Anda di halaman 1dari 20

LAPORAN TUTORIAL

SKENARIO 1 BLOK III.1

Dosen Fasilitator : drg. Darmawangsa, M.Kes.

Disusun Oleh :

1. ANDRIKA FITRIYAN PUTRA (2110070110003)


2. WIFA NOVIA RAHMI (2110070110013)
3. ERNITA PUTRI NESIA (2110070110021)
4. HIJRIATUL HASANAH PURBA (2110070110022)
5. KEVIN RICHARDO LUBIS (2110070110028)
6. MUHAMMAD BINTANG ANUGRAH (2110070110039)
7. NURMAULINA SIREGAR (2110070110057)
8. TASYA AZZAHRA PUTRI (2110070110061)
9. WILDA DWI ZULFA (2110070110062)
10. SANDI NAYOAN (2110070110072)
11. RIYANTI MUFIDA ALIYA PUTERI (2110070110077)
12. FAHRUL ROZI AKASUMA (2110070110093)
13. TRIYANA ARISFA RAHMADHANI (2110070110098)

FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI


UNIVERSITAS BAITURRAHMAH
TAHUN 2022/2023
Daftar isi
LAPORAN TUTORIAL............................................................................................................1
SKENARIO 1 BLOK 8..............................................................................................................1
DAFTAR ISI
…………………………………………………………………………………..2

KATA PENGANTAR...............................................................................................................3
BAB1……………………………………………………………………………………………
4
1.1 Latar Belakang…………………………………………………………………………..4

1.2. Rumusan Masalah.................................................................................................................4


1.3. Tujuan Pembelajaran.............................................................................................................4
BAB II…....................................................................................................................................5
PEMBAHASAN........................................................................................................................5
2.1 klarifikasi istilah.....................................................................................................................5
2.2. Menetapkan Permasalahan................................................................................................5-6
2.3. Curah Pendapat..................................................................................................................6-7
2.4 Menganalisis
Permasalahan………………………………………………………………..7
2.5 Tujuan
Pembelajaran……………………………………………………………………….8
2.6 Belajar
Mandiri…………………………………………………………………………….8
2.7 Hasil Belajar Mandiri……………………………………………………………………
8-15
BAB III.....................................................................................................................................16
KESIMPULAN........................................................................................................................16
DAFTAR PUSTAKA..............................................................................................................17
KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang kami
ucapkan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah melimpahkan Rahmat Hidayah, dan
Inayah-Nya kepada kami. Sholawat beriringkan salam tak lupa kami sanjungkan kepada nabi
besar Muhammad SAW yang telah membawa kita dari zaman jahiliyyah menuju zaman yang
penuh ilmu pengetahuan sehingga kami dapat menyelesaikan makalah tentang “Tambalanku
copot lagi “

Makalah ini telah kami susun dengan maksimal dan mendapatkan bantuan dari berbagai
pihak, terutama drg. Darmawangsa, M.Kes.sebagai dosen pembimbing sehingga dapat
memperlancar pembuatan makalah ini. Untuk itu kami menyampaikan banyak terima kasih
kepada semua pihak yang telah berkontribusi dalam pembuatan makalah ini.

Terlepas dari semua itu, kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada kekurangan, baik dari
segi susunan kalimat maupun tata bahasa. Oleh karena itu, dengan tangan terbuka kami
menerima segala saran dan kritik dari dosen pembimbing agar kami dapat memperbaiki
makalah ini.

Akhir kata kami ucapkan terimakasih. Semoga makalah Blok III.1( Dental caries 1) pada
scenario pertama yang membahas tentang “Tambalanku copot lagi “ yang kami susun ini
dapat memberi manfaat kepada yang membacanya.

