Dosen Pembimbing :
Syamsuddin AB, S.SIT.,M.M.Kes
Asriawal, S.SIT., M.M.Kes
Sainuddin AR. S.SIT.,M.Kes
MODUL 3
POLITEKNIK KESEHATAN
KEMENKES MAKASSAR
1
POLITEKNIK KESEHATAN
KEMENKES MAKASSAR
MODUL 4
5. Semester/TA : III/2015/2016
6. Tujuan
4
POLITEKNIK KESEHATAN
KEMENKES MAKASSAR
MODUL 5
5
POLITEKNIK KESEHATAN
KEMENKES MAKASSAR
6
POLITEKNIK KESEHATAN
KEMENKES MAKASSAR
1) Relating; konselor harus mampu menjalin hubungan yang baik dengan klien
2) Observing; selama proses konseling konselor harus mengamati segala hal yang
terjadi dalam proses konseling
3) Listening
4) Questioning
5) Attending behavior; menunjukkan konsentrasi dan kesiapan menerima segala hal
yang dikemukakan klien
6) Talking; cara berbicara konselor dapat memberikan rasa nyaman
7) Summarizing & paraphrasing; konselor dapat meringkas percakapan atau mengulang
percakapan dengan bahasa sendiri.
8) Interpreting
9) Giving interpretation
Tahapan konseling :
a) Pendekatan, dapat dimulai dengan pertanyaan basa basi “apa kabar?”
b) Pengumpulan data; “apa masalahnya”
c) Menentukan hasil sesuai dengan arah yang diinginkan klien “apa yang anda inginkan
akan terjadi?”
d) Mengemukakan alternatif pemecahan masalah; “apa yang dapat kita lakukan
mengenai hal tersebut?”
e) Generalisasi dan pengalihan proses belajar; “apakah anda mau melakukan hal
tersebut?”
MODUL 6
b. Tahap orientasi
Tahap dimana dimulai ketika perawat bertemu dengan pasien pertama kali. Tahap
orientasi yang dilakukan meliputi identifikasi pasien dan anamnesis.
c. Tahapkerja
9
POLITEKNIK KESEHATAN
KEMENKES MAKASSAR
Tahap ini merupakan inti hubungan perawat dengan pasien yang terkait dengan
pelaksanaan rencana tindakan yang sesuai dengan tujuan yang akan dicapai. Pada
tahap
ini operator menjelaskan kegiatan/tindakan preventive yang akan dilakukan.
d. Tahap terminasi
Tahap terminasi merupakan akhir pertemuan perawat dan pasien
12. Strategi Pernbelajaran
a. Mahasiswa membuat skenario komunikasi teraupetik pada tindakan preventive
dentistry (skaling, topikal aplikasi, fissure sealant)
b. Mahasiswa melakukan simulasi komunikasi teraupetik pada tindakan preventive
(skaling, topikal aplikasi, fissure sealant)
c. Mahasiswa membuat laporan dan menyerahkan ke pembimbing
13. Sarana Penunjang Pembelajaran :
a. Ruang kelas
14. Metode Evaluasi :
a. Pembimbing memberikan penilaian hasil simulasi yang dilakukan mahasiswa.
b. Menyusun Laporan kegiatan dan di kumpulkan dalam waktu 2 han setelah praktikum
d. Pembimbing praktek memeriksa laporan dan memberikan penilaian hasil laporan
praktikum yang telah dibuat.
10
POLITEKNIK KESEHATAN
KEMENKES MAKASSAR
MODUL7
b. Tahap orientasi
Tahap dimana dimulai ketika perawat bertemu dengan pasien pertama kali. Tahap
orientasi yang dilakukan meliputi identifikasi pasien dan anamnesis.
c. Tahap kerja
12
POLITEKNIK KESEHATAN
KEMENKES MAKASSAR
Tahap ini merupakan inti hubungan perawat dengan pasien yang terkait dengan
pelaksanaan rencana tindakan yang sesuai dengan tujuan yang akan dicapai. Pada
tahap ini operator menjelaskan kegiatan/tindakan kuratif yang akan di lakukan.
d. Tahap terminasi
Tahap terminasi merupakan akhir pertemuan perawat dan pasien
12. Strategi Pembelajaran
a. Mahasiswa menyusun skenario komunikasi teraupetik tindakan kuratif
b. Mahasiswa melakukan simulasi komunikasi teraupetik pada tindakan kuratif
(penambalan dan perncabutan gigi)
c. Mahasiswa membuat laporan dan menyerahkan ke pembimbing
d. Pembimbing memeriksa dan memberikan penilaian.
