Anda di halaman 1dari 26

GAMBARAN PREVALENSI KARIES GIGI MOLAR PERTAMA

PERMANEN PADA MAHASISWA PENGGUNA ALAT


ORTHODONTIK CEKAT ANGKATAN 2017 DI FAKULTAS
KEDOKTERAN GIGI UNIVERSITAS TRISAKTI

Modul 5.11 TUGAS METODOLOGI PENELITIAN

LATIHAN PENYUSUNAN SKRIPSI


KELOMPOK D - OBSERVASIONAL DESKRIPTIF

Frida Asima Hutapea (040001700060)

Gabriella Clara (040001700065)

Griselda Ananda (040001700071)

Helena Gita Vania (040001700074)

UNIVERSITAS TRISAKTI

FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI

JAKARTA

2019
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena atas berkat rahmat-Nya,
kami dapat menyelesaikan latihan penulisan proposal penelitian bertema penelitian observasional
deskriptif ini tepat pada waktunya. Latihan penulisan proposal ini diajukan kepada Fakultas
Kedokteran Gigi, Universitas Trisakti, sebagai bagian dari persyaratan untuk memperoleh nilai
dalam Modul Metodologi Penelitian semester 5.

Tidak lupa kami mengucapkan terima kasih kepada dosen pembimbing yang telah
membantu dan membuka wawasan kami, sehingga kami mendapat ilmu mengenai cara penulisan
proposal penelitian yang benar, sehingga bisa dijadikan pedoman untuk penulisan proposal
nantinya. Kami juga mengucapkan terima kasih kepada teman-teman mahasiswa yang sudah
memberi kontribusi baik langsung maupun tidak langsung dalam pembuatan proposal ini.

Kami menyadari bahwa proposal ini masih jauh dari kesempurnaan, maka dari itu kami
sangat mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun guna menyempurnakan proposal
ini, Semoga proposal ini bisa bermanfaat bagi penulis khususnya dan bagi pembaca pada
umumnya.

Jakarta, 14 September 2017

Kelompok D (Observasional Deskriptif)

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...................................................................................................................i
DAFTAR ISI…………………………………………………………………………………….ii
BAB I PENDAHULUAN ……………………………………………………............................1
A. Latar Belakang Masalah …….………..…………………….......................................1
B. Rumusan Masalah .......................................................................................................2
C. Tujuan Penelitian .........................................................................................................3
D. Manfaat Penelitian .......................................................................................................3

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ……………………………...……………...………………...4


A. Maloklusi …..….....….……........................................................................................ 4
B. Perawatan Ortodontik...................................................................................................5
C. Molar Band dalam Ortodontik Cekat ..........................................................................7
D. Karies............................................................................................................................8

BAB III KERANGKA TEORI ..................................................………………........................13


A. Kerangka Teori ……………………….……………………………………………..13
BAB IV METODE PENELITIAN ………………………..…………………………………..14
A. Jenis dan Rancangan Penelitian .……….……….….………………………………..14
B. Tempat dan Waktu Penelitian ……………………...……..........................................14
C. Populasi dan Sampel Penelitian …………...………………………………………...14
1. Populasi Penelitian …………………………...……………………………….....14
2. Sampel Penelitian ………………………….…..………………………………...14
3. Besar Sampel ….………………………………………………………………...14
D. Variabel Penelitian………...........................................................................................15
E. Kriteria Inklusi dan Eksklusi………. ………………..…….......................................15
F. Definisi Operasional Variabel .....................................................................................15
G. Alat, Bahan, dan Prosedur Penelitian………………………...……………………...16

DAFTAR PUSTAKA…………………………………………………………………………...18
LAMPIRAN……………………………………………………………………………………..21

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Gigi berjejal (dental crowding) merupakan kasus ortodontik yang paling sering terjadi
bahkan hampir 2/3 dari populasi manusia mengalami kondisi ini. Gigi berjejal terjadi karena
adanya ketidakseimbangan antara ruangan yang dibutuhkan gigi - geligi dengan ruangan yang
tersedia pada lengkung rahang sehingga gigi – geligi akan saling bertimpa dan mengalami
rotasi. Ketidakseimbangan ruangan tersebut dipengaruhi oleh beberapa faktor, seperti
lingkungan dan genetik, lebar lengkung dan panjang lengkung rahang serta mesiodistal crown
diameter yang meliputi ukuran gigi, ukuran mahkota gigi atau lebar gigi. Lebar gigi
mesiodistal dipengaruhi oleh kualitas keturunan, ras, dan jenis kelamin.1 Diagnosa crowding
pada gigi permanen dapat ditentukan pada usia sekitar 12 – 14 tahun karena pada usia tersebut
diperkirakan gigi permanen telah tumbuh lengkap sejumlah 28 gigi sampai pada gigi molar
kedua di masing – masing kuadran.2

Perawatan ortodontik merupakan salah satu cara untuk mengatasi masalah gigi berjejal.
Kebutuhan akan perawatan ortodontik sudah cukup banyak dilakukan oleh masyarakat yang
sadar akan kondisi gigi geliginya.3 Berdasarkan hasil Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun
2018 telah tercatat sebanyak 1.670 penduduk Indonesia yang menerima perawatan
ortodontik.4 Tujuan perawatan ortodontik adalah untuk mendapatkan susunan gigi yang
teratur, kontak oklusal yang baik, sehingga dapat dicapai fungsi oklusi yang efisien, dan
estetika penampilan wajah yang menyenangkan serta hasil perawatan yang stabil. Secara garis
besar, alat ortodontik dapat digolongkan menjadi alat ortodontik lepasan (removable
appliance), alat ortodontik cekat (fixed appliance), dan alat ortodontik fungsional (functional
appliance).5

