Anda di halaman 1dari 17

BLOK 19 SKENARIO III

DISUSUN OLEH:
KELOMPOK 5

1. RAHMI PUTRI YENI S 1710070110008


2. FITRIA ARFINA EKA P 1710070110009
3. MUHAMMAD RIFKI 1710070110011
4. NURUL ALFIYAH 1710070110019
5. HAYI ZUCI MEI L 1710070110022
6. HELSA YOFINSZKY 1710070110030
7. RAHMI YUDISTIRA 1710070110043
8. SENDI SUARDI 1710070110047
9. AGNES ALWIYAH S 1710070110050
10. MUHAMMAD FAISHAL 1710070110071
11. FIOLINDRA 1710070110074
12. DIANA RIZKI 1710070110098

FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI


UNIVERSITAS BAITURAHMAH
2020

1
KATA PENGANTAR

Assalamualaikum Wr.Wb
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT atas limpahan rahmat dan karunianya
sehingga kami dapat menyelesaikan makalah laporan tugas tutorial blok 19 “Skenario 3”.
Kami juga mengucapkan terimakasih kepada Ibu drg. Okmes Fadriyanti,Sp.Pros selaku
pembimbing tutor yang sudah memberikan kepercayaan kepada kami untuk
menyelesaikan tugas ini.

Proses pembuatan makalah ini tidak terlepas dari bantuan berbagai pihak. Oleh karena
itu, kami juga mengucapkan terima kasih kepada berbagai media yang materi maupun
gambarnya yang telah kami gunakan sebagai referensi.

Kami menyadari bahwa makalah ini tidaklah luput dari segala kekurangan dan
keterbatasan sehingga masih belum sempurna. Oleh sebab itu, kami mengharapkan adanya
kritik dan saran yang bersifat membangun demi peningkatan kemampuan penyusunan pada
masa yang akan datang.

Semoga makalah ini dapat bermanfaat dalam rangka menambah pengetahuan kita dan
mudah-mudahan makalah ini dapat dipahami oleh semua para pembaca. Kami mohon maaf
yang sebesar-besarnya jika terdapat kata-kata yang kurang berkenan.

Padang,26 Maret 2020

Penyusun

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.................................................................................................................i
DAFTAR ISI..............................................................................................................................ii
BAB I............................................................................................................................................
1.1 Latar Belakang...............................................................................................................
1.2 Rumusan Masalah..........................................................................................................
1.3 Tujuan Pembelajaran......................................................................................................
BAB II...........................................................................................................................................
2.1 Klarifikasi Istilah............................................................................................................
2.2 Menetapkan Permasalahan.............................................................................................
2.3 Curah Pendapat..............................................................................................................
2.4 Analisis Masalah............................................................................................................
2.5 Pembahasan Tujuan Pembelajaran.................................................................................
BAB III.........................................................................................................................................
3.1 Kesimpulan.....................................................................................................................
3.2 Saran...............................................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA...................................................................................................................

3
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Nekrosis Pulpa adalah matinya pulpa.Dapat terjadi sebagian atau seluruhnya,


tergantung pada apakah sebagian atau seluruhnya terlibat.Nekrosispulpa, meskipun
suatu akibat dari inflamasi, dapat juga terjadi setelah injuri traumatik yang  pulpanya
rusak sebelum terjadi reaksi inflamasi.Gambaran histopatologi dari nekrosis pulpa
adalah jaringan pulpanekrotik, debris seluler dan mikroorganisme mungkin terlihat di
dalam kavitaspulpa. Jaringan periapikal mungkin normal, atau menunjukkan sedikit
inflamasi yang dijumpai pada ligament periodontal. Gejala Klinis dari Nekrosis Pulpa
adalah Gigi yang kelihatan normal dengan pulpa nekrotik tidak menyebabkan gejala
rasa sakit. Sering, terjadi diskolorisasi gigi adalah indikasi pertama bahwa pulpa mati.
Penampilan mahkota yang buram atau opak hanya disebabkan karena translusensi
normal yang jelek,tetapi kadang-kadang gigi mengalami perubahan warna keabua-abuan
atau kecoklat-coklatan yang nyata dan dapat kehilangan kecemerlangan dan kilauan
yang biasa dipunyai. Adanya pulpa nekrotik mungkin ditemukan hanya secara
kebetulan, karena gigi semacam itu adalah asimptomatik, dan radiograf adalah
nondiagnostik. Gigi dengan nekrosis sebagian dapat bereaksi terhadap perubahan
termal, karena adanya serabut saraf vital yang melalui jaringan inflamasi didekatnya.

