Anda di halaman 1dari 31

LAPORAN HASIL DISKUSI KELOMPOK KECIL

BLOK 12 MODUL 3
Perawatan Pulpa dan Saluran Akar Gigi Sulung

Disusun oleh : Kelompok 2

RAHMALIA DEWI 1810025005


AVIP ROYZA 1810025012
TREVI ANJELIKA TIWA 1810025013
RIRI RAHMADHANI 1810025014
LAILA SITI NURIA 1810025017
SHOFARA ABILIA ANDINI 1810025018
HERLIANA 1810025019
MUHAMMAD LUTFI ARYA B.P 1810025021
RIZKA PUTRI NASUTION 1810025022
IKA NUR AIDA 1810025024
AULIA NOVI ARTHA 1810025034

Tutor :
Drg. Masyhudi, S. Si, M. Kes

FAKULTAS KEDOKTERAN
PROGRAM STUDI KEDOKTERAN GIGI
UNIVERSITAS MULAWARMAN
2020
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat TuhanYang Maha Esa karena atas
limpahan rahmat serta hidayah-Nya kami dapat menyelesaikan tugas laporan yang
berjudul “Perawatan Pulpa dan Saluran Akar Gigi Sulung” ini tepat pada
waktunya.Laporan ini kami susun dari berbagai sumber ilmiah sebagai hasil dari
Diskusi Kelompok Kecil (DKK) kami.
Kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu
sehingga terselesaikannya laporan ini, antara lain:
1. Drg. Masyhudi, S. Si, M. Kes selaku tutor kelompok 2 yang telah
membimbing kami dalam menyelesaikan Diskusi Kelompok Kecil (DKK).
2. drg. Musnar Munir, Sp.KGA selaku dosen penanggung jawab kuliah
modul ini yang telah membimbing dan memberikan tugas kepada kami.
3. Teman – teman kelompok 2 yang telah menyumbangkan pemikiran dan
tenaganya sehingga Diskusi Kelompok Kecil (DKK) 1 dan 2 dapat
berjalan dengan baik, serta dapat menyelesaikan laporan hasil Diskusi
Kelompok Kecil (DKK).
4. Teman-teman mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Mulawarman
angkatan 2018 dan pihak – pihak lain yang tidak dapat kami sebutkan satu
per satu.
Kami menyadari bahwa kemampuan kami dalam menyusun laporan ini sangat
terbatas.Oleh karena itu, kami sangat mengharapkan kritik dan saran yang bersifat
membangun demi tercapainya kesempurnaan dari isi laporan hasil Diskusi
Kelompok Kecil (DKK) ini.

Samarinda, Mei 2020

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ......................................................................................... i


DAFTAR ISI ...................................................................................................... ii
BAB I .................................................................................................................. 1
A. Latar Belakang ........................................................................................ 1
B. Tujuan Penulisan .................................................................................... 2
C. Manfaat Penulisan................................................................................... 2
BAB II ................................................................................................................ 3
A. Skenario ................................................................................................... 3
B. Identifikasi Istilah Sulit ........................................................................... 4
C. Identifikasi Masalah ................................................................................ 5
D. Analisa Masalah ...................................................................................... 5
E. Strukturisasi Konsep ............................................................................... 9
F. Learning Objective ................................................................................... 9
G. Sintesis ................................................................................................ 10
BAB III ........................................................................................................... 210
A. Kesimpulan .......................................................................................... 277
B. Saran ...................................................... Error! Bookmark not defined.7
DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................... 28

ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Perawatan endodontik merupakan bagian dari ilmu kedokteran gigi
yang menyangkut perawatan penyakit atau cedera pada jaringan pulpa dan
jaringan periapikal. Tujuan perawatan endodontik adalah mengembalikan
keadaan gigi yang sakit agar dapat diterima secara biologik oleh jaringan
sekitarnya sehingga gigi dapat dipertahankan selama mungkin didalam
mulut. Hal ini berarti gigi tersebut tidak menimbulkan keluhan dan dapat
berfungsi baik. Perawatan endodontik terdiri dari perawatan non bedah
yaitu perawatan kaping pulpa, pulpotomi, mumifikasi, perawatan saluran
akar dan perawatan endodontik bedah (Anusavine KJ.,1996).
Pulpa gigi merupakan bagian terpenting gigi karena mengandung
serabut saraf yang berisi sel imun dan banyak pembuluh darah. Pulpa gigi
terletak dibawah ruang pulpa yang meluas ke saluran akar gigi. Pulpa gigi
yang terlindungi oleh email dan dentin yang masih utuh mampu mencegah
terjadinya infeksi yang disebabkan dari serangan mikroorganisme.
Keberadaan mikroorganisme dalam rongga mulut berkaitan erat dengan
penyebab terjadinya penyakit pulpa dan jaringan sekitar gigi. Terdapat
sekitar 700 spesies mikroflora dalam rongga mulut terdiri dari
mikroorganisme, dimana mikroorganisme tersebut banyak yang terkait
erat dengan terjadinya peradangan atau inflamasi pulpa yang apabila
terjadi dalam waktu lama dapat mengakibatkan terbentuknya lesi
periapikal hingga nekrosis pulpa (Walton & Torabinejad, 2008).
Perawatan saluran akar adalah perawatan yang paling banyak
dilakukan dalam kasus perawatan endodontik. Perawatan saluran akar
dapat dibagi atas tiga tahap utama yaitu : 1. preparasi biomekanis saluran
akar atau pembersihan dan pembentukan (cleaning dan shaping), 2.
disinfeksi saluran akar dan 3. obturasi saluran akar. Obturasi saluran akar
yang hermetis merupakan syarat utama keberhasilan perawatan saluran
akar, hal ini tidak mungkin dicapai bila saluran akar tidak dipreparasi dan
dipersiapkan untuk menerima bahan pengisi (Anusavine KJ.,1996).

