Dosen Pembimbing :
Dian Puspita Sari, drg, SpKG
Disusun Oleh :
KELOMPOK 2
KELAS A
Pertama-tama dengan memanjatkan puji dan syukur atas segala rahmat dan
karunia yang telah dilimpahkan-Nya. Penulis mengucapkan syukur
Alhamdulillah, karena atas berkah dan rahmat-Nya, pada akhirnya makalah ini
dapat diselesaikan kami tepat pada waktunya.
Makalah ini memuat tentang “Posedur Dan Teknik Klinis Tumpatan GIC dan
RMGIC”. Tema yang akan dibahas pada makalah ini sengaja dipilih oleh dosen
pembimbing kami untuk kami pelajari lebih dalam. Makalah ini disusun
berdasarkan proses pembelajaran yang telah disampaikan kepada kami.
Penulis menyampaikan ucapan terima kasih kepada Dian Puspita Sari, drg,
SpKG yang telah memberikan bimbingan sehingga makalah ini dapat kami
selesaikan dengan baik.
Demikianlah yang dapat penulis sampaikan. Penulis mengucapkan
permohonan maaf apabila terjadi kesalahan maupun kekurangan dalam penulisan
karya tulis ini. Kami berharap makalah ini dapat memberi manfaat bagi semua
pembaca.
Penyusun
i
DAFTAR ISI
JUDUL.....................................................................................................................
KATA PENGANTAR.............................................................................................i
DAFTAR ISI.......................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................1
1.1 Latar Belakang....................................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah..................................................................................1
1.3 Tujuan Penulisan....................................................................................2
BAB II TINJAUAN PUSTAKA........................................................................... 3
2.1 Defini, Komposisi, Sifat, Klasifikasi, Reaksi Pengerasan, Indikasi,
Kontraindikasi, Keuntungan dan Kekurangan.............................................3
2.2 Pertimbangan Klinis Penggunaan GIC.................................................. 7
2.3 Prosedur Pengadukan dan Aplikasi GIC................................................9
2.4 Komposisi, Indikasi, Manipulasi RMGIC............................................. 10
2.5 Tujuan, Prinsip, Prosedur Teknik Kerja Sandwich................................12
2.6 Komposisi, Indikasi, Compomer dan Metal Reinforced Glass-Ionomer
......................................................................................................................16
BAB III PENUTUP................................................................................................21
3.1 Kesimpulan............................................................................................ 21
3.2 Saran...................................................................................................... 21
DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................22
ii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1Latar Belakang
Glass ionomer cement (GIC) konvensional diperkenalkan pada tahun 1972 oleh
Wilson dan Kent, yang merupakan gabungan dari semen silikat dan semen
polikarboksilat dengan tujuannya untuk mendapatkan sifat translusen.
Keuntungan GIC yaitu pelepasan fluoride dari semen silikat, sedangkan semen
polikarboksilat mempunyai kemampuan melekat secara kimia pada struktur gigi.
Fluoride dalam kandungan GIC memiliki kemampuan antikariogenik. Indikasi
penggunaan GIC untuk perawatan gigi anak yang mempunyai resiko karies tinggi
dan pada dewasa digunakan restorasi untuk kelas III dan V. Resin modified glass
ionomer cement (RMGIC) adalah material restorasi hasil penggabungan sifat dari
GIC konvensional dengan resin komposit. Material ini dikembangkan untuk
mengatasi kekurangan GIC konvensional. Komposisi RMGIC terdiri dari asam
vinil-dimodifikasi polyalkenoic, metacrylate yang larut dalam air seperti
hidroksietil metakrilat (HEMA) dan ion-leachable kaca dan air. Kelebihan dari
penambahan HEMA dapat memperbaiki kekurangan dari GIC terutama pada sifat
estetik dan mekanik. Keuntungan dari resin modified glass ionomer cement adalah
setting time lebih pendek, working time lebih cepat dan lebih besar sifat
kekuatannya dibandingkan GIC konvensional.12,13,14
1.2Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang tertulis di atas, maka penulis dapat merumuskan
beberapa permasalahan sebagai berikut:
1. Bagaimana penjelasan tentang definisi, komposisi, sifat, klasifikasi, reaksi
pengerasan, indikasi, kontraindikasi, keuntungan dan kekurangan dari bahan
tumpatan?