13. Sarana Penunjang Pembelajaran :
a. Ruang kelas
14. Metode Evaluasi :
a. Pembimbing memberikan penilaian hasil simulasi yang dilakukan mahasiswa.
b. Menyusun Laporan kegiatan dan di kumpulkan dalarn waktu 2 han setelah praktikurn
c. Pembimbing praktek memeriksa laporan dan memberikan penilaian basil laporan
praktikum yang telah dibuat.
13
POLITEKNIK KESEHATAN
KEMENKES MAKASSAR
BAHAN AJAR
14
POLITEKNIK KESEHATAN
KEMENKES MAKASSAR
Dosen Pembimbing :
Syamsuddin AB, S.SIT.,M.M.Kes
Asriawal, S.SIT., M.M.Kes
Sainuddin AR. S.SIT.,M.Kes
KOMUNIKASI
1. Kompetensi Dasar :
a. Tujuan Instruksional Umum
Mahasiswa mampu memahami konsep komunikasi secara umum
15
POLITEKNIK KESEHATAN
KEMENKES MAKASSAR
16
POLITEKNIK KESEHATAN
KEMENKES MAKASSAR
17
POLITEKNIK KESEHATAN
KEMENKES MAKASSAR
1) Sumber, sering disebut juga pengirim, komunikator atau source, sender atau
encoder. Secara umum semua peristiwa komunikasi akan melibatkan
sumbersebagai pembuat atau pengirim informasi, sumber bisa terdiri satu orang,
kelompok, organisasi maupun lembaga.
2) Pesan, adalah kata verbal tertulis (written) maupun usan (spoken), isyarat
(gestural), gambar (pictorial) maupun lambang-lambang lainnya yang disampaikan
oleh komunikator kepada komunikan dan dapat dimengerti oleh komunikan atau
dipahami oleh orang lain tidak dapat dikatakan pesan, sebab lambang atau simbol
akan menjadi pesan apabila terdapat kesamaan makna terhadap pesan ataudengan
kata lain dapat dimengerti oleh kedua belah pihak, baik komunikatormaupun
komunikan.
3) Media, adalah alat yang dapat menghubungkan antara sumber dan penerima yang
sifatnya terbuka, dimana setiap orang dapat melihat, membaca dan mendengarnya.
Media dapat dibedakan atas dua yaitu media cetak seperti: surat kabar, majalah.
buku, leaflet, brosur, stiker, buletin, hand out, poster, spanduk dsb. Sedangkan
media media elektronik antara lain: radio, film, televisi, video recording,
komputer, electronic board, audio cassette dll.
4) Penerimal Komunikan, adalah pihak yang menj adj sasaran pesan yang dikirim
oleh sumber, penerima merupakan elemen penting dalam proses komunikasi
karena jika suatu pesan tidak diterima oleh penerima, akan menimbulkan berbagai
macammasalah yang sering menuntut perbuatan, apakah pada sumber, pesan, atau
saluran.
5) Pengaruh/Efek, dapat terjadi ketika seseorang menerima pesan dapat berupa
pengetahuan, sikap dan tingkah laku seseorang (Cangara, 2007: 27)
6) Tanggapan Balik, merupakan salah satu umpan balik atau pengaruh yang berasal
dan penerima, contohnya sebuah konsep surat yang memerlukan perubahan
sebelum dikirim atau alat yang digunakan untuk menyampaikan pesan itu
mengalami gangguan sebelum sampai ke tujuan.
d. Fungsi Komunikasi
Fungsi komunikasi adalah:
1) Kendali : komunikasi bertindak untuk mengendalikan perilaku anggota dalam
beberapa cara, setiap organisasi mempunyai wewenang dan garis panduan formal
yang formal harus dipatuhi oleh karyawan
18
POLITEKNIK KESEHATAN
KEMENKES MAKASSAR
19
POLITEKNIK KESEHATAN
KEMENKES MAKASSAR
20
POLITEKNIK KESEHATAN
KEMENKES MAKASSAR
21
POLITEKNIK KESEHATAN
KEMENKES MAKASSAR
dengan tatap muka. Komunikasi verbal bìasanya lebih akurat dan tepat
waktu.Katakata adalah alat atau simbol yang dipakai untuk mengekspresikan ide
atau perasaan, membangkitkan respon emosional, atau menguraikan obyek,
obserasi dan ingatan. Keuntungan komunikasi verbal dalain tatap muka yaitu
memungkinkan tiap individu untuk berespon secara langsung. Komunikasi verbal,
informasi disampaikan secara verbal atau lisan. Proses penyampaian informasi
secara lisan inilah yang dinamakan berbicara. Kualitas proses komunikasi verbal
ini seringkalì ditentukan oleh intonasi suara dan ekpresi raut muka serta gerakan-
gerakan tubuh atau body language. Maksudnya, kata-kata yang diucapkan akan
lebih j cias apabila disampaikan dengan intonasi suara, mimik dan gerakan-
gerakan yang tepat. Dalam kehidupan sehari-hari, penyampaian dan penerimaan
pesan yang menggunakan kata-kata sering juga menggunakan tulisan. Meskipun
dalam bentuk tulisan tetapi bahasa yang dipakai adalah bahasa lisan.