Padang, 23 September 2022

Penyusun
BAB 1

1.1. Latar Belakang


karies gigi adalah proses penghancuran atau perlunakan dari email maupun dentin. proses
tersebut terjadi karena demineralisasi yang progresif pada jaringan keras dan akan terus
berlangsung sampai jaringan dibawahnya. Proses penghancuran tersebut berlangsung
lebih cepat pada bagian dentin dari pada email. (baum et al.,2012).karies gigi merupakan
penyakit utama di bidang kedokteran gigi hingga saat ini, salah satu perawatan untuk
karies adalah melakukan penumpatan atau restorasi. syarat restorasi yang baik dan benar
yaitu menunjang fungsi pengunyahan dan estetik serta memiliki sifat biokompatibel yang
baik dengan jaringan dalam rongga mulut (ford, 1993).restorasimerupakan penggantian
jaringan keras gigi yang telah rusak dengan suatu bahan yang diletakkan padakavitasgigi.
restorasi bertujuan untukmencegah kerusakan gigi supaya tidak berlanjut dan
mempertahankan gigi dalam lengkung rahang (yanti, 2004). salah satu bahan restorasi
yang biasa digunakan saat ini adalah resin komposit.istilahbahan komposit mengacu pada
kombinasi tiga dimensi atau sekurang-kurangnya dua bahan yang berbeda secara kimiawi
dengan suatu komponen pemisah yang nyata di antara keduanya, bila kombinasi bahan
tersebut tepat maka akan memberi kekuatan yang tidak dimiliki oleh satu bahan saja
(baum et al., 2012).
Setiap komposit bahan restorasi punya keterbatasan dalam merestorasi karies dengan
kedalaman mencapai dentin, oleh karena itu semen ionomer kacadapat digunakan sebagai
bahan base karena memiliki biokompabilitas yang baik antara struktur gigi dengan
lapisan semen.adanya kelemahandan kelebihan yang terdapat padaresin komposit dan
semen ionemer kaca, dikembangkanlah suatu teknik restorasi dengan menggabungkan
keduanya yang disebut restorasi sandwich(yanti, 2004). restorasi sandwich bertujuan
untuk mendapatkan suatu restorasi yang monolitik antara kedua bahan restorasi dan
jaringan keras gigi.restorasi sandwich dalam beberapa kasus memungkinkan sedikit
terjadinya kebocoran tepi dibandingkan dengan menggunakan satu jenis bahan tumpatan
secara langsung (liebenberg, 2007).

1.2. Rumusan Masalah


1. apa saja bahan-bahan restorasi?

2. apa jenis restorasi yang digunakan untuk scenario?


3. apa saja kebiasaan yang dapat menyebabkan tambalan gigi copot?

4. apa yang menyebabkan tambalan di ramuna sering lepas?

5. termasuk klasifikasi karies kelas apa yang di alami ramuna?

6. jenis restorasi apa yang di pakai ramuna sehingga tidak tahan lama?

7. apakah ukuran lobang kavitas sudah berada di bawah tepi gusi juga mempengaruhi
masalah di scenario?

8. apa saja yang mendukung keberhasilan dari restorasi tersebut?

9. apakah ada efek samping dari penambalan?

10. apa saja factor penting dalam pemilihan restorasi?

11. bagaimana cara penambalan gigi agar awet dan tanggal?

12 . apa saja prinsip preparsi yang baik dan benar agar bahan tambalan tidak lepas lagi?

1.3. Tujuan Pembelajaran


1. Mahasiswa mampu memahami dan menjelaskan definisi restorasi sandwich.
2. Mahasiswa mampu memahami dan menjelaskan prosedur restorasi sandwich.
3. Mahasiswa mampu memahami dan menjelaskan indikasi dan kontra indikasi restorasi
sandwich.
4. Mahasiswa mampu memahami dan menjelaskan material pada restorasi sandwich.
5. Mahasiswa mampu memahami dan menjelaskan mengenai edukasi pasien pasca
restorasi sandwich.
6. Mahasiswa mampu memahami dan menjelaskan factor yang mempengaruhi
keberhasilan dan kegagalan restorasi sandwich.
7. Mahasiswa mampu memahami dan menjelaskan ayat dan hadis mengenai scenario.

BAB II

PEMBAHASAN

SKENARIO 2

“Tambalanku copot lagi”

Aku adalah seorang mahasiswa FKG di kotaku. Ramuna, teman sekaligus kerabat dekatku.
Semalam dia menelpon menanyakan keadaan gigi belakangnya yang beberapa kali ditambal
oleh mahasiswa koas kembali copot. Aku menyarankan agar Ramuna konsul ke Drg supaya
kejadian tersebut tidak terulang lagi. Aku menemani Ramuna ke Drg dan menayakan kenapa
tambalan gigi Ramuna copot lagi. Drg melakukan pemeriksaan, dan menerangkan bahwa gigi
belakang kanan bawah Ramuna dasar lobangnya sudah berada dibawah tepi gusi, pemilihan
jenis restorasi yang kurang tepat pada kondisi gigi tersebut dan inilah yang menyebabkan
tambalan gigi tidak awet. Drg akan melakukan penambalan dengan pemilihan jenis restorasi
yang tepat.

