ODONTEKTOMI
Pembimbing :
Sapri, A.Md.Kg
Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan kami kemudahan
sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan tepat waktu. Tanpa
pertolongan-Nya tentunya kami tidak akan sanggup untuk menyelesaikan makalah
ini dengan baik. Shalawat serta salam semoga terlimpah curahkan kepada baginda
tercinta kita yaitu Nabi Muhammad SAW yang kita nanti-natikan syafa’atnya di
akhirat nanti.
Penulis tentu menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna
dan masih banyak terdapat kesalahan serta kekurangan di dalamnya.Untuk itu,
penulis mengharapkan kritik serta saran dari pembaca untuk makalah ini, supaya
makalah ini nantinya dapat menjadi makalah yang lebih baik lagi.
Demikian, dan apabila terdapat banyak kesalahan pada makalah ini penulis
mohon maaf yang sebesar-besarnya dan semoga makalah ini dapat bermanfaat
bagi pembacanya.
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR........................................................................................................i
DAFTAR ISI......................................................................................................................ii
BAB I.................................................................................................................................1
PENDAHULUAN.............................................................................................................1
A. Latar Belakang.......................................................................................................1
B. Rumusan Masalah..................................................................................................1
C. Tujuan....................................................................................................................1
BAB II...............................................................................................................................3
PEMBAHASAN................................................................................................................3
A. Pengertian Odontektomi.........................................................................................3
B. Indikasi dan Kontraindikasi Odontektomi..............................................................3
C. Radiografi Impaksi.................................................................................................6
D. Alat dan Bahan Yang Digunakan Pada Prosedur Odontektomi..............................7
E. Prosedur Tindakan Odontektomi............................................................................9
F. Perawatan Pasca Operasi Bedah Odontektomi.....................................................10
BAB III............................................................................................................................14
PENUTUP.......................................................................................................................14
A. Kesimpulan..........................................................................................................14
B. Saran....................................................................................................................14
DAFTAR PUSTAKA......................................................................................................15
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Saat memasuki usia remaja menuju dewasa, sekitar 16 - 25 tahun,
umumnya gigi bungsu atau gigi molar ketiga akan mengalami erupsi.
Tumbuhnya gigi geraham biasanya disertai dengan demam. Ini adalah hal
yang normal, namun jika terjadi kelainan pada pertumbuhan gigi bungsu,
beberapa skenario mungkin harus dilakukan untuk menghindari terjadinya
masalah yang lebih parah.
Gigi akan tumbuh normal ke dalam rongga mulut tanpa halangan bila
benih gigi terbentuk dalam posisi yang baik, lengkung rahang cukup ruang
untuk menampungnya. Sebaliknya, pertumbuhan terganggu bila benih
malposisi, lengkung rahang tidak cukup luas atau keduanya. Kondisi di atas
berakibat gangguan erupsi yang disebut impaksi. Gigi impaksi dapat terjadi
pada gigi-gigi lain, namun frekuensi tertinggi ditemukan pada molar ketiga
bawah dan atas, diikuti oleh gigi kaninus atas, gigi premolar bawah, dan gigi
berlebih (supernumerary tooth). Salah satu prosedur yang kerap dilakukan
adalah operasi gigi bungsu atau odontektomi untuk mengatasi pertumbuhan
gigi bungsu yang tidak normal dan berisiko membahayakan.
B. Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah dalam pembuatan makalah ini yaitu :
1. Apa yang dimaksud dengan odontektomi?
2. Apa saja indikasi dan kontraindikasi odontektomi?
3. Bagaimana gambaran radiolografi odontektomi
4. Apa saja alat dan bahan serta cara pemeliharaan alat yang digunakan
pada saat operasi bedah odontektomi?
5. Bagaimana prosedur penatalaksanaan operasi bedah odontektomi?
6. Bagaimana perawatan pasca operasi odontektomi?
C. Tujuan
Adapun tujuan penulisan makalah ini adalah :
1. Untuk mengetahui pengertian odontektomi
2. Untuk mengetahui indikasi dan kontraindikasi odontektomi
3. Untuk mengetahui gambaran radiolografi odontektomi
4. Untuk mengetahui alat dan bahan yang digunakan serta cara
pemeliharaan alat (sterilisasi)
1
5. Untuk mengetahui prosedur tindakan odontektomi
6. Untuk mengetahui bagaimana perawatan diberikan pasca operasi bedah
odontektomi.
2
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Odontektomi
Istilah odontektomi digunakan dalam tindakan operasi untuk
mengeluarkan gigi impaksi. Gigi Impaksi merupakan salah satu gangguan
perkembangan dan pertumbuhan gigi-geligi.
