Kami panjatkan syukur kepada Tuhan yang Maha Esa oleh karena berkat-Nya
makalah yang berjudul “Implan Kedokteran Gigi” dapat terselesaikan.
Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas tutorial modul ke 4 blok 13
semeter 7. Kami tentunya menyadari bahwa makalah ini jauh dari kata sempurna,
maka dari itu kami sangat membuka jika terdapat kritik dan saran yang
membangun untuk penyusunan makalah yang lebih baik lagi di masa yang akan
datang.
Kami sebagai penyusun menyampaikan terima kasih kepada semua pihak yang
telah membantu sehingga makalah ini dapat selesai dengan baik. Semoga makalah
ini dapat berguna dan menambah wawasan pembaca terutama mengenai
kedokteran keluarga di Indonesia. Terima kasih.
Tim Penyusun
i
DAFTAR ISI
ii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Ilustrasi Skema Jaringan Keras dan Lunak pada Gigi ................ .8
Gambar 2.2 Penempatan Implan dan Angulasi Menentukan Posisi Sekrup ... .14
Gambar 2.3 Penempatan Superior atau Inferior dapat Menyebabkan Kontur
Mahkota dan Kedalama Poket ........................................................................ .15
Gambar 2.4 Implan Molar Maksila ................................................................. .17
Gambar 2.5 Pemindaian Mikrograf Elektron .................................................. .19
Gambar 2.6 Dosis Dental CBCT dan Spiral CT ............................................. .21
iii
BAB I
PENDAHULUAN
1.2 Skenario
Seorang laki-laki 38 tahun sudah 2 minggu ini sulit mengunyah karena gigi
belakang kanan bawahnya pecah saat makan kacang. Pasien tersebut berobat ke
RSGM kota B untuk mendapatkan perawatan. Dokter gigi yang memeriksa pasien
tersebut meyarankan untuk dicabut dikarenakan sudah terjadi fraktur gigi secara
vertikal dan tidak dapat dilakukan penambalan. Pasien tersebut menyetujui saran
dokter gigi untuk dicabut namun tidak ingin digantikan dengan menggunakan gigi
tiruan lepasan dan juga tidak ingin dilakukan pengurangan struktur gigi yang
tersisa untuk pembuatan gigi tiruan cekat. Dokter gigi tersebut menyarankan
untuk dilakukan pemeriksaan CBCT.
Pada pemeriksaan intra oral:
1. Oral hygiene baik
2. Missing teeth ar/ 47
1
2
1.3 Terminologi
1. Implant kedokteran gigi : struktur yang terbuat dari bahan alloplastic yang
melalui tulang untuk memberikan retensi dan dukungan untuk protesa gigi
1. Mengapa pasien yang mengalami fraktur gigi secara vertical tidak dapat
dilakukan penamalan?
horizontal?
panoramik?
1. Karena, pada skenario pasein mengalami fraktur gigi sampai akar sehingga
2. Tergantung dari seberapa besar resoprsi terjadi, jika besar dilakukan bone
3. Untuk mengukur ketebalan tulang pasien dan bisa melihat secara 3D.
5. Kesehatan mulut dan tubuh pasein yang baik, pasein memiliki koordinasi
otot yang lemah sehingga stabilitas dan retasi GTSL sulit dicapai, kodisi
radiografi CBCT lebih baik karena bisa mengukur ketebalan tulang untuk
1.6 Hipotesis
fungsi pengunyahan, estetik dan kenyamanan yang ideal menyerupai gigi asli
BAB II
ISI
periosteal dan pada atau di dalam tulang untuk memberikan retensi dan
dukungan untuk protesa gigi cekat atau lepasan; zat yang ditempatkan ke dan
atau pada tulang rahang mendukung protesa gigi cekat atau lepasan.
A. Endosseous implant
mempertahankan tubuh implant di dalam tulang. Ada dua tipe dua tipe
B. Implant blade
tersedia dalam desain satu bagian dan dua bagian. Blade terbuat dari
C. Implant silinder
Implant silinder atau pres-fit adalah desain endosseous yang terdiri dari
juga logam. Implant ini jarang di gunakan saat ini karena permukaan
A. Dental implant body yaitu bagian dari implant yang diletakkan didalam
pemasangan abutment.