1
2. Bagaimana pertimbangan klinis tentang penggunaan GIC?
3. Bagaimana prosedur pengadukan dan aplikasi GIC?
4. Apa saja komposisi, indikasi, manipulasi RMGIC?
5. Apa saja tujuan, prinsip, prosedur Teknik Sandwich?
6. Apa saja komposisi, indikasi compomer dan metal reinforced glass ionomer?
1.3Tujuan Penulisan
Berdasarkan pemaparan masalah sebelumnya, maka penulis memiliki beberapa
tujuan:
1. Agar mahasiswa dapat mengetahui penjelasan tentang definisi, komposisi,
sifat, klasifikasi, reaksi pengerasan, indikasi, kontraindikasi, keuntungan dan
kekurangan dari bahan tumpatan.
2. Agar mahasiswa dapat mengetahui penjelasan pertimbangan klinis tentang
penggunaan GIC.
3. Agar mahasiswa dapat mengetahui penjelasan tentang prosedur pengadukan
dan aplikasi GIC.
4. Agar mahasiswa dapat mengetahui penjelasan tentang komposisi, indikasi,
manipulasi RMGIC.
5. Agar mahasiswa dapat mengetahui penjelasan tentang tujuan, prinsip, prosedur
Teknik Sandwich.
6. Agar mahasiswa dapat mengetahui penjelasan tentang komposisi, indikasi
compomer dan metal reinforced glass ionomer.
2
BAB II
PEMBAHASAN
2.1.2 Sifat
a. Sifat Mekanis
Compressive strength lebih rendah dari silikat. Tensile strength lebih tinggi dari
silikat. Hardness, lebih lunak dari silikat. Fracture toughness, beban yang kuat,
dapat terjadi fraktur.1
b. Sifat Kimia
Semen Ionomer Kaca melekat dengan baik ke enamel dan dentin, perlekatan ini
berupa ikatan kimia antara ion kalsium dari jaringan gigi dan ion COOH dari
Semen Ionomer Kaca.1
c. Sifat Biologis
Semen Ionomer Kaca memiliki sifat biokompabilitas yang cukup baik, artinya
tidak mengiritasi jaringan pulpa sejauh ketebalan sisa dentin kearah pulpa tidak
kurang dari 0,5 mm.1
2.1.3 Klasifikasi
Berdasarkan aplikasi klinisnya, Glass Ionomer Cements (GIC) diklasifikasikan
menjadi:1
3
- Tipe 1: Luting Cement
Fuji 1 aman digunakan dan efektif untuk segala prosedur luting cement. Isi murni
GIC melekatkan restorasi indirect (crown, inlay), paling baik untuk merekatkan
restorasi berbahan dasar logam pada permukaan dalam, beradaptasi terhadap
pulpa dan jaringan gigi sehingga mengurangi risiko sensitis setelah pengerjaan,
perlekatan sempurna dan member penutupan tepi yang sempurna, waktu
pengerjaan panjang, hasil pencampuran yang memudahkan dalam aplikasi
sehingga dapat melekatkan sekaligus banyak crown, ukuran partikel kecil, mudah
ditempatkan pada restorasi, cepat mengeras/setting cepat, radioopasitas sempurna,
melepaskan fluoride dalam jangka lama, sehingga gigi tidak linu dan tahan
terhadap karies.
- Tipe 2: Restorasi
Fuji 2 memberikan semua keuntungan yang dimiliki oleh GIC sehingga
menjadikan ideal untuk restorasi kelas III dan V, karies karena erosi dan basis
kavitas. Strontium based glass ionomer memberikan keuntungan lain seperti
memudahkan pengadukan memungkinkan terjadinya remineralisasi internal dan
memperkuat permukaan. Jangan lupa untuk menggunakan matriks selama setting
dan aplikasikan GC Fuji Varnish atau Fuji Coat LC untuk menambah daya tahan
restorasi Fuji 2.