1
Tujuan perawatan endodontik adalah mereduksi atau
mengeliminasi mikroorganisme dan produknya dari saluran akar sehingga
gigi dapat dipertahankan selama mungkin di dalam mulut. Walaupun
instrumentasi dan teknik irigasi dilakukan, namun mikroorganisme
kemungkinan masih tertinggal di saluran akar terutama di dalam tubuli
dentin. Peneliti menyebutkan bahwa cleaning, shaping dan irigasi saluran
akar secara signifikan menurunkan atau mengeliminasi mikroorganisme
dari saluran akar akan tetapi, eliminasi mikroorganisme secara komplit
tidak selalu dapat dicapai secara klinis, oleh karena kompleksnya anatomi
saluran akar dan keterbatasan instrumentasi dan irigasi (Anusavine
KJ.,1996).
B. Tujuan Penulisan
Mahasiswa mampu :
1. Menjelaskan jenis-jenis perawatan pulpa dan saluran akar pada gigi
sulung.
2. Menjelaskan indikasi dan kontraindikasi dari perawatan pulpa dan
saluran akar.
3. Menjelaskan bahan-bahan yang digunakan pada perawatan pulpa dan
saluran akar.
4. Menjelaskan tahapan perawatan pulpa dan saluran akar.
5. Menjelaskan faktor-faktor yang mempengaruhi keberhasilan
perawatan pulpa dan saluran akar.
C. Manfaat Penulisan
Manfaat dari penulisan laporan ini adalah agar mahasiswa dan
pembaca dapat mengetahui, memahami serta menambah wawasannya
dalam pemahaman mengenai jenis-jenis, indikasi dan kontraindikasi,
bahan-bahan yang digunakan, tahapan perawatan pulpa dan saluran akar,
serta faktor-faktor yang mempengaruhi keberhasilan perawatan pulpa dan
saluran akar.

2
BAB II
PEMBAHASAN
A. Skenario
MEMBINGUNGKAAAAAAAN ...........
AKHIRNYA KAMI ..............................

Kejadiannya terjadi pada suatu waktuperkuliahan dengan materi


perawatan gigi pada anak dengan seorang dosen yang membawa foto copy
gambar kelainan gigi / karies yang besar, dalam,pada OS umur 8 tahun,
yang sering sakit secara spontan, cekot cekot berulang ulang, si ibunya
sering memberikan obat paracetamol untuk menghilankan rasa sakitnya.
rencana akan dilaksanakan diskusi saja tapi akhirnya kami diskusikan
sendiri karena :
Dosen bertanya : gigi yang ada kariesnya adalah gigi apa
Mahasiswa : gigi premolar dua dok
Dosen : salah yang lain coba
Mahasiswa : lupa dok,
Dosen bertanya : kalau suatu gigi sering sakit spontan kemungkina
diagonose gigi tersebut apa
Mahasiswa ; tidak bisa jawab
Dosen : kemungkinan diagnosenya adalah pulpitis yang perlu
dlakukan perawatan pulpa dan saluran akar bisa pulpotomi
atau pulpektomi.
Dosen : akhirnya kami diberikan tugas mempelajarinya
mengenai perawatan pulpa gigi sulung apa saja, indikasi

3
dan kotraindikasi dari masing masing perawatan tersebut
cara perawatannya serta bahan bahan yang digunakan
dalam perawatan tersebut dan kegagalan yang mugkin
terjadi.
B. Identifikasi Istilah Sulit
1. Perawatan pulpa : adalah perawatan untuk memperbaiki
gigi yang rusak untuk mengatasi
kerusakan pada pulpa.
2. Pulpotomi atau pulpektomi : adalah perawatan dengan pengambilan
jaringan pulpa vital yang terinfeksi yang
terdapat di dalam kamar pulpa,
pulpektomi adalah suatu teknik
perawatan saluran akar dengan
mengambil jaringan pulpa di dalam
kamar pulpa dan saluran akar pada gigi
yang terinfeksi atau nekrosis. Perbedaan
pulpotomy pengambilan jaringan hanya
yang terdapat di kamar pulpa dan
pulpektomi pengambilan jaringan dari
kamar pulpa dan saluran akar
3. Paracetamol : adalah obat analgesic dan antipiretik
yang sangat popular dan digunakan
untuk meredakan sakit kepala dan
demam.
4. Perawatan saluran akar : perawatan yang tujuannya
menghilangkan rasa sakit dan
mengontrol sepsis dari pulpa untuk
mengembalikan keadaan gigi seperti
keadaan gigi normal. Perbedaan
perawatan saluran akar (perawatan pada
saluran akarnya) dan perawatan pulpa

4
(terkhusus pada pulpa) perbedaannya
terletak di anatominya.
5. Pulpitis : keadaan peradangan pada pulpa gigi.
C. Identifikasi Masalah
1. Apa saja perawatan pulpa pada gigi sulung?
2. Apa saja indikasi dan kontraindikasi perawatan pulpa pada gigi
sulung?
3. Apa yang menyebabkan gigi pasien pada scenario sakit? dan mengapa
sudah diberi paracetamol masih sakit?
4. Apa saja jenis-jenis pulpitis? Dan apa saja perbedaannya?
5. Apa saja tahapan dalam melakukan perawatan saluran akar?
6. Apa saja bahan yang diperlukan untuk melakukan perawatan saluran
akar?
7. Apa saja jenis-jenis perawatan saluran akar?
8. Apa saja factor yang mempengaruhi keberhasilan perawatan saluran
akar?
D. Analisa Masalah
1. Apa saja perawatan pulpa pada gigi sulung?
a) Pulpcaping untuk mempertahankan vitalitas pulpa dengan
menempatkan material proteksi yang sesuai dapat secara langsung
maupun tidak. Terbagi menjadi 2 direct dan indirect pulpcaping
dilakukan apabila pulpanya belum terbuka tetapi atap pulpanya
sudah sangat tipis yaitu pada karies profunda.
b) Pulpotomy adalah pengambilan jaringan pulpa yang telah
mengalami infeksi pada kamar pulpa tanpa mengambil jaringan
pada saluran akar. Terbagi menjadi 3 pulpotomi vital, devital, dan
non-vital.
c) Pulpektomi adalah pengambilan seluruh jaringan baik pada ruang
pulpa maupun saluran akar.
2. Apa saja indikasi dan kontraindikasi perawatan pulpa pada gigi
sulung?
a. Indikasi:

