal 1 jam 20,7 Mpa (3000 psi),
tetapi tidak melebihi 34,5 Mpa (5000psi). Bahan ini ditujukan untuk pengecoran dalam
membentuk gigi tiruan penuh yang cocok dengan jaringan lunak. Stone ini lebih disukai
untuk pembuatan model yang digunakan pada konstruksi protesa, karena stone tersebut
memiliki kekuatan yang cukup untuk tujuan itu serta protesa lebih mudah dikeluarkan
setelah proses selesai.

4. Stone gigi, kekuatan tinggi ( IV )

Persyaratan utama bagi bahan stone untuk pembuatan die adalah kekuatan,
kekerasan, dan ekspansi pengerasan minimal. Untuk memperoleh sifat ini, digunakan -
hemihidrat dari jenis Densite. Partikel partikel berbentuk kuboidal serta daerah
permukaan yang lebih kecil menghasilkan sifat tersebut tanpa menyebabkan pengentalan
adukan. Type IV ini memiliki kekuatan konpresi 5000psi. Kekerasan permukaan
meningkat lebih cepat bila dibandingkan dengan kekuatan kompresi, karena permukaan
lebih cepat mengering. Ini merupakan keunggulan nyataa, dimana permukaannya tahan
terhadap abrasi sementara inti die cukup liat dan kurang terpaparkan terhadap patah tanpa
disengaja.
5. Stone gigi, kekuatan tinggi ekspansi tinggi ( V )

Ini merupakan produk gypsum yang dibuat akhir akhir ini, dan memiliki kekuatan
kolpresi yang lebih tinggi dibandingkan stone gigi type IV, kekuatan kompresi type V ini
sekitar 7000psi. Kekuatan yang ditingkatkan ini diperoleh dengan menurunkan lebih jauh
rasio W:P. Ekspansi pengerasan ditingkatkan dari maksimal 0,10% - 0,30%. Alasan
peningkatan batasan ekspansi pengerasan disebabkan karena logam campur yang baru,
seperti basis logam, memiliki pengerutan pengecoran yang lebih besardibandingkan

15
logam campur mulia konvensional. Jadi, dibutuhkan ekspansi lebih tinggi pada stone
yang digunakan untuk die untuk mengimbangi pengerutan pemadatan logam campur.

PENGOLAHAN GYPSUM

Manipulasi Gypsum

1. Penyimpanan
Untuk mencegah terjadinya reaksi dengan kelembaban atmosfer yang dapat
mempercepat setting time, sehingga kekuatan gypsum berkurang.

2. Kontaminasi
Untuk mencegah agar tidak bercampur dengan bekas-bekas gypsum yang
telah diset atau bahan impurity lainnya.

3. Rasio air dan powder yang tepat (penakaran)


W:P optimal ditentukan, takaran yang sama harus selalu digunakan. Air dan
powder harus diukur dengan menggunakan silinder pengukur volume air yang akurat
dan menimbang kesetaraannya untuk powder.

4. Mencegah tersentaknya udara di dalam campuran


Masukkan powder ke dalam air dan diaduk sedemikian rupa agar udara jangan
terperangkap ke dalam bahan. Untuk mencegah terjadinya porous.

5. Cara pengadukan dan waktu pengadukan


Terjebaknya udara ke dalam adonan harus dihindari untuk mencegah porous
yang dapat menyebabkan kelemahan dan ketidakakuratan permukaan. Pengadukan
harus terus berlangsung sampai diperoleh adonan yang halus, biasanya dalam 1 menit.
Semakin lama waktu pengadukan berarti mengurangi waktu kerja, khususnya untuk
menuang model.

6. Vibrator
Untuk membantu mengalirkan adonan ke dalam cetakan dan mempermudah
terlepasnya gelembung udara. Vibrasi hendaknya jangan sampai berlebih, untuk
mencegah ditorsinya bahan cetak.

Proses manipulasi pertama-tama dilakukan dengan mencampurkan Plaster atau gips


dengan air atau larutan PE dengan perbandingan 100gr dengan 50 sampai 60ml. Harus dijaga
agar tidak terbentuk gelembung udara sewaktu mengaduk karena gelembung ini dapat

16
muncul di permukaan dan dapat menyebabkan ketidaktepatan hasil cetakan (Combe, 1992).
Untuk lebih detailnya, manipulasi gips dipengaruhi oleh beberapa hal sebagai berikut :
Pemilihan
Untuk proses awal, harus dilakukan pemilihan gips berdasarkan aplikasi yang akan
dibuat.