Salah satu jenis alat ortodontik yang sering digunakan adalah alat ortodontik cekat.
Namun, sebagian besar masyarakat yang menggunakan alat ortodontik cekat tidak menyadari
resiko peggunaan alat ortodontik cekat seperti masalah kebersihan mulut dan karies.6 Alat
1
ortodontik cekat hanya dapat dipasang oleh dokter gigi dan memiliki memiliki beberapa
komponen yang memungkinkan keberhasilan perawatan sangat besar dengan detail hasil
perawatan yang lebih baik, yaitu band, bracket, achwire, elastics, o ring, dan power chain,
terutama molar band.7 Pada umumnya, molar band dipasang pada gigi molar pertama untuk
menghasilkan retensi yang tepat dan resistensi terhadap kekuatan ortodontik. Selain itu, molar
8
band juga telah menjadi prosedur rutin untuk mengurangi durasi perawatan klinis. Molar
band menutupi 3/4 bagian permukaan gigi molar pertama sehingga memudahkan terjadinya
akumulasi plak pada gigi tersebut. Plak yang tidak dibersihkan dalam jangka waktu yang lama
dapat menyebabkan karies.9

Karies gigi merupakan gangguan kesehatan gigi yang paling umum dan tersebar luas
di sebagian penduduk dunia. Berdasarkan hasil Survei Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun
2018 menunjukkan prevalensi karies di Indonesia mencapai 88,8%.4 Karies disebabkan oleh 3
faktor utama, yaitu mikroorganisme, substrat (karbohidrat), host (gigi), dan waktu. Karies gigi
terjadi apabila ketiga faktor utama tersebut ada dan saling mendukung.10 Faktor host (gigi),
dimana posisi gigi dengan posisi keluar dari lengkung rahang, menyebabkan kesulitan
pembersihan. Kondisi ini cenderung membuat makanan dan debris terakumulasi.
Kecenderungan terjadinya karies meningkat pada keadaan gigi yang berjejal, proses bakterial
pada karies secara progesif dapat menyebabkan kerusakan pada struktur jaringan keras gigi.11
Faktor mikroorganisme yaitu adanya bakteri plak gigi. Pada awal pembentukan plak, bakteri
gram positif merupakan jenis paling banyak dijumpai seperti Streptococcus mutans,
Streptococcus sanguis, Streptococcus mitis, Streptococcus salivarius , dan Lactobaccilus pada
plak gigi.12 Faktor substrat (karbohidrat) dapat membantu perkembangbiakan dan kolonisasi
mikroorganisme yang ada pada permukaan enamel. Selain ketiga faktor tersebut,
perkembangan karies gigi juga dipengaruhi waktu. Lamanya waktu yang dibutuhkan karies
untuk berkembang menjadi suatu kavitas bervariasi.10

1.2 Rumusan Masalah

Bagaimana gambaran prevalensi karies gigi molar pertama permanen pada mahasiswa
pengguna alat ortodontik cekat angkatan 2017 di Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Trisakti

1.3 Tujuan Penelitian


2
Untuk mengetahui gambaran prevalensi karies gigi molar pertama permanen pada
mahasiswa pengguna alat ortodonti cekat angkatan 2017 di Fakultas Kedokteran Gigi
Universitas Trisakti?

1.4 Manfaat Penelitian

a. Bagi Peneliti

Meningkatkan wawasan dan pengalaman peneliti dalam bidang kesehatan gigi dan
mulut saat melakukan penelitian langsung dalam masyarakat.

b. Bagi Profesi

Menyampaikan informasi tentang kesehatan gigi dan mulut kepada masyarakat


dalam meningkatkan kesadaran akan pentingnya menjaga kebersihan gigi dan
mulut

c. Bagi Masyarakat

Masyarakat pengguna alat ortodontik cekat dapat lebih memperhatikan kebersihan


gigi dan mulutnya sehingga dapat mengurangi resiko terjadinya karies.

3
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Maloklusi

Maloklusi merupakan suatu keadaan yang menyimpang dari oklusi normal, hal ini
terjadi karena ketidaksesuaian antara ukuran lengkung gigi dan lengkung rahang.13
Maloklusi adalah kelainan dari oklusi normal. Maloklusi diakibatkan oleh malrelasi antara
pertumbuhan, ukuran dan posisi gigi. Menurut Angle, oklusi normal yaitu posisi saat gigi
berada pada lengkung rahang dengan keseimbangan antara lengkung rahang atas dan
bawah.14 Angle menambahkan kunci oklusi normal pada orang dewasa adalah hubungan
antero-posterior molar pertama rahang bawah dan rahang atas. Terdapat tiga faktor yang
berguna untuk menjaga oklusi normal, yaitu inklinasi bidang oklusal, dukungan dari
keseimbangan ukuran lengkung rahang atas dan bawah, serta pengaruh otot – otot sistem
mastikasi. Maloklusi berdasarkan hubungan skeletal/ hubungan rahang dibagi mrenjadi
kelas I (hubungan rahang bawah terhadap rahang atas berada dalam posisi ideal pada saat
oklusi), kelas II (hubungan rahang bawah berada lebih ke posterior terhadap rahang atas
pada saat oklusi) dan kelas III (hubungan rahang bawah berada lebih ke anterior terhadap
13
rahang atas pada saat oklusi).