4
1.2 Rumusan Masalah

1. Mengapa pasien merasa sakit saat masuk makanan sedangkan tes vitalitas
sondase,perkusi dan palpasi(-) ?
2. Apa tindakan utama yang seharusnya dilakukan dokter gigi ?
3. Apa diagnosis yang sesuai dengan skenario ?
4. Bagaimana cara mengetahui gambaran radiografis pada skenario yang belum terjadi
resorbsi akar ?
5. Perawatan apa yang dilakukan sesuai skenario?
6. Apakah perlu melakukan tes lainnya untuk menegakkan diagnosis ?
7. Apakah bahan PSA pada anak sama dengan gigi permanen ?
8. Apakah prognosis dari perawatan tersebut ?
9. Apa kemungkinan yang terjadi apabila tidak segera dilakukan perawatan ?
10. Berapa kali kunjunag perawatan yang akan dilakukan ?
11. Teknik radiografi apa yang digunakan pada kasus ?

1.3 Tujuan Pembelajaran

1. Mahasiswa mampu memahami dan menjelaskan anamnesis,pemeriksaan klinis,dan


pemeriksaan penunjang pada skenario
2. Mahasiswa mampu memahami dan menjelaskan diagnosis
3. Mahasiswa mampu memahami dan menjelaskan rencana perawatan
4. Mahasiswa mampu memahami dan menjelaskan prosedur perawatan
5. Mahasiswa mampu memahami dan menjelaskan prognosis

5
BAB II

PEMBAHASAN

ANAK SUSAH MAKAN


Seorang anak perempuan berusia 4 tahun datang dibawa ibunya ke puskesmas dengan keluhan
gigi geraham kiri bawah sakit apabila masuk makanan.Pemeriksaan intra oral dengan gigi 75
karies mengenai pulpa.Tes vitalitas sondasi (-),perkusi dan palpasi (-).Gambaran radiografis
belum terjadi resorbsi akar.

2.1 Klarifikasi Istilah


1. Tes vitalitas
- Dimana terdiri dari empat pemeriksaan yaitu tes termal,tes kavitas,tes jarum
miller dan tes elektris
- Penggunaan alat bantu mencakup penggunaan stimulus elektris dan termal pada
mahkota gigi dengan tujuan melihat reaksi pulpa
- Pemeriksaan yang dilakukan dokter gigi untuk mengetahui apakah suatu gigi
masih bisa di pertahankan atau tidak
2. Pulpa
- Pulpa adalah bagian tengah gigi yang terdiri dari jaringan ikat serta sel-sel yang
disebut odontoblas. Pulpa ini terletak di bawah dentin
- Pulpa adalah jaringan ikat yang mengandung komponen jaringan seperti substansi
interselular, cairan jaringan, sel-sel tertentu, limfatik, pembuluh darah, saraf,
odontoblast, fibroblast, dan komponen seluler lainnya.
3. Resorbsi akar
- resorbsi akar adalah pengrusakan atau penghancuran yang menyebabkan
hilangnya struktur gigi,Kerusakan akar yang parah dapat terjadi bila kerusakan
sudah mencapai pulpa, sehingga sangat sulit untuk dirawat dan biasanya
memerlukan ekstraksi gigi
- resorbsi akar adalah disebabkan oleh tekanan pada permukaan gigi. Tekanan
tersebut dapat berasal dari trauma, erupsi gigi ektopik yang mengenai akar gigi
tetangga, infeksi dan beban oklusal yang berlebihan.