5
1) Pulpa diindikasikan pada gigi sulung dengan diagnose pulpitis
irreversible atau nekrosis pulpa,
2) Mahkota gigi masih dapat di restorasikan,
3) Dalam penggambaran radiografi terdapat resorbsi akar yang
kurang dari 1/3 apikal masih diindikasikan untuk perawatan
pulpa,
4) Gigi sulung dengan peradangan pulpa yang meluas namun akar
dan tulang alveolar bebas dari resorbsi patologis sehingga
jaringan periodontal masih sehat,
5) Gigi sulung dengan adanya abses periapical,
6) Perdarahan yang berlebihan pasca perawatan pulpa atau pulpa
yang tidak berhasil,
7) Kerusakan jaringan periradikular yang minimal sehingga tidak
terdapat kegoyangan gigi.
b. Kontraindikasi
1) Resorbsi patologi akar eksternal yang melibatkan lebih dari 1/3
apikal,
2) Gigi dengan mahkota yang sudah tidak dapat di restorasi,
3) Keterlibatan jaringan periradikular dari gigi sulung yang
meluas ke bagian tooth bud dari gigi permanen,
4) Resorbsi internal yang berlebihan,
5) Pasien dengan penyakit sistemik seperti penyait jantung
bawaan, hepatitis, atau leukemia,
6) Pasien yang mengkonsumsi kortikosteroid jangka Panjang dan
mengalami gangguan system kekebalan.
c. Indikasi dari masing masing perawatan
1) Untuk pulpcaping indirect karies yang dalam lapisan diatas
pulpa yang tipis dan tidak terdapat inflamasi,
2) pulpcaping direct pulpa vital yang terbuka kecil karena
kesalahan saat preparasi atau ektravasi jatingan dentin lunak,
3) Indikasi pulpotomy untuk pulpa yang terbuka lebih besar dari
yang diindikasikan pada pulpcaping,

6
4) Indikasi untuk perawatan pulpektomi gigi yang infeksinya
melebihi kamar pulpa baik pada gigi yang vital maupun non-
vital resorbsi akarnya kurang dari 1/3 apikal. Kontaindikasi
apabila kelainan giginya itu sudah mengenai periapical, gigi
goyang yang disebabkan pada keadaan patologis, resorbsi akar
yang meluas dan pasien yang tidak kooperatif.
3. Apa yang menyebabkan gigi pasien pada scenario sakit? dan mengapa
sudah diberi paracetamol masih sakit?
Pasien mengalami karies yang menyebabkan pulpitis, pasien
mengalami rasa sakit yang spontan dari pernyataan itu dapat di
simpulkan bahwa pasien menderita pulpitis irreversibel
4. Apa saja jenis-jenis pulpitis? Dan apa saja perbedaannya?
Pulpitis reversible radang pada pulpa yang tidak parah yang apabila
radang pada pulpa dihilangkan pulpa akan Kembali normal.
Sedangkan Pulpitis irreversible peradangan yang disebabkan jejas
yang dimana tidak dapat Kembali normal dan perlu dilakukan
perawatan pulpa
5. Apa saja tahapan dalam melakukan perawatan saluran akar?
a. Pembersihan saluran akar tujuannya untuk menghilangkan iritan
iritan pada jaringan gigi yang dimaksud iritan itu adalah bakteri
jaringan nekrotik dan
b. Preparasi saluran akar terbagi menjadi 4 tahap
1) Menentukan saluran akar
2) Membersihkan saluran akar
3) Membentuk saluran akar
4) Preparasi daerah apical
c. Teknik preparasi saluran akar
1) Teknik standar, sudah jarang dilakukan karena melihat pada
kekurangannya yang tidak bisa pada saluran akar yang
bengkok,
2) Teknik crown down, menggunakan alat bernama k-file

7
3) Teknik stepback, merupakan teknik yang banyak di gunakan
sekarang
d. Pengisian saluran akar
6. Apa saja bahan yang diperlukan untuk melakukan perawatan saluran
akar?
1) Bahan irigasi untuk pembersihan saluran akar (sodium hipoklorit
untuk melarutkan jaringan pulpa dan agen anti mikroba).
2) Bahan pengisi saluran akar gutta perca, MTA, kalsium hidroksida,
zinc oxide eugenol kelebihannya mudah didapatkan relative murah
tidak toxic dan tidak menyebabkan discolorisasi pada gigi
kekurangannya jika pemberian ZOE ini berlebih dapat mengiritasi,
dan sealer saluran akar. Bahan bahan ini digunakan sesuai
kebutuhannya. Selain pasta kalsium hidroksida digunakan juga
pasta kalsium idoform secara tradisional di gunakan sebagai bahan
pengisi saluran akar terutama pada gigi sulung. Kelebihannya
memiliki kemampuan resorbsi yang baik dan desinfektan, dan juga
muda di isi kedalam kanal pulpa, kekurangannya dapat
menyebabkan discolorasi kuning kecoklatan pada mahkota gigi
yang mengganggu estetis.
7. Apa saja jenis-jenis perawatan saluran akar?
Dijawab di dkk2
8. Apa saja factor yang mempengaruhi keberhasilan perawatan saluran
akar?
a. Factor patologis
1) Keberadaan patologis jaringan pulpa
2) Keadaan patologis periapical
3) Keadaan patologis periodontal
4) Resorbsi eksternal dan internal
b. Factor penderita
1) Motivasi penderita
2) Usia penderita
3) Keadaan Kesehatan umum