Maloklusi kelas I Angle yaitu relasi lengkung gigi maksila terhadap mandibula
relatif normal dengan relasi mesio-distalgigi molar pertama normal yaitu, tonjol
mesiobukal gigi molar pertama atas berada pada lekuk bukal gigi molar pertama bawah,
dan tonjol mesiolingual gigi molar pertama atas beroklusi dengan fosa oklusal gigi molar
pertama bawah ketika rahang pada posisi oklusi sentrik. Pada kelas I Angle, kemungkinan
ditemukan malposisi gigi, seperti gigi berjejal, rotasi, infraklusi, supraklusi, dan
transposisi.15

Gigi berjejal diartikan sebagai sebuah ketidakharmonisan antara panjang lengkung


basal yang tersedia dengan panjang lengkung yang diharapkan untuk letak atau barisan gigi

4
yang baik.16Selain itu, gigi berjejal juga didefinisikan sebagai adanya perbedaan hubungan
antara ukuran gigi dan ukuran rahang, sehingga menyebabkan posisi gigi menjadi saling
tumpeng tindih.17

B. Perawatan Ortodontik
1) Pengertian Ortodontik

Menurut The British Society of Orthodontics tahun 1922, ortodonsia adalah


ilmu yang mempelajari pertumbuhan dan perkembangan rahang, muka dan tubuh pada
umumnya yang dapat mempengaruhi kedudukan gigi. Ortodonsia juga mempelajari
perawatan terhadap gangguan perkembangan dan kebiasaan jelek serta upaya
mempertahankan gigi pada posisi hasil koreksi sesudah piranti aktif dilepas. Perawatan
ortodontik merupakan perawatan gigi yang akhir-akhir ini semakin populer di
masyarakat baik anak-anak, remaja maupun orang dewasa. Pada umumnya, mereka
datang dengan keinginan untuk meratakan susunan gigi geligi sehingga lebih menarik
dan harmonis untuk mendukung penampilan dan kepercayaan diri. Perawatan
ortodontik adalah prosedur jangka panjang yang bertujuan mendapatkan oklusi yang
baik tanpa rotasi gigi dan diastema.18

2) Macam-macam Alat Ortodontik

Alat ortodontik dapat digolongkan menjadi alat ortodontik cekat, alat


ortodontik lepasan, dan alat ortodontik fungsional. 19

a) Alat Ortodontik Cekat

Alat ortodontik cekat dapat memindahkan gigi ke segala arah. Peralatan


dipasang pada gigi dan kekuatan diterapkan oleh archwires atau melalui alat
tambahan lainnya. Alat ortodontik berupa ortodontik cekat dibagian tip dapat
mengubah sudut gigi mesio-distal, di bagian torsi dapat mengubah
kecenderungan gigi bucco-lingual. Alat ortodontik cekat dapat memutar gigi
dan menggerakkan gigi. Alat ortodontik cekat memiliki alat tambahan berupa

5
braket, tubes, dan band, yang melekat pada gigi dengan resin komposit di
bagian braket dan tabung atau menggunakan semen. 19

b) Alat Ortodontik Lepasan


Alat ortodontik lepasan adalah alat yang pemakaiannya bisa dilepas dan
dipasang oleh pasien. Alat ini mempunyai kemampuan perawatan yang lebih
sederhana dibandingkan dengan alat ortodontik cekat. Kegagalan perawatan
sering terjadi karena pasien tidak disiplin memakai sesuai dengan aturan
pemakaiannya. Alat ortodontik lepasan bisa dipilih bila kelainan gigi pasien
tidak terlalu kompleks, umur pasien di atas 6 tahun, dan keterbatasan biaya
untuk perawatan ortodontik cekat. Alat ortodontik lepasan memiliki beberapa
macam tipe, yaitu alat ortodontik lepasan aktif, yaitu alat ortodontik yang
digunakan untuk menggerakkan gigi geligi dan alat ortodontik lepasan pasif
yang digunakan untuk mempertahankan posisi gigi setelah perawatan selesai,
atau mempertahankan ruangan setelah pencabutan awal. 20

c) Alat Ortodontik Fungsional

Alat ortodontik fungsional bertujuan untuk memodifikasi pertumbuhan


rahang dengan menggunakan kekuatan yang dihasilkan dalam otot pengunyah
dan wajah. Sebagian besar peralatan fungsional dapat dilepas, tetapi beberapa,
misalnya alat Herbst, dipasang pada gigi selama perawatan berlangsung.
Mayoritas peralatan fungsional telah dirancang untuk memperbaiki maloklusi
Kelas II misalnya Twin Block, Andresen, Harvold, bionator dan peralatan
Frankel. Namun, beberapa telah dimodifikasi untuk memperbaiki maloklusi
kelas III, misalnya alat Frankel FR3.21

3) Indikasi dan Kontarindikasi Pemakaian Alat Ortodontik

Perawatan ortodontik memiliki beberapa indikasi, seperti untuk gigi-gigi


yang menyebabkan kerusakan jaringan lunak, contohnya dapat menyebabkan
impaksi makanan, gigi berjejal dan tidak teratur yang menyebabkan faktor
predisposisi dari penyakit periodontal atau penyakit gigi, penampilan pribadi
6
yang kurang baik akibat posisi gigi, dan posisi gigi yang menghalangi proses
bicara yang normal. Perawatan ortodontik juga mempunyai beberapa
kontraindikasi, seperti prognosis dari hasil perawatan tersebut buruk sebab
pasien kurang atau tidak kooperatif, perawatan yang mengakibatkan perubahan
bentuk gigi, dan perawatan yang mengganggu proses erupsi gigi permanen.22

4) Komplikasi dan Resiko Perawatan Ortodontik

Seperti perawatan gigi yang lain, perawatan ortodontik cekat dan lepasan
juga memiliki resiko dan komplikasi. Resiko dan komplikasi tersebut dapat berupa
karies karena pasien mengalami kesulitan saat membersihkan area yang dipasang
alat ortodontik, kerusakan enamel saat melakukan bonding atau debonding dengan
alat ortodontik, perubahan warna pada gigi yang berhubungan dengan pemakaian
ortodontik, resorpsi akar, resesi gingiva, oral hygiene yang memburuk, dan
recurrent apthous stomatitis (SAR).23