Perbandingan (rasio P/W atau air/bubuk)


Perbandingan air dan bubuk yang tepat akan sangat menentukan proses manipulasi
dan juga setting reaksi, misalnya apabila terlalu banyak kandungan air dalam gips maka
waktu setting akan lebih cepat dan diperoleh hasil gips yang lunak. Karena kekuatan suatu
stone secara tidak langsung sebanding dengan rasio W:P adalah sangat penting untuk
mempertahankan jumlah air serendah mungkin. Namun, jangan terlalu rendah sehingga
adukan tidak mengalir ke dalam setiap detail cetakan. Sekali rasio W:P otimal ditentukan,
menggunakan rasio W:P yang dianjurkan pabrik sebagai pedoman takaran yang harus selalu
digunakan. Air dan bubuk harus selalu diukur dengan menggunakan silinder pengukur
volume air yang akurat dan menimbang kesetaraannya untuk bubuk. Bubuk tidak boleh
diukur dengan volume (menggunakan sendok penakar), karena tidak dimampatkan seragam.
Sendok penakar tersebut mungkin bervariasi dari produk yang satu dengan yang lain, serta
bubuk bisa menjadi lebih keras begitu kemasan bersisa tidak digunakan. Bila wadah kemasan
dikocok, volume akan meningkat sebagai akibat terjebaknya udara. Bubuk dalam kantung
yang sudah ditimbang menjadi populer, karena memiliki keakuratan, mengurangi sisa, dan
menghemat waktu.

Pengadukan
Bila mengaduk dengan tangan, mangkuk pengaduk harus berbentuk parabolik, halus,
dan tahan terhadap abrasi. Spatula harus memiliki bilah yang kaku serta pegangan yang
nyaman dipegang. Terjebaknya udara dalam adukan harus dihindari untuk mencegah porus
yang dapat menyebabkan kelemahan dan ketidakakuratan permukaan. Air yang sudah diukur
jumlahnya ditempatkan dalam mangkuk pengaduk, dan bubuk yang sudah ditimbang
ditaburkan. Adukan kemudian dengan cepat diputar, dengan secara periodik menyapu spatula
ke dalam mangkuk pengaduk untuk menjamin pembasahan semua bubuk serta memecahkan
endapan, atau gumpalan. Pengadukan harus terus berlangsung sampai diperoleh adukan yang
halus, biasanya dalam 1 menit. Semakin lama waktu pengadukan berarti mengurangi waktu
kerja, khususnya untuk menuang model.
Kebiasaan menambahkan air dan bubuk berulang-ulang untuk mencapai konsistensi
yang tepat harus dihindari. Hal tersebut menyebabkan ketidakseragaman pengerasan dalam
massa adukan, menghasilkan kekuatan yang rendah dan distorsi, satu penyebab utama
ketidakakuratan dalam menggunakan produk gipsum.

Vibrator
Sewaktu menuang ke dalam cetakan model atau die biasanya digunakan vibrator
untuk membantu mengalirnya adonan ke dalam cetakan dan mempermudah terlepasnya
gelembung udara. Penggunaan vibrator otomatis dengan frekuensi tinggi dan amplitude yang
tinggi adalah membantu. Cegah dilakukannya vibrasi yang berlebih karena dapat
menyebabkan distorsi bahan cetak.

Initial setting time-working time


Setelah dicampur selama 1 menit, working time dimulai. Selama viscositas dari
campuran bertambah, bahan tidak lagi mengalir dan mulai megeruh. Saat mulai mengeruh
berarti campuran telah mencapai initial setting. Atau bisa dilihat pada awal campuran dimana

17
bahan menjadi kaku tetapi tidak keras dan tidak dapat dibentuk serta terjadi ekspansi termis
atau adanya panas. Pada umumnya, initial setting terjadi selama 8 10 menit mulai dari awal
pengadukan.

Finnal setting
Finnal setting dicapai saat bahan dapat dengan aman dibentuk, tetapi memiliki
kekuatan dan resistensi yang minimal. Saat final setting reaksi kimia selesai dan model terasa
dingin saat disentuh. Sebagian besar pabrik merekomendasikan 1 jam sampai akhirnya bahan
bisa dengan aman dilepas dari cetakan

Pemberian bahan separator


Sebelum dilakukan pencetakan dengan gips sebaiknya pola diberi bahan separasi
seperti Vaseline. Hal ini bertujuan agar setelah gips setting maka akan mudah dilepas. Namun
tidak boleh terlalu berlebihan karena akan membuat permukaan menjadi lebik lunak.

Hindari terjebaknya udara


Adanya kandungan udara dalam pencampuran gips akan dapat menyebabkan
porositas pada hasil akhir dari gips. Hal tersebut dapat dihindari dengan menuangkan air
terlebih dulu ke dalam wadah setelah itu diikuti dengan memasukkan powder.