- Tipe 3: Lining/base
- Tipe 4: Fissure Sealant
Diaplikasikan pada permukaan oklusal gigi untuk menutup pit dan fisur. Sebagai
sealant yang bertindak sebagai agen kimia dan mekanis yang melepaskan fluor
sehingga dapat berfungsi sebagai perawatan profilaksis dan mencegah karies gigi.
Polimerisasi dengan sinar. Konsentrasi sodium fluoride menyebabkan aksi awal
yang cepat dan calcium fluoride memberikan aksi yang lebih lama dalam
polimerisasi sinar. Tingkat perlekatan dari bahan ini tinggi dan mudah mengalir
sehingga dapat menutup pit dan fisur dengan baik.
- Tipe 5: Orthodontic Cement
- Tipe 6: Core Build Up
- Tipe 7: Flouride Release
4
- Tipe 8: Atraumatic Restorative Treatment (ART)
Fuji IX merupakan bahan GIC yang dikembangkan secara khusus untuk
mengembangkan teknik ART dengan kekuatan tekan yang lebih besar dan
ketahanan pemakaian lebih baik yang memungkinkan dipakai pada gigi belakang.
Paket terpadu meliputi cairan multifungsi yang digunakan sebagai kondisioner
dan powder untuk membentuk semen.
- Tipe 9: Restorasi Gigi Desidui
Sedangkan, menurut sifat fisik dan kimianya, GIC diklasifikasikan
menjadi:1
- Glass Ionomer Cement (GIC) Konvensional
Bahan ini berasal dari asam polialkenoat cair seperti asam poliakrilat dan
komponen kaca yang biasanya adalah fluoroalumino silikat. Fuji 7 merupakan
bahan GIC konvensional yang mengeluarkan fluor kadar tinggi untuk proteksi
permukaan pada daerah risiko tinggi.
- Resin Modified Glass Ionomer Cement (RMGIC)
Bahan ini mengkombinasikan reaksi basa ionomer kaca tradisional dengan reaksi
polimerisasi amina peroksida self cured. Sistem light cured telah dikembangkan
pada bahan ini.
- Hybrid Ionomer
Jenis semen ini memiliki kekuatan tarik yang lebih tinggi dibandingkan dengan
jenis semen ionomer konvensional.
- Tri Care Glass Ionomer Cement
Semen ini terdiri dari kaca silikat, sodium fluoride dan moner yang dimodifikasi
polyacid tanpa kandungan air.
- Metal Reinforced Glass Ionomer Cement
2.1.4 Reaksi Pengerasan
Air memegang peran penting selama proses pengerasan dan apabila terjadi
penyerapan air maka akan mengubah sifat fisik GIC. Kontaminasi dengan saliva
akan menyebabkan GIC mengalami pelarutan dan daya adhesinya terhadap gigi
akan menurun dan juga rentan terhadap kehilangan air beberapa waktu setelah
5
penumpatan. Untuk mendapatkan hasil yang maksimum, maka selama
prosespengerasan GIC perlu dilakukan perlindungan agar tidak terjadi
kontaminasi dengan saliva dan udara dengan isolasi dan penggunaan bahan yang
kedap air. Mekanisme perlekatan GIC pada struktur gigi retensi semen ionomer
kaca terhadap jaringan gigi berupa ikatan fisiko kimia tanpa menggunakan teknik
etsa asam. Ikatan kimia berupa ikatan ion kalsium yang berasal dari jaringan gigi
dengan gugus COOH (karboksil). Gugus karboksil multiple membentuk ikatan
hidrogen yang kuat. Dan memungkinkan pasta semen untuk membasahi, adaptasi,
dan melekat pada permukaan email. 1 Reaksi pengerasan dimulai dengan proses
dissolution, proses ini terjadi saat terdekomposisinya 20-30% partikel glass dan
lepasnya ion-ion dari partikel glass (kalsium, stronsium, alumunium) akibat
serangan dari rantai polyacid. Selanjutnya ada proses gelation/hardening, dimana
ion-ion kalsium/stronsium dan alumunium terikat pada polianion pada grup
polikarboksilat, kemudian terbentuk rantai kalsium dan alumunium terikat pada
matriks semen/rantai alumunium. Lalu sejalan dengan naiknya pH, silica gel akan
mengikat bubuk pada matriks dan mengalami tahap akhir yakni hydration.