6
2.2 Menetapkan Permasalahan
1. Mengapa pasien merasa sakit saat masuk makanan sedangkan tes vitalitas
sondase,perkusi dan palpasi(-) ?
2. Apa tindakan utama yang seharusnya dilakukan dokter gigi ?
3. Apa diagnosis yang sesuai dengan skenario ?
4. Bagaimana cara mengetahui gambaran radiografis pada skenario yang belum terjadi
resorbsi akar ?
5. Perawatan apa yang dilakukan sesuai skenario?
6. Apakah perlu melakukan tes lainnya untuk menegakkan diagnosis ?
7. Apakah bahan PSA pada anak sama dengan gigi permanen ?
8. Apakah prognosis dari perawatan tersebut ?
9. Apa kemungkinan yang terjadi apabila tidak segera dilakukan perawatan ?
10. Berapa kali kunjunag perawatan yang akan dilakukan ?
11. Teknik radiografi apa yang digunakan pada kasus ?

2.3 Curah Pendapat


1. Mengapa pasien merasa sakit saat masuk makanan sedangkan tes vitalitas
sondase,perkusi dan palpasi(-) ?
- rasa sakit tersebut disebabkan oleh adanya gas gangren. Dimana kita tau gas
gangren ini terdapat pada gigi yang non vital ( pada tes vitalis negatif ). Gas
gangren ini terperangkap di rongga pulpa. Jadi saat makanan terperangkap di
kavitas, maka makanan akan menekas gas tersebut. Sehingga terjadi
pemuaian pada gas gangren dan gas tersebut akan menekan saraf disekitar
gigi masih vital. gas gangren ini terdiri dari amonia, h2s
- apabila pulpa terbuka dan makanan. Dibiarkan terus meneris bakteri akn
masuk ke saluran akar yang akan mengakibatkan abses pada periapikal
2. Apa tindakan utama yang seharusnya dilakukan dokter gigi ?
- membersihkan debris tadi karena itu yang menyebabkan rasa nyeri pada
pasien
- Hal utama yg dapat dilakukan dokter gigi sebelum melakukan perawatan
adalah menenangkan psikologis pasien.
3. Apa diagnosis yang sesuai dengan skenario ?
- nekrosis pulpa, karena dilihat dari tes vitalitas nya yang negatif
7
- nekrosis pupla, karna dilihat dari tes perkusi dan palpasinya(-)nekrosis pulpa
itu sendiri adalah keadaan gigi dimana jaringan pulpa sudah mati sebagai
sistem pertahanan pulpa sudah tidak dapat menahan rangsangan sehingga
jumlah sel pulpa yang rusak menjadi semakin banyak dan menempati
sebagian besar ruang pulpa
4. Bagaimana cara mengetahui gambaran radiografis pada skenario yang belum terjadi
resorbsi akar ?
- Dilihat periapikal nya apakah terjadi penurunan atau kerusakan tulang dengan
radiografi periapikal atau panoramik
- Dilihat dari gambaran lamina dura pada radiografi. Jika lamina dura hilang
biasanya telah terjadi resorbsi akar dan untuk gambaran lamina dura berupa
radiopak
5. Perawatan apa yang dilakukan sesuai skenario?
- pulpektomi,pulpektomi ini dapat dilakukan dengan 1 atau lebih kunjungan
6. Apakah perlu melakukan tes lainnya untuk menegakkan diagnosis ?
- sudah tidak perlu karna di skenario sudah jelaskan tes apa saja mulai
pemeriksaan intra oral smpai pemeriksaan penunjang
7. Apakah bahan PSA pada anak sama dengan gigi permanen ?
- Bahan pada gigi anak
Zinc oxide eugenol,kalsium hidroksida,pasta iodoform
Bahan pada gigi permanen
Core materials, yaitu gutta percha dan silver point .Root canal sealer yaitu
Sealer dengan bahan dasar zinc oxide dan eugenol, Sealer dengan bahan dasar
resin sintetik
8. Apakah prognosis dari perawatan tersebut ?
- Prognosis dikatakan baik apabila gigi asimtomatik,tdk ada nyeri sinus dan
mob,hasil ronsen foto baik atau normal,ada reaksi scra bersamaan antra bahan
pngisi salurn akar dengan akar desidui
9. Apa kemungkinan yang terjadi apabila tidak segera dilakukan perawatan ?
- Jika tidak dilakukan perawatan maka akan terjadi infeksi yang terus menerus
sampai ke jaringan periodontal dan mengakibat kan abses periodontal
- Membiarkan gigi tanpa perawatan beresiko untuk terjadi kolonisasi yang
lebih banyak oleh mikroorganisme dan akumulasi debris makanan. Dapat
pula terjadi perubahan mikroflora di saluran akar karena akan lebih banyak
oksigen yang masuk sehingga jumlah bakteri anaerob akan lebih sedikit,
namun dapat pula terjadi induksi bakteri seperti E. faecalis yang lebih sulit
untuk dieliminasi.
10. Berapa kali kunjunag perawatan yang akan dilakukan ?
- Tahap perawatan terdiri dari persiapan gigi, sterilisasi, pengisian dan
restorasi.Keempat tahap dapat diselesaikan dalam satu kali kunjungan.Pada
keadaan dimana terjadi kesulitan persiapan gigi, maka tindakan pengisian
8
saluran akar dan restorasi ditunda 1 minggu kemudian, sehingga perawatan
nya diselesaikan dalam 2 kali kunjungan.Dalam laporan kasus,
perawatandilakukan pada gigi molar sulung dengan teknik 1-2 kali
kunjungan.
- Kunjungan perawatan dilakukan 2 kali kunjungan,dimana pada kunjungan
pertama dokter terlebih dahulu menghilangkan rasa sakit dan penyebab"
nya,kemudian setelah 2-10 hari dilakukan kunjungan kedua dengan mengisi
saluran akar dengan bahan pengisi
11. Teknik radiografi apa yang digunakan pada kasus ?
- Teknik radiografi yg digunakan adalah periapikal karena teknik ini
menunjukkan 2-4 gigi dan dapat memberikan gambaran secara rinci tentang
gigi dan jaringan sekitarnya. Dan juga indikasi dari rad periapikal salah satu
nya untuk mendeteksi ada atau tidaknya infeksi apikal atau peradangan

