Oleh :
FITRIANI PO712612110
ICHWAN PO7132612110
TAHUN 2021
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur saya panjatkan kepada Allah Subhanahu Wa Ta’ala atas
ini dibuat sebagai salah satu tugas mata kuliah Kegawatdaruratan Dalam
adanya masukan serta kritik yang sifatnya membanggun. Semoga tugas ini dapat
Penulis
i
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI............................................................................................... ii
DAFTAR GAMBAR.................................................................................. iv
BAB I PENDAHULUAN........................................................................... 1
B. Tujuan.............................................................................................. 2
C. Manfaat............................................................................................ 2
BAB II PEMBAHASAN............................................................................ 3
2. Dentin........................................................................................ 6
5. Sementum.................................................................................. 6
6. Jaringan Pulpa........................................................................... 6
7. Ligamen Periodontal................................................................. 7
8. Tulang Alveolar........................................................................ 7
ii
B. Penyebab Kelainan Jaringan Keras Rongga Mulut............................ 8
1. Fisik............................................................................................ 8
2. Kimia.......................................................................................... 8
3. Bakteriologis.............................................................................. 8
3. Klasifikasi Trauma..................................................................... 11
5. Perawatan Trauma...................................................................... 17
BAB V PENUTUP....................................................................................... 26
iii
DAFTAR GAMBAR
Halaman
iv
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
dibutuhkan oleh tubuh dan gigi merupakan salah satu bagian di dalamnya.
guna menjaga agar ucapan kata tepat dan jelas serta sebagai sarana untuk
trauma pada jaringan keras dalam rongga mulut yang penyebabnya dapat
bersumber dari berbagai faktor, seperti faktor fisik, kimia dan bakteriologis.
Trauma adalah luka baik fisik maupun psikis yang disebabkan oleh tindakan
adalah kerusakan yang mengenai jaringan keras gigi atau periodontal karena
sebab mekanis.
yang menerima perawatan untuk trauma gigi. Itu jelas terlihat bahwa mereka
dengan kasus trauma gigi yang melibatkan pulpa, diskolorasi dan avulsi tidak
dirawat. Disini terlihat bahwa perawatan trauma gigi tidak memenuhi kualitas
perawatan, sebab jika tidak dilakukan perawatan maka akan merugikan orang
1
Untuk mencegah terjadinya trauma pada jaringan keras, perlu
cara pencegahan dan cara pengobatan, misalnya pada anak- anak yang
B. Tujuan
C. Manfaat
2
BAB II
PEMBAHASAN
struktur pendukungnya secara garis besar adalah email atau enamel, Dentin,
2. Dentin
mahkota gigi dentin dilapisi oleh enamel sedangkan pada akar gigi dentin
ini dilapisi oleh cementum. Dentin terbentuk dari sel odontoblast dan
berasal dari lapisan ecto mesenchym, struktur dentin terdiri dari bahan
3
3. Interglobular Space dari Owen
tidak sempurna yang bila terdapat pada dentin mahkota gigi disebut
5. Sementum
6. Jaringan Pulpa
7. Ligamen Periodontal
4
8. Tulang Alveolar
pada saat gigi erupsi untuk menyediakan perlekatan tulang pada ligament
periodontal.
ketidaknyamanan
1. Fisik
5
b. Thermis :
2. Kimia
b. Erosi (asam)
3. Bakteriologis
(anakoresis)
Trauma adalah luka atau jejas baik fisik maupun psikis yang
suatu struktur. Trauma dengan kata lain disebut injuri atau wound, yang
dapat diartikan sebagai kerusakan atau luka karena kontak yang keras
6
adalah kerusakan yang mengenai jaringan keras gigi atau periodontal
gigi anterior merupakan kerusakan jaringan keras gigi dan atau periodontal
karena kontak yang keras dengan suatu benda yang tidak terduga
sebelumnya pada gigi anterior baik pada rahang atas maupun rahang
atas dibanding gigi rahang bawah. Insidensi trauma pada gigi permanen
biasanya terjadi pada anak sekitar 8 hingga 10 tahun. Trauma injuri pada
6-36 % dari setiap individu menderita trauma injuri pada gigi selama masa
7
Berdasarkan satu penelitian yang dilakukan di Kota Vadodara
yang dilakukan oleh Gauba yaitu 7,54 % dan Nick Hussien yaitu 4,1%.