2.1. Klarifikasi Istilah

1. Restorasi
-Restorasi merupakan penggantian jaringan keras gigi yang telah rusak dengan suatu
bahan yang diletakkan pada kavitas gigi yang bertujuan untuk mencegah kerusakan
gigi supaya tidak berlanjut dan mempertahankan gigi dalam lengkung rahang.
-Restorasi adalah prosedur yg dilakukan untuk mengembalikan fungsi dan bentuk
pada gigi

2.2. Menetapkan Permasalahan


1. apa saja bahan-bahan restorasi?

2. apa jenis restorasi yang digunakan untuk scenario?

3. apa saja kebiasaan yang dapat menyebabkan tambalan gigi copot?

4. apa yang menyebabkan tambalan di ramuna sering lepas?

5. termasuk klasifikasi karies kelas apa yang di alami ramuna?

6. jenis restorasi apa yang di pakai ramuna sehingga tidak tahan lama?

7. apakah ukuran lobang kavitas sudah berada di bawah tepi gusi juga mempengaruhi
masalah di scenario?

8. apa saja yang mendukung keberhasilan dari restorasi tersebut?

9. apakah ada efek samping dari penambalan?

10. apa saja factor penting dalam pemilihan restorasi?

11. bagaimana cara penambalan gigi agar awet dan tanggal?

12 . apa saja prinsip preparsi yang baik dan benar agar bahan tambalan tidak lepas lagi?
2.3. Curah Pendapat
1. apa saja bahan- bahan restorasi?

 resin komposit

Merupakan campuran bahan kuarsa dengan resin yg menghasilkan tambalan warna seperti
gigi.Tambalan komposit relative berharga lebih mahal dibanding amalgam bergantung pada besar
kecilnya tambalan serta tingkat kesulitan dalam melakukan penambalan.Diperlukan waktu lebih
lama untuk menambal komposit.

 Ionomer kaca

Merupakan bahan tambalan berwarna seperti gigi terbuat dari campuran bubuk kaca dan asam
akrilik. Bahan ini dapat digunakan untuk menambal lubang khususnya pada permukaan gigi

 Amalgam

Amalgam merupakan campuran beberapa logam, yaitu air raksa perak , seng tembaga dan beberapa
logam lainnya.Amalgam sangat bermanfaat untuk merestorasi gigi geraham karena kemampuannya
menahan beban kunyah yang besar. Amalgam mudah ditambahkan ke lubang yang sulit dikeringkan
contoh : lubang di bawah tepi gusi

 Porselen

Digunakan sebagai inlay,onlay,crown atau veneer. Veneer adalah lapisan porselen sangat tipis yang
ditempatkan pada gigi mengaitkan email. Biasanya digunakan untuk perbaikan penampilan gigi yang
berwarna kurang baik. Setelah melekat pada gigi porselen sangat kuat tapi akan mengikis gigi
antagonisnya bila permukaannya kasar.

2. apa jenis restorasi yang digunakan untuk scenario?

Restorasi yang cocok digunakan sesuai permasalahan dalam scenario adalah restorasi sandwich
karena karies sudah mencapai tepi gusi/ servikal dan restorasi ini juga cocok digunakan pada risiko
karies tinggi.Restorasi Sandwich adalah suatu teknik restorasi dengan menggabungkan dua macam
bahan yaitu glass ionomer cement dan resin komposit. GIC sebagai bahan pengisi, yang memiliki
biokompatibilitas, sifat fisik dan kekuatan perlekatan yang baik terhadap dentin, memiliki dimensi
yang stabil dan proses pengerutan yang minimal pada saat setting, sehingga dapat menghasilkan
penutupan tepi yang baik sedangkan, Resin komposit tidak berikatan secara kimia dengan enamel
gigi, melainkan berikatan secara mekanis dengan pengetsaan dan pengapliakasian bahan bonding.

3. Apa saja kebiasaan yang dapat menyebabkan tambalan gigi copot?


Faktor kebiasaan buruk pasien setelah penambalan. Contohnya sering mengunyah makanan yang
keras, memakan makanan yang terlalu panas ataupun terlalu dingin. Kurang menjaga kesehatan dan
kebersihan rongga mulut juga dapat menyebabkan rusaknya tumpatan yang sudah diberikan karen
terbentuknya karies sekunder.

 Salah pemilihan jenis sikat gigi dan pasta gigi. Pasien yang giginya sudah ditambal sebaiknya
menggunakan jenis sikat gigi yang soft atau medium dan menggunakan pasta gigi yang
banyak mengandung fluor dan potassium sitrat.
 Kesalahan dokter gigi pada saat preparasi yaitu masih adanya jaringan karies yang belum
sempurna dibuang.

4. apa yang menyebabkan tambalan di ramuna sering lepas?