Penyimpanan
Gips dapat menyerap air dari lingkungan. Kelembaban dan tempat yang dekat dengan
sumber air akan berpengaruh buruk pada powdernya. Hal ini akan mempengaruhi waktu
setting, sehingga gips sebaiknya disimpan dalam kontainer tertutup. Namun terkadang
diperlukan proses merendam model gipsum dalam air, sebagai persiapan untuk teknik yang
lain. Komponen gipsum yang membentuk model umumnya sedikit larut dalam air. Jika model
stone direndam dalam air mengalir, dimensi liniernya akan menurun sekitar 0,1% untuk
setiap 20 menit perendaman tersebut. Metode teraman untuk merendam model adalah
menempatkannya dalam bak berisi air yang khusus untuk tujuan tersebut, dimana debris
plaster masih tetap konstan di dasar bak air untuk membentuk larutan jenuh kalsium sulfat.
Seperti dijelaskan sebelumnya, penyimpanan baik stone atau plaster pada temperatur
ruang tidak menimbulkan perubahan dimensi yang bermakna. Namun, bila temperatur
penyimpanan dinaikkan sampai antara 90o dan 110o C (194o-230oF), pengerutan terjadi begitu
kristalisasi air dikeluarkan dan dihidrat berubah menjadi hemihidrat. Kontraksi plaster pada
temperatur tinggi lebih besar dibandingkan dengan stone, dan ini juga mengurangi
kekuatannya.
Kontraksi tersebut dapat terjadi selama penyimpanan di atas temperatur ruang,
begitupun bila model stone sedang dikeringkan. Barangkali tidaklah aman menyimpan atau
memanaskan suatu model stone pada temperatur yang lebih tinggi dari 55oC (130oF).
Produk gipsum agak peka terhadap perubahan kelembaban relatif dari lingkungan.
Bahkan kekerasan permukaan dari model plaster dan stone mungkin berfluktuasi sedikit
dengan kelembaban atmosfer relatif. Permukaan gipsum yang dibuat dengan adukan yang
lebih encer nampak terpengaruh lebih banyak dibandingkan dengan rasio W:P yang rendah.
Hemihidrat gipsum mengambil air dari udara dengan mudah. Misalnya, bila
kelembaban relatif melebihi 70%, plaster mengambil uap air secukupnya untuk memulai
reaksi pengerasan. Hidrasi pertama menghasilkan lebih sedikit kristal gipsum pada
permukaan kristal hemihidrat. Kristal ini bertindak sebagai nukleus kristalisasi, dan
manifestasi pertama dari kerusakan plaster adalah penurunan dalam waktu pengerasan.
Begitu kerja higroskopik berlanjut, lebih banyak kristal gipsum terbentuk sampai
keseluruhan kristal hemihidrat tertutup. Pada keadaan ini air sulit menembus lapisan dihidrat,

18
dan waktu pengerasan menjadi diperpanjang. Karena itu, adalah penting bahwa semua jenis
produk gipsum disimpan dalam atmosfer kering. Cara penyimpanan terbaik adalah menutup
produk tersebut dalam wadah logam tahan kelembaban. Bila produk gipsum disimpan dalam
tempat tertutup, umumnya waktu pengerasan hanya sedikit dihambat, sekitar 1 atau 2 menit
per tahun. Bila perlu hal ini dapat diatasi sengan sedikit meningkatkan waktu pengadukan.

Kebersihan
Peralatan manipulasi gips harus dijaga kebersihannya. Seperti yang disebut diatas
waktu setting gips akan lebih cepat karena pengadukan. Bowl, spatula, dan vibrator harus
segera dibersihkan segera sebelum setelah menipulasi, sehingga tidak terkontaminasi bahan
lain (Hatrich dkk, 2003).
REAKSI SETTING

Menurut Craig dkk (1987), Setting time adalah waktu yang diperlukan gips untuk
menjadi keras dan dihitung sejak gips kontak dengan air. Setting time adalah waktu yang
diperlukan untuk setting (mengeras) suatu bahan sampai menjadi rigid (kaku). Waktu setting
merupakan waktu yang digunakan oleh bahan yang telah set sampai menjadi cukup kuat
untuk menahan penetrasi sebuah jarum dengan diameter tertentu dan besar beban yang
diketahui. Alat penguji ini terdiri dari dua bagian yaitu jarum vicat dari Gillmore. Waktu
setting dapat dipengaruhi oleh komposisi gips/stone, bentuk fisis gips/stone, suhu
pencampuran, impurity, akselerator, W/P ratio, waktu pengadonan meningkat maka setting
cepat.

(Ca SO4) 2 H2O + 3H2O 2CaSO4 2H2O + panas

Setting time waktu yang diperlukan bahan untuk setting sampai menjadi rigid

PROSES SETTING

1. Kalsium sulfat hemihidrat larut dan bereaksi dengan air membentuk Kalsium
sulfat dihidrat .

2. Terjadi presipitasi kristal kalsium sulfat dihidrat bahan menjadi kaku tetapi
tidak keras, dapat diukir tetapi tdk dapat dibentuk, ekspansi thermis dan
panas masih berlangsung INITIAL SETTING

3. Bahan keras,kaku, ekspansi thermis dan panas sudah berakhir FINAL


SETTING

Setting time terdapat dua tahap sebagai berikut :


1. Initial setting time: permulaan setting time dimana pada waktu itu campuran gips dengan
air sudah sudah tidak dapat lagi mengalir ke dalam cetakan. Secara visual ditandai dengan
loss of gloss (hilangnya kemengkilatan/ timbulnya kemuraman). Keadaan dimana gips tidak
dapat hancur tapi masih dapat dipotong dengan pisau.