9
Analisis Masalah
Gigi sakit saat masuk makanan

Anamnesis P.intra oral P.penunjang

- Gigi 75 karies
Gigi geraham mengenai pulpa Belum terjadi
sakit saat masuk - Sondase(-) resorbsi akar
makanan - Perkusi (-)
- Palpasi (-)

Diagnosis

Rencana perawatan

Prosedur perawatan

Prognosis

10
2.4 Pembahasan Tujuan Pembelajaran

1. Mahasiswa mampu memahami dan menjelaskan anamnesis,pemeriksaan klinis,dan


pemeriksaan penunjang pada skenario
Anamnesis :
Dari anamnesis operator wajib menanyakan pada pasien ataupun walinya,berupa :
a) Data pasien : Pada skenario ini pasien 4 tahun dengan jenis kelamin perempuan
b) Keluhan pasien : Pada skenario keluhan utama pasien adalah gigi geraham kiri
bawah
sakit apabila masuk makan. Disini operator wajib menanyakan seputar rasa sakit yang
dialami pasien berupa :
- Sejak kapan rasa sakit dirasakan ?
- Seberapa lama rasa sakit berlansung (detik,menit,jam,perhari) ?
- Bagaimana karakteristik rasa sakit (spontan,tajam,berdenyut) ?
- Apakah ada hal yang dapat mempereda atau memperparah rasa sakit ?
c) Dan juga Tanya jika ada keluhan tambahan
d) Tanyak riwayat dental pasien. Apakah pasien sudah pernah dilakukan perawatan
gigi
sebelumnya atau tidak.
e) Tanyakan riwayat sistematik pasien.

