Anda di halaman 1dari 18

MAKALAH

ODONTEKTOMI

Pembimbing :
Sapri, A.Md.Kg

Disusun Oleh Kelompok 4 :

Adhyia Amalia Muchtar (PO714261181002)


Alda Dwiputri (PO714261181005)
Alif Rahman Syam (PO714261181006)
Dewi Reski Amelia (PO714261181013)
Enna Andriyani Alang (PO714261181018)

KEMENTRIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


POLTEKKES KEMENKES MAKASSAR
PRODI D.IV KEPERAWATAN GIGI
KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan kami kemudahan
sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan tepat waktu. Tanpa
pertolongan-Nya tentunya kami tidak akan sanggup untuk menyelesaikan makalah
ini dengan baik. Shalawat serta salam semoga terlimpah curahkan kepada baginda
tercinta kita yaitu Nabi Muhammad SAW yang kita nanti-natikan syafa’atnya di
akhirat nanti.

Penulis mengucapkan syukur kepada Allah SWT atas limpahan nikmat


sehat-Nya, baik itu berupa sehat fisik maupun akal pikiran, sehingga penulis
mampu untuk menyelesaikan pembuatan makalah tentang “Odontektomi”.

Penulis tentu menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna
dan masih banyak terdapat kesalahan serta kekurangan di dalamnya.Untuk itu,
penulis mengharapkan kritik serta saran dari pembaca untuk makalah ini, supaya
makalah ini nantinya dapat menjadi makalah yang lebih baik lagi.

Demikian, dan apabila terdapat banyak kesalahan pada makalah ini penulis
mohon maaf yang sebesar-besarnya dan semoga makalah ini dapat bermanfaat
bagi pembacanya.

Makassar, 15 April 2021

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR........................................................................................................i
DAFTAR ISI......................................................................................................................ii
BAB I.................................................................................................................................1
PENDAHULUAN.............................................................................................................1
A. Latar Belakang.......................................................................................................1
B. Rumusan Masalah..................................................................................................1
C. Tujuan....................................................................................................................1
BAB II...............................................................................................................................3
PEMBAHASAN................................................................................................................3
A. Pengertian Odontektomi.........................................................................................3
B. Indikasi dan Kontraindikasi Odontektomi..............................................................3
C. Radiografi Impaksi.................................................................................................6
D. Alat dan Bahan Yang Digunakan Pada Prosedur Odontektomi..............................7
E. Prosedur Tindakan Odontektomi............................................................................9
F. Perawatan Pasca Operasi Bedah Odontektomi.....................................................10
BAB III............................................................................................................................14
PENUTUP.......................................................................................................................14
A. Kesimpulan..........................................................................................................14
B. Saran....................................................................................................................14
DAFTAR PUSTAKA......................................................................................................15

ii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Saat memasuki usia remaja menuju dewasa, sekitar 16 - 25 tahun,
umumnya gigi bungsu atau gigi molar ketiga akan mengalami erupsi.
Tumbuhnya gigi geraham biasanya disertai dengan demam. Ini adalah hal
yang normal, namun jika terjadi kelainan pada pertumbuhan gigi bungsu,
beberapa skenario mungkin harus dilakukan untuk menghindari terjadinya
masalah yang lebih parah.
Gigi akan tumbuh normal ke dalam rongga mulut tanpa halangan bila
benih gigi terbentuk dalam posisi yang baik, lengkung rahang cukup ruang
untuk menampungnya. Sebaliknya, pertumbuhan terganggu bila benih
malposisi, lengkung rahang tidak cukup luas atau keduanya. Kondisi di atas
berakibat gangguan erupsi yang disebut impaksi. Gigi impaksi dapat terjadi
pada gigi-gigi lain, namun frekuensi tertinggi ditemukan pada molar ketiga
bawah dan atas, diikuti oleh gigi kaninus atas, gigi premolar bawah, dan gigi
berlebih (supernumerary tooth). Salah satu prosedur yang kerap dilakukan
adalah operasi gigi bungsu atau odontektomi untuk mengatasi pertumbuhan
gigi bungsu yang tidak normal dan berisiko membahayakan.

B. Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah dalam pembuatan makalah ini yaitu :
1. Apa yang dimaksud dengan odontektomi?
2. Apa saja indikasi dan kontraindikasi odontektomi?
3. Bagaimana gambaran radiolografi odontektomi
4. Apa saja alat dan bahan serta cara pemeliharaan alat yang digunakan
pada saat operasi bedah odontektomi?
5. Bagaimana prosedur penatalaksanaan operasi bedah odontektomi?
6. Bagaimana perawatan pasca operasi odontektomi?

C. Tujuan
Adapun tujuan penulisan makalah ini adalah :
1. Untuk mengetahui pengertian odontektomi
2. Untuk mengetahui indikasi dan kontraindikasi odontektomi
3. Untuk mengetahui gambaran radiolografi odontektomi
4. Untuk mengetahui alat dan bahan yang digunakan serta cara
pemeliharaan alat (sterilisasi)

1
5. Untuk mengetahui prosedur tindakan odontektomi
6. Untuk mengetahui bagaimana perawatan diberikan pasca operasi bedah
odontektomi.

2
BAB II

PEMBAHASAN
A. Pengertian Odontektomi
Istilah odontektomi digunakan dalam tindakan operasi untuk
mengeluarkan gigi impaksi. Gigi Impaksi merupakan salah satu gangguan
perkembangan dan pertumbuhan gigi-geligi.
Odontektomi menurut Pederson (1996) ialah tindakan pembedahan
untuk mengeluarkan gigi yang tidak dapat dilakukan dengan cara ekstraksi
biasa atau dapat dilakukan pada gigi yang impaksi atau tertanam di bawah
tulang atau mukosa. Odontektomi menurut Archer (1975) Odontektomi
adalah pengambilan gigi dengan prosedur bedah dengan pengangkatan
mukoperiosteal flap dan membuang tulang yang ada diatas gigi dan juga
tulang disekitar akar bukal dengan chisel, bur, atau rongeurs.
Odontektomi dapat dilakukan dengan dua cara yaitu dikeluarkan secara
utuh dan secara separasi. Indikasi pengangkatan gigi molar tiga antara lain
pericoronitis berulang, periodontitis yang sudah lanjut pada gigi yang
jaringan pendukungnya sudah rusak, lesi-lesi pada tulang alveolar,
perawatan orthodonti dan orthognathic surgery, indikasi-indikasi medis,
profilaktik. Prinsip dasar dari pengangkatan impaksi gigi pada mandibula
adalah teknik separasi. Sebelum teknik ini berkembang, ruang untuk
mengungkit gigi didapat dengan pembuangan tulang yang banyak,
mengakibatkan lebih banyak trauma. Menurut Thoma, 1932 teknik
pembelahan gigi (odontotomi) untuk beberapa tipe dari gigi impaksi akan
menghasilkan prosedur yang memuaskan.

B. Indikasi dan Kontraindikasi Odontektomi


Indikasi Odontektomi
1. Perikoronitis
Perikoronitis merupakan peradangan pada jaringan lunak
disekeliling gigi yang akan erupsi, paling sering terjadi pada molar 3
bawah. Perikoronitis merupakan suatu kondisi yang umum terjadi pada

3
molar impaksi dan cenderung muncul berulang, bila molar belum erupsi
sempurna. Akibatnya, dapat terjadi destruksi tulang di antara gigi molar
dan geraham depannya. Odontektomi dapat dilakukan sebagai tindakan
pencegahan dari terjadinya pericoronitis akibat gigi erupsi sebagian.
Gejala-gejala perikoronitis :
1) rasa sakit di regio tersebut
2) pembengkakan
3) mulut bau
4) pembesaran limfenode submandibular.