19
2. Final setting: waktu yang dibutuhkan oleh gips keras untuk bereaksi secara lengkap dari
kalsium sulfat dihidrat, meskipun reaksi dehidrasinya belum selesai. Tandanya antara lain
adalah kekerasan belum maksimum, kekuatannya belum maksimum dan dapat dilepas dari
cetakan tanpa distorsi atau patah.
Ketika hemihidrat dicampur dengan air terbentuk dihidrta sebagai berikut:
(CaSO4)2, H2O + 3H3O 2 CaSO4, 2 H2O+ 3900 kal/ gr mol
Reaksi yang terjadi saat setting time ini merupakan reaksi exotermik, dimana reaksi ini
menghasilkan panas 3900 kal/gr mol. Pada proses tersebut terjadi :
1. Kalsium sulfat hemihidrat larut dan bereaksi dengan air membentuk Kalsium sulfat
dihidrat.
2. Terjadi presipitasi Kristal kalsium sulfat dihidrat menjadi bahn yang kaku tetapi tidak keras,
dapat diukir tetapi tidak dapat dibentuk, ekspansi thermos dan panas asih berlangsung
(INITIAL SETTTING).
3. Bahan keras, kaku, ekspansi thermos dan panas sudah berakhir (FINAL SETTING).
Ini adalah kebalikan reaksi pembentukan hemihidrate. Dari persamaan di atas dapat
dihitung bahwa untuk menghasilkan hidrasi yang sempurna untuk 100 g hemihidrate
dibutuhkan sekitar 18,6 ml air. Sewaktu hemihidrate dicampur dengan air diduga terjadi hal-
hal sebagai berikut:
1. Sebagian hemihidrat larut dan menghasilkan ion Ca2+ dan SO4 2- kelarutan hemihidrate
dalam air 0,8 %
2. Pada suhu ini kelarutan dihidrat hanya sekitar 0,2%; hemihidrate yang larut membentuk
dihidrate dalam larutan yang kemudian menjadi terlalu jenuh. Maka dari larutan ini terjadi
pertumbuhan kristal dihidrate
3. Faktor ang penting sehubungan dengan reaksi ini:
Terjadi pertumbuhan kristal pada inti kristalisasi; padakasus ini inti dapat berupa kristal
gypsum yang timbul sebagai impurity pada kristal hemihidrate
Difusi atau pergerakan ion ke inti juga sangat penting
Oleh karena dihidrate berkristalisasi maka lebih banyak hemihidrate yang larut dan proses
bersanbung terus
FAKTOR YANG MEMPENGARUHI SETTING TIME

Faktor-faktor setting time, antara lain yaitu:

1. Komposisi gips atau stone, sebagaimana yang telah disediakan oleh pabrik:

a. Gypsum

Bila terdapat (misalnya, disebabkan karena adanya dehydrasi yang tidak sempurna
sewaktu proses pembuatan) akan mempercepat setting time.

b. Hexagonal calcium sulphate

Bila terdapat hexagonal calcium sulphate akan mengalami hydrasi dengan cepat.

c. Orthorombic calcium sulphate

20
d. Orthorombic calcium sulphate, yang dapat dihasilkan dari gypsum yang terlalu banyak
overheating sewaktu pembuatan, bereaksi sangat lambat dengan air (dikenal dengan gips
gosong atau dead burnt plaster).

d. Adanya impurity lain

Adanya impurity lain, baik yang didapati dari bahan baku gypsum maupun yang terjadi
selama proses pembuatan.

e. Bahan akselerator dan retardus

Bahan akselerator dan retardus yang ditambahkan, yaitu:

i. Bahan akselerator

Contoh:

1. Natrium sulfat bertindak sebagai akselerator dengan cara mempercepat pembentukan


larutan kalsium sulfat hemihydrat.

2. Gypsum mempersiapkan inti bagi pertumbuhan Kristal dihydrate yang terbentuk lebih
lanjut

ii. Bahan retardus

Contoh: Natrium citrate dan borax, bahan ini mengurangi kecepatan pelarutan
hemihydrate dan juga terabsorbsi ke dalam inti kristalisasi sehingga meracuni inti dan
menyebabkannya tidak efektif.

2. Bentuk fisis dari gips atau stone

Bentuk fisis dari gips atau stone, sewaktu pembuatan sering dilakukan penumbukan
setelah proses dehydrasi. Ini mempercepat waktu setting:

i. Karena sebagian dari kristal yang ditumbuk dapat menjadi inti pertumbuhan kristal
sewaktu setting.

ii. Dilakukannya penumbukan menambah luas permukaan hemihydrate yang terbuka ke air
sehingga mempercepat laju pelarutan hemihydrate.