Seperti yang disebut pada skenrio yaitu, pemilihan bahan yang kurang tepat dan pemilihan yang
buruk seperti meyikat gigi terlalu keras dan mengonsumsi makanan keras

5.termasuk klasifikasi karies kelas apa yang di alami ramuna?

 Klas II karena melibatkan sisi proksimal gigi posterior


 Klas v karna karies tersebut sudah mengenai pada 1/3 servikal gigi
7. Jenis restorasi apa yang di pakai ramuna sehingga tidak tahan lama?
Kemungkinan GIC karna GIC tidak kuat untuk digunakan pada gigi posterior

8. (wifa) apakah ukuran lobang kavitas sudah berada di bawah tepi gusi juga mempengaruhi
masalah di scenario?
Iya, berpengaruh karna untuk menentukan bahan apa yang akan digunakan pada gigi tersebut

9. apa saja yang mendukung keberhasilan dari restorasi tersebut


yang dapat mempengaruhi keberhasilan dalam merestorasi :
1. Teknik isolasi yang baik.
Teknik isolasi yang baik akan dapat membantu terciptanya keberhasilan restorasi yang
dilakukan. Isolasi yang baik akan memberikan wilayah kerja yang tepat, tanpa mengganggu
daerah gigi tetangga, dan memberikan batas yang baik agar daerah yang dipreparasi tidak
terkontaminasi dengan saliva.
2. Pemilihan bahan tumpatan yang tepat.
Bahan tumpatan dipilih berdasarkan kebutuhan dan pertimbangan yang melibatkan
posisi restorasi. Apabila bahan tumpat yang biasa digunakan untuk restorasi kavitas di
bagian anterior dipakai untuk restorasi kavitas posterior, maka, tentunya bahan tersebut
tidak akan mampu menahan beban mastikasi di bagian posterior dan sebaliknya.
3. Design kavitas yang sesuai.
Design kavitas yang baik hendaknya mempertimbangkan segi retensi, resistensi,
convenience, dan ekstension for prevention. Apabila keempat hal tersebut terpenuhi, maka
karies sekunder sulit sekali timbul, dan daya tahan restorasi akan menjadi semakin lama.
Karies sekunder biasanya disebabkan oleh preparasi yang tidak memenuhi criteria
ekstension for prevention, yaitu pit dan fissure yang dalam harus diikutsertakan pada
preparasi walaupun tidak terkena karies. Juga criteria removal of caries, yaitu penghilangan
jaringan yang terinfeksi. Apabila kedua criteria tersebut tidak terpenuhi maka akan terjadi
karies sekunder.
4. Teknik manipulasi bahan restorasi plastis.
Cara manipulasi bahan restorasi plastis berbeda-beda untuk tiap bahan, dengan
berbagai ketentuan tertentu. Apabila hal ini tidak diikuti dengan baik, maka akan
berpengaruh terhadap kekuatan sifat mekanisnya, ekspansifnya, dan dikhawatirkan akan
menyebabkan mikroporositas yang menjadi penyebab karies sekunder.
5. Proses polishing.
Proses polishing dilakukan sesuai dengan waktu pengerasan sempurna tiap-tiap bahan.
Polishing pada GIC boleh dilakukan setelah 5 menit, namun polishing pada amalgam tidak
boleh dilakukan sebelum tumpatan mencapai ± 24 jam karena reaksi pengerasan amalgam
terjadi secara sempurna setelah 24 jam atau lebih, apabila polishing dilakukan kurang dari
24 jam maka akan mempengaruhi kekuatan amalgam. Kekuatan amalgam akan turun dan
ketika dilakukan polishing kemungkinan bisa pecah.
6. Teknik finishing.
Untuk stone hijau digunakan untuk finishing tumpatan amalgam sedangkan stone putih
digunakan untuk finishing tumpatan GIC atau komposit. Apabila tidak dilakukan finishing maka
permukaan amalgam menjadi kasar sehingga adanya penumpukan makanan dan menyebabkan
suasana asam yang dapat menyebabkan karies sekunder pada gigi sekitar tumpatan dan dapat
menyebabkan tarnish (pada permukaan dan tidak merusak restorasi) dan korosi (hasil dari reaksi
kimia yang dapat berpenetrasi ke dalam tumpatan amalgam sehingga menjadi rusak).
10.apakah ada efek samping dari penambalan?
Tidak ada efek samping jika sesuai prosedur kecuali ada alergi pasien terhadap tambalan dan
efek makanan dan minuman, suhu panas dan dingin, jika bahan tersebut terbuat dari bahan logam.

11. apa saja factor penting dalam pemilihan restorasi?