2.1.5 Indikasi
Berikut beberapa indikasi dariGlass Ionomer Cement (GIC), yaitu:1
- Restorasi pada lesi erosi/abrasi tanpa prevarasi kavitas.
- Penutupan/penumpatan pit dan fisura oklusal.
- Restorasi gigi desidui.
- Restorasi lesi karies kelas V.
- Restorasi lesi karies kelas III, diutamakan yang pembukaannya dari lingual
atau palatinal belum melibatkan bagian labial.
2.1.6 Kontraindikasi
Adapun kontraindikasi dari Glass Ionomer Cement (GIC), antara lain:1
- Kavitas-kavitas yang ketebalannya kurang.
- Kavitas-kavitas yang terletak pada daerah yang menerima tekanan tinggi.
- Lesi karies klas IV atau fraktur insisal.
6
- Lesi yang melibatkan area luas pada email labial yang mengutamakan faktor
estetika.
2.1.7 Keuntungan dan Kekurangan
Keuntungan dari bahan GIC ialah adhesif atau dapat berikatan secara kimiawi
dengan gigi, dapat berikatan pula dengan email dan dentin, dapat melepaskan
fluorida sehingga dapat mencegah karies lebih lanjut, tidak iritatif, mempunyai
sifat biokompatibilitas yaitu mempunyai efek biologis yang baik terhadap struktur
jaringan gigi dan pulpa, sifat penyebaran panas sedikit, daya larut yang rendah,
bersifat translucent atau tembus cahaya, perlekatan bahan secara fisika dan
kimiawi terhadap jaringan dentin dan enamel, mempunyai sifat anti bakteri
terutama terhadap koloni streptococcus mutant. Namun bahan GIC juga memiliki
beberapa kekurangan, seperti mudah terpengaruh oleh air, mudah terjadi
dehidrasi, kurang kuat melekat pada porselein dan emas murni, manipulasi dan
teknik memasukkan ke dalam kavitas cukup sulit, perbandingan ukuran bubuk
dan cairan kurang tepat, warna kurang stabil atau tidak sama persis dengan gigi,
dan mudah berubah bentuk.1
7
hanya sedikit penelitian klinis yang memenuhi kebutuhan suatu percobaan dengan
rancangan yang tepat untuk memutus aktivitas antikariogenik dari glass-ionomer.
Percobaan-percobaan yang dipublikasikan tersebut meragukan, sebagian
menyatakan keuntungan GIC pada pencegahan karies sekunder dan yang lain
menyatakan tidak ada keuntungan.2
- Efek pada Karies Dentin
Kolagen utuh yang berperan sebagai pendukung bagi endapan hidroksiapatit.