C. Molar Band dalam Ortodonti Cekat

Alat ortodontik cekat hanya dapat dipasang oleh dokter gigi dan memiliki beberapa
komponen yang memungkinkan keberhasilan perawatan sangat besar dengan detail hasil
perawatan yang lebih baik, yaitu band, bracket, achwire, elastics, o ring, dan power chain.
Bracket merupakan komponen alat ortodontik cekat yang melekat dan terpasang mati pada
gigi geligi dan berfungsi untuk menghasilkan tekanan yang terkontrol pada gigi geligi.
Band merupakan komponen alat ortodontik cekat yang terbuat dari baja antikarat tanpa
sambungan. Band ini dapat diregangkan pada gigi geligi untuk membuatnya cekat dengan
sendirinya.22 Pada umumnya, molar band dipasang pada gigi molar pertama untuk
menghasilkan retensi yang tepat dan resistensi terhadap kekuatan ortodontik. Selain itu,
molar band juga telah menjadi prosedur rutin untuk mengurangi durasi perawatan klinis.8
Molar band menutupi 3/4 bagian permukaan gigi molar pertama sehingga memudahkan
terjadinya akumulasi plak pada gigi tersebut. Plak yang tidak dibersihkan dalam jangka
waktu yang lama dapat menyebabkan karies.11 Archwire merupakan komponen alat
7
ortodontik cekat yang menyimpan energi dari perubahan bentuk dan suatu cadangan gaya
yang kemudian dapat dipakai untuk menghasilkan gerakan gigi. Elastics dibuat dalam
beberapa bentuk yang sesuai untuk penggunaan ortodontik, tersedia dalam berbagai ukuran
dan ketebalan. Gaya yang diberikan oleh elastics menurun sangat cepat di dalam mulut
sehingga harus selalu diganti pada saat kontrol perawatan. O ring adalah suatu pengikat
elastis yang digunakan untuk merekatkan archwire ke bracket yang tersedia dalam
berbagai warna yang membuat bracket jadi lebih menarik. Power chain terbuat dari tipe
elastis yang sama dengan o ring elastis. Pada intinya, power chain seperti ikatan mata rantai
dan ditempatkan pada gigi geligi, bentuknya seperti pita yang bersambung dari satu gigi ke
gigi yang lain.22

D. Karies Gigi

1) Definisi Karies Gigi

Karies gigi adalah suatu proses kronis regresif, dimana prosesnya terjadi terus
berjalan kebagian yang lebih dalam dari gigi sehingga membentuk lubang yang tidak
dapat diperbaiki kembali oleh tubuh melalui proses penyembuhan, pada proses ini
terjadi demineralisasi yang disebabkan oleh adanya interaksi kuman, karbohidrat yang
sesuai pada permukaan gigi dan waktu.24

2) Etiologi Karies Gigi

Faktor penyebab karies gigi terdiri dari penyebab dalam individu dan penyebab
luar individu. Faktor dalam penyebab karies gigi adalah faktor di dalam mulut yang
berhubungan langsung dengan proses terjadinya karies gigi antara lain host,
mikroorganisme, substrat , dan waktu sedangkan faktor luar individu adalah status
ekonomi, keluarga, pekerjaan, fasilitas kesehatan gigi, dan pendidikan kesehatan gigi
yang pernah diterima. Selain faktor- faktor yang ada di dalam mulut yang langsung
berhubungan dengan karies, terdapat faktor- faktor yang tidak langsung yang disebut
faktor resiko luar, yang merupakan faktor predisposisi dan faktor penghambat
terjadinya karies. Faktor luar antara lain adalah usia, jenis kelamin, tingkat pendidikan,
8
tingkat ekonomi, lingkungan, sikap dan perilaku yang berhubungan dengan kesehatan
gigi. Ada dua faktor yaitu faktor dalam dan faktor luar yaitu: 25

a) Faktor Dalam
1) Mikroorganisme

Mikroorganisme terdiri dari bakteri plak gigi. Plak adalah suatu lapisan
lunak yang terdiri atas kumpulan mikroorganisme yang berkembang biak di atas
suatu matriks yang terbentuk dan melekat erat pada permukaan gigi yang tidak
dibersihkan. Pada awal pembentukan plak, bakteri gram positif merupakan jenis
yang paling banyak dijumpai seperti Streptoccocus mutans, Streptoccocus
sanguis, Streptoccocus mitis, dan Streptoccocus salivarius , serta Lactobaccilus
pada plak gigi. 24

2) Host

Host meliputi morfologi gigi (ukuran dan bentuk gigi), struktur enamel,
faktor kimia, dan kristalografis. Pit dan fisur pada gigi posterior, seperti gigi
molar sangat rentan terhadap karies karena sisa-sisa makanan mudah menumpuk
di daerah tersebut terutama pit dan fisur yang dalam. Selain itu, permukaan gigi
yang kasar juga dapat menyebabkan plak mudah melekat dan membantu
perkembangan karies gigi.26

3) Subsrat

Substrat dapat mempengaruhi pembentukan plak karena membantu


perkembangbiakan dan kolonisasi mikroorganisme yang ada di permukaan
enamel. Selain itu, dapat mempengaruhi metabolisme bakteri dalam plak
dengan menyediakan bahan-bahan yang diperlukan untuk memproduksi asam
serta bahan lain yang aktif yang menyebabkan timbulnya karies.10