Gambar 1 : Gambaran klinis perikoronitis

2. Mencegah Berkembangnya Folikel Menjadi Kista Odontegenik


Suatu gigi yang impaksi mempunyai daya untuk merangsang
pembentukan kista atau bentuk patologi terutama pada masa
pembentukan gigi. Benih gigi tersebut mengalami rintangan sehingga
pembentukannya terganggu menjadi tidak sempurna dan dapat
menimbulkan premordial kista dan folikular kista.

Gambar 2 : Gambaran radiologis impaksi gigi M3 RB


yang berpotensi menimbulkan primordial kista

4
3. Pencgahan Karies
Gigi yang impaksi juga berpotensi menimbulkan infeksi atau karies
pada gigi di dekatnya. Cukup banyak kasus karies pada gigi molar dua
karena gigi molar ketiga mengalami impaksi. Gigi molar ketiga
merupakan penyebab tersering karies pada molar kedua karena retensi
makanan. Karies distal molar kedua yang disebabkan oleh karies posisi
gigi molar ketiga.

Gambar 3 : Gambaran radiologis impaksi gigi M3 RB yang bisa


menimbulkan karies karena posisi M3 mendesak distal M2.

4. Untuk Keperluan Terapi Ortodonti


Pencabutan gigi impaksi pada perawatan ortodontik dapat menjadi
suatu indikasi apabila ruangan yang dibutuhkan kurang untuk ekspansi
lengkung gigi atau juga dikhawatirkan akan menjadi faktor relapse
setelah dilakukannya perawatan ortodontik.
5. Menimbulkan Kerusakan Pada Akar Gigi Yang Berdekatan
Gigi impaksi dapat menyebabkan tekanan pada akar gigi
sebelahnya sehingga mengalami resorpsi akar. Pencabutan gigi impaksi
dapat menyelamatkan gigi terdekat dengan adanya perbaikan pada
sementumnya.
6. Terdapat keluhan rasa sakit atau pernah merasa sakit
Rasa sakit dapat timbul bila gigi impaksi menekan syaraf atau
menekan gigi tetangga dan tekanan tersebut dilanjutkan ke gigi tetangga
lain di dalam deretan gigi, dan ini dapat menimbulkan rasa sakit. Rasa

5
sakit dapat timbul karena gigi impaksi langsung menekan nervus
alveolaris inferior pada kanalis mandibularis.
7. Diperkirakan Akan Mengganggu Pembuatan Protesa
Pencabutan gigi impaksi dilakukan apabila berada dalam denture
bearing area yang dapat menghambat adaptasi landasan dan mengganggu
retensi serta stabilitas dari protesa yang akan dibuat.

Kontraindikasi Odontektomi
1. Tidak Ada Keluhan
Apabila tidak ada keluhan dari pasien yang mengalami gigi impaksi
maka tidak diperlukan tindakan odontektomi yang dapat memakan
waktu, biaya dan resiko pembedahan yang dapat terjadi.
2. Kemungkinan Menyebabkan Gigi Terdekat Rusak Atau Struktur
Penting Lainnya.
Tindakan odontektomi beresiko tinggi untuk merusak jaringan
dengan membuka flap dan juga merusak tulang yang menghalangi akses
terhadap gigi yang impaksi. Apabila dikhawatirkan kerusakan yang akan
diakibatkan oleh tindakan odontektomi tidak sebanding dengan manfaat
yang didapatkan, maka sebaiknya odontektomi tidak dilakukan.
3. Penderita Usia Lanjut
Pada pasien yang berusia lanjut, tulang yang menutupi gigi impaksi
akan sangat termineralisasi dan padat sehingga akan menyulitkan
dilakukan odontektomi

C. Radiografi Impaksi
Radiografi pada gigi impaksi molar ketiga bertujuan menunjang
pemeriksaan klinis yang memberikan informasi mengenai anatomi gigi dan
tulang sekitarnya yang dapat menentukan prosedur bedah yang memenuhi
aspek spesifik dalam setiap kasus. Radiograf panoramik umum digunakan
dalam evaluasi anatomi dan posisi gigi impaksi molar ketiga dibandingkan
radiograf periapikal yang memberikan rasa tidak nyaman pada pasien saat
memposisikan film di dalam rongga mulut.