Komunikasi Verbal yang efektif harus:
a) Jelas dan ringkas
Komunikasi yang efektif harus sederhana, pendek dan langsung. Makin
sedikit kata-kata yang digunakan makin kecil kemungkinan terjadinya
kerancuan. Kejelasan dapat dicapai dengan berbicara secara lambat dan
mengucapkannya dengan jelas. Penggunaan contoh bisa membuat penjelasan
lebih mudah untuk dipahami.
b) Perbendaharaan Kata
Komunikasi tidak akan berhasil, jika pengirim pesan tidak mampu
menerjemahkan kata dan ucapan. Banyak istilah teknis yang digunakan dalam
keperawatan dan kedokteran, dan jika ini digunakan oleh perawat, klien
dapatmenjadi bingung dan tidak mampu mengikuti petunjuk atau mempelajari
informasi penting.
c) Arti denotatifdan konotatif
Arti denotatif memberikan pengertian yang sama terhadap kata yang
digunakan, sedangkan arti konotatif merupakan pikiran, perasaan atau ide
yang terdapat dalam suatu kata. Kata serius dipahami klien sebagai suatu
kondisi mendekati kematian, tetapi perawat akan menggunakan kata kritis
untuk menjelaskan keadaan yang mendekati kematian. Ketika berkomunikasi
dengan klien, perawat harus hati-hati memilih kata-kata sehingga tidak mudah
22
POLITEKNIK KESEHATAN
KEMENKES MAKASSAR
23
POLITEKNIK KESEHATAN
KEMENKES MAKASSAR
24
POLITEKNIK KESEHATAN
KEMENKES MAKASSAR
Sikap tubuh dan langkah menggambarkan sikap; emosi, konsep diri dan
keadaan fisik. Perawat dapat mengumpulkan informasi yang bermanfaat dengan
mengarnati sikap tubuh dan langkah klien. Langkah dapat dipengaruhi oleh factor
fisik seperti rasa sakit, obat, atau fraktur.
f. Sentuhan
Kasih sayang, dukungan emosional, dan perhatian disampaikan melalui
sentuhan. Sentuhan merupakan bagian yang penting dalam hubungan perawat
klien, namun harus mnemperhatikan norma sosial. Ketika memberikan asuhan
keperawatan, perawat menyentuh klien, seperti ketika memandikan, melakukan
pemeriksaan fisik, atau membantu memakaikan pakaian. Perlu disadari bahwa
keadaan sakit membuat klien tergantung kepada perawat untuk melakukan kontak
interpersonal sebingga sulit untuk menghindarkan sentuhan.
Pertanyaan Komunikasi
a. Metakomunikasi
Komunikasi tidak hanya tergantung pada pesan tetapi juga pada hubungan
antara pembicara dengan lawan bicaranya. Metakomunikasi adalah suatu komentar
terhadap isi pembicaraan dan sifat hubungan antara yang berbicara, yaitu pesan di
dalam pesan yang menyampaikan sikap dan perasaan pengirim terhadap
pendengar.
b. Penampilan Personal
Penampilan seseorang merupakan salah satu hal pertama yang diperhatikan
selama komunikasi interpersonal. Kesan pertama timbul dalam 20 detik sampai 4
menit pertama. Delapan puluh empat persen dan kesan terhadap seseorang
berdasarkan penampilannya (Lalli Ascosi, 1990 dalam Potter dan Perry, 1993).
Bentuk fisik, cara berpakaian dan berhias menunjukkan kepribadian, status.