Dalam menentukan pemilihan jenis restorasi ada beberapa hal yang harus
diperhatikan terlebih dahulu. pertama ada memperhatikan banyaknya jaringan yang
tersisa, banyaknya struktur jaringan yang tersisa akan mempengaruhi beban kunyah
yang akan diterima gigi. kemudian mengetahui morfologi gigi. semakin sedikit sisa
struktur gigi dan semakin besar fungsi gigi dalam lengkung rahang, pemilihan
restorasi harus dilakukan dengan hati-hati. gigi dengan struktur gigi yang sedikit dan
beban kunyah yang besar memiliki resiko fraktur yang lebih tinggi, sehingga
perencanaan harus dilakukan dengan baik.Berikut beberapa faktor-faktor penting
dalam pemilihan restorasi :

1.Faktor yang berhubungan dengan material

● Menahan tekanan oklusal .


● Tahan terhadap pengausan.
● Tidak rusak dalam cairan mulut
● Adaptasi baik dengan dinding kavitas
● Bersifat anti bakteri
2. Faktor yang Berhubungan dengan Gigi

● Karakter Lesi Karies


Pemilihan bahan mendasarkan pada tipe gigi, lokasinya di rahang
rahang, tekanan yang menimpa gigi, permukaan yang akan direstorasi, dan
kedalaman lesi.

● Status Pulpa
Jika lesi karies tidak mengancam kesehatan pulpa , maka karies
dibuang kemudian menghindarkan terbukanya pulpa dan merestorasi gigi
dengan restorasi permanen.

12. bagaimana cara penambalan gigi agar awet dan tanggal?


➢ Menghindari memberi tekanan terlalu keras pada area penambalan gigi
➢ Menyikat gigi secara rutin dengan fluoride
➢ Menggunakan obat kumur untuk membersihkan gigi dari plak
➢ Menjalani diet sehat mengkonsumsi nutrisi seimbang
➢ Membersihkan sela gigi menggunakan benang gigi secara rutin
13. apa saja prinsip preparsi yang baik dan benar agar bahan tambalan tidak lepas lagi?
a. Outline Form (menentukan batas-batas perluasan)
Membuang semua jaringan karies dan fisur yang dalam, membuang jaringan email yang
tidak didukung dentin.
b. Resistance Form
Membentuk kavitas agar restorasi maupun giginya tidak pecah atau tahan terhadap tekanan
pengunyahan.
c. Retention Form
Membentuk kavitas agar restorasi tidak bergerak dan tidak mudah lepas.
d. Convenience Form
Membentuk kavitas yang memudahkan pemasukan atau insersi atau pemasangan bahan
restorasi.
e. Removing The Remaining of The Carious Dentin
Membuang jaringan karies yang masih tersisa.
f. Finishing The Enamel Wall and Margin
Menghaluskan dan membentuk sudut pada dinding email.
g. Toilet of Cavity
Membuang semua jaringan yang masih tertinggal, memeriksa, dan menghaluskan dinding
kavitas dengan kapas.
2.3 Menganalisis Permasalahan

2.5. Tujuan Pembelajaran


1. Mahasiswa mampu memahami dan menjelaskan definisi restorasi sandwich.
2. Mahasiswa mampu memahami dan menjelaskan prosedur restorasi sandwich.
3. Mahasiswa mampu memahami dan menjelaskan indikasi dan kontra indikasi restorasi
sandwich.
4. Mahasiswa mampu memahami dan menjelaskan material pada restorasi sandwich.
5. Mahasiswa mampu memahami dan menjelaskan mengenai edukasi pasien pasca
restorasi sandwich.
6. Mahasiswa mampu memahami dan menjelaskan factor yang mempengaruhi
keberhasilan dan kegagalan restorasi sandwich.
7. Mahasiswa mampu memahami dan menjelaskan ayat dan hadis mengenai scenario.