A. Definisi Osteointegrasi
langsung yang nyata yang dihasilkan dari permukaan bahan eksogen dan
host bone tissue, tanpa mengganggu jaringan ikat fibrosa interface antara
jaringan ikat terdapat di atas tingkat tulang dengan serat yang sejajar
dengan permukaan implan dan tidak ada serat yang masuk. Terdapat
Gambar 2.1 Ilustrasi Skema Jaringan Keras dan Lunak pada Gigi dan Implan
dan tulang pendukung. Implan tidak dapat intrusi atau bermigrasi untuk
pada individu yang sedang tumbuh. Gigi asli terus tumbuh dan bermigrasi
pengunyahan dan mungkin juga secara tidak langsung memengaruhi status gizi
B. Meningkatkan fungsi bicara. Kehadiran gigi dan struktur alveolar sangat penting
C. Meningkatkan estetika.
D. Mendapatkan kembali gigi yang hilang, kehilangan bagian tubuh (misalnya gigi)
dapat dikaitkan dengan keinginan kuat untuk mengganti apa yang hilang terlepas
E. Mengindari preparasi gigi dan kemungkinan sekuel. Preparasi struktur gigi dapat
dalam saliva masuk ke dalam gigi, dan prosedur lain terkait dengan pemasangan
retainer jembatan ke gigi yang berkaitan dengan risiko nekrosis pulpa dan
A. Kontraindikasi absolut
2. Prostesis katup
6. Osteoporosis umum
B. Kontraindikasi relatif
dapat mempengaruhi umur panjang implan gigi jika tindakan khusus tidak
C. Kontraindikasi Lokal
2. Kebersihan mulut yang buruk atau infeksi gigi di dekat situs perawatan
3. Maloklusi, solusi :
4. Posisi saraf alveolar bawah dan struktur anatomi rahang bawah yang tidak
menguntungkan, solusi :
5. Kualitas dan kuantitas gusi yang tidak mencukupi (misalnya, resesi gingiva
memberantasnya;
13
6. Bruxism, solusi :
a. Mengenakan alat untuk mencegah kerusakan pada gigi dan implan pada
malam hari;
Untuk mencegah kerusakan, jaga jarak setidaknya 1 mm dari gig asli yang
14
berdekatan tetapi tetap berada sedekat mungkin dengan gigi asli sehingga
kontur dapat diterima dan dapat dibuat oleh dokter gigi restoratif. Untuk
tergantung dari diameter restorasi dan bisa disesuaikan dengan ukuran gigi
yang berbeda. Sebagai contoh, diameter akar tipikal insisif sentral maksila
4 ke 8 mm. Jika dilakukan dalam jarak yang terlalu pendek, restorasi akan
lebih kecil dari 4 mm pada CEJ. Oleh karena itu, restorasi estetik pada
implan 4 mm tidak mungkin. Implan dengan ukuran lebih kecil (3 mm)
Gambar 2.4 Implan Molar Maksila (A) Implan diameter kecil dan abutment
diletakkan untuk merestorasi insisif lateral mandibula. Abutmen cekat dapat
dibuat khusus dan dipersempit untuk memungkinkan restorasi gigi berdiameter
kecil. (B) Restorasi implan gigi insisif lateral mandibula yang telah selesai
dibuat. (C) Implan diameter lebar (5mm) diletakkan untuk menggantikan molar
pertama maksila (D) Implan molar maksila pertama yang telah selesai dibuat.
gigi tunggal terutama pada zona estetik anterior. Single tooth implant
(spline/hexagon)
18
salin. Irigasi diterapkan secara eksternal atau internal dan diarahkan melalui
memiliki bor awal berdiameter kecil yang digunakan untuk menandai lokasi
dengan bor awal/ initial. Pin paralel kemudian ditempatkan pada preparasi
untuk memeriksa kesejajaran dan angulasi. Pada titik ini, penentuan akhir
dukungan tulang yang tepat tersedia. Setelah kedalaman dan diameter yang
semua implan dipasang, penutup bebas tekanan dapat mencegah luka pecah.
kompak, dosis yang wajar, biaya rendah dan kemudahan penggunaan mungkin
model CBCT yang berbeda tersedia. Ini juga termasuk hybrid atau biasa
murah dan primer mesin dengan ukuran detektor kecil untuk memindai bidang
pandang yang sempit dengan tombol 3D. Mesin CBCT digunakan untuk
radiasi, walaupun dosis radiasi harus dikurangi agar dibawah ambang batas
keamanan tetapi tingkat dosis yang sangat rendah dapat membuat gambar
specific).
Dosis radiasi yang efektif untuk CBCT biasanya jauh di bawah tingkat
panoramik (20-100 μSv). Tetapi, sistem CBCT yang tersedia secara komersial
perangkat CBCT yang diperlukan, dari sekitar 10 μSv sampai 1000 μSv (yang
Gambar 2.6: Dosis Dental CBCT dan Spiral CT diamana Dosis Spiral
CT Lebih Tinggi dibandingkan dengan Dental CBCT Sehingga Resiko
Radiasi Lebih Tinggi.
keseimbangan antara biaya dan dosis radiasi dan informasi klinis. Protokol
satu dosis standar untuk pasien dan indikasi. Hal tersebut bergantung pada
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
untuk memberikan retensi dan dukungan untuk protesa gigi cekat atau lepasan dan
juga untuk memperoleh fungsi pengunyahan, estetik dan kenyamanan yang ideal
menyerupai gigi asli. Oseointegrasi harus terjadi pada saat pemasangan implan
pemasangan implant gigi sangat penting untuk dilakukan untuk melihat keadaan
22
DAFTAR PUSTAKA
Dent. 2019;
Assoc. 2013;
7. Jacobs R.,et al, 2018. BMC Oral Health ; Cone Beam Computed
23