4) Waktu

9
Adanya kemampuan saliva untuk mendepositkan kembali mineral
selama berlangsungnya proses karies, menandakan bahwa proses karies
tersebut terdiri dari saliva ada di dalam lingkungan gigi, maka karies tidak
menghancurkan gigi dalam hitungan hari atau minggu, melainkan dalam
bulan atau tahun. 25

b) Faktor Luar
1) Ras

Namun, keadaan tulang rahang suatu ras bangsa mungkin berhubungan


dengan presentase karies yang semakin meningkat atau menurun. Misalnya,
pada ras tertentu dengan rahang sempit sehingga gigi - geligi pada rahang
sering tumbuh tak teratur. Dengan keadaan gigi yang tidak teratur ini akan
mempersulit pembersihan gigi, dan ini akan mempertinggi persentase karies
pada ras tersebut.27

2) Jenis Kelamin

Dari pengamatan yang dilakukan oleh Milhahn-Turkeheim yang dikutip


dari Tarigan pada gigi M1, didapat hasil bahwa persentase karies gigi pada
wanita lebih tinggi dibanding dengan pria. Dibanding dengan molar kanan,
persentase karies molar kiri lebih tinggi karena faktor penguyahan dan
pembersihan dari masing- masing bagian gigi.28

3) Usia

Terdapat 3 fase umur dilihat dari gigi-geligi: Periode gigi campuran,


disini molar pertama paling sering terkena karies. Anak usia 6-12 tahun masih
kurang mengetahui dan mengerti bagaimana cara memelihara kebersihan gigi
dan mulut. Anak-anak usia sekolah perlu mendapat perhatian khusus sebab
pada usia ini anak sedang menjalani proses tumbuh kembang.29

4) Makanan

10
Makanan sangat berpengaruh terhadap gigi dan mulut, pengaruh ini
dapat dibagi menjadi 2, yaitu dari komposisi makanan yang menghasilkan
energi, seperti karbohidrat, protein, lemak, vitamin, serta mineral-mineral.
Unsur- unsur tersebut berpengaruh pada masa pra-erupsi serta pasca-erupsi
dari gigi geligi. Fungsi mekanis dari makanan yang dimakan juga
mempengaruhi gigi dan mulut, misalkan makanan yang bersifat
membersihkan gigi,seperti apel, jambu air, dan bengkuang sedangkan
makanan- makanan yang lunak dan melekat pada gigi dapat merusak gigi,
seperti bonbon, coklat, dan biskuit. Karies terjadi ketika proses
remineralisasi menjadi lebih lambat dibandingkan proses demineralisasi..30

3) Klasifikasi Karies Gigi

a) Berdasarkan kedalaman karies terbagi menjadi 3 yaitu:


1) Karies superfisialis : karies mengenai email saja, sedangkan dentin belum
terkena.
2) Karies media : karies sudah mengenai dentin, tetapi belum melebihi setengah
dentin.
3) Karies profunda : karies sudah mengenai lebih dari setengah dentin dan
kadang-kadang sudah mengenai pulpa. 31

b) Klasifikasi berdasarkan kavitas menurut G.V Black dibagi menjadi 6 bagian


berdasarkan permukaan gigi yang terkena karies, yaitu:

1) Kelas I : karies yang terjadi pada bagian oklusal (pits dan fissure) dari gigi
premolar dan molar (gigi posterior, gigi 4-8) serta terdapat pada gigi anterior
di foramen caecum.
2) Kelas II : karies yang terdapat pada bagian approximal (mesial dan distal)
dari gigi-gigi molar atau premolar (gigi posterior, gigi 4-8), yang umumnya
meluas sampai bagian oklusal.

11
3) Kelas III : karies yang terdapat pada bagian approximal dari gigi depan, tetapi
belum mencapai ⁄ incisal gigi.
4) Kelas IV : karies telah meluas dari approximal dari gigi-gigi depan dan sudah
mencapai incisal gigi.
5) Kelas V : karies yang terdapat pada bagian 1/3 leher gigi-gigi depan atau
permukaan halus dan fasial maupun gigi belakang pada permukaan labial,
lingual, palatal ataupun bukal dari gigi. Lebih dominan timbul di permukaan
yang menghadap ke bibir dan pipi dari pada lidah.
6) Kelas VI : karies yang terdapat pada incisal edge dan cusp oklusal pada gigi
belakang yang disebabkan oleh abrasi, atrisi atau erosi.24

12
BAB III

KERANGKA TEORI

Gigi berjejal (dental crowding) merupakan kasus ortodonti yang paling sering terjadi
bahkan hampir 2/3 dari populasi manusia mengalami kondisi ini. Gigi berjejal didefinisikan
sebagai suatu keadaan ketidakseimbangan antara ruangan yang dibutuhkan gigi - geligi dengan
ruangan yang tersedia pada lengkung rahang sehingga gigi – geligi akan saling bertimpa dan
mengalami rotasi.

Alat orthodontik merupakan solusi untuk memperbaiki posisi gigi geligi di dalam mulut.
Alat orthodontik terdapat 2 macam, yaitu: Alat orthodontik cekat dan lepasan. Alat orthodontik
cekat lebih sering digunakan dan lebih umum, dan desainnya lebih rumit. Alat orthodontik cekat
tidak bisa dilepas pasang sendiri tidak seperti alat orthodontik cekat. Ada komponen yang dapat
meningkatan akumulasi plak saat pemakaian alat orthodontik cekat, salah satunya adalah molar
band yang sifatnya tidak bisa dilepas berbeda dengan molar band yang dipasang orthodontik
lepasan yang tertutup sebagian (bukal, lingual, mesila, distal) sehingga menyulitkan teknik
pembersihan gigi. Menyebabkan terjadinya akumulasi plak sehingga menyebabkan turunnya PH
saliva menjadi asam sehingga proses demineralisasi terjadi proses demineralisasi yang terus
menerus menimbulkan karies gigi yang ditandai oleh rusaknya permukaan email/ dentin pada
molar pertama.

13
BAB IV

METODE PENELITIAN

A. Jenis dan Rancangan Penelitian


Jenis penelitian ini adalah observasional deskriptif dan menggunakan rancangan penelitian
studi potong lintang (cross sectional).