3. Suhu dan konsentrasi

21
Suhu pencampuran, suhu sampai 50oC mempunyai pengaruh sangat kecil, misalnya seperti
pada hasil pengujian satu batch dental stone. Ini berbeda dengan kebanyakan reaksi kimia
yang umumnya dipercepat oleh adanya kenaikan suhu. Hal ini dapat dijelaskan dengan
asumsi bahwa laju reaksi tergantung pada kecepatan difusi random ion Ca2+ dan SO42- ke
Kristal-kristal dehydrate yang terbentuk. Kecepatan difusi ion-ion dalam larutan
tergantung tidak hanya pada bentuk ion tetapi juga pada suhu dan konsentrasi ion.

i. Suhu

Suhu, dapat diperlihatkan bahwa kecepatan diffusi ion-ion Ca2+ dan SO4 2- pada suhu 50oC
adalah kira-kira dua kali lipat kecepatan diffuse pada suhu 5oC.

ii. Konsentrasi

Kecepatan diffusi ion-ion berbanding lurus dengan konsentrasinya. Kelarutan hemihydrate


pada suhu 5oC adalah 0,8% sedangkan pada suhu 50oC menjadi sebesar 0,4%. Jadi pada
suhu yang lebih tinggi kecepatan diffusi semakin lambat disebabkan oleh karena
menurunnya konsentrasi.

Faktor (i) dan (ii) diatas berlawanan satu dengan lainnya kira-kira serupa sehingga antara
suhu 5oC sampai 50oC. Faktor suhu hanya member pengaruh yang relative kecil terhadap
kecepatan reaksi. Pada suhu yang lebih tinggi terjadi retardasi hydrasi, dan pada suhu
100oC sama sekali tidak terjadi dehydrasi, pada suhu sekitar ini hemihydrate dan dihydrate
mempunyai daya larut yang sama.

4. Perbandingan air/puder

Perbandingan air/puder ini mempunyai pengaruh sangat kecil terhadap laju hydrasi
hemihydrate, meskipun peningkatan jumlah air dalam adonan menghasilkan waktu setting
lebih lambat sebagaimana hasil pengujian dengan jarum Vicat dan Gillmore. Hal ini
disebabkan karena pada bahan dengan perbandingan air/puder yang lebih tinggi terdapat
lebih sedikit pertumbuhan kristal dehydrate per satuan volume adonan. Jadi pada adonan
yang lebih encer perlu terjadi lebih banyak pertumbuhan kristal sampai terdapat cukup
banyak kristal yang berkontak sehingga bahan menjadi cukup kaku untuk sanggup
menahan penetrasi jarum pengukur pada waktu setting.

5. Waktu pengadonan

22
Peningkatan waktu pengadonan dapat mempercepat terjadinya set. Pengadonan dapat
merusak sebagian Kristal dihydrate yang gtelah terbentuk sehingga menghasilkan lebih
banyak inti kristalisasi.

Faktor yang mempengaruhi Setting Time


1. Mixing Time: pertambahan mixing time akan mempercepat setting time.
2. W/ P ratio: memperkecil W/ P ratio akan mempercepat setting time.
3. Temperatur: meningkatkan temperatur dapat mempercepat reaksi sehingga setting time juga
semakin cepat. Tetapi jika temperatur berada di atas 50oC maka yang terjadi adalah
sebaliknya, hal ini disebabkan karena kelarutan hemihidrate dibandingkan dihidrate menurun.
Jika temperatur melebihi 100oC maka tidak akan terjadi reaksi, hal ini disebabkan karena
kelarutan hemihidrate dan dihidrate sama.
4. Pemercepat dan penghambat (accelerators and retarders):
Akselerator , contohnya adalah Na2SO4 dapat empercepat pembentukan larutan
kalsium sulfat hemihidrate, K2SO4 dapat menambah kecepatan larutnya kalsium sulfat
hemihidrat, dan gypsum mempersiapkan inti pertumbuhan Kristal dihydrat yang terbentuk
lebih lanjut. NaCl dengan konsentrasi kurang dari 20% akan meningkatkan kelarutan
hemihidrate sehingga setting time menjadi lebih cepat.
Retardus , contohnya Na sitrat, borax, kalsium sulfat adalah bahan yang dapat diserap
oleh inti Kristal sehingga dapat meracuni inti Kristal. Retardus bekerja dengan membentuk
lapisan pada partikel hemihidrate dan dihidrate yang berakibat pada penurunan kelarutan
hemihidrate dan dihidrate serta menghambat perkembangannya.
5. Koloid: darah, saliva, agar, alginat dapat memperpanjang setting time.
6. Gipsum: calcium sulfate dihydrate merupakan accelerator.
7. Perubahan Setting expansion
Memperbesar setting expansion, misalnya kalsium asetat menambah 1% setting expansion
linear. Untuk kompensasi pengkerutan logam saat dingin.
Memperkecil setting expansion , misalnya Natrium sulfat mengurangi setting expansion
0,05%.
Penambahan bahan additive tersebut biasanya dapat mengurangi kekuatan dari gips
itu sendiri.selain diengaruhi oleh penambahan bahan aditive, kekuatan gips juga bergantung
pada:
Bahan yang dipergunakan ; misalnya hemihydrat yang autoclaved / calcined, dan adanya
bahan additive.
Perbandingan air / puder.
Kekeringan bahan yang telah set. Untuk mendapatkan sifat sifat optimal, gips hendaknya
dibiarkan berhydrasi selama paling sedikit 1 jam (dan kalau bisa lebih lama), dan kemudian
dikeringkan sampai diperoleh berat yang konstan pada suhu 450C. (E.C.Combe,1992)

FAKTOR YANG BERPENGARUH TERHADAP PROSES MANIPULASI

manipulasi dipengaruhi oleh hal hal sebagai berikut :

- Pemilihan
Untuk proses awal, harus dilakukan pemilihan gips berdasarkan aplikasi yang akan dibuat.

