Anda di halaman 1dari 12

2.

1 Bahan Pelindung Pulpa


Tidak semua bahan restorasi dapat melindungi pulpa selama setting atau selama cycle
thermal/mechanical stressing. Maka perlu beberapa pertimbangan yang harus diperhatikan
dalam memilih pelindung pulpa, antara lain:1
- Perlindungan kimia
- Perlindungan elektrik
- Perlindungan thermal
- Medikasi Pulpa
- Perlindungan mekanis
Selain itu, material pelindung pulpa haruslah memenuhi persyaratan berupa:
 Kompatibel dengan bahan restorasi
 Tidak larut dalam cairan rongga mulut
 Memiliki kekuatan fisik yang sufficien selama insersi restorasi dan selama
berfungsi dalam lingkungan rongga mulut
 Mencegah konduksi panas/dingin dari restorasi metalik
Contoh dari material pelindung pulpa adalah:1
a. Varnish
Varnish adalah bahan dengan viskositas rendah yang mengandung banyak pelarut
volatile. Kegunaannya adalah melindungi dari kemungkinan iritasi oleh semen atau
material restorative lain, mengompensasi shrinkage dari bahantambal, dan membantu
menurunkan sensitivitas permukaan dentin yang baru saja diaplikasikan material restorasi.1
Komposisi varnish terdiri satu atau lebih resin yang berasal dari natural gums, resin
sintetik, atau rosin. Natural gum dan resin sintetik yang sering digunakan adalah copal
dan nitrated cellulose. Sedangkan untuk pelarutnya yang sering digunakan adalah chloroform,
alcohol, acetone, benzene, toluene, ethyl acetate, dan amyl acetate. Bahan-bahan pelarut ini
dengan cepat akan menguap setelah varnish diaplikasikan pada permukaan gigi dan
meninggalkan lapisan tipis resin. Lapisan film yang dihasilkan cenderung berporus
dan kurang efektif. Kerjanya akan dibantu dengan smear layer, dimana varnish akan
bergabung dengan smear layer sehingga film yang dihasilkan baik dan mengurangi
permeabilitas jaringan gigi.1

b. Resin sealant
Unfilled resin bisa digunakan sebagai primer atau bonding agent untuk resin komposit
dan sealant resin ini mampu menutupi dentin dengan baik setelah smear layer dihilangkan.
Kebanyakan resin sealant adalah kental dan bisa self-cured atau light-cured. Jika
diaplikasikan dengan benar maka potensi masuknya bakteri dan produk sampingnya
dapat dikurangi.1
c. Larutan remineralisasi
Beberapa perawatan kimia yang menggunakan topical fluoride dan garam
oksalat dirancang untuk mengurangi permeabilitas dentin serta risiko masuknya
bakteri dan produk sampingnya. Perawatan ini akan mengurangi sensibilitas dentin. Selain itu
bahan pelindung pulpa yang lain adalah liner dan basis.1

2.2 Liner Kavitas


Liner merupakan lapisan tipis material yang melapisi dentin dan menutup tubuli
dentin. Seperti halnya varnish, liner juga melindungi pulpa dari kemungkinan iritasi oleh
semen atau material restorative lain. Liner juga menurukan sensitivitas dentin yang baru
terpotong karena preparasi, berperan sebagai antibakteri, dan mencegah microleakage.
Perbedaan liner dan varnish adalah liner dapat memberikan keuntungan terapeutik pada gigi
dan varnish tidak.1
A. Komposisi
Liner adalah suatu suspensi yang terdiri dari kalsium hidroksida dan cairan organik,
seperti methyl ethyl ketone atau ethyl alcohol, atau dengan larutan cair methyl cellulose.
Fungsi dari methyl cellulose itu sendiri adalah sebagai agen penebalan (thickening agent).
Selain itu, liner juga mengandung butir-butir acrylic polimer atau barium sulfat. Selain itu,
pada beberapa liner telah terkandung pula senyawa fluoride, seperti calcium
monofluorosphospate. Oleh sebab itulah, liner dapat memberikan keuntungan terapeutik pada
gigi. Sama seperti varnish, setelah diaplikasikan pada gigi, pelarut liner yang volatile
menguap dan membentuk lapisan tipis pada permukaan gigi.1
B. Manipulasi
Liner konsistensinya cair dan memiliki flow tinggi sehingga mudah mengalir pada
permukaan dentin. Pelarut-pelarut liner yang menguap meninggalkan lapisan residu tipis
yang melindungi pulpa di bawah dentin tersebut. Beberapa produk biasanya mendapat
integritas dan perlindungan pulpa yang lebih baik ketika menggunakan material
restorative komposit.1
C. Sifat
Liner, dengan kandungannya yang berupa calcium hydroxide, memiliki sifat mudah
larut dan tidak baik untuk diaplikasikan pada tepi restorasi, Selayaknya varnish, liner juga
tidak memiliki kekuatan mekanik ataupun kemampuan untuk isolasi thermal (isolator).
Senyawa fluoride yang telah ditambahkan pada beberapa liner dapat menurukan
kemungkinan karies sekunder di sekitar restorasi permanen. Pada suatu penelitian juga
menyebutkan bahwa terlihat adanya penurunan jumlah bakteri dari permukaan jaringan gigi
yang diberikan liner, yang mengandung calcium monofluorophosphate, sebelum kemudian
berikatan dengan resin komposit.1