Dalam perbedaannya dentin yang terinfeksi memiliki muatan bakteri yang lebih
berat, kolagen yang terdegradasi, memiliki penampilan batas kuning-coklat, basah
dan tidak dapat teremineralisasi. Untuk mengikuti prinsip intervensi minimum
preparasi kavitas, dentin yang terpengaruh dapat ditinggalkan pada tempatnya
dengan potensial untuk remineralisasi di bawah pengaruh glass GIC. Beberapa
publikasi telah melakukan investigasi kemampuan GIC untuk meningkatkan
remineralisasi dentin yang terpengaruh.2
- Fissure Sealant
Pada awalnya salah satu yang direkomendasikan untuk penggunaan GICadalah
sebagai bahan fissure sealant. Fisur membutuhkan paling sedikit perluasan 100
µm untuk mencapai penetrasi semen dan melindunginya dari beban oklusal. Pada
keadaan dimana fisur berdiameter lebih kecil dari 100 µm direkomendasikan
untuk membuka fisur agar diperoleh penetrasi sealant. Beberapa studi klinis telah
mengidentifikasi masalah retensi fissure sealant glass-ionomer. Cara tradisional
untuk mendapatkan penampilan fissure sealant pada percobaan klinis adalah
dengan bahan retensi. Beberapa penelitian telah melaporkan bahwa fissure sealant
glass ionomer akan hilang dari fisur dalam beberapa bulan setelah aplikasi, GIC
yang umumnya sama dimana sealant yang berbasis resin mencegah karies fisur
sehingga resin sealant lebih tahan dalam beberapa tahun.(3,4)
- Gigi Desidui
GIC telah mendapatkan penelitian intensif sebagai bahan restorasi untuk gigi
desidui. Beberapa penelitian telah dilakukan terus menerus pada bahan
konvensional yang asli dengan bahan yang dimodifikasi resin. Pada umumnya
hasil yang diperoleh tidak memuaskan khususnya pada kavitas aproksimal dimana
8
semen relatif tidak mendukung. Karena kerapuhannya, GIC membutuhkan
pendukung di sekeliling struktur gigi sehingga penampilannya lebih baik pada
permukaan kavitas dengan permukaan tunggal dibandingkan dengan kavitas
dengan berbagai permukaan.(2,3)
- Teknik Atraumatic Restorative Treatment (ART)
GIC merupakan bahan pilihan pada teknik perawatan Atraumatic Restorative
Treatment (ART). Beberapa percobaan klinis ART yang telah terdapat nyeri dan
ketidaknyamanan yang minimal, sering tidak membutuhkan anestesi, keefektifan
biaya mirip dengan amalgam, dibutuhkan evaluasi teknik pada pasien dengan
rampan karies.(2,3)
9
Powder dan liquid dikemas dalam bentuk kapsul. Keduanya dicampur
menggunakan mixing machine. Perbandingan powder-liquid dapat dikontrol.
c. Pasta
Bentuk pasta biasa digunakan untuk luting cements, lining cements, endodontik
dan orthodontic. Bentuk dua pasta dikemas dalam dua syringe berbeda, setelah itu
dicampur dengan teknik hand mixing. Ukuran partikel yang halus dan memiliki
setting time selama 3 menit. Campurkan material pasta secara cepat dengan
menggunakan spatula plastik selama 10-15 detik.
2.3.2 ProsedurAplikasi GIC
Teknik aplikasi GIC untuk kavitas menurut Sherwood (2010) dan Noort (2013),
antara lain sebagai berikut.5
a. Kavitas yang akan ditumpat dipersiapkan sehalus mungkin.
b. Aplikasikan dentin conditioner yang mengandung asam poliakrilat 10%
diletakkan selama 10 detik. Selain asam poliakrilat dapat juga menggunakan
bahan seperti EDTA, ferric chloride, atau asam sitrat.
c. Bersihkan dengan air (water spray) selama 10 detik.
d. Buat permukaan kavitas dalam keadaan lembab (highly dried)
e. Manipulasi bahan dengan hand mixing apabila berupa bubuk dan cairan.
f. Aduk menggunakan spatula plastik yang dibawahnya dilembari kertas dan
glass slab.
g. Aplikasikan GIC ke tempat kavitas berada.
h. Setelah setting, aplikasikan varnish untuk mencegah kebocoran tepi.
10
atau kopolimer asam poliakrilat dengan beberapa gugus metakriloksil, asam
tartarat dan bahan photo initiator. HEMA atau 2-hydoxyethylmethacrylate adalah
bahan mono vinil monomer yang bersifat hidrofilik dan sangat efektif, yang akan
segera larut dalam air, HEMA juga monomer yang biasa digunakan untuk sifat
adhesi secara kimia sebagai hidrofilik primer dan sebagai komponen yang ada
dalam berbagai bahan adhesif resin. Bubuk RMGIC terutama terdiri dari glass
sedangkan cairan terdiri dari empat bahan utama:6
11
conditioner berupa nano primer dari disinar dengan light cure selama 15 detik.