Odontektomi menurut Pederson (1996) ialah tindakan pembedahan
untuk mengeluarkan gigi yang tidak dapat dilakukan dengan cara ekstraksi
biasa atau dapat dilakukan pada gigi yang impaksi atau tertanam di bawah
tulang atau mukosa. Odontektomi menurut Archer (1975) Odontektomi
adalah pengambilan gigi dengan prosedur bedah dengan pengangkatan
mukoperiosteal flap dan membuang tulang yang ada diatas gigi dan juga
tulang disekitar akar bukal dengan chisel, bur, atau rongeurs.
Odontektomi dapat dilakukan dengan dua cara yaitu dikeluarkan secara
utuh dan secara separasi. Indikasi pengangkatan gigi molar tiga antara lain
pericoronitis berulang, periodontitis yang sudah lanjut pada gigi yang
jaringan pendukungnya sudah rusak, lesi-lesi pada tulang alveolar,
perawatan orthodonti dan orthognathic surgery, indikasi-indikasi medis,
profilaktik. Prinsip dasar dari pengangkatan impaksi gigi pada mandibula
adalah teknik separasi. Sebelum teknik ini berkembang, ruang untuk
mengungkit gigi didapat dengan pembuangan tulang yang banyak,
mengakibatkan lebih banyak trauma. Menurut Thoma, 1932 teknik
pembelahan gigi (odontotomi) untuk beberapa tipe dari gigi impaksi akan
menghasilkan prosedur yang memuaskan.
3
molar impaksi dan cenderung muncul berulang, bila molar belum erupsi
sempurna. Akibatnya, dapat terjadi destruksi tulang di antara gigi molar
dan geraham depannya. Odontektomi dapat dilakukan sebagai tindakan
pencegahan dari terjadinya pericoronitis akibat gigi erupsi sebagian.
Gejala-gejala perikoronitis :
1) rasa sakit di regio tersebut
2) pembengkakan
3) mulut bau
4) pembesaran limfenode submandibular.
4
3. Pencgahan Karies
Gigi yang impaksi juga berpotensi menimbulkan infeksi atau karies
pada gigi di dekatnya. Cukup banyak kasus karies pada gigi molar dua
karena gigi molar ketiga mengalami impaksi. Gigi molar ketiga
merupakan penyebab tersering karies pada molar kedua karena retensi
makanan. Karies distal molar kedua yang disebabkan oleh karies posisi
gigi molar ketiga.
5
sakit dapat timbul karena gigi impaksi langsung menekan nervus
alveolaris inferior pada kanalis mandibularis.
7. Diperkirakan Akan Mengganggu Pembuatan Protesa
Pencabutan gigi impaksi dilakukan apabila berada dalam denture
bearing area yang dapat menghambat adaptasi landasan dan mengganggu
retensi serta stabilitas dari protesa yang akan dibuat.
Kontraindikasi Odontektomi
1. Tidak Ada Keluhan
Apabila tidak ada keluhan dari pasien yang mengalami gigi impaksi
maka tidak diperlukan tindakan odontektomi yang dapat memakan
waktu, biaya dan resiko pembedahan yang dapat terjadi.
2. Kemungkinan Menyebabkan Gigi Terdekat Rusak Atau Struktur
Penting Lainnya.
Tindakan odontektomi beresiko tinggi untuk merusak jaringan
dengan membuka flap dan juga merusak tulang yang menghalangi akses
terhadap gigi yang impaksi. Apabila dikhawatirkan kerusakan yang akan
diakibatkan oleh tindakan odontektomi tidak sebanding dengan manfaat
yang didapatkan, maka sebaiknya odontektomi tidak dilakukan.
3. Penderita Usia Lanjut
Pada pasien yang berusia lanjut, tulang yang menutupi gigi impaksi
akan sangat termineralisasi dan padat sehingga akan menyulitkan
dilakukan odontektomi
C. Radiografi Impaksi
Radiografi pada gigi impaksi molar ketiga bertujuan menunjang
pemeriksaan klinis yang memberikan informasi mengenai anatomi gigi dan
tulang sekitarnya yang dapat menentukan prosedur bedah yang memenuhi
aspek spesifik dalam setiap kasus. Radiograf panoramik umum digunakan
dalam evaluasi anatomi dan posisi gigi impaksi molar ketiga dibandingkan
radiograf periapikal yang memberikan rasa tidak nyaman pada pasien saat
memposisikan film di dalam rongga mulut.