2.3 Basis Kavitas


Zinc fosfat, glass ionomer, dan zinc oxide-eugenol (ZOE) adalah contoh
contoh semen yang dapat digunakan sebagai basis. Basis biasanya diaplikasikan pada kavitas
yang dalam dan berfungsi untuk melindungi pulpa dari kemungkinan trauma kimia
maupun thermal. Dengan kata lain, basis juga berfungsi sebagai isolator yang melindungi
pulpa. Perlindungan pulpa yang diberikan basis, yaitu:1
a. Protective base :melindungi pulpa sebelum peletakan bahan restorasi
b. Insulting base :melindungi pulpa dari shock thermal
c. Sedative base :medikasi pulpa yang mengalami injury

Tipe material bases sendiri terbagi menjadi basis low-strength dan basis high-strength.
1. Basis Low-Strength
Basis low-strength, atau basis dengan kekakuan yang rendah, terdiri dari dua pasta
kalsium hidroksida ataupun semen ZOE yang berubah menjadi massa padat ketika
dicampur. Semen-semen ini biasanya digunakan sebagai liner, basis intermediet, atau agen
pelindung pulpa (hanya produk yang mengandung kalsium hidroksida saja).1

Kalsium hidroksida  Ca(OH)2


Komposisi: Pasta dasar dari kalsium hidroksida adalah kalsium tungstate, tribasic
kalsium fosat, dan zinc oxide di dalam glycol salicylate. Sedangkan pasta katalisnya adalah
kalsium hidroksida, zinc oxide, dan zinc stearate dalam ethylene toluene sulfonamide.
Bahan-bahan yang berperan pada masa setting adalah kalsium hidroksida dengan
salicylate karena bereaksi membentuk kalsium disalicylate amorf. Fillers seperti kalsium
tungstate atau barium sulfat berperan dalam menjadikan radiopak. Sedangkan kalsium
hidroksida dan barium sulfat yang menyebar dalam resin urethane dimethacrylate adalah
bahan-bahan yang dikandung basis kalsium hidroksida light-cure. Semen kalsium hidroksida
digunakan sebagai liner pada kavitas yang dalam atau pelindung pulpa direk. Aksi
antibacterial dari kalsium hidroksida (hanya pada self-cured) membuat semen ini berperan
dalam prosedur perlindungan pulpa indirek berhubungan dengan karies dentin. Basis kalsium
hidroksida biasanya digunakan bersamaan dengan basis high-strength.1

Sifat: Basis kalsium hidroksida (self-cured) mempunyai tensile strength, compressive


strength, dan modulus elastisitas yang rendah bila dibandingkan dengan basis high-strength.
Setting time dari basis ini berkisar antara 2.5 menit hingga 5.5 menit, namun compressive
strength-nya terus meningkat hingga 24 jam kemudian. Modulus elastisitasnya yang rendah
membatasi penggunaanya sehingga membutuhkan sokongan mekanis oleh dentin yang sehat
atau dari basis high-strength. Namun basis kalsium hidroksida, bagaimanapun juga, cukup
kuat untuk menyokong tekanan kondensasi dari amalgam. Kalsium hidroksida
sebenarnya bisa menjadi isolator panas bagi pulpa bila digunakan dalam lapisan yang cukup
tebal, namun ketebalan lebih dari 0.5 mm tidak dianjurkan. Sehingga lebih baik dilapisi
lagi dengan basis high-strength. Kelarutan basis kalsium hidroksida berkisar pada
0.4% hingga 7.8% pada air sulingan dengan suhu 37 derajat celcius selama 24 jam, atau 0.1%
hingga 6.2% dalam phosphoric acid selama 10 detik. Sedangkan pH basis kalsium hidroksida
berkisar pada 9.2 hingga 11.7. Kalsium hidroksida juga mempunyai aksi antibakteri karena
sifatnya yang sangat alkali dengan pH 12-13. Nilai pH ini sangat beracun bagi bakteri, dan
jika diaplikasikan ke jaringan pulpa maka akan ada sedikit nekrosis. Namun bila tidak ada
bakteri maka jaringan pulpa yang tersisa biasanya akan bertahan hidup dan proses healing
akan terjadi menghasilkan jaringan parut yang kalsifik. Kegunaan utamanya adalah sebagai
bahan pulp protector. Cukup gunakan sejumlah kecil semen Ca(OH) 2 pada jaringan pulpa
yang terekspos, kemudian letakkan bahan glass ionomer di atasnya sebagai penutup.1

Kekurangan:
- Seiring berjalannya waktu, kalsium hidroksida akan terlarut dan hilang dari bawah restorasi
yang memiliki marginal seal buruk, sehingga efek/kerjanya berubah. Karena itu, kalsium
hidroksida tidak direkomendasikan sebagai liner/base.
- Penggunaannya harus dibatasi, yakni hanya untuk perlindungan pulpa yang benar-benar
terekspos.