Pengerasan RMGIC, membutuhkan sinar light cure, kedalaman maksimum
banyak untuk penyinaran tidak boleh lebih dari 2mm. Sinari RMGIC ini selama
kira-kira 20-30 detik dan kemudian bahan restorasi dapat dipoles.6
Resin komposit juga mempunyai warna tumpatan yang sangat baik sehingga
untuk segi estetis sangat memuaskan. Dari beberapa kelebihan tersebut, resin
komposit juga mempunyai kekurangan yaitu bila tidak ada sisa email yang
mendukung maka potensi untuk bocor sangatbesar. Semen ionomer kaca
memungkinkan untuk menutupi kekurangan dari resin komposit yaitu dari sifat
adhesi fisiko-kimia pada email dan dentin. Sifat adhesi antara semen ionomer
kaca dengan jaringan gigi dapat mengurangi kebocoran tepi. 9,10,11
Keuntungan semen ionomer kaca yang lain adalah melepaskan fluor yang
memungkinkan untuk mencegah terjadinya sekunder karies. Tidak hanya resin
komposit, semen ionomer kaca juga memiliki kekurangan yaitu tidak dapat
menerimatekanan kunyah yang besar, mudah abrasi, erosi dan dari segi estetiknya
tidak sempurna karena translusensinya lebih rendah dari resin komposit.9,10,11
Istilah "teknik sandwich" mengacu pada restorasi laminasi yang menggabungkan
dua macam bahan yaitu glass ionomer cement dan resin komposit (Gbr. 24.20).
Teknik ini dikembangkan oleh McLean et al pada tahun 1985. Resin komposit
mengikat secara mikromekanis ke glass ionomer cement yang ditetapkan dan
12
secara kimiawi ke HEMA (hydroxyethyl methacrylate) dalam glass ionomer
cement yang dimodifikasi dengan resin (RMGIC). Resin komposit mengikat
secara mikromekanis untuk mengatur glass ionomer dan secara kimiawi menjadi
hidroksietilmetakrilat dalam glass ionomer yang dimodifikasi resin (RMGIC).
Jika restorasi komposit akan dilakukan di atas glass ionomer konvensional, maka
glass ionomer dan enamel dietsa sebelum menempatkan bahan pengikat dan resin
komposit. Tetapi jika komposit ditempatkan di atas glass ionomer yang
dimodifikasi resin (RMGIC), maka tidak wajib untuk mengetsa ionomer kaca
yang dimodifikasi resin, karena ikatan kimia HEMA.7
Dengan teknik sandwich keuntungan dari gabungan kedua bahan yaitu;
antikariogenisitas glass ionomer, adhesi kimia, pelepasan fluoride, pengurangan
kebocoran mikro dan remineralisasi dan ikatan enamel resin komposit, permukaan
akhir, daya tahan, dan keunggulan estetika. Sinonim dari teknik sandwich: teknik
penggantian dentin, teknik bilayered, dan teknik restorasi laminasi.7
Kekuatan ikatan antara GIC dan komposit konvensional dibatasi oleh kekuatan
kohesif yang rendah dari glass ionomer karena kurangnya ikatan kimia. Hal ini
karena perbedaan reaksi pengaturan antara resin komposit dan GIC konvensional.
Glass ionomer cement yang dimodifikasi (RMGIC) telah menunjukkan sifat
mekanik dan fisik yang lebih baik dibandingkan GIC konvensional. Juga mereka
telah menunjukkan ikatan perekat yang benar pada komposit resin bila
dibandingkan dengan GIC konvensional.7
Indikasi teknik sandwich:7
- Lesi kelas III, IV, V, dan kelas I dan II yang besar.
- Untuk veneer laminasi.
13
Teknik ini memanfaatkan sifat fisik resin GIC dan komposit. Teknik ini sangat
berguna dalam situasi ketika kekuatan dan estetika yang menyenangkan sangat
penting. Dalam hal ini, pertama-tama gigi direstorasi dengan GIC karena adhesi
kimianya pada dentin dan pelepasan fluorida. Di atasnya dipasang resin komposit
sehingga memiliki keausan oklusal dan estetika yang lebih baik (Gambar 27.12
dan 27.13).7
14
Kondisikan gigi yang telah disiapkan menggunakan asam poliakrilat untuk
perekatan GIC yang optimal.
Tempatkan GIC sesuai waktu settingnya baru dicampur pada gigi yang telah
disiapkan.