8
c. Factor perawatan
1) Perbedaan operator
2) Teknik -teknik perawatan
3) Pengisian saluran akar
d. Factor anatomi gigi
1) Bentuk saluran akar
2) Kelompok gigi
e. Kecelakaan procedural
1) Instrument patah
2) Fraktur akar vertical
E. Strukturisasi Konsep

Perawatan pulpa dan


saluran akar

Faktor yang
mempengaruhi
Jenis-jenis
keberhasilan
perawatan

Indikasi dan
kontraindikasi

Bahan-bahan
perawatan pulpa dan
saluran akar

Tahapan perawatan
pulpa dan saluran
akar

F. Learning Objective
1. Mahasiswa mampu menjelaskan jenis-jenis perawatan pulpa dan
saluran akar pada gigi sulung.
2. Mahasiswa mampu menjelaskan indikasi dan kontraindikasi dari
perawatan pulpa dan saluran akar.

9
3. Mahasiswa mampu menjelaskan bahan-bahan yang digunakan pada
perawatan pulpa dan saluran akar.
4. Mahasiswa mampu menjelaskan tahapan perawatan pulpa dan saluran
akar.
5. Mahasiswa mampu menjelaskan factor-faktor yang mempengaruhi
keberhasilan perawatan pulpa dan saluran akar.
G. Sintesis
1. Mahasiswa mampu menjelaskan jenis-jenis perawatan pulpa dan saluran
akar pada gigi sulung.

Perawatan pada gigi desidui yang vital:

a. Protektif liner pemberian selapis tipis cairan pada permukaan cavitas


yang telah di preparasi menggunakan cairan kalsium hidroksid, dentin
bonding agent dan gic. Yang bertujuan membentuk dentin tersier,
meminimalkan mikroliccage, dan meminimalkan sensitivitas post-
operative.
b. Indirect pulp treatment perawatan ketika karies sedikit lagi
mengekspos pulpa menggunkan bahan seperti ZOE bertujuan untuk
menjaga bahan restorasi dapat menutupi dentin dengan sempurna dan
tidak larut (bahan restorasi) di rongga mulut.
c. Direct pulp cap perawatan Ketika ada pulpa terekspos berupa titik
kecil bertujuan untuk menjaga vitalitas dari gigi.
d. Pulpotomi, merupakan teknik perawatan kamar pulpa tanpa melakukan
perawatan hingga ke ujung akar dengan tujuan mempertahankan
vitalitas gigi. Teknik pulpotomi menjadi pilihan yang efektif untuk
digunakan pada gigi sulung dan dapat dilakukan dalam satu kali
kunjungan dengan menggunakan bahan medikasi yang sesuai
(Hartman, 2018). Pulpotomi adalah prosedur menghilangkan bagian
koronal jaringan pulpa, meradang atau terinfeksi akibat karies yang
dalam, dan pemeliharaan jaringan pulpa radikuler vital. Obat
diterapkan pada jaringan akar yang tersisa dengan tujuan
'memperbaikinya'. Saat ini bahan yang paling banyak diterima,

10
didukung oleh sejumlah besar studi penelitian, adalah 1/5 pengenceran
formocresol asli Buckley.

Tricresol 35%
Formaldehyde 19%
Glycerol 15%
Water 31%

Perawatan pada gigi desidui yang non-vital:

a. Pulpektomi, merupakan perawatan saluran akar yang dilakukan dengan


menggunakan jarum endodontik untuk mencegah bakteri meluas
hingga area periapikal (Hartman, 2018).
Hal-hal yang harus diperhatikan pada perawatan pulpektomi,
diutamakan memakai file daripada reamer, memakai tekanan yang
ringan untuk menghindari pengisian saluran akar yang berlebihan
(overfilling), diutamakan sterilisasi dengan obat-obatan daripada
secara mekanis, pemakaian alat-alat tidak sampai melewati bagian
apikal gigi.

2. Mahasiswa mampu menjelaskan indikasi dan kontraindikasi dari


perawatan pulpa dan saluran akar.
1) Indikasi dan kontraindikasi perawatan saluran akar
Secara umum perawatan saluran akar diindikasikan untuk:
 Email yang tidak di dukung oleh dentin.
 Gigi sulung dengan infeksi yang melewati kamar pulpa, baik pada
gigi vital, nekrosis sebagian maupun gigi sudah nonvital.
 Kelainan jaringan periapeks pada gambaran radiografi kurang dari
sepertiga apeks.
Mmahkota gigi masih bisa direstorasi dan berguna untuk keperluan
prostetik (untuk pilar restorasi jembatan).
 Gigi tidak goyang dan periodonsium normal.
 Foto ronsen menunjukan resorpsi akar tidak lebih dari sepertiga
apikal, tidak ada granuloma.

11
 Kondisi pasien baik.
 Pasien ingin giginya dipertahankan dan bersedia untuk memelihara
kesehatan gigi dan mulutnya.
 Keadaan ekonomi pasien memungkinkan.

Secara umum, kontraindikasi perawatan saluran akar, yaitu:

 Fraktur akar gigi yang vertical.