Penggunaannya:
- Gunakan sedikit saja kalsium hidroksida, letakkan di atas jaringan lunak yang terekspos.
Lalu segel/lapisi lagi dengan glass-ionomer.1

2. Basis High-Strength
Basis high-strength digunakan untuk memberikan proteksi thermal pada pulpa dan
memberikan sokongan mekanis pada restorasi. Basis biasanya memiliki konsistensi
sekunder yaitu dengan rasio powder yang lebih banyak dan liquid yang lebih sedikit, terdiri
dari zinc fosfat, zinc polyacrylate, glass ionomer, hybrid ionomer, atau semen kompomer.
Semen glass ionomer dan hybrid ionomer dengan polimerisasi self-cured dan light-cured
tersedia dalam basis low maupun high strength. Basis low-strength biasanya sifat flow-nya
lebih tinggi dan lebih tidak kaku disbanding basis high-strength.1

SIFAT
Tensile strength, compressive strength, dan modulus elastic dari lima tipe basis high-
strength dapat dibandingkan sebagai berikut:

Tabel 1. Perbandingan lima tipe basis high-strength.1

Konsistensi sekunder dari semen-semen tersebut membuat nilai kekuatan dan


modulus elastisnya lebih tinggi dibanding campuran semen dari konsistensi primer
(luting). Ketebalan dan modulus elastisitas basis mempengaruhi defleksi atau kelenturan
suatu basis dan restorasi. Ketidaksesuaian modulus dari basis dan material restorasi dapat
menyebabkan tekanan tensil pada permukaan restorasi-semen yang dapat berujung pada
kegagalan material yang lain. Berdasarkan suatu penelitian merekomendasikan zinc
fosfat digunakan untuk menyokong restorasi amalgam, sedangkan zinc fosfat, glass
ionomer, atau zinc polyacrylate dapat digunakan untuk menyokong restorasi resin
komposit kelas 1.1

Manipulasi: Sebagian besar kalsium hydroxide tersedia dalam bentuk 2 pasta. Tiap pasta
dengan panjang tertentu diletakkan di atas paper pad dan di aduk sampai warnanya sama.
Semen light-cured di polimerisasi dengan sinar tampak selama 20 detik setiap ketebalan 1
mm.

a. Semen zinc fosfat


Semen zinc fosfat terdiri dari powder dan liquid. Bahan utama dari powder tersebut
adalah zinc oxide. Magnesium oxide, silicon dioxide, dan bismuth trioxide adalah bahan-
bahan tambahan yang digunakan pada beberapa produk untuk mengubah karakteristik
kerja maupun sifat akhirnya. Magnesium oxide biasanya ditambahkan untuk
mengurangi suhu saat proses pengapuran. Silicon dioxide adalah filler inaktif
dalam powder dan selama pembentukan membantu dalam proses pengapuran.
Bismuth trioxide dipercaya dapat membuat massa semen yang baru diaduk menjadi
lembut, namun dalam jumlah yang banyak juga dapat memperpanjang waktu setting.
Tannin fluoride juga dapat ditambahkan untuk menjadi sumber ion fluoride pada beberapa
produk. Liquid zinc fosfat didapatkan dengan menambahkan aluminium dan terkadang juga
zinc, pada larutan phosphoric acid. Walaupun larutan asam normal mengandung sekitar 85%
phosphoric acid dan menyerupai sirup, sepertiga liquid semen yang dihasilkan biasanya
merupakan air. Netralisasi sebagian dari phosphoric acid oleh aluminium dan zinc menurukan
reaktivitas pada liquid dan dideskripsikan sebagai buffering. Semen zinc fosfat adalah yang
paling kaku dibanding yang lainnya. Waktu settingnya berkisar pada 2.5 hingga 8 menit
pada suhu 37 derajat C.
Gambar 1. Contoh produk semen zinc phosphate.2
Tabel 2. Sifat-sifat dari basis-basis high-strength, baik fisik maupun mekanis.1