6
Salah satu kelebihan dari gambar panoramic adalah tampilan dari gigi
yang lengkap dan memungkinkan untuk mendiagnosa jumlah, posisi dan
antomi gigi yang mengalami gross anbnormalities. Radiografi panoramic
dapat memperlihatkan jarak dari gigi yang mengalami impaksi dengan
struktur vital seperti inferior alveolar canal, dasar dan dinding posterior sinus
maksilaris, maxillary tuberosity dan gigi sebelahnya. Disamping itu semua
pasien dapat dengan mudah memahami gambar yang dihasilkan dari
radiografi panoramic dan dapat berguna sebagai media pembelajaran visual
bagi pasien.

Gambar 3 : hasil radiografi panoramik ditemukan adanya impaksi pada gigi 28


disertai radiolusen berbatas tegas disekitar gigi yang impaksi

D. Alat dan Bahan Yang Digunakan Pada Prosedur Odontektomi


 Alat yang digunakan (Pedersen, 1996)
1. Alat dasar kedokteran gigi : kaca mulut, sonde, eskavator, pinset
kedokteran gigi.
2. Alat anastesi : disposible syringe 2,5 ml
3. Alat pembuatan Flap : handle dan scalpel, rasparatorium
(Periosteal elevator), pinset anatomis.
4. Alat untuk membuang jaringan penghambat : contra high speed,
diamond bur gigi bentuk long shank bur, diamond bur tulang
bentuk ulir, chisel dan hammer.
5. Alat pengungkit : bein lurus (besar dan kecil), bein bengkok dan
cryer

7
6. Alat pencabutan : tang mahkota gigi molar rahang bawah, tang sisa
akar rahang bawah dan tang trismus.
7. Alat penjahitan : needle holder, needle cutting edge, gunting dan
pinset cirrurgis
8. Alat lain : Neirbeken, cheek retraktor, knable tang, water syringe,
tempat alkohol, kain penutup wajah, lap dada, bone file, kuret,
duck clamp, petridish, suction, cotton roll, deppen glass dan arteri
clamp.
 Bahan yang digunakan (Pedersen, 1996):
Betadine antiseptik, pehacain, vaselin, alkohol 70%, larutan PZ,
aquadest steril, adrenalin, benang non absorbable (silk), cotton pellet
dan tampon

 Prosedur sterilisasi Alat bedah odontektomi


Adapun beberapa prosedur sterilisasi instrument bedah yaitu :
1. Perendaman
Sesaat setelah penggunaan, alat tersebut direndam dengan
larutan desinfektan agar sisa darah dan ludah yang menempel tidak
sampai mengering. Perendaman dilakukan dalam waktu 30 – 60
menit dilakukan dalam 70% isopropyl alkohol. Atau apabila ingin
lebih lama lagi bisa menggunakan glutaraldehid atau fenol.
Digunakan senyawa yang bersifat desinfektan dan juga antikarat.

2. Pembersihan Secara Manual


Teknik sterilisasi alat kedokteran gigi juga dilakukan dengan
pembersihan manual. Yaitu dengan cara menyikat alat – alat
menggunakan sikat dan cairan pembersih (desinfektan). Cara
penyikatan juga harus hati – hati karena ada beberapa macam alat
yang cukup tajam. Proses ini tidak rutin dilakukan untuk
menghindari kontak langsung dengan alat yang terkontaminasi.

3. Sterilisasi Dengan Panas Uap


Sebagaimana sudah kita ketahui, sterilisasi dengan metode
panas uap dilakukan dengan alat Autoclave. Cara sterilisasi alat
kedokteran gigi dengan metode ini juga sama seperti proses
sterilisasi alat kesehatan lain yang sejenis. Setelah alat dibersihkan
dari kotoran organik dengan larutan desinfektan. Alat siap
dimasukkan ke dalam Autoclave yang disiapkan terlebih dulu.