Perawat yang memperhatikan penampilan dirinya dapat menimbulkan citra
diri dan profesional yang positif. Penampilan fisik perawat mempengaruhi persepsi
klien terhadap pelayananlasuhan keperawatan yang diterima, karena tiap
klienmempunyai citra bagaimana seharusnya penampilan seorang perawat.
c. Intonasi (Nada Suara)
25
POLITEKNIK KESEHATAN
KEMENKES MAKASSAR
Nada suara pembicara mempunyai dampak yang besar terhadap arti pesan
yang dikirimkan, karena emosi seseorang dapat secara langsung mempengaruhi
nada suaranya. Perawat harus menyadari emosinya ketika sedang berinteraksi
dengan klien, karena maksud untuk menyamakan rasa tertarik yang tulus terhadap
klien dapat terhalangi oleh nada suara perawat.
d. Ekspresi wajah
Hasil suatu penelitian menunjukkan enam keadaan emosi utama yang
tampak melalui ekspresi wajah: terkejut, takut, marah, jijik, bahagia dan sedih.
Ekspresi wajah sering digunakan sebagai dasar penting dalam menentukan
pendapat interpesonal. Kontak mata sangat penting dalam komunikasi
interpersonal. Orang yang mempertahankan kontak mata selama pembicaraan
diekspresikan sebagai orang yang dapat dipercaya, dan memungkinkan untuk
menjadi pengamat yang baik.
e. Sikap tubuh dan langkah
Sikap tubuh dan langkah menggambarkan sikap; emosi, konsep diri dan
keadaan fisik. Perawat dapat mengumpulkan informasi yang bermanfaat dengan
mengarnati sikap tubuh dan langkah klien. Langkah dapat dipengaruhi oleh factor
fisik seperti rasa sakit, obat, atau fraktur.
f. Sentuhan
Kasih sayang, dukungan emosional, dan perhatian disampaikan melalui
sentuhan. Sentuhan merupakan bagian yang penting dalam hubungan perawat
klien, namun harus mnemperhatikan norma sosial. Ketika memberikan asuhan
keperawatan, perawat menyentuh klien, seperti ketika memandikan, melakukan
pemeriksaan fisik, atau membantu memakaikan pakaian. Perlu disadari bahwa
keadaan sakit membuat klien tergantung kepada perawat untuk melakukan kontak
interpersonal sebingga sulit untuk menghindarkan sentuhan.
2. Sebutkan dan jelaskan bentuk-bentuk komunikasi ?
Jawaban :
26
POLITEKNIK KESEHATAN
KEMENKES MAKASSAR
3. Tugas-tugas : Amatilah bahasa non verbal teman anda pada waktu berkomunikasi!
4. Daftar Pustaka:
a. Arwani. 2002. Komunikasi dalam Keperawatan Gigi.EGC.Jakarta.
b. Liliwen, A. (1991), Komunikasi Antar Pribadi. Bandung. PT Citra Aditya Bakti.
c. Sulur Joyo S dan Ratnawati H.,2007. Buku Ajar Komunikasi Terapeutik.
Poltekkes
d. Zen.,P.,2013. Panduan Komunikasi Efektif untuk Bekal Keperawatan Profesional.
D-Media. Yogyakarta.
27
POLITEKNIK KESEHATAN
KEMENKES MAKASSAR
28
POLITEKNIK KESEHATAN
KEMENKES MAKASSAR
29
POLITEKNIK KESEHATAN
KEMENKES MAKASSAR
30
POLITEKNIK KESEHATAN
KEMENKES MAKASSAR
31
POLITEKNIK KESEHATAN
KEMENKES MAKASSAR
1. Kompetensi Dasar :
a. Tujuan Instruksional Umum
Mahasiswa mampu memahami tentang jenis, metode dan media komunikasi.
b. Tujuan Instruksional Khusus
1) Mahasiswa mampu menyebutkan jenis korñunikasi
2) Mahasiswa mampu menyebutkan metode komunikasi
3) Mahasiswa mampu menyebutkan media komunikasi
2. Materi
a. Jenis Komunikasi
Berdasarkan kegiatan komunikasi dalam masyarakat, jenis komunikasi dibagi
menjadi:
1) Komunikasi dengan din sendiri (intra personal communication); proses
komunikasi yang terjadi didalam diri individu, terjadi karena adanya seseorang
yang memberi arti terhadap suatu objek yang diamati. Dalam proses pengambilan
keputusan, seseorang dihadapkan pada pilihan “Ya atau Tidak”.