 Tidak dapat lagi dilakukan restorasi.
 Kerusakan jaringan periapikal melibatkan lebih dari sepertiga
panjang akar gigi.
 Resorbsi tulang alveolar melibatkan setengah dari permukaan akar
gigi.
 Kondisi sistemik pasien, seperti diabetes melitus yang tidak
terkontrol.
2) Indikasi dan kontraindikasi dari pulpotomi
Indikasi untuk pulpotomi yaitu:
 Lesi karies yang besar dengan kehilangan substansial (sepertiga
atau lebih) dari tepi marginal pada gigi yang dapat direstorasi.
 Gigi bebas dari pulpitis radikular. Hal ini ditetapkan dengan
keadaan sebagai berikut :
a. Riwayat — tidak ada riwayat nyeri spontan atau persisten. Ini
akan menyiratkan pulpitis ireversibel meluas ke jaringan
radikuler.
b. Perdarahan dari tempat amputasi — setelah pencabutan pulpa
koronal, pendarahan dari jaringan saluran akar harus berwarna
merah pucat dan mudah dikendalikan. Perdarahan luas dan
persisten menyiratkan peradangan pada jaringan radikuler.
 Setidaknya dua pertiga dari panjang akar gigi primer masih ada.
 Tidak adanya abses atau fistula.
 Tidak ada kehilangan tulang antar-radikuler. Kehilangan akan
menunjukkan keterlibatan yang lebih luas, yang menunjukkan
perlunya pulpektomi.

12
 Tidak ada bukti resorpsi internal baik di ruang pulpa atau saluran
akar.
 Pencabutan gigi sulung dikontraindikasikan, seperti pada beberapa
diskrasia darah. Contoh : Haemophilia.

Kontraindikasi dari pulpotomi yaitu:


 Gigi yang tidak bisa direstorasi kembali.
 Adanya keterlibatan bifurkasi atau trifurkasi atau adanya abses.
 Kurang dari dua pertiga dari akar yang tersisa.
 Gigi permanen sudah mendekati erupsi.
3) Indikasi dan kontraindikasi dari pulpektomi
Indikasi dari pulpektomi yaitu:
 Gigi infeksi yang melewati ruang kamar pulpa, baik pada gigi vital,
nekrosis sebagian maupun gigi sudah non vital.
 Saluran akar dapat dimasuki instrumen, jaringan periapeks dalam
gambaran radiografis kurang dari sepertiga apikal, tidak ada
granuloma pada gigi sulung, ruang pulpa kering, pendarahan
berlebihan pada pemotongan pulpa (pulpotomi) tidak berhasil.
 Sakit spontan tanpa stimulasi, keterlibatan tulang interradikular
tanpa kehilangan tulang penyangga, tanda-tanda atau gejala terus
menerus setelah perawatan pulpotomi, pembengkakan bagian
bukal, mahkota gigi masih dapat direstorasi dan berguna untuk
keperluan prostetik (untuk pilar restorasi jembatan).
 Gigi tidak goyang dan periodontal normal, kondisi pasien baik serta
ingin giginya dipertahankan dan bersedia untuk memelihara
kesehatan gigi dan mulutnya, serta keadaan ekonomi pasien
memungkinkan.
 Peradangan ireversibel meluas ke pulpa radikular.
 Gigi primer dengan pulpa nekrotik.
 Gigi primer dengan bukti patologi furkasi.
 Adanya abses.

Kontraindikasi dari pulpektomi yaitu:

13
 Keterlibatan periapikal atau mobilitas ekstensif.
 Resorbsi akar ekstensif atau lebih 1/2 akar, resorbsi internal meluas
menyebabkan perforasi bifurkasi.
 Kesehatan buruk dan harapan hidup pendek.
 Ancaman keterlibatan gigi tetap yang sedang berkembang karena
infeksi, tingkah laku pasien yang tidak dapat dikendalikan dan di
rumah sakit tidak mungkin dilakukan.
 Resorbsi akar lebih dari sepertiga apikal dan kondisi pasien buruk
 Mengidap penyakit kronis, seperti diabetes melitus, TBC, dan lain-
lain.
 Serta terdapat belokan ujung dengan granuloma (kista) yang sukar
dibersihkan atau sukar dilakukan tindak bedah endodontik.
 Mahkota yang tidak bisa diperbaiki.
 Patologis resorbsi akar yang berlanjut.
3. Mahasiswa mampu menjelaskan bahan-bahan yang digunakan pada
perawatan pulpa dan saluran akar.
Persyaratan optimal dari bahan pengisi akar untuk gigi sulung:
1) Tidak mengiritasi jaringan periapikal, atau membekukan sisa-sisa
organik dalam saluran.
2) Bubuk disinfektan yang stabil.
3) Kelebihan yang ditekan di luar apeks harus diserap dengan mudah.
4) Dapat dimasukkan dengan mudah ke saluran akar dan dihapus dengan
mudah jika perlu.
5) Dapat menempel pada dinding kanal dan tidak menyusut.
6) Tidak larut dalam air.
7) Tidak menghitamkan gigi.
8) Harus radiopak.
9) Dapat menginduksi jaringan periapikal vital untuk menutup kanal
dengan jaringan terkalsifikasi atau ikat.
10) Tidak berbahaya bagi benih gigi yang berdekatan.
11) Tidak mengalami setting ke massa keras, yang bisa mengganggu
erupsi gigi permanen.