GIC hanya perlu dipoles dengan asam jika restorasi telah dilakukan selama
beberapa waktu dan telah mengeras. Jika GIC baru saja ditempatkan dan belum
mengeras, pengikatan dapat dicapai hanya dengan mencuci permukaan GIC
karena air menyebabkan washout matriks GIC dari sekitar partikel filler yang
memberikan permukaan kasar secara mikroskopis dimana komposit akan
menempel.
Selanjutnya lapisi permukaan gigi yang telah disiapkan dengan resin unfilled
atau dentin bonding agent untuk mendapatkan adhesi yang optimal dan
dibiarkan selama 20 detik.
Tempatkan komposit dan rawat dengan cara biasa.
Lakukan finishing dan polishing restorasi dan terakhir ulangi selama 20 detik
Untuk mencapai hasil yang optimal dari teknik sandwich, berikut ini harus
dilakukan:7
Gunakan glass ionomer berkekuatan tinggi yang tersedia.
Sebelum menempatkan glass ionomer, kondisikan preparasi gigi untuk
perekatan yang lebih baik.
Hindari menempatkan sub-base seperti kalsium hidroksida karena mengurangi
luas permukaan adhesi.
Sebelum meletakkan komposit di atas glass ionomer, biarkan glass ionomer
mengeras sepenuhnya.
Tempatkan restorasi komposit dalam jumlah yang cukup untuk memberikan
bentuk fleksibilitas dan ketahanan terhadap restorasi.
Sebelum menempatkan komposit, hilangkan glass ionomer dari CSM untuk
mengekspos email sebagai ikatan email komposit yang paling kuat.
Glass ionomer cement harus bersifat radio-opaque.
Area kontak harus dibuat dengan resin komposit, bukan glass ionomer.
15
Keuntungan
a) Teknik Open Sandwich yang digunakan untuk bentuk deep class II di mana
margin serviks tidak memiliki enamel, telah menunjukkan peningkatan
ketahanan terhadap kebocoran mikro dan karies dibandingkan dengan ikatan
resin pada margin dentin.
b) Kekuatan, estetika dan finishing resin komposit yang lebih baik.
c) Pelepasan fluoride dari GIC.
d) Jumlah resin komposit yang berkurang menyebabkan penyusutan polimerisasi
yang lebih sedikit.
e) Meminimalkan jumlah penambahan resin komposit yang akan ditempatkan,
sehingga menghemat waktu.
f) Penggunaan GIC menghilangkan etsa asam pada dentin dan dengan demikian
mengurangi sensitivitas pada dentin.
g) Respons pulpa yang baik karena biokompatibilitas GIC.7
16
Kompomer memberikan keuntungan gabungan dari komposit (istilah 'Comp'
dalam namanya) dan glass ionomer ('Omers' dalam namanya) (Gbr. 17.7).
Kompomer tersedia dalam bentuk pasta tunggal, bahan ringan dalam jarum suntik
atau kompul.7
Sejarah Kompomer
Kompomer pertama diperkenalkan pada tahun 1993 dengan nama 'Dyract'.
Awalnya kompomer diperkenalkan sebagai jenis glass ionomer yang menawarkan
pelepasan fluorida bersama dengan peningkatan sifat fisik. Tetapi dalam hal
penggunaan dan kinerja klinis, itu dianggap sebagai jenis resin komposit.
Kemudian 'Compoglass' yang diikuti oleh Hytac diperkenalkan.7
Komposisi Penyusun
1. Matriks resin: Monomer dimetakrilat dengan dua gugus karboksilat yang
terdapat dalam strukturnya, misalnya; Urethane dimethacrylate (UDMA) dan
Butane etracarboxylic acid (TCB).
2. Filler: Strontium fluorosilcate glass, merupakan pengisi gelas silikat reaktif.7
Setting Reaksi
Bahan-bahan ini diatur oleh reaksi polimerisasi radikal bebas. Ada dua tahap
dalam reaksi polimerisasi.7
1) Tahap 1: Reaksi polimerisasi resin komposit yang diaktifkan dengan cahaya
khas terjadi yang membantu dalam pembentukan jaringan resin yang menutupi
partikel pengisi. Reaksi ini menyebabkan pengerasan produk.