2) Komunikasi antar pribadi (inter personal communication); komunikasi yang
berlangsung antar dua orang atau lebih secara tatap muka.
32
POLITEKNIK KESEHATAN
KEMENKES MAKASSAR
33
POLITEKNIK KESEHATAN
KEMENKES MAKASSAR
f) Gaya berjalan
Gaya berjalan menunjukkan pesan tertentu misalnya cara berjalan yang
bersemangat menunjukkan seseorang dalam keadaan sehat sedangkan berjalan
dengan menyeret dapat menunjukkan sedih.
g) Penampilan fisik umum
Kulit kering dan berkerut mengkomunikasikan bahwa orang tersebut
mengalami dehidrasi
34
POLITEKNIK KESEHATAN
KEMENKES MAKASSAR
b. Model Komunikasi
Ada tiga model komunikasi yaitu:
1) Model analisis dasar komunikasi; model ini dinilai sebagai model kiasik, belum
menempatkan media dalam proses komunikasi.
Message
Encoder Decoder
Interpreter Interpreter
decorder Encoder
Message
E A C
A B C D
35
POLITEKNIK KESEHATAN
KEMENKES MAKASSAR
B
E
D C
B
E
D C
c. Media Komunikasi
Berdasarkan fungsinya media komunikasi diklasifikasikan sebagai berikut:
1) Komunikasi massa : penerapan teknologi radio dan audiovisual (TV, radio, media
cetak)
2) Media pribadi (kaset, video kaset)
3) Media interpersonal (telepon, teleks)
4) Media pengumuman
Media komunikasi sebagai saluran penyampaian pesan dapat berupa :
4) Komunikasi oral; melalui komunikasi tatapmuka melalui telepon, rapat dan
presentasi
5) Komunikasi tertulis; dapat berupa surat, email, leaflet, brosur
6) Komunikasi non verbal ; berupa ekspresi wajah, gerakan, cara berbicara
36
POLITEKNIK KESEHATAN
KEMENKES MAKASSAR
2. Dalam media komunikasi hal-hal apa saja yang berdasarkan fungsi media komunikasi ?
Jawaban :
1. Komunikasi massa : penerapan teknologi radio dan audiovisual (TV, radio, media
cetak).
2. Media pribadi (kaset, video kaset).
37
POLITEKNIK KESEHATAN
KEMENKES MAKASSAR
38
POLITEKNIK KESEHATAN
KEMENKES MAKASSAR
1. Kompetensi Dasar :
a. Tujuan Instruksional Umum
Mahasiswa mampu memahami tentang konsep, tujuan, faktor yang mendasari, tahapan
hubungan antar manusia.
b. Tujuan Instruksional Khusus
1) Mahasiswa marnpü menjelaskan konsep hubungan antra manusia
2) Mahasiswa mampu rnenjelaskan tujuan hubungan antar manusia
3) Mahasiswa mampu menjelaskan faktor yang mendasari hubungan antar manusia
4) Mahasiswa mampu menjelaskan faktor yang menentukan hubungan antar manusia
5) Mahasiswa dapat menjelaskan tahapan dalam hubungan antar manusia
2. Materi
a. Pengertian HAM
Hubungan antar manusia adalah kemampuan mengenali sifat, tingkah laku,
pribadi seseorang. Ruang lingkup hubungan antar manusia dalam arti luas adalah
interaksi antara seseorang dengan orang lain dalam suatu kehidupan untuk
memperoleh kepuasan hati. Hubungan antar manusia yang merupakan pelaksanaan
ketrampilan dimana seseorang belajar menghubungkan diri dengan lingkungan
sosialnya.
b. Tujuan HAM
39
POLITEKNIK KESEHATAN
KEMENKES MAKASSAR
40
POLITEKNIK KESEHATAN
KEMENKES MAKASSAR
1. Faktor Imitasi
Imitasi atau timan adalah keadaan seseorang yang mengikuti sesuatu diluar
dirinya. Sebelum mengikuti status hal, ia harus memenuhi syarat:
a) Minat perhatian yang cukup besar terhadap hal yang akan diimitasi
b) Sikap menjunjung tinggi atau mengagumi hal-hal yang diimitasi
c) Seorang meniru suatu pandangan atau tingkah laku karena akan memperoleh
penghargaan sosial yang tinggi.