14
Bahan-bahan yang biasanya digunakan dalam perawatan pulpa dan saluran
akar gigi sulung, yaitu:

 Zinc oxide eugenol (ZOE)


Merupakan bahan pengisi saluran akar pertama yang
direkomendasikan untuk gigi sulung, seperti yang dijelaskan oleh
Sweet pada tahun 1930. Dilaporkan bahwa, gigi seri pengganti yang
menggantikan gigi seri primer yang dirawat dengan pulpectomi ZOE
memiliki insiden defek email gigi 2-3 kali lebih tinggi dibandingkan
dengan gigi normal.
ZOE ketika bergabung dengan Formocresol meningkatkan
kemanjuran antibakteri, tetapi, Formorcresol telah terbukti beracun
bagi fibroblast pulpa dan eugenol terbukti beracun bagi sel-sel
karsinoma kelenjar manusia submandibular manusia (HSG).
ZOE memiliki sifat antibakteri yang lebih baik daripada bahan lain,
yang dikhawatirkan hanya mengenai resorpsi yang tertunda dan
toksisitas yang membatasi penggunaannya dalam praktik saat ini.
Untuk mengatasi toksisitas, lidah buaya dan minyak ozon dapat
digunakan sebagai pengganti eugenol.
Adapun keuntungan dan kerugian dari bahan ZOE antara lain:
 Keuntungan:
1. Secara umum tidak berbahaya.
2. Bersifat antiseptik.
3. Memiliki sifat analgesic ringan.
4. Memiliki perlekatan yang baik dengan dinding saluran akar.
5. Bersifat radiopaque.
6. Tidak menyebabkan diskolorasi pada gigi yang dirawat.
 Kerugian:
1. Adanya resiko dapat melukai benih gigi permanen pengganti
yang sedang berada dalam proses erupsi akibat kekerasan
bahan pengisi ini.
2. Hanya memiliki spektrum anti bakteri yang kecil.

15
3. Aplikasi bahan sulit sehingga sering terjadi kekurangan
pengisian.
4. Adanya perbedaan kecepatan resorpsi bahan pengisi dengan
akar geligi desidui yang dirawat, dimana akar geligi desidui
resorpsinya lebih cepat daripada pasta Zinc Oxide Eugenol
ini, sehingga partikel pasta akan tertinggal dalam tulang
alveolar saat akar sudah teresorpsi. hal tersebut dapat meng-
ganggu erupsi geligi permanen pengganti.
5. Bila terjadi kelebihan pengisian saluran akar, menimbulkan
reaksi tubuh yang tidak diinginkan seperti misalnya terjadi
keradangan. Selain itu kandungan bahan eugenol juga dapat
merusak sel.
6. Zinc Oxide eugenol dapat mengiritasi jaringan periapikal dan
dapat mengakibatkan nekrosis pada tulang dan sementum.
7. Dapat menimbulkan sitotoksik bila terjadi kontak dengan
jaringan yang masih vital
 Kalsium Hidroksida
Kelemahan utama dari bahan ini adalah bahwa terlepas dari sifat
antiseptik dan osteokonduktifnya, bahan ini memiliki kecenderungan
untuk terkuras dari kanal lebih awal daripada resorpsi akar fisiologis.
Efek antibakteri terutama disebabkan oleh pembebasan ion hidroksil
dan inaktivasi enzim dalam membran sitoplasma bakteri.
Ca(OH)2 yang mengandung bahan pengisi saluran akar ketika
digunakan pada gigi primer dengan pulp hiperemik dapat bersentuhan
dengan beberapa sisa jaringan pulpa vital dan dapat memicu kaskade
resorpsi akar inflamasi.
Pasta Ca(OH)2 menghasilkan lapisan nekrosis superfisial yang
menyebabkan kerusakan pada predentine, yang pada gilirannya dapat
menyebabkan paparan dentin terhadap odontoklas dan resorpsi
selanjutnya.
Adapun kelebihan dan kekurangan dari bahan kalsium hidroksida,
yaitu:

16
 Kelebihan:
1. Biokompatibel (pH antara 12,5-12,8).
2. Kelarutan rendah terhadap air, serta tidak dapat larut dalam
alkohol.
3. Efektif melawan mikroba anaerob pada pulpa gigi nekrosis.
4. Kandungan alkaline pada CaOH mampu menghalangi proses
inflamasi dengan berperan sebagai buffer lokal dan dengan
mengaktivasi alkaline fosfatase yang penting dalam
pembentukan jaringan keras.
5. Efektif dalam waktu yang cukup lama.
 Kekurangan:
1. Sulit dikeluarkan dari kanal.
2. Turunkan waktu pengaturan semen berbasis zinc oxide
eugenol.
 Iodoform
Castagnola dan Orlay menunjukkan bahwa pasta iodoform adalah
bakterisida bagi mikroorganisme di saluran akar dan hanya kehilangan
20% dari potensinya selama 10 tahun. Iodoform karena adanya
yodium menyebabkan perubahan warna kekuningan pada gigi yang
dapat mengganggu estetika. Beberapa penelitian telah
mengungkapkan bahwa itu mengiritasi jaringan periapikal dan dapat
menyebabkan nekrosis semental. Pasta pengisi gigi berbasis iodoform
menyebabkan nekrosis jaringan yang cukup dan memiliki
sitotoksisitas yang lebih tinggi daripada ZOE. Mereka menyimpulkan
bahwa, ketika bahan pengisi akar primer memiliki sifat antibakteri
yang kuat, sitotoksisitasnya juga kuat.
Adapun keuntungan dan kerugian dari bahan iodoform, yaitu:
 Keuntungan:
1. Merupakan bahan pengisi saluran akar geligi desidui yang
paling mendekati ideal.