23
- Perbandingan ( rasio air/bubuk)
Perbandingan air dan bubuk yang tepat akan sangat menentukan proses manipulasi dan juga
setting reaksi, misalnya apabila terlalu banyak kandungan air dalam gips maka waktu setting
akan lebih cepat dan diperoleh hasil gips yang lunak.

- Pengadukan
Pengadukan sebaiknya dilakukan 1 menit sampai halus dan homogen

- Initial setting time-working time


Setelah dicampur selama 1 menit,working time dimulai.Selama viscositas dari campuran
bertambah, bahan tidak lagi mengalir dan mulai megeruh. Saat mulai mengeruh berarti
campuran telah mencapai initial setting. Atau bisa dilihat pada awal campuran dimana bahan
menjadi kaku tetapi tidak keras dan tidak dapat dibentuk serta terjadi ekspansi termis atau
adanya panas. Pada umumnya, initial setting terjadi selama 8 10 menit mulai dari awal
pengadukan

- Finnal setting
Finnal setting dicapai saat bahan dapat dengan aman dibentuk, tetapi memiliki kekuatan dan
resistensi yang minimal. Saat final setting reaksi kimia selesai dan model terasa dingin saat
disentuh.Sebagian besar pabrik merekomendasikan 1 jam sampai akhirnya bahan bisa
dengan aman dilepas dari cetakan
- Penyimpanan
Gips dapat menyerap air dari lingkungan.Kelembaban dan tempat yang delat dengan sumber
air akan berpengaruh buruk pada powdernya..Hal ini akan mempengruhi waktu setting,
sehingga gips sebaiknya disimpan dalam kontainer tertutup.

- Kebersihan
Peralatan manipulasi gips harus dijaga kebersihannya. Seperti yang disebut diatas waktu
setting gips akan lebih cepat karena pengadukan. Bowl, spatula, dan vibrator harus segera
dibersihkan segera sebelum setelah menipulasi, sehingga tidak terkontaminasi bahn lain.

(Hatrich dkk,2003)

- Pemberian bahan separator


Sebelum dilakukan pencetakan dengan gips sebaiknya pola diberi bahan separasi seperti
Vaseline. Hal ini bertujuan agar setelah gips setting maka akan mudah dilepas. Namun tidak
boleh terlalu berlebihan karena akan membuat permukaan menjadi lebik lunak

24
- Hindari terjebaknya udara
Adanya kandungan udara dalam pencampuran gips akan dapat menyebabkan porositas pada
hasil akhir dari gips. Sehingga terlebih dulu menuangkan air ke dalam wadah setelah itu
memasukkan powder

BAB IV

KESIMPULAN

Kesimpulan yang dihasilkan yaitu :

1. Gipsum adalah mineral yang ditambang dari berbagai belahan dunia. Gipsum juga
merupakan produk samping dari beberapa proses kimia. Secara kimiawi, gipsum yang
dihasilkan untuk tujuan kedokteran gigi adalah kalsium sulfat dihidrat (CaSO4 . 2H2O)
murni. Berbagai bentuk gipsum yang berbeda telah digunakan selama beberapa abad
untuk tujuan konstruksi.

2. Gipsum merupakan garam yang pertama kali mengendap akibat proses evaporasi air laut
diikuti oleh anhidrit dan halit, ketika salinitas makin bertambah. Sebagai mineral
evaporit, endapan gipsum berbentuk lapisan di antara batuan-batuan sedimen batu
gamping, serpih merah, batu pasir, lempung, dan garam batu, serta sering pula berbentuk
endapan lensa-lensa dalam satuan-satuan batuan sedimen.

3. Dalam manipulasi, hal hal yang perlu diperhatikan yaitu penakaran (rasio W:P), bahan
separasi, waktu pengadukan dan proses pengadukan, kontaminasi, dan penyimpanan.
Selain itu, perlu diperhatikan setting time, yaitu waktu yang diperlukan gypsum dari
mulai pengadukan sampai menjadi rigid (keras)

4. Adapun hal hal yang mempengaruhi setting time yaitu Kehalusan semakin halus
ukuran partikel hemihidrat, semakin cepat adukan mengeras, Rasio W:P semakin banyak
air yang digunakan untuk pengadukan, semakin sedikit jumlah nucleus pada unit volume,
Perlambatan dan percepatan metode yang paling efektif dan praktis untuk
mengendalikan waktu pengerasan adalah penambahan bahan kimia tertentu pada adukan
plaster atau stone gigi.