Pemeriksaan klinis :
Pemeriksaan klinis ada 2 yaitu pemeriksaan intra oral dan ekstra oral
a. Pemeriksaan intra oral
- Perkusi : Pemeriksaan dengan memberi pukulan ringan pada gigi menggunakan
jari dan ujung instrument. Tes ini digunakan untuk menunjukkan ada tidak
kelainan periapikal. Pada skenario ini tes perkusi (-)
- Palpasi : Pemeriksaan dengan meraba menggunakan jari pada daerah jaringan
lunak gigi. Tes ini digunakan untuk menunjukkan ada tidaknya pembengkakan.
Pada skenario tes ini (-)
- Sondasi : Pemeriksaan dengan meletakkan sonde pada kavitas dan digerakkan
secara perlahan. Tes ini digunakan untuk menentukan vitalitas gigi. Skenario ini
tes sondase (-)
Jika ingin dilakukan tes vitalitas tambahan/masih ragu dengan masih atau tidak
vitalnya gigi. Dapat dilakukan dengan termal dan tes kavitas. Tes termal ini dilakukan
dengan
mengaplikasikan dingin dengan rthyl chloride. Caranya keringkan gigi, lalu
semprotkan ethyl

11
chloride pada cotton pellet dan tunggu hingga membentuk bunga es, lalu tempelkan
pada 1/3
tengah bukal (jangan mengenai gingival)
b. Pemeriksaan ekstra oral
Dilakukan dengan melihat sietris wajah, lakukan pemeriksaan pada kelenjar getah
bening ada pembengkakan atau tidak. Jika ada biasanya disertai rasa sakit

Pemeriksaan penunjang
Pemeriksaan radiografi pada kasus nekrosis pulpa menunjukkan kavitas yang besar,
atau juga bisa ditemui penampakan normal kecuali jika ada periodontitis apikal atau
osteitis.

Pemeriksaan radiografik yaitu foto bitewing, periapikal, dan panoramic diperlukan