17
2. Perawatan berhasil baik pada gigi dengan kondisi tidak ada
rasa sakit, tidak ada kegoyangan gigi yang bersifat patologis,
gingiva sehat dan tidak ada fistel.
3. Pada kasus dengan radiolusensi pada daerah periapikal,
pengisian saluran akar dengan bahan ini tampak dapat
mengurangi ukuran radiolusensi tersebut dan menghasilkan
regenerasi tulang di daerah yang terinfeksi pada pemeriksaan
lebih lanjut.
4. Tidak sekeras pasta Zinc Oxide Eugenol sehingga tidak
mengakibatkan gangguan/kerusakan pada benih geligi
permanen pengganti.
5. Mudah diambil bila diperlukan perawatan ulang.
6. Dapat diresorbsi dari jaringan apikal dalam waktu 1 minggu
sampai 2 bulan.
7. Mudah diaplikasikan.
8. Bersifat antiseptik.
9. Perlekatan pada dinding saluran akar baik.
10. Bersifat radiopaque.
11. Tidak menyebabkan diskolorasi pada gigi yang dirawat.
 Kerugian:
1. Harga bahan relatif mahal.
2. Tidak dapat menutup permukaan fraktur pada kasus injuri
traumatik pada gigi vital.
 Endoflas
Alasan di balik menggabungkan tiga bahan ZOE, Ca(OH) 2 dan
iodoform ke dalam Endoflas mungkin untuk mengimbangi kerugian
dari satu bahan individu dengan keunggulan yang lain. Endoflas
memiliki keuntungan yaitu resorpsi terbatas pada bahan berlebih, yang
telah diekstrusi periapikal dalam waktu 7 hari. Resorpsi bahan tidak
terjadi di dalam kanal. Dengan demikian, bahan tersebut tidak juga
resisten terhadap resorpsi juga tidak menghasilkan efek tabung hampa.
 Endoflas-chlorophenol-free (CF)

18
Lesi radiolusen setelah perawatan endodontik gigi primer, mungkin
dikarenakan adanya bahan pengisi yang mengandung fenol. Karena
endoflas cf ini dikembangkan yang bebas klorofenol. Klorofenol
dieliminasi dari komposisi endoflas karena memiliki efek fiksasi yang
dapat mempengaruhi sel-sel osteoblas.

Bahan irigasi saluran akar:


a. NaOCl digunakan sebagai bahan irigasi, karena memiliki sifat-sifat
seperti anti aktivitas infektif, netralisasi toksin dan menghilangkan
jaringan nekrotik.
b. Ca(OH)2 digunakan karena ion OH- dapat menginaktifkan enzim
membrane sitoplasma bakteri sehingga transport nutrisi tidak bisa
masuk ke dalam tubuh bakteri sehingga mengganggu proses
pertumbuhan, pembelahan sel, dan aktivitas metabolic dari bakteri
(bakterisidal).
4. Mahasiswa mampu menjelaskan tahapan perawatan pulpa dan saluran
akar.
 Armamentarium untuk teknik pulpotomi

Armamentarium terdiri dari : analgesik topikal dan lokal; burs No 330


FG kecepatan tinggi dan No 8 RA kecepatan lambat; pot dappens;
jarum suntik; zinc oxide eugenol (Kalzinol); rubber dam kit; cermin

19
mulut, probe dan pinset; pelet kapas (kecil); excavator besar dan kecil;
mixing spatula; flat plastic instrument; formocresol, 1/5 dilution.
 Teknik pulpotomi langkah demi langkah
Penilaian pra-operasi yang menyeluruh harus dilakukan dengan
mengambil anamnesis, pemeriksaan klinis, dan radiografi yang baik.
Langkah 1: Berikan analgesia lokal dengan penggunaan analgesik
topikal.

Sangat penting untuk mencapai analgesia yang mendalam. Ini


biasanya berarti memblok saraf gigi inferior untuk gigi bawah dan
infiltrasi untuk gigi atas. Untuk molar primer bawah, selain blok saraf
(a), infiltrasi bukal (b) harus selalu diberikan untuk membius saraf
panjang bukal untuk penempatan klem rubber dam.

Langkah 2: Isolasi gigi dengan rubber dam

20
Gambar tersebut menunjukkan gigi 75 terisolasi dengan rubber dam.
Ini penting untuk mencegah kontaminasi lebih lanjut pada pulpa,
untuk membantu kenyamanan pasien dan mencegah kebocoran
formocresol ke jaringan lunak.

Langkah 3: Menghilangkan karies dan tentukan lokasi paparan pulpa

Penting untuk menghapus semua karies yang terlihat sebelum


memasuki ruang pulpa jika tidak, pendarahan dari pulpa akan
membuat visualisasi karies menjadi sulit. Penting juga untuk
menentukan lokasi paparan, karena lebih mudah untuk mendapatkan
akses ke ruang pulpa melalui paparan.

Langkah 4: Melepaskan atap ruang pulpa.

Bur ditempatkan dalam eksposur, dan situs diperlebar sampai seluruh


atap bilik dihilangkan. Jika tidak ada paparan yang jelas, rongga
dibuat lebih dalam sampai 'dip' dirasakan, ketika bur melewati atap ke
dalam kekosongan ruang pulpa. Setelah ruang pulpa telah

21
dimasukkan, bur tidak diambil lebih dalam tetapi dipindahkan ke
samping untuk menghilangkan atap ruang (a). Perdarahan dari pulpa
akan terlihat jelas pada tahap ini (b).

Langkah 5: Mengeluarkan pulp koronal dengan excavator besar atau


bur bundar besar

Ekskavator besar lebih disukai untuk mengangkat jaringan pulpa


koronal (a). Ketika bur bundar digunakan, harus diperhatikan bahwa
itu harus dipindahkan dengan ringan di sepanjang lantai ruang pulpa.
Setiap tekanan yang berlebihan dapat menyebabkan perforasi lantai
dan kegagalan pulpotomi (b, c). Setelah pengangkatan jaringan koron
yang meradang, perdarahan ke dalam rongga harus dikurangi.

Langkah 6: Oleskan formocresol di atas kapas dari wol selama empat


menit

22
Pledget kecil dari kapas dicelupkan ke dalam formocresol dan diperas
dalam kain kasa untuk menghilangkan kelebihan (a) sebelum
ditempatkan di ruang pulpa selama empat menit (b).