DAFTAR PUSTAKA

Annusavice, Kenneth J.2003.Philips:buku ajar ilmu bahan kedokteran gigi.Jakarta:EGC

25
Combe, EC.1992.Sari DentaL MateriaL.Penerjemah:Slamet Tarigan.Jakarta:Balai Pustaka

Harty, F.J dan R. Ogston.1995.Kamus Kedokteran Gigi.Jakarta:EGC

LAMPIRANSTEP 1

1. Porus : suatu lubang atau celah yang disebabkan karena terbentuknya udara akibat
dari pengadukan pada gips.
2. Gypsum: suatu mineral yang digunakan untuk membuat model pada bidang
kedokteran gigi.

Gipsum adalah mineral yang ditambang dari berbagai belahan dunia.


Gipsum juga merupakan produk samping dari beberapa proses kimia.
Secara kimiawi, gipsum yang dihasilkan untuk tujuan kedokteran gigi
adalah kalsium sulfat dihidrat (CaSO4 . 2H2O) murni.

3. Dental Stone High Strength :


Jenis gipsum yang mempunyai kekuatan tinggi.
Material tipe IV ini sering digunakan sebagai die stones karena cocok untuk
pembuatan pola dari malam dalam cast restoration. Untuk memeroleh sifat ini,
digunakandari jenis densite serta daerah permukaan yang lebih kecil
menghasilkan sifat tersebut tanpa menyebabkan pengentalan adukan.
4. Plaster of Paris :
Jenis gipsum yang disebut juga gipsum -hemihidrat.
CaSO4.2H2O dipanaskan pada ketel (tempat terbuka) dgn suhu 110 0C-
1200C Hemihydrat
Material yg dihasilkan partikel besar, porus, irregular digunakan untuk
Model studi, model analisa, model diagnosis, model anatomis.
5. Setting time: waktu yang diperlukan untuk mengeraskan campuran bahan sampai
menjadi keras atau kaku.
6. Manipulasi: suatu keterampilan tangan untuk mencampur bahan dalam
proses pengadukan, penakaran, vibrasi.
STEP 2

1. Apa saja Macam-macam dan sifat gypsum?

2. Apa saja Syarat-syarat gypsum?

3. Bagaimana cara me-manipulasi gypsum?

4. Faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi setting time?

26
5. Factor-faktor yang menyebabkan terjadinya porus dan cara mengatasi?

6. Apa perbedaan gypsum Plaster of Paris dengan gypsum Dental Stone High Strength?

STEP 3
1. Macam-macam gypsum

a) Gipsum lunak
1) Plaster cetak (tipe I)
Plaster ini sudah jarang digunakan lagi untuk mencetak dalam
kedokteran gigi karena telah digantikan oleh bahan yang kurang kaku seperti
hidrokoloid atau elastomer. Plaster ini digunakan untuk cetakan akhir, atau
wash, dalam pembuatan gigi tiruan penuh. Kekuatan kompresi 580 290 Psi.
2) Plaster model (tipe II)
Plaster tipe ini digunakan untuk mengisi kuvet dalam pembuatan
protesa bila ekspansi pengerasan tidaklah penting dan kekuatan cukup.
Biasanya dipasarkan dalam warna putih alami, jadi terlihat kontras dengan
stone yang umumnya berwarna. Kekuatan kompresi 1300 Psi.
b) Gipsum keras
1) Dental Stone (tipe III)/ Stone Kelas 1/ -Hemihidrat
Memiliki kekuatan kompresi minimal 1 jam sebesar 20,7 MPa (3000
psi), tetapi tidak melebihi 34,5 MPa (5000psi). bahan ditujukan untuk
pengecoran dalam membentuk gigi tiruan penuh yang cocok dengan jaringan
lunak. Stone tipe III lebih disukai untuk pembuatan model yang digunakan
pada konstruksi protesa, karena stone ini memiliki kekuatan yang cukup
untuk tujuan itu serta protesa lebih mudah dikeluarkan setelah proses selesai.

2) Stone gigi, kekuatan tinggi (tipe IV)/ Dental Stone High Strength/Kelas 2
Pada stone ini memiliki kekutan serta kekerasan yang tinggi dan
ekspensi pengerasan yang minimal. Partikel-partikel pembentuk stone ini
berbentuk kuboidal serta daerah pemukaan yang lebih kecil. Stone ini
digunakan untuk pembuatan die, karena rata-rata kekerasan permukaan
kering dari stone tipe IV ini kurang lebih 92(kekerasan Rockwell).
Kekurangan dari die yang terbuat dari stone ini adalah kepekaannya terhadap
abrasi pada saat pembuatan model malam. Kekuatan kompresi 5000 Psi.

3) Stone gigi, kekuatan tinggi, ekspansi tinggi (tipe V)

27
Stone ini merupakan produk baru, perbaikan dari stone tipe IV. Stone
ini memiliki kekutan kompersi yang lebih tinggi. Kekuatan yang ditingkatkan
ini diperoleh dengan menurunkan lebih jauh rasio W:P. sebagai tambahan,
ekspansi pengerasan ditingkatkan menjadi 0,3%. Sama seperti stone tipe IV,
stone ini digunakan dalam pembuatan die. Kekuatan kompresi 7000 Psi.