B. Tempat dan Waktu Penelitian

Tempat : Ruang Extention 201 Kampus B Fakultas Kedokteran Gigi Universitas


Trisakti Jl. Kyai Tapa No.260, RT.6/RW.16, Grogol, Grogol Petamburan,
Jakarta Barat, Indonesia.

Waktu : 10 s.d 11 September 2019

C. Populasi dan Sampel Penelitian


1) Populasi Penelitian : Populasi dalam penelitian ini adalah semua mahasiswa pengguna
alat ortodontik cekat angkatan 2017 di Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Trisakti
berjumlah 50 orang.
2) Sampel Penelitian : Sampel dalam penelitian ini adalah mahasiswa Fakultas
Kedokteran Gigi Universitas Trisakti Angkatan 2017 pengguna alat ortodontik cekat
dengan molar band berusia 19-21 tahun yang bersedia menjadi subjek penelitian dan
sudah menandatangani informed consent.
3) Besar Sampel :
𝒁𝜶𝟐 𝑷𝑸
n= 𝒅𝟐

n = Besar sample
zα = Deviat baku alpha(1,96)

P = proporsi pasien yang memiliki karies yang akan dicari


bernilai (60%)

Q = proporsi pasien yang tidak memiliki variabel bebas (bernilai 1 – P)


d = Tingkat kepercayaan/ ketepatan yang diinginkan (0,05)

14
besar sample yang dibutuhkan salam penelitian ini adalah:
(1,96)2 .0,6.0,4
n= 0,152
0,92208
n= 0,0225

n = 40,98, dibulatkan menjadi 41


Pxn > 5
P = 60% ± 15% = 75% dan 45%
P = 75% x 41 = 30,7, dibulatkan menjadi 31
P = 45% x 41 = 18,45, dibulatkan menjadi 19

Maka sample yang dibutuhkan dalam penelitian ini antara 41 orang.

D. Variabel Penelitian :
Variabel dalam penelitian ini adalah alat ortodontik cekat dan karies.

E. Kriteria Inklusi dan Eksklusi


1) Kriteria Inklusi
Kriteria inklusi pada penelitian ini adalah mahasiswa Fakultas Kedokteran Gigi
angkatan 2017 yang menggunakan alat ortodontik cekat dengan molar band bersedia
menjadi subjek penelitian yang dibuktikan dengan kesediaan untuk mengisi informed
consent sebagai subjek penelitian dan kooperatif dalam pengambilan data.
2) Kriteria Eksklusi
Kriteria eksklusi pada penelitian ini adalah mahasiswa Fakuktas Kedokteran Gigi
Universitas Trisakti angkatan 2017 yang menggunakan alat ortodontik cekat tanpa
molar band dan tidak hadir saat penelitian.

F. Definisi Operasional Variabel


1) Definisi operasional alat ortodontik cekat yaitu alat ortodontik yang terdiri dari,
band, bracket, achwire, elastics, o ring, dan power chain. Tidak dapat dibuka oleh
pasien dan pada akhir perawatan hanya bisa dibuka oleh dokter gigi.

15
2) Definisi operasional karies gigi adalah lubang yang terjadi pada permukaan gigi
berupa kavitas yang tersangkut ketika dicek menggunakan sonde dan lubang yang telah
ditumpat. Karies diperiksa menggunakan indeks DMF-T, D (decayed) ditujukan untuk
gigi yang karies, M (missing) untuk gigi yang hilang dicabut karena karies, dan F
(filling) untuk gigi yang sebelumnya sudah ditambal sementara atau permanen. Skala
yang dipakai adalah skala nominal.

G. Alat, Bahan, dan Prosedur Penelitian


1) Alat
a) Kaca mulut, digunakan untuk membantu pengamatan pada daerah dalam rongga
mulut dan daerah yang tidak dapat dilihat langsung dengan mata.
b) Sonde, digunakan untuk mengeksplorasi permukaan gigi dan untuk mendeteksi ada
atau tidaknya karies.
c) Pinset digunakan untuk memegang kapas.
d) Neirbeikan, digunakan sebagai wadah untuk meletakkan alat diagnostik.
e) Alat tulis, digunakan untuk mencatat hasil penelitian.
f) Formulir pemeriksaan DMF-T.
g) Lembar informed consent, digunakan untuk meminta persetujuan dan kesediaan
subjek penelitian dalam mengikuti penelitian.

2) Bahan
a) Kapas, digunakan untuk membersihkan alat-alat diagnostik.
b) Alkohol 70%, digunakan sebagai bahan desinfektan untuk mensterilkan alat-alat
diagnostik.
c) Sarung tangan steril, digunakn untuk melindungi diri.
d) Masker, digunakan untuk melindungi diri.