8
Sterilisasi dengan Autoclave dirasa sangat efektif membunuh
mikroorganisme hingga ke sporanya karena selain dengan panas
juga di dalam ruangan tertutup yang bertekanan tinggi. Autoclave
mencapai temperature uap maksimum hingga 250 °F atau sekitar
121 °C dengan tekanan mencapai 103 hingga 206 kPa.

E. Prosedur Tindakan Odontektomi


Terdapat prosedur-prosedur yang harus dilakukan sebelum dan saat
tindakan odontektomi agar tidak terjadi keselahan dalam tindakan. Prosedur
yang harus dilakukan dalam tindakan odontektomi ialah :
1. Anamnesa
Pemeriksaan keadaan umum pasien .
2. Pemeriksaan penunjang seperti foto rontgen
Foto rontgent juga diperlukan untuk mengevaluasi dan mengetahui
kepadatan dari tulang yang mengelilingi gigi. Pemeriksaan ini
sebaiknya didasarkan dengan pertimbangan usia, hubungan antara gigi
impaksi dan kanalis mandibularis , morfologi gigi impaksi, serta
keadaan jaringan yang menutupi gigi impaksi, apakah terletak pada
jaringan lunak saja atau juga terpendam didalam tulang.
3. Anestesi
Anestesi yang dapat digunakan berupa anestesi lokal dan umum.
Anestesi lokal dapat dilakukan pada pasien yang memiliki keadaan
umum yang normal dan baik, dengan bahan yang bersifat
vasokonstriktor untuk mendapat efek anestesi yang cukup lama dan
memberikan daerah operasi yang relatif bebas darah. Dan pada pasien
yang gelisah dapat dilakukan anestesi umum.
4. Teknik Operasi
Adapun teknik – teknik operasi yang digunakan dalam tindakan
odontektomi, yaitu sebagai berikut:
a. Insisi untuk pembuatan flap
Insisi dilakukan pada jaringan yang sehat dan mempunyai basis
yang cukup lebar, sehingga pengaliran darah cukup baik.

9
b. Pengambilan tulang yang menghalangi gigi
Dengan menggunakan alat bur dan dibantu dengan irigasi
larutan saline agar gigi dapat terlihat untuk dilakukan
pemotongan atau pengambilan.
c. Pengambilan gigi
Pengambilan gigi dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu intoto
atau utuh dan in separasi atau terpisah. Bila dengan cara intoto,
tulang yang mengelilingi gigi diambil secukupnya, sehingga
didapatkan cukup ruangan untuk dapat melakukan elevator
dibawah korona. Kemudian dengan elevator tersebut dilakukan
gerakan mengungkit gigi. Sedangkan metode in separasi,
pengambilam gigi impaksi dilakukan dengan membuang
sedikit tulang. Gigi yang impaksi diambil dengan cara dibelah
terlebih dahulu lalu diambil sebagian-sebagian.
d. Pembersihan luka dan penutupan flap
Setelah pengeluaran gigi, soket dibersihkan dari sisa-sisa tulang
bekas pengeboran. Folikel dan sisa enamel organ harus
dibersihkan atau diirigasi dengan air garam fisiologis 0.9%
karena dapat menyebabkan kista residual bila tertinggal.
Kemudian flap dikembalikan pada tempat yang dijahit

F. Perawatan Pasca Operasi Bedah Odontektomi


Adapun Perawatan pasca odontektomi adalah sebagai berikut :

1. Gunakan Kasa untuk Menghentikan Perdarahan


2. Tinggikan Bagian Kepala
Letakkan 2 buah bantal atau lebih di bawah kepala agar posisi mulut
sedikit lebih tinggi saat Anda berbaring. Meninggikan posisi mulut dapat
mengurangi pembekakan, serta dapat mencegah terjadinya perdarahan
yang lebih banyak.
3. Kompres pada Rahang yang Bengkak