untuk
membantu menegakkan diagnose dalam mempertimbangkan jenis perawatan yang
harus
diberikan antara lain memberi evaluasi masalah.
- Perluasan karies dan kedekatan dengan pulpa
- Keadaan restorasi yang ada
- Ukuran dari keadaan ruang pulpa : dentin sekunder,klasifikasi,resorpsi interna
- Akar : bentuk,resorpsi interna
- Apeks : tingkat resorpsi, resorpsi patologi,resorpsi yang terlambat
- Tulang : melihat adanya rarefaction pada daerah periapikal atau bifurkasi,
kehilangan lamina dura, keadaan periodontal membrane
2. Mahasiswa mampu memahami dan menjelaskan diagnosis
Agar sampai pada diagnosis yang tepat ,dapat menentukan sumber nyerinya,
maka klinisi harus mendapatkan informasi yang tepat mengenai riwayat rasa sakit
seperti, lokasi, keparahan, durasi, karakter dan stimuli yang menyebabkan timbulnya
nyeri; melakukan pemeriksaan visual pada wajah, jaringan keras dan lunak rongga
mulut; melakukan pemeriksaan intraoral; melakukan pengetesan pulpa; melakukan
tes
palpasi, tes perkusi dan melakukan pemeriksaan radiograf.
Pada skenario tes palpasi, perkusi, dan sondasi negatif. Berdasarkan tes tersebut
didapatkan bahwa diagnosisnya adalah nekrosis pulpa. Nekrosis pulpa adalah dimana
pulpa tidak lagi memberikan gejala. Gigi dengan pulpa nekrotik tidak bereakksi
terhadap tes vitalitas pulpa.
Nekrosis pulpa merupakan dekomposisi jaringan ikat pulpa, termasuk destruksi
sistem mikrovaskular, limfatik, serta serabut saraf. Drainase cairan inflamasi yang
tidak adekuat terjadi karena kurangnya sirkulasi kolateral serta kekakuan dinding
dentin. Hal ini akan meningkatkan tekanan pada jaringan dan menyebabkan destruksi
progresif sampai seluruh bagian pulpa nekrosis . Istilah gangren pulpa sering kali
12
diterapkan pada kondisi nekrosis pulpa dengan adanya keterlibatan infeksi bakteri.
Gangren didefinisikan sebagai nekrosis jaringan yang sumperimposisi dengan adanya
infeksi bakteri.Nekrosis pulpa gangren sering diikuti dengan adanya bau busuk jika
pulpa yang terinfeksi tersebut dibuka. Gangren pulpa merupakan hasil akhir dari
pulpitis, di mana terjadi nekrosis pulpa total. Saat gangren pulpa terjadi terdapat gas
produk antara yang menimbulkan bau busuk yaitu indol, skatol, putresin, dan
kadaverin, serta produk akhir berupa gas H 2 S dan NH 3 , lemak, indikan, protamine,
air,
CO 2 .
Adanya rasa sakit terkait nekrosis pulpa sebagai hasil peningkatan tekanan di
rongga pulpa. Hal ini dispeskulasikan terjadi karena mikroorganisme yang
memproduksi gas menginfeksi pulpa yang telah nekrosis, meningkatkan tekanan di
dalam pulpa. Saat makanan masuk pada kavitas, maka makanan akan menekan gas
tersebut sehingga terjadi pemuaian pada gas gangren dan gas tersebut akan menekan
saraf disekitar gigi masih vital.
3. Mahasiswa mampu memahami dan menjelaskan rencana perawatan
perawatan pada skenario yaitu pulpektomi pada gigi 75 sesuai dengan indikasinya,
yaitu gigi telah mengalami nekrosis pulpa dan gigi belum terjadi resorpsi akar.
Diharapkan perawatan pulpektomi dapat mencegah infeksi yang lebih lanjut dan gigi
dapat dipertahankan sampai waktu eksfoliasinya.Keuntungan dilakukan pulpektomi,
yaitu menjaga fungsi mastikasi, mempertahankan ruang untuk gigi tetap, mencegah
munculnya masalah dalam berbicara, mencegah kebiasaan buruk lidah,mencegah efek
psikologis dari kehilangan gigi dan mencegah gangguan erupsi gigi permanen.Ada
dua alternatif pilihan perawatan pada gigi desidui dengan nekrosis pulpa, yaitu
ekstraksi ataumpulpektomi. Menurut Asri damayanti, dkk. 2017. Perawatan yang
dilakukan untuk nekrosis pulpa gigi sulung terutama anterior adalah pulpektomi.
Pulpektomi memiliki indikasi, yaitu gigi telah mengalami nekrosis pulpa dan gigi
belum terjadi resorpsi akar. Dengan harapan perawatan pulpektomi dapat mencegah
infeksi yang lebih lanjut dan gigi dapat dipertahankan sampai waktu eksfoliasinya.
(Damayanti, A. Dkk. 2017)Pulpektomi non vital didefinisikan sebagai prosedur
perawatan pulpa non vital pada gigi yang melibatkan ekstirpasi jaringan pulpa serta
memberikan bahan medikamen atau pasta antiseptik untuk mengawetkan agar gigi
tetap dalam keadaan aseptik. Indikasi perawatan ini adalah pada gigi yang mengalami
nekrosis pulpa tapi mahkota gigi masih dapat direstorasi dan berguna untuk keperluan
estetik. Bahan yang dapat digunakan pada perawatan pulpektomi non vital adalah
formokresol dan CHKM. (Melvin, 2017).Rencana perawatan Pulpektomi dpat dilihat
juga dari indikasi dan kontra indikasi nya