6
Salah satu kelebihan dari gambar panoramic adalah tampilan dari gigi
yang lengkap dan memungkinkan untuk mendiagnosa jumlah, posisi dan
antomi gigi yang mengalami gross anbnormalities. Radiografi panoramic
dapat memperlihatkan jarak dari gigi yang mengalami impaksi dengan
struktur vital seperti inferior alveolar canal, dasar dan dinding posterior sinus
maksilaris, maxillary tuberosity dan gigi sebelahnya. Disamping itu semua
pasien dapat dengan mudah memahami gambar yang dihasilkan dari
radiografi panoramic dan dapat berguna sebagai media pembelajaran visual
bagi pasien.
7
6. Alat pencabutan : tang mahkota gigi molar rahang bawah, tang sisa
akar rahang bawah dan tang trismus.
7. Alat penjahitan : needle holder, needle cutting edge, gunting dan
pinset cirrurgis
8. Alat lain : Neirbeken, cheek retraktor, knable tang, water syringe,
tempat alkohol, kain penutup wajah, lap dada, bone file, kuret,
duck clamp, petridish, suction, cotton roll, deppen glass dan arteri
clamp.
Bahan yang digunakan (Pedersen, 1996):
Betadine antiseptik, pehacain, vaselin, alkohol 70%, larutan PZ,
aquadest steril, adrenalin, benang non absorbable (silk), cotton pellet
dan tampon
8
Sterilisasi dengan Autoclave dirasa sangat efektif membunuh
mikroorganisme hingga ke sporanya karena selain dengan panas
juga di dalam ruangan tertutup yang bertekanan tinggi. Autoclave
mencapai temperature uap maksimum hingga 250 °F atau sekitar
121 °C dengan tekanan mencapai 103 hingga 206 kPa.
9
b. Pengambilan tulang yang menghalangi gigi
Dengan menggunakan alat bur dan dibantu dengan irigasi
larutan saline agar gigi dapat terlihat untuk dilakukan
pemotongan atau pengambilan.
c. Pengambilan gigi
Pengambilan gigi dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu intoto
atau utuh dan in separasi atau terpisah. Bila dengan cara intoto,
tulang yang mengelilingi gigi diambil secukupnya, sehingga
didapatkan cukup ruangan untuk dapat melakukan elevator
dibawah korona. Kemudian dengan elevator tersebut dilakukan
gerakan mengungkit gigi. Sedangkan metode in separasi,
pengambilam gigi impaksi dilakukan dengan membuang
sedikit tulang. Gigi yang impaksi diambil dengan cara dibelah
terlebih dahulu lalu diambil sebagian-sebagian.
d. Pembersihan luka dan penutupan flap
Setelah pengeluaran gigi, soket dibersihkan dari sisa-sisa tulang
bekas pengeboran. Folikel dan sisa enamel organ harus
dibersihkan atau diirigasi dengan air garam fisiologis 0.9%
karena dapat menyebabkan kista residual bila tertinggal.
Kemudian flap dikembalikan pada tempat yang dijahit
10
Untuk mengatasi rasa nyeri dan bengkak yang terjadi akibat operasi,
Perawatan Pasca Odontektomi dapat dilakukan kompres es pada rahang
yang bengkak pada 24 jam pertama.
4. Konsumsi Obat sesuai resep dokter
Dokter biasanya akan meresepkan obat antibiotic dan obat analgesic
untuk mengurangi nyeri. Jika nyeri tidak berkurang dengan kompres es
atau sangat tidak tertahankan, Anda dapat mengonsumsi obat pereda
nyeri yang telah diresepkan oleh dokter atau dapat mengonsumsi obat
pereda nyeri lain seperti paracetamol. Untuk mengurangi nyeri ringan
sampai sedang, paracetamol dapat diminum setiap 4-6 jam dengan
maksimal dosis 4 gram per hari.
Pada kondisi paska bedah vitamin B kompleks sebagai koenzim untuk
penyembuhan perlu diperhatikan karena banyak terbuang melalui darah
atau cairan karena sifatnya mudah larut dalam air. Air minum dengan
elektrolit dapat mengganti cairan yang terbuang selama pembedahan.
5. Makan Makanan yang Bertekstur Lunak
Setelah operasi odontektomi, Anda hanya diperbolehkan untuk makan
makanan yang bertekstur lunak saja minimal dalam satu hari pertama.
Jika makanan masih perlu dikunyah, kunyahlah sedikit dan bukan pada
sisi yang dioperasi. Setelah itu, makanan dapat ditingkatkan teksturnya
secara perlahan. Hindari makanan yang terlalu keras, perlu dikunyah
lama, makanan panas atau pedas setidaknya selama 1 minggu setelah
operasi. Makanan-makanan tersebut dapat mengiritasi luka bekas operasi.
