DISUSUN OLEH:
KELOMPOK 5
1
KATA PENGANTAR
Assalamualaikum Wr.Wb
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT atas limpahan rahmat dan karunianya
sehingga kami dapat menyelesaikan makalah laporan tugas tutorial blok 19 “Skenario 3”.
Kami juga mengucapkan terimakasih kepada Ibu drg. Okmes Fadriyanti,Sp.Pros selaku
pembimbing tutor yang sudah memberikan kepercayaan kepada kami untuk
menyelesaikan tugas ini.
Proses pembuatan makalah ini tidak terlepas dari bantuan berbagai pihak. Oleh karena
itu, kami juga mengucapkan terima kasih kepada berbagai media yang materi maupun
gambarnya yang telah kami gunakan sebagai referensi.
Kami menyadari bahwa makalah ini tidaklah luput dari segala kekurangan dan
keterbatasan sehingga masih belum sempurna. Oleh sebab itu, kami mengharapkan adanya
kritik dan saran yang bersifat membangun demi peningkatan kemampuan penyusunan pada
masa yang akan datang.
Semoga makalah ini dapat bermanfaat dalam rangka menambah pengetahuan kita dan
mudah-mudahan makalah ini dapat dipahami oleh semua para pembaca. Kami mohon maaf
yang sebesar-besarnya jika terdapat kata-kata yang kurang berkenan.
Penyusun
2
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.................................................................................................................i
DAFTAR ISI..............................................................................................................................ii
BAB I............................................................................................................................................
1.1 Latar Belakang...............................................................................................................
1.2 Rumusan Masalah..........................................................................................................
1.3 Tujuan Pembelajaran......................................................................................................
BAB II...........................................................................................................................................
2.1 Klarifikasi Istilah............................................................................................................
2.2 Menetapkan Permasalahan.............................................................................................
2.3 Curah Pendapat..............................................................................................................
2.4 Analisis Masalah............................................................................................................
2.5 Pembahasan Tujuan Pembelajaran.................................................................................
BAB III.........................................................................................................................................
3.1 Kesimpulan.....................................................................................................................
3.2 Saran...............................................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA...................................................................................................................
3
BAB I
PENDAHULUAN
4
1.2 Rumusan Masalah
1. Mengapa pasien merasa sakit saat masuk makanan sedangkan tes vitalitas
sondase,perkusi dan palpasi(-) ?
2. Apa tindakan utama yang seharusnya dilakukan dokter gigi ?
3. Apa diagnosis yang sesuai dengan skenario ?
4. Bagaimana cara mengetahui gambaran radiografis pada skenario yang belum terjadi
resorbsi akar ?
5. Perawatan apa yang dilakukan sesuai skenario?
6. Apakah perlu melakukan tes lainnya untuk menegakkan diagnosis ?
7. Apakah bahan PSA pada anak sama dengan gigi permanen ?
8. Apakah prognosis dari perawatan tersebut ?
9. Apa kemungkinan yang terjadi apabila tidak segera dilakukan perawatan ?
10. Berapa kali kunjunag perawatan yang akan dilakukan ?
11. Teknik radiografi apa yang digunakan pada kasus ?
5
BAB II
PEMBAHASAN
6
2.2 Menetapkan Permasalahan
1. Mengapa pasien merasa sakit saat masuk makanan sedangkan tes vitalitas
sondase,perkusi dan palpasi(-) ?
2. Apa tindakan utama yang seharusnya dilakukan dokter gigi ?
3. Apa diagnosis yang sesuai dengan skenario ?
4. Bagaimana cara mengetahui gambaran radiografis pada skenario yang belum terjadi
resorbsi akar ?