10
Untuk mengatasi rasa nyeri dan bengkak yang terjadi akibat operasi,
Perawatan Pasca Odontektomi dapat dilakukan kompres es pada rahang
yang bengkak pada 24 jam pertama.
4. Konsumsi Obat sesuai resep dokter
Dokter biasanya akan meresepkan obat antibiotic dan obat analgesic
untuk mengurangi nyeri. Jika nyeri tidak berkurang dengan kompres es
atau sangat tidak tertahankan, Anda dapat mengonsumsi obat pereda
nyeri yang telah diresepkan oleh dokter atau dapat mengonsumsi obat
pereda nyeri lain seperti paracetamol. Untuk mengurangi nyeri ringan
sampai sedang, paracetamol dapat diminum setiap 4-6 jam dengan
maksimal dosis 4 gram per hari.
Pada kondisi paska bedah vitamin B kompleks sebagai koenzim untuk
penyembuhan perlu diperhatikan karena banyak terbuang melalui darah
atau cairan karena sifatnya mudah larut dalam air. Air minum dengan
elektrolit dapat mengganti cairan yang terbuang selama pembedahan.
5. Makan Makanan yang Bertekstur Lunak
Setelah operasi odontektomi, Anda hanya diperbolehkan untuk makan
makanan yang bertekstur lunak saja minimal dalam satu hari pertama.
Jika makanan masih perlu dikunyah, kunyahlah sedikit dan bukan pada
sisi yang dioperasi. Setelah itu, makanan dapat ditingkatkan teksturnya
secara perlahan. Hindari makanan yang terlalu keras, perlu dikunyah
lama, makanan panas atau pedas setidaknya selama 1 minggu setelah
operasi. Makanan-makanan tersebut dapat mengiritasi luka bekas operasi.
6. Hindari Minuman yang Tidak Baik untuk Gigi
Minuman yang tidak baik untuk gigi di antaranya yaitu alkohol, kopi,
soda, dan air yang terlalu panas. Minuman-minuman tersebut harus
dihindari untuk mencegah kerusakan pada gigi serta dapat mengganggu
penyembuhan luka bekas operasi. Karena biaya operasi gigi yang tidak
sedikit, maka harus melakukan perawatan yang tepat untuk
menghindari meninggal setelah operasi gigi bungsu.
7. Hindari Minum Menggunakan Sedotan

11
Ketika minum menggunakan sedotan, akan ada udara vakum yang
terbentuk di dalam mulut. Udara ini dapat mengakibatkan lapisan darah
yang sudah membeku menjadi terlepas. Lepasnya bekuan darah tersebut
kemudian akan mengakibatkan perdarahan kembali dan memperlambat
proses penyembuhan.
8. Hindari Rokok
Perawatan Pasca Odontektomi selanjutnya adalah Hindari rokok setelah
operasi, paling tidak 72 jam setelah operasi odontektomi. Rokok dapat
menghambat proses penyembuhan, sehingga harus dihindari pada
beberapa hari setelah operasi untuk mengurangi resiko pasca operasi gigi
bungsu.
9. Jangan Sikat Gigi selama 24 Jam Pertama
Setelah operasi odontektomi, Anda tidak boleh menyikat gigi, meludah,
ataupun menggunakan obat kumur untuk membersihkan gigi selama 24
jam pertama setelah operasi. Menyikat gigi, meludah, ataupun
menggunakan obat kumur sangat beresiko menghambat proses
penyembuhan luka operasi dan memicu perdarahan. Setelah 24 jam
berlalu, Anda baru boleh menyikat gigi. Namun perlu diperhatikan akan
menyikat gigi dengan sangat lembut terutama pada area bekas operasi.
10. Lakukan Kumur untuk Mengeluarkan Makanan yang Terjebak
Tindakan operasi biasanya akan meninggalkan sedikit ruang kosong pada
area bekas gigi yang diangkat. Ketika makan, makanan sering terjebak
pada ruang ini dan sulit dibersihkan. Namun jangan mencoba
mengeluarkan makanan dengan cara mencongkel, apalagi dengan
menggunakan alat tajam dan tidak bersih. Lebih baik kumur perlahan
dengan air atau air garam hangat untuk mengeluarkannya.
11. Pijat Otot Rahang
Pada beberapa kasus, pembengkakan dapat terjadi berhari-hari setelah
operasi. Jika pipi masih bengkak beberapa hari setelah operasi, coba
lakukan pijat perlahan-lahan pada daerah pipi dan lakukan latihan buka