2. Syarat-syarat gypsum
Sifat mekanis baik, artinya harus kuat sehingga tidak mudah rusak/tergores selama
proses pembuatan piranti restorasi atau saat ukir malam dll.
Dapat mereproduksi detail yang halus dengan batas yang tajam.
Memiliki stabilitas dimensional yang baik (menunjukkan perubahan dimensi yang
sangat kecil saat setting dan hendaknya cukup stabil).
Kompatibel dengan bahan cetak, tidak terjadi interaksi antara permukaan cetakan
dengan permukaan model, die.
Murah dan mudah dipergunakan.

3. Cara Manipulasi Gipsum


Penyimpanan harus tertutup rapat utk menghindari kelembaban
udaradapat menyebabkan terbentuknya hidrat mempercepat setting time.
Hindari kontaminasikotoran,gips yg sdh setting atau impurity lain.
Cara mencampursiapkan air sesuai kebutuhan dalam bowl, kemudian tuang
bubuk/powder gips,aduk 60 kali per menit di atas vibrator.
Tindakan salah adalah: Bubuk dulu kemudian air a. banyak udara terjebak
porus model tidak akurat.
b. kontak permukaan partikel bubuk gips dg air tdk sama reaksi kristalisasi
tdk sama thermal expantion tidak sama
W/P rasio : plaster of paris (50-60ml/100gr), Dental Stone (22-35ml/100gr)

4. Factor yang mempengaruhi Setting Time


Rasio W:P (Water: Powder). Semakin besar rasio, semakin menghambat setting
time.
Suhu: semakin tinggi suhu lingkungan semakin cepat proses setting time
Cara Pengadukan: semakin cepat & lama pengeadukan maka semakin cepat
setting time.
Kemurnian gips
Bentuk Fisis: semakin halus semakin cepat.

5. Factor-faktor yang menyebabkan terjadinya porus dan cara mengatasi


Komposisi, Rasio W:P (Water: Powder).
Pengadukan dan vibrasi, jika pengadukan tidak berlangsung lama maka akan
menyebabkan porus
Cara mengatasinya adalah dengan melakukan manipulasi yang benar:

28
Hendaknya komposisi, rasio W:P harus seimbang dan disesuikan dengan jenis
gypsum, missal W/P rasio : plaster of paris (50-60ml/100gr), Dental Stone (22-
35ml/100gr).
Cara mencampursiapkan air sesuai kebutuhan dalam bowl, kemudian tuang
bubuk/powder gips,aduk 60 kali per menit di atas vibrator.

BAHAN ADDITIVE, fungsi untuk mempercepat atau memperlambat proses setting


1. Setting Time a. Akselerator
Na2SO4mempercepat pembentukan kalsium sulfat hemihidrat
K2SO4menambah kecepatan larutnya kalsium sulfat hemihidrat
b. Retardus Na sitrat, borak, Kalium sitrat Bahan ini
diserap oleh inti kristal sehingga dpt meracuni inti kristal akibatnya kelarutan tdk
sempurnamengurangi kecepatan kelarutan hemihidrat
2. Setting expantiona. Memperbesar sett expantion
Kalsium asetat1% setting expantion linier untuk kompensasi pengkerutan
logam saat dingin.
b. Memperkecil setting expantion
Natrium sulfatmengurangi setting expantion 0,05%.

3. KekuatanPenambahan bahan additive dapat mengurang kekuatan gips


6. Perbedaan gypsum Plaster of Paris dengan gypsum Dental Stone High Strength
a. Plaster Of Paris:
Material yang dihasilkan partikel besar, porus, irreguler.
Model studi, model analisa, model diagnosis, model anatomis
Kekuatan kompresi 580 290 Psi 8,8 Mpa
Ketahanan abrasi rendah
Setting ekspansi tinggi
Daya serap terhadap air tinggi
W:P rasio: 50-60ml dlm 100 gr bubuk
Cara pembuatan pada ketel atau tempat terbuka
b. Dental Stone High Strength
Material yang dihasilkan kuat, halus, tidak berporus, reguler.
Digunakan untuk model kerja & die
Kekuatan kompresi 5000 Psi
Ketahanan terhadap abrasi kuat/tinggi
Setting ekspansi rendah
Daya serap terhadap air rendah
W:P rasio: 22-35ml dlm 100 gr bubuk
Cara pembuatan pada autoclave

29
STEP 4
MAPPING

Gipsum

KOMPOSISI PENGOLAHA
JENIS N
FUNGSI

STEP 5 Learning Object /LO


1. Gypsum

1. Pengertian

2. Komposisi

3. Macam

4. Fungsi

5. Pengolahan/ Manipulasi

6. Faktor yang mempengaruhi proses:

Manipulasi

Setting time

30

Anda mungkin juga menyukai