Indikasi :
13
1. gigi sulung dengan diagnosa pulpitis irreversibel atau nekrosis pulpa.
2. Mahkota gigi masih dapat direstorasi.
3. Gigi sulung dengan peradangan pulpa yang meluas namun akar dan tulang alveolar
bebas dari
resorpsi patologis sehingga jaringan periodontal masih sehat.
4. Gigi sulung dengan adanya abses periapikal.
5. Perdarahan yang berlebihan pasca perawatan pulpotomi atau pulpotomi yang tidak
berhasil.
6. Kerusakan jaringan periradikular yang minimal sehingga tidak terdapat
kegoyongan gigi.

Kontra indikasi
1. Resorpsi patologis akar eksternal yang melibatkan lebih dari sepertiga apikal.
2. Gigi dengan mahkota yang sudah tidak dapat di restorasi.
3. Keterlibatan jaringan periradikular dari gigi sulung yang meluas ke bagian tooth
bud dari gigi permanen.
4. Resorpsi internal yang berlebihan.
5. Pasien dengan penyakit sistemik seperti penyakit jantung bawaan, hepatitis, atau
leukemia (putu yana fkg udayana 2017)
Pulpektomi adalah suatu tindakan pembuangan jaringan nekrotik dan saluran akar
gigi sulung yang pulpanya nonvital atau mengalami radang kronis. Tujuannya adalah
untuk menghilangkan infeksi dan mempertahankan fungsi gigi sulung hingga
waktunya tanggal tanpa membahayakan benih gigi permanen dan kesehatan
anak.Indikasi perawatan pulpektomi adalah:
1. Gigi sulung dengan pulpitis ireversibel, atau gigi yang semula akan dilakukan
pulpotomi tapi ternyata pulpa menunjukkan tanda-tanda pulpitis ireversibel
(misalnya, perdarahan berlebihan yang tidak dapat dikendalikan dengan kapas dalam
beberapa menit, sehingga harus dilakukan pulpektomi);
2. Inflamasi kronis atau nekrosis pulpa (misalnya, suppration, purulence);
3. Tidak ada resorpsi internal, resorbsi eksternal masih terbatas;
4. Kegoyangan gigi minimal, dan;
5. Tidak ada gigi permanen pengganti.
4. Mahasiswa mampu memahami dan menjelaskan prosedur perawatan
Kunjungan pertama :
1) Ro-foto dan isolasi daerah kerja.
2) Buka atap pulpa dan setelah ruang pulpa terbuka, jeringan pulpa diangkat dengan
file Hedstrom.
3) Instrumen saluran akar pada kunjungan pertama tidak dianjurkan jika ada
pembengkakkan, gigi goyang atau ada fistel.
4) Irigasi saluran akar dengan H2O2 3% keringkan dengan gulungan kapas kecil.