12
tutup mulut dengan gerakan perlahan agar otot daerah rahang menjadi
lebih rileks.
12. Hubungi Dokter Gigi atau Dokter Bedah Mulut
Terakhir Anda harus menghubungi dokter gigi atau dokter bedah mulut
jika mengalami perdarahan setelah 24 jam, sulit membuka rahang atau
nyeri hebat saat membuka rahang, atau jika mulut dan bibir mengalami
mati rasa 24 jam setelah operasi.
13. Kontrol 1 minggu pasca bedah untuk melepas jahitan.

13
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Odontektomi adalah pengeluaran atau pencabutan gigi yang dalam
keadaan tidak dapat bertumbuh atau gigi bertumbuh sebagian dimana gigi
tersebut tidak dapat dikeluarkan dengan cara pencabutan dengan tang biasa
melainkan diawali dengan pembuatan flap mukoperiostal, diikuti dengan
pengambilan tulang undercut yang menghalangi pengeluaran gigi tersebut,
sehingga diperlukan persiapan yang baik dan rencana operasi yang tepat dan
benar dalam melakukan tindakan bedah pengangkatan molar yang terpendam,
untuk menghindari terjadinya komplikasi-komplikasi yang tidak diinginkan.
Adapun tahapan odontektomi yaitu anamnesa, pemeriksaan penunjang
dengan foto rontgen, anestesi, pembuatan flap, pengambilan tulang yang
menghalangi gigi, ekstraksi gigi atau akar gigi, pembersihan luka dan
penutupan flap.

B. Saran
Dengan adanya makalah ini, pembaca dapat mempelajari dan lebih
mengenal tentang penyakit impaksi serta penatalaksaan operasi bedah
odontektomi di RSGMP UNHAS dan diharapkan makalah ini mampu
dijadikan sebagai bahan bacaan yang bermanfaat bagi pembaca.

14
DAFTAR PUSTAKA

Ambarawati, I Gusti Agung. 2017. Panoramic Radiograph A Valuable Diagnostic Tool In


Dental Practice.
file:///C:/Users/user/Downloads/23ce14f25efa2ebbe553f43f709c6bb9.pdf. Di
akses pada : 15 April 2021

Amir, Arrahmi. 2013. Makalah Odontektomi .


file:///C:/Users/user/Downloads/dlscrib.com-pdf-makalah-odontektomi-
dl_ee7e08e5c6df8408936fc883c0a0d871.pdf. Di akses pada : 16 April 2021

Nur, baehaqi. 2018. Prosedur Sterilisasi Dan Desinfeksi Alat Kedokteran Gigi.
https://www.gloryamedica.com/sterilisasi-alat-kedokteran-gigi/. Di akses pada :
16 April 2021

Nurdiani, Rosita. 2016. Alat dan Bahan Prosedur Odontektomi .


https://www.scribd.com/document/330074112/Alat-dan-Bahan-prosedur-
Odontektomi-2-docx . Di akses pada : 16 April 2021

Pratama, Adi. 2015. Odontektomi dalam kedokteran gigi.


http://doktergigi.net/odontektomi/. Di akses pada : 15 April 2021

Yuliati, Mia. 12 Perawatan Pasca Odontektomi Untuk mempercepat penyembuhan.


https://spesialisbedah.com/perawatan-pasca-odontektomi. Di akses pada : 16
April 2021

15

Anda mungkin juga menyukai