Hasil penelitian itu juga menunjukkan anak laki-laki lebih tinggi dan lebih
hanya melibatkan satu gigi. Trauma gigi paling sering ialah fraktur yang
dentin sebanyak 45,5 % dan fraktur yang melibatkan enamel, dentin, pulpa
dimana 4251 anak sekolah di kota besar 4,2 % memiliki fraktur gigi
anterior. Fraktur mahkota dengan pulpa terbuka ini harus segera diatasi
untuk melindungi pulpa agar tetap normal. Penyebab trauma gigi pada
anak-anak yang paling sering adalah karena jatuh saat bermain, baik di luar
langsung, trauma gigi secara langsung terjadi ketika benda keras langsung
mengenai gigi, sedangkan trauma gigi secara tidak langsung terjadi ketika
membentur gigi rahang atas dengan kekuatan atau tekanan besar dan tiba-
8
tiba. Beberapa penyebab trauma yang paling sering terjadi pada periode 8-
pada saat berolahraga seperti olahraga bela diri, sepak bola, bola basket,
lomba lari, sepatu roda, dan berenang. Selain faktor-faktor di atas ada
3. Klasifikasi Trauma
Klasifikasi ini dianggap lebih baik karena memiliki format yang deskriptif
kerusakan pada jaringan keras gigi dan pulpa, kerusakan pada tulang
a. Kerusakan pada jaringan keras gigi dan pulpa Kerusakan pada jaringan
9
1. Retak mahkota (enamel infraction) yaitu suatu fraktur yang tidak
fraktur mahkota gigi yang mengenai lapisan enamel dan dentin saja
12
Gambar 2.2 : Kerusakan Pada Jaringan Keras gigi dan Pulpa
pendek.
13
6) Avulsi, yaitu pergerakan seluruh gigi keluar dari soketnya.
14
Gambar 2.4 : Kerusakan Pada Tulang Pendukung
1) Laserasi yaitu suatu luka terbuka pada jaringan lunak rongga mulut
gigi depan atas patah dan berdarah saat terjadi kecelakaan. Berdasarkan
keterangan dari ibu pasien, kondisi ini disebabkan karena pasien terjatuh
pada saat bermain bersama temannya di halaman depan rumah dua hari
yang lalu. Pasien menjadi rewel serta kesulitan untuk makan dan minum
karena takut sakit dan saat sikat gigi sering berdarah. Sebelumnya ibu
15
pasien telah memberikan obat penghilang sakit untuk meredakan rasa sakit
tidak pernah mengalami sakit berat dan tidak pernah dirawat di rumah
yang baru mengalami trauma. Diagnosis utama pada kasus ini ialah fraktur
a. Diagnosa
Diagnosis traumatic dental injury ditegakkan dengan melakukan
informasi bahwa pasien jatuh dua hari yang lalu saat bermain berlarian
bersama teman di halaman depan rumah. Saat dan setelah jatuh pasien
kencang, masih dapat makan dan minum seperti biasa, namun bila
b. Anamnesa
16
Pasien baru pertama kali ke dokter gigi dan menunjukkan perilaku tidak
bibir maupun daerah sekitar mulut dan tidak ada kelainan pada daerah
wajah. Kelenjar submandibular kanan dan kiri teraba, tidak sakit dan
konsistensi lunak.
semua elemen gigi rahang atas dan bawah, serta gigi 51 dan 61
daerah sekitar gigi yang fraktur akibat pasien tidak mau menyikat gigi
reaksi yang sangat sensitif terhadap tes vitalitas. Oleh karena itu tes
berbeda-beda.
17
5. Perawatan Trauma
emosinya terlebih dahulu. Setelah trauma terjadi, anak pasti akan merasa
atau hidung dan membersihkan orofaring. Untuk anak yang tidak memiliki
18
kelainan pada pembekuan darah, perdarahan pada daerah yang avulsi
6. Penatalaksanaan Trauma
dilanjutkan dengan anastesi infiltrasi dan intra pulpa pada gigi 51 dan 61
19
Pada kunjungan ini tidak memungkinkan untuk dilakukan rontgen foto
karena kondisi pasien yang tidak kooperatif. Preparasi saluran akar dilakukan
dengan menggunakan K-File ukuran #35 dan #40 (Gambar 3). Preparasi saluran
akar dilakukan dengan tujuan untuk membersihkan jaringan pulpa yang berada di
saluran akar. Saluran akar diirigasi dengan menggunakan larutan NaOCl 2,5%
dan saline kemudian dikeringkan dengan paper point dan dilanjutkan dengan
kasus ini pulpektomi vital dalam 1 kali kunjungan tidak dapat dilakukan karena
kondisi anak yang tidak kooperatif, sangat ketakutan, cemas dan menangis
body restrain dengan meminta ibu pasien duduk dikursi gigi dan meletakkan anak
pada pangkuannya, kemudian tubuh ibu mendekap tubuh, tangan dan kaki anak.
20
Kondisi ini dilakukan agar ibu dapat mengontrol pergerakan tubuh anak selama
kedua, pemeriksaan subyektif tidak ada keluhan dari pasien, tetapi pasien masih
yang menunjukkan kondisi tulang alveolar dan benih gigi permanen dalam
keadaan baik, tidak terdapat kelainan pada daerah periapikal (Gambar 5).