2.6. Belajar Mandiri


Dalam step ini kami melakukan belajar mandiri, yaitu dengan mencari berbagai
literatur yang berhubungan dengan tujuan pembelajaran baik dari internet, buku, maupun
dari pakarnya langsung.
2.7. Hasil Belajar Mandiri
1. Mahasiswa mampu memahami dan menjelaskan definisi restorasi sandwich.
 Restorasi sandwich merupakan teknik restorasi yang menggunakan dua bahan
restorasi yang berbeda dalam satu restorasi seperti pemakaian glass ionomer
cement dan resin komposit ataupun glass ionomer cement dan amalgam. Semen
ini berikatan secara kimia pada dentin dan mempunyai koefisien ekspansi termal
yang sama dengan struktur gigi.Teknik ini dikenal laminasi yg menggunakan
bahan GIC sebagai bahan pengisi,yang memiliki biokompatibilitas, sifat fisik dan
kekuatan perlekatan yang baik terhadap dentin.Restorasi Sandwich dibedakan
menjadi 2 macam yaitu sandwich open, dan close sandwich.
 Restorasi sandwich adalah modifikasi restorasi yang memberikan bahan secara
berlapis/ layer by layer menggunakan glass ionomer dan resin komposit dimana
Glass ionomer akan menggantikan dentin sedangkan komposit akan menggantikan
enamel yg bertujuan untuk mendapatkan suatu restorasi yang monolitik antara
resin komposit, glass ionomer cement dan jaringan keras gigi
2. Mahasiswa mampu memahami dan menjelaskan prosedur restorasi sandwich.

Prosedur restorasi sandwich

1.preparasi dan linning

kavitas dipreparasi , dengan membuang seluruh jaringan karies menggunakan diamond


bur, yang berfungsi untuk membersihkan serta menghaluskan dinding kavitas.

lining menggunakan kalsium hidroksida digunakan pada keadaan dentin yang hampir
terbuka dengan perkiraan ketebalan dentin yang menutupinya sekitar1 mm atau
kurang, namun liner tidak boleh menutupi daerah yang besar yang dapat mengganggu
bonding (ikatan) glass ionomer. setelah kavitas preparasi ,kemudian tepi enamel bevel

2.Perawatan permukaan

Setelah kavitas dibersihkan, dikeringkan kemudian dioleskan kondisioner pada


permukaan kavitas ikatan semen glass ionomer kaca pada dentin dapat diperkuat
dengan menggunakan larutan yang mengandung asam poliakrilik, asam tannik,
dodicin atau asam polialkenoat 10 % selama 10- 15 detik kemudian bilas dengan
air dan dikeringkan.
3.
3. Pemberian semen

GIC disiapkan dan diaplikasikan ke dalam kavitas menggunakan spuit aplikator agar
kavitas benar benar terisi dengan padat. cara pengadukan bubuk dan cairan GIC yang
dilakukan dengan benar merupakan prosedur yang sangat penting, karena akan
mempengaruhi kualitas GIC yang dihasilkan. cara adalah sebagai berikut

I.Bubuk dibagi menjadi dua porsi dengan jumlah yang sama banyak.

II.Porsi pertama disatukan dengan cairan, kemudian dicampur dengan menggunakan


spatula dengan gerakan rolling (melipat) dengan tujuan hanya untuk membasahi
permukaan partikel bubuk dan menghasilkan campuran encer. langkah ini dilakukan
selama 10 detik

III.Kemudian porsi kedua disatukan dengan adukan pertama. pengadukan terus


dilanjutkan dengan gerakan yang sama dengan daya yang ringan,

sampai seluruh partikel terbasahi. luas daerah pengadukan diusahakan untuk tidak
meluas dan adukan selalu dikumpulkan menjadi satu.dianjurkan untuk tidak
melakukan gerakan memotong adukan, karena tujuan pengadukan hanya untuk
membasahi permukaan partikel bubuk.

IV.Pengadukan selesai setelah 25 ± 30 detik sejak awal pengadukan.sebaiknya


adukan tidak perlu diangkat angkat untuk memeriksa konsistensinya, karena bila
hal ini dilakukan maka proses pengadukanakan terus berlanjut dan makin banyak
partikel bubuk yang larut.

V.Adukan langsung dikumpulkan di spuit aplikator untuk di aplikasikan ke dalam


kavitas. pada keadaan ini reaksi pengerasan sudah berlangsung.
Ada dua cara pengaplikasian GIC, cara pertama GIC diaplikasikan secukupnya dan
langsung dibentuk basis. sedangkan cara kedua adalah dengan mengisi penuh
kavitas dengan GIC.

4. preparasi semen (GIC)


Setelah mengeras selama 5 menit dinding dinding yang tertutup dengan GIC harus
dipreparasi kembali untuk mendapatkan permukaan dentin dan email yang halus,
sehingga dapat diperoleh retensi resin komposit yang baik

5. Pemberian resin bonding


Seluruh permukaan GIC yang akan berkontak dengan resin komposit dan dinding
dinding kavitas (dentin dan email) di etsa selama 15- 20 detik. kemudian kavitas
dibilas dengan air, tanpa tekanan, selama 1- 2 menit keringkan kavitas dengan chip-
blower.
Salah satu bonding yang dipakai adalah agen bonding resin liquid dioleskan segera
pada basis semen dan dinding-dinding kavitas, aplikasikan bonding agent pada seluruh
permukaan yang di etsa diamkan selama 10 detik agar zat pelarutnya menguap,
semprot perlahan dengan chip- blower, kemudian dipolimerisasi dengan penyinaran
(light cured). lakukan langkah ini sebanyak dua kali.