14
5) Obat anti bakteri diletakkan pada kamar pulpa formokresol atau CHKM dan diberi
tambalan sementara.
Kunjungan kedua (setelah 2 – 10 hari ) :
1) Buka tambaln sementara.
2) Jika saluran akar sudah kering dapat diisi dengan ZnO dan eugenol formokresol
(1:1) atau ZnO dan formokresol.
3) Kemudian tambal sementara atau tambal tetap.Jumlah kunjungan, waktu
pelaksanaannya dan sejauh mana instrumen dilakukan ditentukan oleh tanda dan
gejala pada tiap kunjungan. Artinya saluran akar diisi setelah kering dan semua tanda
dan gejala telah hilang. (Pedodonsia terapan)
Langkah 1: Beri analgesia lokal dan mengisolasi gigi dengan rubber dam.
Langkah 2: Membuang jaringan karies menggunakan low speed round bu
Langkah 3: Membuka atap ruang pulpa dan mengidentifikasi orifice
Langkah 4: Membuat radiografi diagnostik dengan file dalam saluran akar.
Langkah 5: Membersihkan saluran akar dengan jarum ekstirpasi dan preparasi saluran
akar lalu diirigasi dengan NaOCl
Langkah 6: Pengeringan saluran akar dengan paper point dan menempatkan cotton
pellet yang telah dibasahi formokresol dalam ruang pulpa selama empat menit.
Langkah 7: Pilih jarum lentulo dengan ukuran yang sesuai
Langkah 8: Campur zinc oxide dan eugenol, dan putar bahan dalam saluran akar
menggunakan jarum lentulo
Langkah 9: Mengisi ruang pulpa dengan semen
Langkah 10: Restorasi gigi dengan stainless steel crown
Langkah 11: Membuat rontgen pasca perawatan untuk memeriksa pengisian saluran
akar
5. Mahasiswa mampu memahami dan menjelaskan prognosis
Prognosis dikatakan baik apabila:
a. Gigi asimptomatik
b. Tidak ada nyeri, sinus, dan mobilitas pada gigi
c. Hasil foto radiografik bagus, normal
d. Ada reaksi resorpsi secara bersamaan antara bahan pengisi saluran akar dengan
akar gigi desidui

15
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Nekrosis pulpa merupakan dekomposisi jaringan ikat pulpa, termasuk destruksi


sistem mikrovaskular, limfatik, serta serabut saraf. Drainase cairan inflamasi yang
tidak adekuat terjadi karena kurangnya sirkulasi kolateral serta kekakuan dinding
dentin. Hal ini akan meningkatkan tekanan pada jaringan dan menyebabkan destruksi
progresif sampai seluruh bagian pulpa nekrosis . Istilah gangren pulpa sering kali
diterapkan pada kondisi nekrosis pulpa dengan adanya keterlibatan infeksi bakteri.
Gangren didefinisikan sebagai nekrosis jaringan yang sumperimposisi dengan adanya
infeksi bakteri.Nekrosis pulpa gangren sering diikuti dengan adanya bau busuk jika
pulpa yang terinfeksi tersebut dibuka. Gangren pulpa merupakan hasil akhir dari
pulpitis, di mana terjadi nekrosis pulpa total. Perawatan yang dilakukan untuk
nekrosis pulpa gigi sulung terutama anterior adalah pulpektomi. Pulpektomi memiliki
indikasi, yaitu gigi telah mengalami nekrosis pulpa dan gigi belum terjadi resorpsi
akar. Dengan harapan perawatan pulpektomi dapat mencegah infeksi yang lebih
lanjut dan gigi dapat dipertahankan sampai waktu eksfoliasinya.(Damayanti, A. Dkk.
2017)Pulpektomi non vital didefinisikan sebagai prosedur perawatan pulpa non vital
pada gigi yang melibatkan ekstirpasi jaringan pulpa serta memberikan bahan
medikamen atau pasta antiseptik untuk mengawetkan agar gigi tetap dalam keadaan
aseptik. Indikasi perawatan ini adalah pada gigi yang mengalami nekrosis pulpa tapi
mahkota gigi masih dapat direstorasi dan berguna untuk keperluan estetik.

3.2 Saran

DAFTAR PUSTAKA

16
Widyasrini dkk. 2018. Kenali Penyakit dan Nyeri Akibat Kerusakan Gigi (Karies)
serta Bagaimana Perawatannya. FKG UGM. Yogyakarta,
Damayanti, Asri, and Septriyani Kaswindiarti. "PERAWATAN PULPEKTOMI NON
VITAL PADA GIGIDESIDUI ANTERIOR MAKSILA (Laporan Kasus)." JIKG (Jurnal
Ilmu Kedokteran Gigi) 1.1 (2017): 58-63
.Drg. Putu Ratna Kusumadewi Giri,Sp.KG , PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER
GIGI FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS UDAYANA
(2017)

17

Anda mungkin juga menyukai