2) Tahap 2: Ini terjadi setelah pengaturan awal material. Pemulihan menyerap air
dan gugus karboksil yang ada dalam asam poliak dan ion logam dalam glass
ionomer menunjukkan reaksi asam-basa yang lambat. Ini menghasilkan
pembentukan hidrogel. Ini seperti glass ionomer cement dalam struktur resin
yang ditetapkan. Pelepasan fluorida yang lambat juga terjadi di sini.
Sifat kompomer
17
- Adhesi: Pada struktur gigi dilakukan dengan cara mikromekanis dan
membutuhkan etsa asam dan penggunaan primer / perekat.
- Sifat fisik: Seperti kekuatan, ketangguhan patah sangat mirip dengan komposit.
- Kekuatan ikatan mirip dengan komposit.
- Adaptasi pada margin serviks mirip dengan resin komposit.
- Pelepasan fluorida lebih besar dari resin komposit tetapi lebih kecil dari glass
ionomer.
- Pencocokan warna dan sifat optik adalah glass ionomer cement.7
Keuntungan
a) Estetika optimal
b) Mudah ditangani
c) Mudah dipoles
d) Mudah ditempatkan
e) Tidak membutuhkan pencampuran.
f) Kekuatan ikatan lebih tinggi dari glass ionomer.7
Kekurangan
a) Mewajibkan penggunaan bonding agent.
b) Teknik sensitif.
c) Pelepasan fluorida terbatas.
d) Kebocoran mikro lebih banyak dari glass ionomer yang dimodifikasi resin
(RMGIC).
e) Perluasan matriks karena penyerapan air.
f) Sifat fisik menurun seiring waktu.7
Penggunaan Klinis
Kompomer lebih disukai pada rongga restorasi anterior proksimal dan serviks
(Kelas III atau V) sebagai alternatif dari semen ionomer komposit dan kaca.7
18
Metal reinforced glass ionomer cement: diperkenalkan oleh Simmons pada tahun
1983. Dalam hal ini, bubuk logam atau serat ditambahkan ke GIC untuk
meningkatkan kekuatan lentur (Gambar 24.3 dan 24.4). “Miracle mix” dibuat dari
campuran fisik bubuk silver alloy dengan glass ionomer cement. Semen ini
menunjukkan estetika dan ketahanan yang buruk terhadap burnishing dan
ketahanan yang buruk terhadap abrasi. Komposisinya:7
a) Bubuk: perpaduan fisik silver alloy dan bubuk glass ionomer dalam rasio 1:7.
b) Cairan: Cairan glass ionomer cement.
19
20
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
GIC merupakan water-based cement yang terbentuk dari asam-basa antara bubuk
fluroalurminosilikat glass dan larutan poliasam. GIC memilki tiga tipe klasifikasi
yaitu tipe 1 (lusting), tipe 2 (restorasi), dan tipe 3 (lining atau base). GIC juga
memiliki kekurangan dan juga kelebihan dalam penggunaan klinis. GIC juga
memiliki dua cara pencampuran, yaitu Handmaking yang memiliki empat tahap
dan paste making. RMGIC adalah gabungan GIC dengan resin komposit dan
kekuatannya lebih baik daripada GIC konvensional. RMGIC memanipulasi
dengan empat tahap, yaitu bentuk kapsul dengan mechanical meeting, bentuk
powder liquid dengan handmixing, setting yang dilakukan setelah light cure, dan
warna serta tekstur permukaan dengan finishing in a wet enviroment.
3.2 Saran
Sehubungan dengan kesimpulan pembahasan, terdapat saran yaitu diharapkan
pembaca bisa mendapatkan manfaat dan mengembangkan ilmu-ilmu tentang
tumpatan GIC dan RMGIC.
21
DAFTAR PUSTAKA
22
14. Taha A, Tavangar. Comparison of Mechanical Properties of Resin Composite
with Resin Modified Glass Ionomers. Journal Of Dental Biomaterials.
2015;2(2)
23
24