5. Perawatan apa yang dilakukan sesuai skenario?
6. Apakah perlu melakukan tes lainnya untuk menegakkan diagnosis ?
7. Apakah bahan PSA pada anak sama dengan gigi permanen ?
8. Apakah prognosis dari perawatan tersebut ?
9. Apa kemungkinan yang terjadi apabila tidak segera dilakukan perawatan ?
10. Berapa kali kunjunag perawatan yang akan dilakukan ?
11. Teknik radiografi apa yang digunakan pada kasus ?
9
Analisis Masalah
Gigi sakit saat masuk makanan
- Gigi 75 karies
Gigi geraham mengenai pulpa Belum terjadi
sakit saat masuk - Sondase(-) resorbsi akar
makanan - Perkusi (-)
- Palpasi (-)
Diagnosis
Rencana perawatan
Prosedur perawatan
Prognosis
10
2.4 Pembahasan Tujuan Pembelajaran
Pemeriksaan klinis :
Pemeriksaan klinis ada 2 yaitu pemeriksaan intra oral dan ekstra oral
a. Pemeriksaan intra oral
- Perkusi : Pemeriksaan dengan memberi pukulan ringan pada gigi menggunakan
jari dan ujung instrument. Tes ini digunakan untuk menunjukkan ada tidak
kelainan periapikal. Pada skenario ini tes perkusi (-)
- Palpasi : Pemeriksaan dengan meraba menggunakan jari pada daerah jaringan
lunak gigi. Tes ini digunakan untuk menunjukkan ada tidaknya pembengkakan.
Pada skenario tes ini (-)
- Sondasi : Pemeriksaan dengan meletakkan sonde pada kavitas dan digerakkan
secara perlahan. Tes ini digunakan untuk menentukan vitalitas gigi. Skenario ini
tes sondase (-)
Jika ingin dilakukan tes vitalitas tambahan/masih ragu dengan masih atau tidak
vitalnya gigi. Dapat dilakukan dengan termal dan tes kavitas. Tes termal ini dilakukan
dengan
mengaplikasikan dingin dengan rthyl chloride. Caranya keringkan gigi, lalu
semprotkan ethyl
11
chloride pada cotton pellet dan tunggu hingga membentuk bunga es, lalu tempelkan
pada 1/3
tengah bukal (jangan mengenai gingival)
b. Pemeriksaan ekstra oral
Dilakukan dengan melihat sietris wajah, lakukan pemeriksaan pada kelenjar getah
bening ada pembengkakan atau tidak. Jika ada biasanya disertai rasa sakit
Pemeriksaan penunjang
Pemeriksaan radiografi pada kasus nekrosis pulpa menunjukkan kavitas yang besar,
atau juga bisa ditemui penampakan normal kecuali jika ada periodontitis apikal atau
osteitis.
Indikasi :
13
1. gigi sulung dengan diagnosa pulpitis irreversibel atau nekrosis pulpa.
2. Mahkota gigi masih dapat direstorasi.
3. Gigi sulung dengan peradangan pulpa yang meluas namun akar dan tulang alveolar
bebas dari
resorpsi patologis sehingga jaringan periodontal masih sehat.
4. Gigi sulung dengan adanya abses periapikal.
5. Perdarahan yang berlebihan pasca perawatan pulpotomi atau pulpotomi yang tidak
berhasil.
6. Kerusakan jaringan periradikular yang minimal sehingga tidak terdapat
kegoyongan gigi.
Kontra indikasi
1. Resorpsi patologis akar eksternal yang melibatkan lebih dari sepertiga apikal.
2. Gigi dengan mahkota yang sudah tidak dapat di restorasi.
3. Keterlibatan jaringan periradikular dari gigi sulung yang meluas ke bagian tooth
bud dari gigi permanen.
4. Resorpsi internal yang berlebihan.
5. Pasien dengan penyakit sistemik seperti penyakit jantung bawaan, hepatitis, atau
leukemia (putu yana fkg udayana 2017)
Pulpektomi adalah suatu tindakan pembuangan jaringan nekrotik dan saluran akar
gigi sulung yang pulpanya nonvital atau mengalami radang kronis. Tujuannya adalah
untuk menghilangkan infeksi dan mempertahankan fungsi gigi sulung hingga
waktunya tanggal tanpa membahayakan benih gigi permanen dan kesehatan
anak.Indikasi perawatan pulpektomi adalah:
1. Gigi sulung dengan pulpitis ireversibel, atau gigi yang semula akan dilakukan
pulpotomi tapi ternyata pulpa menunjukkan tanda-tanda pulpitis ireversibel
(misalnya, perdarahan berlebihan yang tidak dapat dikendalikan dengan kapas dalam
beberapa menit, sehingga harus dilakukan pulpektomi);