Semen zinc fosfat mampu berperan sebagai insulator bagi restorasi logam
serta sebagai bahan luting. Keasamannya mampu ditoleransi oleh pulpa dengan dentin yang
utuh. Semen zinc-fosfat tidak memiliki efek terapeutik ke pulpa sehingga kegunaannya
dibatasi sebagai bahan lining saja.1

Semen zinc fosfat dapat digunakan sebagai:


a. “insulating base material” “material basis pengisolasi” di bawah restorasi logam
b. Luting agent
Walaupun asam, semen zinc phosphate bisa ditoleransi oleh pulpa yang di atasnya
masih terdapat dentin utuh, karena asam yang tidak bereaksi tersebut akan di-buffer oleh
hidroksiapatit.1

Manipulasi:
1. Siapkan 3 sampai 6 tetes cairan dan bubuk ke glass plate dengan perbandingan rasio
bubuk banding cairan 3:1. Semakin tinggi rasio semakin baik sifat sifatnya.
2. Campur bubuk dengan cairan. Campur bubuk sedikit demi sedikit. Untuk memperoleh
konsistensi yang diinginkan, suatu aturan yang baik untuk diikuti adalah mengaduk
selama 15 detik setelah setiap kali menambahkan bubuk. Penyelesaian pengadukan
biasanya membutuhkan waktu selama 1,5 menit.
3. Konsistensi sebenarnya bervariasi sesuai dengan tujuan penggunaan semen. Untuk
penggunaan sebagai basis harus mencapai konsistensi sebagai pasta.

Efek Biologis
a. Semen zinc fosfat dapat menyebabkan iritasi/rasa sakit permulaan pada pulpa vital, yang
disebabkan karena keasaman dan tekanan osmotik.
b. Semen yang sudah mengeras/set masih ada kemungkinan terjadi kebocoran (bila terkontak
dengan saliva) dan dapat menyebabkan kelainan pada pulpa.

Keuntungan
a. Semen seng fosfat dapat dikerjakan dengan mudah dan secara klinis cukup tahan lama
b. Kekuatan dan tebalnya film dapat diatur dengan mengatur ratio bubuk dengan liquid
c. Mengeras dengan kuat dan kasar
d. Semen yang berlebihan dapat dibuang
e. Mengisolasi terhadap panas/thermis

Kerugian
a. Mudah patah, larut dalam saliva dan mengiritasi pulpa sehingga untuk kavitas yang dalam
perlu diberikan sub-base/lapisan dasar yang tidak mengiritasi seperti Ca(OH)2
b. Adhesi terhadap permukaan gigi kurang, akibatnya mudah bocor
c. Tidak bersifat mematikan bakteri/kuman, jadi tidak dapat mencegah karies

b. Zinc polikarboksilat

Gambar 2. Contoh produk semen zinc polikarboksilat.2


Fungsi: 1. Cementation of crowns and bridges 
2.Cementation of inlays and onlays 
3. Orthodontic cementation of bands and brackets 
4.Base or lining material under composite, amalgam or glass ionomer 
5.Temporary filling material 

Komposisi: Bubuknya mengandung oksida seng dengan sejumlah oksida magnesium. Oksida


stanium dapat menggantikan oksida magnesium. Bismuth dan aluminium juga dapat
ditambahkan. Dapat juga mengandung sejumlah kecil stanous fluorida, yang mengubah
waktu pengerasan dan memperbaiki sifat manipulasinya. Bahan ini merupakan bahan
penambah yang penting karena  juga meningkatkan kekuatan.2 
Cairannya adalah larutan air asam piliakrilat atau kopolimer dari asam akrilik dengan
asam karboksilat lain yang tidak jenuh, misalnya sam itakonik. Berat molekul dari poliasam
berkisar antara 30.000-50.000. konsentrasi asam dapat bervariasi antara satu semen dengan
semen lainnya tetapi biasanya sekitar 40%. Campuran bubuk dan liquid dengan ratio 1,5:1
atau sesuai kebutuhan, sampai membentuk adonan yang tidak cair tidak padat, aduk dengan
putaran melawan jarum jam, tempatkan adonan pada Tumpatan yang telah diberi semen
Eugenol sebagai sup basis. Waktu pengerasan sekitar 2,5 sampai 5 min, buang kelebihan
tumpatan.2

Sifat:
1. Compressive strength besar
2. Insolator panas yang baik 
3. Adhesif secara kimia dengan struktur gigi 
4. Waktu pengerasan lebih cepat dari seng fosfat 
5. Modulus elastis kurang dari setengah semen fosfat 
6.  Daya larut rendah teradap asam namun mudah larut dalam saliva

Daftar Pustaka:

1. Craig RG, Powers JM. Restorative dental materials. 11th ed. Missouri: Mosby Inc,
2002.
2. Abdillah, MR. Semen Kedokteran Gigi. Jember: Fakultas Kedokteran Gigi
Universitas Jember, 2011.

Anda mungkin juga menyukai