3) Prosedur Penelitian
Penelitian dimulai dengan pengajuan Ethical Clearance ke Komisi Etik
Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Trisakti. Setelah dikeluarkannya surat
persetujuan dari Komisi Etik, semua mahasiswa Fakultas Kedokteran Gigi Univesitas
16
Trisakti angkatan 2017 yang memakai alat ortodontik dikumpulkan di ruang Extension
201 kemudian mahasiswa dibagikan formulir informed consent dan infromasi tentang
penelitian untuk mendapatkan persutujuan. Setelah mendapat persetujuan, mahasiswa
FKG Trisakti angkatan 2017 pengguna alat ortodontik dibagi menjadi beberapa
kelompok berdasarkan usia.
Dari masing-masing kelompok usia, dicari mahasiswa yang memakai alat
ortodontik cekat. Setelah mendapatkan sekelompok mahasiswa pengguna alat
ortodontik cekat, dipilih lagi mahasiswa pengguna alat ortodontik cekat dengan molar
band. Kemudian dokter gigi memeriksa karies dengan sonde dan kaca mulut yang
sudah didesinfektan dengan alkohol 70% di area molar band pada gigi molar pertama
dengan menggunakan indeks DMF-T. Namun, pada penelitian ini, nilai M tidak dicari
karena tidak termasuk dalam kriteria inklusi.
Mahasiswa yang diperiksa duduk di kursi dengan posisi tegak dan kepala agak
tengadah dan mulut dibuka. Dokter gigi berdiri di depan atau di samping mahasiswa
yang akan diperiksa. Dengan menggunakan sonde dan kaca mulut, karies pada area
molar band yang dipasang pada gigi molar pertama rahang atas dan rahang bawah
kanan dan kiri diperiksa untuk mendapatkan berapa jumlah gigi molar pertama yang
berlubang dan ditambal karena karies selama pemakaian molar band.
Hasil kemudian dicatat pada bagian skor DMF-T dengan D merupakan gigi
berlubang yang masih bisa ditambal dan F sebagai gigi yang telah ditambal dan
tambalannya masih baik. Rumus yang digunakan untuk menghitung DMF-T pada
penelitian ini adalah DMF-T = D + F dengan DMF-T rata-rata = jumlah D + F + DF +
tidak ada DF/ jumlah orang yang diperiksa.

H. Analisis Data
Data akan dikumpulkan dalam bentuk tabel lalu diolah menggunakan Micrososft
Office Excel. Data disajikan dalam bentuk presentasi dan deskriptif.

17
DAFTAR PUSTAKA

1. Nazir M, Walsh T, Mandall NA, et al. Banding versus bonding of first permanent molars:
A multi-centre randomized controlled trial. J Orthod 2011; 38: 81–89.

2. Erliera, Alamsyah RM, Harahap NZ. Hubungan Status Gizi Dengan Kasus Gigi Berjejal
Pada Murid Smp Kecamatan ( Relationship Between Nutritional Status and Dental
Crowding. 2015; 18: 242–246.

3. Ke B, Gigi K, Keperawatan J, et al. LAMA PEMAKAIAN ALAT ORTHODONTI


CEKAT DENGAN STATUS. 2014; 1: 106–110.

4. Ministry of Health Republik Indonesia. Laporan Nasional Riset Kesehatan Dasar 2018.
2018; 582.

5. Ardhana W. Identifikasi Perawatan Ortodontik Spesialistik dan Umum. Maj Kedokt Gigi
Indones 2013; 20: 1.

6. Mantiri SC, Wowor VNS, Anindita PS. Status Kebersihan Mulut Dan Status Karies Gigi.
e-GiGi 2013; 1: 1–7.

7. Yadav K, Prakash S. Caries. Asian J Biomed Pharm Sci 2016; 73–80.

8. Das PJ, Dkhar W, Pradhan A. An evaluation of dental crowding in relation to the


mesiodistal crown widths and arch dimensions in southern Indian population. J Clin
Diagnostic Res 2017; 11: TC10–TC13.

9. Surya N, Sari P, Anggaraeni PI, et al. Pengguna Alat Ortodontik Cekat di Universitas
Udayana. Bali Dent J 2018; 2: 116–120.

10. Warna D, Fatmawati A, Gigi BK, et al. Hubungan biofilm.

11. Sasea A, Lampus BS, Supit A. Gambaran Status Kebersihan Rongga Mulut Dan Status
Gingiva Pada Mahasiswa Dengan Gigi Berjejal. e-GIGI 2013; 1: 52–58.

12. Malohing D, Anindita PS, Gunawan P. Status Karies Pada Gigi Berjejal Di Sd Negeri 12
18
Tuminting. e-GIGI 2013; 1: 94–98.

13. Observasional P, Lalabata K, Soppeng K. Gambaran tingkat keparahan maloklusi pada


siswa sekolah dasar menggunakan indeks handicapping malocclusion assesment record
(hmar) (.

14. Dentistry F, Indonesia U. Distribusi Frekuensi Maloklusi Pasien Klinik Spesialis


Ortodonti RSKGM FKG UI Periode 2003-2009 1 . Undergraduate Student , Faculty of
Dentistry , Universitas Indonesia Abstrak Frequency Distribution Malocclucion of
Patients in Orthodontic Specialist Clin.

15. Kusnoto J, Nasution FH GH. Jilid 1 Ortodonti. 1st ed. DKI Jakarta: EGC, 2014.

16. Gigi JK. FREKUENSI SUSUNAN GIGI TIDAK BERJEJAL DAN BERJEJAL
RAHANG. 2014; II: 130–133.

17. Article O. Mixed Dentition. Am J Orthod Dentofac Orthop; 631–640.

18. Oley AB, Anindita PS, Leman MA. Kebutuhan Perawatan Ortodonti Berdasarkan Index
of Orthodontic Treatment Need Pada Usia Remaja 15 – 17 Tahun. e-GIGI; 3. Epub ahead
of print 2015. DOI: 10.35790/eg.3.2.2015.8770.

19. P. A. Orthodontic treatment risks. Med e Bambino 2007; 26: 161–166.

20. Ditaprilia M, Ardhana W, Christnawati C. Perawatan Ortodontik Alat Lepasan Kombinasi


Semi-Cekat pada Kehilangan Gigi 46. Maj Kedokt Gigi Klin 2016; 1: 20.

21. Desai N, Dawjee S. Functional Appliances - a review and presentation of four cases.
South African Dent J 2017; 72: 372–378.