2. Inflamasi kronis atau nekrosis pulpa (misalnya, suppration, purulence);
3. Tidak ada resorpsi internal, resorbsi eksternal masih terbatas;
4. Kegoyangan gigi minimal, dan;
5. Tidak ada gigi permanen pengganti.
4. Mahasiswa mampu memahami dan menjelaskan prosedur perawatan
Kunjungan pertama :
1) Ro-foto dan isolasi daerah kerja.
2) Buka atap pulpa dan setelah ruang pulpa terbuka, jeringan pulpa diangkat dengan
file Hedstrom.
3) Instrumen saluran akar pada kunjungan pertama tidak dianjurkan jika ada
pembengkakkan, gigi goyang atau ada fistel.
4) Irigasi saluran akar dengan H2O2 3% keringkan dengan gulungan kapas kecil.
14
5) Obat anti bakteri diletakkan pada kamar pulpa formokresol atau CHKM dan diberi
tambalan sementara.
Kunjungan kedua (setelah 2 – 10 hari ) :
1) Buka tambaln sementara.
2) Jika saluran akar sudah kering dapat diisi dengan ZnO dan eugenol formokresol
(1:1) atau ZnO dan formokresol.
3) Kemudian tambal sementara atau tambal tetap.Jumlah kunjungan, waktu
pelaksanaannya dan sejauh mana instrumen dilakukan ditentukan oleh tanda dan
gejala pada tiap kunjungan. Artinya saluran akar diisi setelah kering dan semua tanda
dan gejala telah hilang. (Pedodonsia terapan)
Langkah 1: Beri analgesia lokal dan mengisolasi gigi dengan rubber dam.
Langkah 2: Membuang jaringan karies menggunakan low speed round bu
Langkah 3: Membuka atap ruang pulpa dan mengidentifikasi orifice
Langkah 4: Membuat radiografi diagnostik dengan file dalam saluran akar.
Langkah 5: Membersihkan saluran akar dengan jarum ekstirpasi dan preparasi saluran
akar lalu diirigasi dengan NaOCl
Langkah 6: Pengeringan saluran akar dengan paper point dan menempatkan cotton
pellet yang telah dibasahi formokresol dalam ruang pulpa selama empat menit.
Langkah 7: Pilih jarum lentulo dengan ukuran yang sesuai
Langkah 8: Campur zinc oxide dan eugenol, dan putar bahan dalam saluran akar
menggunakan jarum lentulo
Langkah 9: Mengisi ruang pulpa dengan semen
Langkah 10: Restorasi gigi dengan stainless steel crown
Langkah 11: Membuat rontgen pasca perawatan untuk memeriksa pengisian saluran
akar
5. Mahasiswa mampu memahami dan menjelaskan prognosis
Prognosis dikatakan baik apabila:
a. Gigi asimptomatik
b. Tidak ada nyeri, sinus, dan mobilitas pada gigi
c. Hasil foto radiografik bagus, normal
d. Ada reaksi resorpsi secara bersamaan antara bahan pengisi saluran akar dengan
akar gigi desidui
15
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
3.2 Saran
DAFTAR PUSTAKA
16
Widyasrini dkk. 2018. Kenali Penyakit dan Nyeri Akibat Kerusakan Gigi (Karies)
serta Bagaimana Perawatannya. FKG UGM. Yogyakarta,
Damayanti, Asri, and Septriyani Kaswindiarti. "PERAWATAN PULPEKTOMI NON
VITAL PADA GIGIDESIDUI ANTERIOR MAKSILA (Laporan Kasus)." JIKG (Jurnal
Ilmu Kedokteran Gigi) 1.1 (2017): 58-63
.Drg. Putu Ratna Kusumadewi Giri,Sp.KG , PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER
GIGI FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS UDAYANA
(2017)
17