6. pemberian resin komposit


Resin komposit diaplikasikan selapis demi selapis dengan ketebalan maksimum 2mm.
bahan tersebut tidak boleh berlebihan. untuk setiap lapisnya dilakukan polimerisasi
dengan penyinaran. penyinaran sebaiknya dilakukan dari tiga arah, yaitu dari arah :
bukal, lingual atau palatal, dan terakhir dari arah oklusal.

7. Finishing & polishing

penyelesaian setelah disinari, pemolesan restorasi dapat diselesaikan dengan


menggunakan “bur finishing” dan "cup polishing" karet abrasif dan bubuk aluminium
oksida yang halus.

4. Mahasiswa mampu memahami dan menjelaskan indikasi dan kontra indikasi


restorasi sandwich.
 Indikasi
- Kelas I decidui
- Kelas II decidui
- Kelas III
- Kelas V -->restorasi servikal dan karies akar sebab daya tahan terhadap abrasinya
lebih bagus daripada resin komposit hibrid.
- Pit&fissure sealant

 Kontraindikasi
- Klas I, Klas II, Klas IV, Klas VI
- Jika pasien mempunyai alergi terhadap satu atau lebih bahan restorasi resin,
termasuk sistem adhesive.
- Pada kotak interproximal yang dalam, karena peningkatan jarak dari sumber cahaya.

5. Mahasiswa mampu memahami dan menjelaskan material pada restorasi sandwich.


 Glass Ionomer Cement (GIC) Conventional dan Resin Modified Glass Ionomer
Cement (RMGIC).
Kedua material basis ini memiliki kandungan yang sama yaitu kaca
aluminosilikat dan asam polialkenoat. Adapun perbedaan dari keduanya adalah
pada RMGIC diberikan penambahan resin yaitu 2- hydroxy-ethyl methacrylate
(HEMA). Selain itu, perbedaan lainnya yaitu pada proses pengerasannya (setting
reaction) di mana GIC Conventional mengalami proses pengerasan secara
kimiawi sedangkan RMGIC pengerasannya dibantu oleh sinar. Perbedaan-
perbedaan tersebut dapat mempengaruhi keberhasilan kedua basis ini dalam
meminimalkan kebocoran mikro pada teknik sandwich
 Resin komposit
Bahan resin komposit dapat memenuhi sifat estetika yang baik dan terutama
digunakan untuk gigi anterior. Sejak tahun 1980 sifat mekanis dan fisik dari resin
komposit, filler, coupling agent dan bonding agent terus dikembangkan dan beberapa
merek mendapat sertifikasi oleh ADA.
● Semen Ionomer Kaca
Umumnya digunakan untuk alternatif usia lanjut, perbaikan restorasi, untuk restorasi
gigi posterior dan sebagai basis restorasi sandwich. Keunggulan bahan ini adalah
dapat digunakan untuk mengurangi sensitivitas gigi, memperpanjang waktu
pemakaian dan aplikasinya tidak memerlukan penyinaran. Berbagai pilihan Semen
Ionomer Kaca dapat digunakan sebagai basis restorasi sandwich. Masing-masing
bahan mempunyai kelebihan dan kekurangan. Yang umum digunakan di klinik adalah
Semen Ionomer Kaca.
5. Mahasiswa mampu memahami dan menjelaskan mengenai edukasi pasien
pasca restorasi sandwich.

6. Mahasiswa mampu memahami dan menjelaskan factor yang mempengaruhi


keberhasilan dan kegagalan restorasi sandwich.
● Sikat gigi secara menyeluruh setidaknya dua kali sehari dengan pasta gigi berfluoride dan
flossing setiap hari
● Batasi camilan manis dan lengket dan pilih opsi yang lebih sehat
● Bilas dengan obat kumur terapeutik bebas alkohol untuk mengurangi bakteri mulut.
● Jangan gunakan produk tembakau dan batasi makanan yang bernoda (seperti kopi dan
teh).Bilas mulut dengan air saat makan makanan ini
● Pilih air dari pada minuman asam seperti jus dan soda
● Hindari menggigit makanan keras dan mengunyah es
● Temui dokter gigi setidaknya setiap tahun untuk pemeriksaan dan pembersihan dan lebih
sering jika direkomendasikan oleh dokter gigi.
● Kurangi makanan yang bersifat asam dan manis
● Pasien yang telah dilakukan perawatan restorasi diamjurkan tidak menggosok gigi terlalu
keras dan menggunakan sikat gigi yang lembut
● Rutin control ke dokter gigi enam bulan sekali