22. Alawiyah T. Komplikasi dan resiko yang berhubungan dengan perawatan ortodonti. Ilm
Widya 2017; 4: 256–261.

23. Teodora C, Ionescu E, Preoteas E. Risks and Complications Associated with Orthodontic
Treatment. Orthod - Basic Asp Clin Considerations. Epub ahead of print 2012. DOI:
10.5772/31692.
19
24. Meisida N, Oni S, Chandra HK. K-Means untuk Klasifikasi Penyakit Karies Gigi. Ilmu
Komput 2014; 01: 12–22.

25. Istiqomah F, Susanto HS, Udiyono A, et al. Gambaran karies gigi pada anak tunagrahita di
SLB C Kota Semarang. J Kesehat Masy 2016; 4: 350–358.

26. Karadas M, Cantekin K, Celikoglu M. Effects of orthodontic treatment with a fixed


appliance on the caries experience of patients with high and low risk of caries. J Dent Sci
2011; 6: 195–199.

27. Sekolah S, Negeri D, Tahun P, et al. PENDAHULUAN Karies merupakan penyakit yang
banyak menyerang anak – anak terutama umur 6 sampai 9 tahun . Pada umur 6 tahun gigi
molar permanen sudah mulai tumbuh sehingga lebih rentan terkena karies dan umur 9
tahun merupakan periode gigi bercampur dimana. 13.

28. Ismail AI, Pitts NB, Tellez M, et al. The International Caries Classification and
Management System (ICCMSTM) An Example of a Caries Management Pathway. BMC
Oral Health 2015; 15: S9.

29. Vieira AR, Gati D. Elderly at greater risk for root caries: A look at the multifactorial risks
with emphasis on genetics susceptibility. Int J Dent; 2011. Epub ahead of print 2011.
DOI: 10.1155/2011/647168.

30. Sheiham A. Dietary effects on dental diseases. Public Health Nutr 2001; 4: 569–591.

31. Manoy NT, Kawengian SES, Mintjelungan CN. Gambaran Karies Gigi Molar Pertama
Permanen Dan Status Gizi Di Sd Katolik 06 Manado. e-GIGI; 3. Epub ahead of print
2015. DOI: 10.35790/eg.3.2.2015.8825.

20
LAMPIRAN

PERNYATAAN PERSETUJUAN/PENOLAKAN

(Informed Consent)

Kami kelompok mahasiswa Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Trisakti ingin


melakukan penelitian dengan judul “Gambaran Prevalensi Karies Gigi Molar Pertama Permanen
pada Mahasiswa Pengguna Alat Orthodontik Cekat Angkatan 2017 di Fakultas Kedokteran Gigi
Universitas Trisakti”. Yang bertujuan untuk melihat karies dan tambalan pada gigi molar pertama
permanen pada pengguna alat orthodontik cekat yang dilengkapi molar band .Untuk itu, kami
membutuhkan subjek penelitian yang bersedia mengikuti prosedur penelitian sebagai berikut :

1) Dokter gigi memeriksa karies dengan sonde dan kaca mulut yang sudah didesinfektan dengan
alkohol 70% di area molar band pada gigi molar pertama dengan menggunakan indeks DMF-
T.

2) Mahasiswa yang diperiksa duduk di kursi dengan posisi tegak dan kepala agak tengadah dan
mulut dibuka.

3) Dokter gigi berdiri di depan atau di samping mahasiswa yang akan diperiksa. Dengan
menggunakan sonde dan kaca mulut, karies pada area molar band yang dipasang pada gigi
molar pertama rahang atas dan rahang bawah kanan dan kiri diperiksa untuk mendapatkan
berapa jumlah gigi molar pertama yang berlubang dan ditambal karena karies selama
pemakaian molar band.

Apabila bersedia menjadi subjek penelitian kami, mohon mengisi informed consent berikut:

Nama :

Alamat :

Nomor HP :

Prosedur penelitian yang akan kami lakukan tidak akan menimbulkan resiko dan ketidaknyamanan
sampel. Dengan penuh kesadaran dan tanpa paksaan, saya menandatangani dan menyatakan
bersedia berpartisipasi pada penelitian ini.

21
Penilaian index D (Decay) dan F (Filling) pada Gigi Molar Pertama
Mahasiswa Pengguna Alat Ortodontik Cekat Angkatan 2017
Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Trisakti
No. Individu M1 Kanan M1 Kiri M1 Kiri M1 Kanan
Atas Atas Bawah Bawah
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
Keterangan :
D (Decay) = 1
F (Filling) = 2
D dan F = 3
Tidak ada D dan F = 0
Rata-rata DMF-T = D + F + DF + Tidak ada DF / Sample yang diperiksa

22
Komite Etik Penelitian (KEP) Tanggal Berlaku :
Fakultas Kedokteran
Universitas Trisakti

Formulir Pengajuan Ethical Clearance


SOP 1.1.11.2014 Page 1 of 1

FORMULIR PENGAJUAN ETHICAL CLEARANCE

Kepada Yth :
Ketua Komisi Etik
KOMITE ETIK FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI TRISAKTI
Di Jakarta

Dengan hormat,
Sehubungan dengan penelitian yang akan kami lakukan, saya selaku mahasiswi Fakultas
Kedokteran Gigi Universitas Trisakti :
Nama : Gabriella Clara Maria
NIM : 040001700065
Semester : V (lima)

Maka dengan ini kami mohon kesediaan Ketua Komisi Etik Fakultas Kedokteran Gigi Universitas
Trisakti untuk memberikan persetujuan ethical clearance terhadap penelitian tersebut dengan judul :
Gambaran Prevalensi Karies Gigi Molar Pertama Permanen pada Pengguna Alat
Ortodontik Cekat Mahasiswa Angkatan 2017 di Fakultas Kedokteran Gigi Universitas
Trisakti.

Demikian penyampaian kami, atas bantuan dan kerjasamanya, kami mengucapkan terima kasih.

Mahasiswa Ketua Komisi Etik

23

Anda mungkin juga menyukai