Langkah 7: Hapus formocresol pledget setelah empat menit dan


periksa bahwa perdarahan telah berhenti

Pendarahan berkelanjutan dari jaringan saluran akar menandakan


peradangan pada jaringan radikuler. Jika ini terjadi, pulpa harus
dihancurkan dan dilakukan pulpektomi.

Langkah 8: Isi ruang pulp dengan semen

23
Ketika pendarahan telah ditangkap, ruang pulpa diisi dengan salah
satu merek zinc oxide eugenol, seperti Kalzinol.

Langkah 9: Mengembalikan gigi dengan mahkota stainless steel

Pemulihan akhir dari setiap gigi yang diolah dengan pulp harus selalu
berupa mahkota stainless steel. Ini untuk memberikan perlindungan
pada gigi yang melemah dengan pengangkatan sejumlah besar
jaringan gigi seperti yang diperlukan untuk terapi pulpa.

Langkah 10: Ambil radiograf pasca operasi

Radiograf peri-apikal pasca operasi harus menunjukkan pengisian


eugenol seng oksida yang terkondensasi secara memadai dalam ruang
pulpa 75: (a) pra-operasi; (B) pasca operasi.

 Follow-up

24
Gigi yang telah menjalani pulpotomi harus ditinjau secara klinis dan
radiografi secara teratur pada kunjungan tindak lanjut, disarankan 6
bulanan sekali.

Kemunculan tulang yang jarang terjadi di daerah furkasi atau


memburuknya kondisi tulang di furkasi biasanya menandakan
kegagalan prosedur. Keputusan kemudian dibuat antara mengekstraksi
gigi, melakukan pulpektomi atau mengamati selama beberapa bulan,
berdasarkan pertimbangan klinis lainnya.

5. Mahasiswa mampu menjelaskan faktor-faktor yang mempengaruhi


keberhasilan perawatan pulpa dan saluran akar.
Keberhasilan perawatan saluran akar dilakukan dengan pendekatan
psikologi dan pendekatan komunikasi pada anak. Dibagi menjadi 5 faktor
yang dapat mempengaruhi perawatan saluran akar (walton dan torabinejad.
2008).
a. Faktor patologis,
1) Keberadaan patologis jaringan pulpa
2) Keadaan patologis periapikal
3) Keadaan patologis periodontal
4) Resorbsi eksternal dan internal
b. Faktor penderita,
1) Motivasi penderita
2) Usia penderita
3) Keadaan Kesehatan umum
c. Faktor perawatan,
1) Perbedaan operator
2) Teknik -teknik perawatan
3) Pengisian saluran akar
d. Faktor anatomi gigi,
1) Bentuk saluran akar
2) Kelompok gigi
e. Kecelakaan prosedural,

25
1) Instrument patah
2) Fraktur akar vertikal

26
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Perawatan pulpa dan saluran akar pada gigi sulung dibedakan berdasarkan
vital dan non-vital giginya. Perawatan pada gigi vital seperti protektif liner,
Indirect pulp treatment, Direct pulp cap,pulpotomi. Sedangkan perawatan
untuk gigi non-vital seperti pulpektomi. Bahan-bahan yang biasa digunakan
dalam perawatan pulpa antara lain zinc oxide eugenol (ZOE), kalsium
hidroksida, iodoform dan endoflas. Tahapan perawatan pulpa yang dilakukan
pada pasien tergantung jenis perawatan yang dipilih berdasarkan indikasi
yang ada. Terdapat beberapa faktor yang dapat mempengaruhi keberhasilan
perawatan pulpa dan saluran akar antara lain faktor patologis, faktor
penderita, faktor perawatan, faktor anatomi gigi dan faktor kecelakaan
prosedural.
B. Saran
Kami menyadari masih banyak kekurangan dari kelompok kami. Oleh
karena itu, kritik dan saran yang membangun sangat kami harapkan demi
penyempurnaan kelompok kami di masa mendatang.

27
DAFTAR PUSTAKA

Chen Chung Wen, Kao Chia Tze, Tsui Hsien Huang. (2005). Comparison of the
biocompatibility between 2 endodontic filling material for primary teeth.
Chin Dent J.

Duggal, M. S. (2002). Restorative techniques in paediatric dentistry : an


illustrated guide to the restoration of carious primary teeth. London New
York: Martin Dunitz Distributed in the U.S. by Thieme.

Hartman, Henri. (2018). Efektivitas Pulpotomi VitalSatu Kali Kunjungan pada


Gigi Sulung. Journal of Medicine and Health, Vol.2 No. 1.

JhaMihir, et al. (2011). Pediatric Obturating Materials and Techniques. Journal of


Contemporary Dentistry.

Nisha G, Amit G. (2010). Textbook of Endodontics. 2nd Ed. India: Jaypee Brothers
Medical Publishers(P)Ltd.

Rahaswanti, A. (2017). Evaluasi Keberhasilan Pengisian Saluran Akar dengan


Sediaan Zinc Oxide Eugenol dan Campuran Calcium Hydroxide dengan
Pasta Iodoform. Jurnal Intisari Sains Medis Volume 8(1): 1-7. doi:
10.1556/ism.v8i1.1.

Rajsheker, S., Mallineni, S. K., & Nuvvula, S. (2018). Obturating materials used
for pulpectomy in primary teeth- a review. Journal of Dental and
Craniofacial Research, 03(01). https://doi.org/10.21767/2576-
392X.100019.

Saleh, M. (2017). Perbandingan Tingkat Keberhasilam Perawatan Pulpotomi dan


Pulpektomi pada Gigi Molar Sulung. Jurnal Media Kesehatan Gigi Vol.
16 (2).

Walton, RE dan M. Torabinejad. (2008). Principles and Practice of Edodontics.


4rd ed. Philadelphia : W.B.Saunders.

28

Anda mungkin juga menyukai