(tidak sakit), palpasi - (tidak sakit), tidak terdapat kegoyahan pada gigi dan
dilakukan dengan terlebih dahulu melakukan isolasi pada daerah kerja. Tumpatan
dan dengan bantuan cotton pellet dan plugger dilakukan penekanan sehingga
saluran akar dapat terisi dengan penuh. Kavitas ditutup menggunakan cotton
pellet dan ditumpat sementara. Evaluasi pengisian saluran akar dengan rontgen
21
foto untuk memastikan saluran akar telah terisi penuh (hermetik). Berdasarkan
rontgen foto periapikal terlihat pengisian saluran akar sudah hermetik, tetapi pada
gigi 51 terjadi over filling (Gambar 6). Semen seng fosfat diaplikasikan sebagai
bahan base lalu ditutup dengan tumpatan sementara. Pasien diinstruksikan untuk
bahan obturasi pada gigi desidui aman, karena memiliki efek antimikroba, tidak
bersifat toksik terhadap jaringan periapikal dan benih gigi permanen. Bahan ini
teresorbsi.8 Pada kunjungan ketiga, hasil pemeriksaan subyektif tidak ada keluhan
dan pemeriksaan obyektif menunjukkan perkusi (-) tidak sakit, palpasi (-) tidak
sakit dan mobility (-) tidak goyah paska obturasi. Tahap selanjutnya dilakukan
restorasi akhir dengan menggunakan GIC tipe II (Gambar 7). Satu minggu setelah
perawatan pasien kembali kontrol, tidak ada keluhan dan secara klinis tidak
ada keluhan dan pasien merasa nyaman menggunakan gigi tersebut untuk
menggigit makanan.
22
7. Penanganan darurat
akar dan pengisian saluran akar dilakukan dalam satu kunjungan (one
visit). Pada kasus ini tidak dapat dilakukan one visit treatment karena
kondisi anak yang tidak kooperatif, takut, cemas dan terus menangis
8. Pencegahan Trauma
23
pencegahan dan cara pengobatan. Pada anak- anak yang mempunyai
naik sepeda atau bermain. Mouthguard yang tersedia dipasaran terdiri atas
3 macam yaitu :
yang sesuai dengan rongga mulut. Alat ini terlalu besar, mudah lepas, tidak
Tipe mouthguard ini juga terasa besar dan dapat menyebabkan sulit
24
Gambar 2.5 : A. Stock mouthguard, B. Custom-made mouthguard
25
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
2. Trauma adalah luka atau jejas baik fisik maupun psikis yang disebabkan
struktur.Trauma dengan kata lain disebut injuri atau wound, yang dapat
diartikan sebagai kerusakan atau luka karena kontak yang keras dengan
sesuatu benda
3. Trauma gigi adalah kerusakan yang mengenai jaringan keras gigi atau
4. Penyebab kelainan Jaringan keras gigi adalah faktor Fisik, Kimia dan
Bakteriologis
pada jaringan keras gigi dan pulpa, kerusakan pada tulang pendukung,
perdarahan yang terjadi akibat pulpa terbuka dengan pulpektomi vital merupakan
salah satu alternatif perawatan yang dapat dilakukan. Dalam kasus ini usaha
26
untuk mempertahankan gigi desidui yang mengalami kondisi fraktur mahkota
kompleks telah tercapai sehingga gigi dapat berfungsi kembali dengan normal.
27
DAFTAR PUSTAKA
Farani, W., & Nurunnisa, W. (2018). Distribusi Frekuensi Fraktur Gigi Permanen
di Rumah Sakit Gigi dan Mulut Universitas Muhammadiyah Yogyakarta.
Insisiva Dental Journal: Majalah Kedokteran Gigi Insisiva, 7(1), 28–36.
Harmono, H., Hikmah, N., Setiawan, B., & Wahyuningsih, S. (2017). Rongga
Mulut Blok 5 : Struktur Sistem Stomatognatik. 1–31.
Kristiani, A., Koswara, N., K, H. A., Wijaya, I., Nafarin, M., Nurhayati,
Suwarsono, Salamah, S., Dahlan, Z., Nasri, Budiarti, R., Vione, V.,
Mappahia, N., Ningrum, N., Ambarwati, S. U., Krisyudhanti, E., Elina, L., &
Arnetty. (2010). Buku Ajar Ilmu Penyakit Gigi dan Mulut. Politeknik
Kesehatan Tasikmalaya, 10–20.
Marchianti, A., Nurus Sakinah, E., & Diniyah, N. et al. (2017). Digital Repository
Universitas Jember Digital Repository Universitas Jember. In Efektifitas
Penyuluhan Gizi pada Kelompok 1000 HPK dalam Meningkatkan
Pengetahuan dan Sikap Kesadaran Gizi (Vol. 3, Issue 3).
28