6. Hindari Minuman yang Tidak Baik untuk Gigi
Minuman yang tidak baik untuk gigi di antaranya yaitu alkohol, kopi,
soda, dan air yang terlalu panas. Minuman-minuman tersebut harus
dihindari untuk mencegah kerusakan pada gigi serta dapat mengganggu
penyembuhan luka bekas operasi. Karena biaya operasi gigi yang tidak
sedikit, maka harus melakukan perawatan yang tepat untuk
menghindari meninggal setelah operasi gigi bungsu.
7. Hindari Minum Menggunakan Sedotan
11
Ketika minum menggunakan sedotan, akan ada udara vakum yang
terbentuk di dalam mulut. Udara ini dapat mengakibatkan lapisan darah
yang sudah membeku menjadi terlepas. Lepasnya bekuan darah tersebut
kemudian akan mengakibatkan perdarahan kembali dan memperlambat
proses penyembuhan.
8. Hindari Rokok
Perawatan Pasca Odontektomi selanjutnya adalah Hindari rokok setelah
operasi, paling tidak 72 jam setelah operasi odontektomi. Rokok dapat
menghambat proses penyembuhan, sehingga harus dihindari pada
beberapa hari setelah operasi untuk mengurangi resiko pasca operasi gigi
bungsu.
9. Jangan Sikat Gigi selama 24 Jam Pertama
Setelah operasi odontektomi, Anda tidak boleh menyikat gigi, meludah,
ataupun menggunakan obat kumur untuk membersihkan gigi selama 24
jam pertama setelah operasi. Menyikat gigi, meludah, ataupun
menggunakan obat kumur sangat beresiko menghambat proses
penyembuhan luka operasi dan memicu perdarahan. Setelah 24 jam
berlalu, Anda baru boleh menyikat gigi. Namun perlu diperhatikan akan
menyikat gigi dengan sangat lembut terutama pada area bekas operasi.
10. Lakukan Kumur untuk Mengeluarkan Makanan yang Terjebak
Tindakan operasi biasanya akan meninggalkan sedikit ruang kosong pada
area bekas gigi yang diangkat. Ketika makan, makanan sering terjebak
pada ruang ini dan sulit dibersihkan. Namun jangan mencoba
mengeluarkan makanan dengan cara mencongkel, apalagi dengan
menggunakan alat tajam dan tidak bersih. Lebih baik kumur perlahan
dengan air atau air garam hangat untuk mengeluarkannya.
11. Pijat Otot Rahang
Pada beberapa kasus, pembengkakan dapat terjadi berhari-hari setelah
operasi. Jika pipi masih bengkak beberapa hari setelah operasi, coba
lakukan pijat perlahan-lahan pada daerah pipi dan lakukan latihan buka
12
tutup mulut dengan gerakan perlahan agar otot daerah rahang menjadi
lebih rileks.
12. Hubungi Dokter Gigi atau Dokter Bedah Mulut
Terakhir Anda harus menghubungi dokter gigi atau dokter bedah mulut
jika mengalami perdarahan setelah 24 jam, sulit membuka rahang atau
nyeri hebat saat membuka rahang, atau jika mulut dan bibir mengalami
mati rasa 24 jam setelah operasi.
13. Kontrol 1 minggu pasca bedah untuk melepas jahitan.
13
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Odontektomi adalah pengeluaran atau pencabutan gigi yang dalam
keadaan tidak dapat bertumbuh atau gigi bertumbuh sebagian dimana gigi
tersebut tidak dapat dikeluarkan dengan cara pencabutan dengan tang biasa
melainkan diawali dengan pembuatan flap mukoperiostal, diikuti dengan
pengambilan tulang undercut yang menghalangi pengeluaran gigi tersebut,
sehingga diperlukan persiapan yang baik dan rencana operasi yang tepat dan
benar dalam melakukan tindakan bedah pengangkatan molar yang terpendam,
untuk menghindari terjadinya komplikasi-komplikasi yang tidak diinginkan.
Adapun tahapan odontektomi yaitu anamnesa, pemeriksaan penunjang
dengan foto rontgen, anestesi, pembuatan flap, pengambilan tulang yang
menghalangi gigi, ekstraksi gigi atau akar gigi, pembersihan luka dan
penutupan flap.
B. Saran
Dengan adanya makalah ini, pembaca dapat mempelajari dan lebih
mengenal tentang penyakit impaksi serta penatalaksaan operasi bedah
odontektomi di RSGMP UNHAS dan diharapkan makalah ini mampu
dijadikan sebagai bahan bacaan yang bermanfaat bagi pembaca.
14
DAFTAR PUSTAKA
Nur, baehaqi. 2018. Prosedur Sterilisasi Dan Desinfeksi Alat Kedokteran Gigi.
https://www.gloryamedica.com/sterilisasi-alat-kedokteran-gigi/. Di akses pada :
16 April 2021
15