7. Mahasiswa mampu memahami dan menjelaskan ayat dan hadis mengenai scenario.

 sebagaimana penumpatan atau restorasi merupakan suatu pengobatan untuk


menyembuhkan gigi yang rusak, seperti halnya pada hadist dari Abdullah ibnu
mas’ud rasullah bersabda, yang artinya sesungguhnya allah itu mahal dan
indah dan mencintai keindahan (yang indah) kesombongan adalah menolak
kebernaran dan meremehkan manusia (HR.muslim)

 ‫صلَّى هللاُ َعلَ ْي ِه َو َسلَّ َم تَخَ لَّلُوْ ا فَِإنَّهُ نَظَافَةٌ َوالنَّظَافَةُ تَ ْد ُعوْ ِإلَى اِإْل ْي َما ِن‬ َ َ‫ق‬
َ ِ‫ال َرسُوْ ُل هللا‬

‫ة (رواه الطبران‬ َ ‫ه فِى ا ْل‬


ِ ‫ج َّن‬ ِ ِ‫حب‬
ِ ‫صا‬
َ ‫ع‬
َ ‫ان َم‬
ُ ‫م‬َ ‫َواِإْل ْي‬

Buanglah sisa-sisa makanan di gigimu, karena perbuatan itu adalah kebersihan, dan kebersihan itu akan
mengajak (menggiring) kepada iman, dan iman itu akan bersama orang yang memilikinya dalam surga."
(HR. At-Thabrani)

 Dengan menyebut nama Allah, dengan menyebut nama Allah, aku berlindung kepada Allah dan
kuasa-Nya dari kejelekan yang aku dapatkan dan aku waspadai (HR. Muslim
 Nabi Saw SAW
telah bersabda: "Sekiranya arahanku tidak akan memberatkan orang muk-
min, niscaya aku akan memerintahkan mereka bersiwak (menggosok gigi)
setiap kali hendak mendirikan shalat"
BAB III

KESIMPULAN

Restorasi sandwich adalah suatu teknik restorasi dengan menggabungkan dua macam bahan
yaitu glass ionomer cementdan resin komposit yang pertama kali diperkenalkan oleh Wilson dan
McLean (1988). Teknik ini dikenal dengan istilah restorasi laminasi dengan menggunakan GIC
sebagai bahan pengisi, yang memiliki biokompatibilitas, sifat fisik dan kekuatan perlekatan yang
baik terhadap dentin. Penggabungan kedua bahan dalam satu restorasi ini bertujuan untuk
mendapatkan suatu restorasi yang monolitik antara resin komposit, glass ionomer cement dan
jaringan keras gigi.

DAFTAR PUSTAKA

1. Jurnal : Ford, T.R. Pitt. 2010.Tentang Restorasi Gigi.

2. Pubmed, Glass ionomer cements and their role in the restoration of non-carious cervical
lesions Luciana Fávaro Francisconi,2009

3. interdental jurnal kedokteran gigi vol 14 no 2 tahun 2018

4. Jurnal : Sulastri, Siti.2017. Dental Material : Bahan Ajar Keperawatan Gigi. Book Bachelors

5. Dari jurnal Ketahanan Asam dari Bahan Restorasi Semen Ionomer Kaca di tulis oleh dinuki
parera dkk tahun 2020
https://www.mdpi.com/2306-5354/7/4/150/htm

6. Jurnal : Cabe, J. F. M., & Walls, A. W. (2012). Dental Material Kedokteran Gigi. Jakarta :
EGC

7. jurnal material kedokteran gigi :Kekuatan Tekan Restorasi Sandwich Berbasis Semen Ionomer
Kaca

Sri Lestari Vol 1 No 2 September 2012 http://jurnal.pdgi.or.id/index.php/jmkg/issue/view/35

8. Lindberg, Anders. 2005. Resin Composites: Sandwich Restorations and Curing


Techniques. Department of Dental Hygienist Education, Faculty of Medicine. Umeå
University, Sweden.

9. Jurnal stina Sisthaningsih, Endsng Soprastiwi 2006 PERAWATAN SALURAN AKAR


ULANG AKIBAT LEPASNYA RESTORASI

10. Jurnal : Robbins, J.W. 2010. Restoration of the endodontically treated tooth. Dent Clin N
Am, 2010. 46: p. 367-384

Anda mungkin juga menyukai