2. Faktor Sugesti
Sugesti adalah proses seorang individu menerima cara pandang atau pedoman
tingkah laku orang lain tanpa kritik terlebih dahulu. Persyaratan untuk
memudahkan terjadinya sugesti pada seseorang adalah:
a) Hambatan berpikir, karena rangsangan emosional proses sugesti yang terjadi
pada orang tersebut secara langsung menerima tanpa mempertimbangkan
terlebih dahulu segala pengaruh atau pandangan orang lain
b) Pikiran terpecah-pecah, orang yang sedang mengalami pemikiran yang
terpecah-pecah, mudah terjadi sigesti
c) Otoritas atau prestise, proses cenderung terjadi pada orang-orang yang
sikapnya menerima pandangan tertentu dan seseorang yang memiliki keahlian
tertentu sehingga dianggap mempunyai prestise sosial yang tinggi
d) Mayoritas, orang akan mudah menerima pandangan ketika pandangan tersebut
didukung oleh mayoritas golongan atau masyarakat
e) Kepercayaan penuh, penerimaan sikap atau pandangan tanpa pertimbangan
lebih lanjut dikarenakan pandangan tersebut sudah ada pada diri individu yang
bersangkutan
3. Faktor identifikasi
Proses identifikasi berlangsung secara sadar, irrasional, berdasarkan perasaan, dan
berkembang bahwa identifikasi berguna untuk melengkapi sistem norma dan cita-
cita. Menurut Sigmund Freid, identifikasi merupakan cara seseorang anak belajar
norma sosial dan orang tuanya.
4. Faktor Simpati
Simpati adalah perasaan tertarik seseorang terhadap orang lain yang timbul atas
dasar penilaian perasaan.
d. Faktor Yang Menentukan HAM
41
POLITEKNIK KESEHATAN
KEMENKES MAKASSAR
42
POLITEKNIK KESEHATAN
KEMENKES MAKASSAR
43
POLITEKNIK KESEHATAN
KEMENKES MAKASSAR
4) Clarification of role
Setelah masalah teridentifikasi, perawat dan pasien bersama-sama
menetapkan tujuan yang akan dicapai. Ketika pasien mampu
berpartisipasi dalam pembuatan tujuan tersebut dan memahami
keuntungan yang akan diraih, intervensi keperawatan yang dilakukan
akan lebih efektif.
5) Contract formation
Perawat melakukan kontrak kerja dengan pasien berdasarkan tujuan yang
sudah disepakati.
3. Tahapkerja
a) Tahap ini merupakan inti hubungan perawat dengan pasien yang terkait
dengan pelaksanaan rencana tindakan yang sesuai dengan tujuan yang akan
dicapai
b) Perawat harus bekerja keras untuk mengetahui tujuan yang ditetapkan pada
tahap sebelumnya
c) Terbagi dalam 2 kegiatan pokok yaitu:
1) Menyatukan proses komunikasi dengan tindakan keperawatan
2) Membangun suasana yang mendukung untuk proses perubahan
d) Fokus tahap ini adalah rnerubah perilaku mal adaptif menjadi adaptif
4. Tahap terminasi
a) Merupakan akhir pertemuan perawat dan pasien
b) Meliputi : evaluasi hasil kegiatan dan evaluasi tindak lanjut
45
POLITEKNIK KESEHATAN
KEMENKES MAKASSAR
b. Klarifikasi nilai
Walaupun hubungan perawat dan pasien merupakan hubungan timbal balik,
tetapi kebutuhan pasien selalu diutamakan. Jika perawat mempunyai konflik,
ketidakpuasaan, sebaiknya perawat menyadari dan mengklarifikasi agar tidak
mempengaruhi keberhasilan hubungan perawat dan pasien.
c. Eksplorasi perasaan
Perawat harus terbuka perasaannya. Sewaktu berbicara dengan pasien,
perawat harus menyadani responnya dan mengontrol penampilannya.
d. Kemampuan menjadi model
Perawat dapat memenuhi dan memuaskan kehidupan pribadi serta tidak
didominasi oleh konflik, stres. Perawat diharapkan bertanggung jawab atas
perilakunya, sadar akan kelemahan dan kekurangannya
2. Dimensi komunikasi
Perawat hadir secara utuh (fisik dan psikologi) pada waktu berkomunikasi dengan
pasien. Perawat tidak cukup hanya mengetahui teknik dan isi komunikasi, tetapi
yang penting adalah sikap atau penampilan dalam komunikasi.
Ada 5 sikap untuk menghadirkan din secara fisik, yaitu:
a. Berhadapan; arti dan posisi ini adalah “saya siap untuk anda”
b. Mempertahankan kontak mata; yaitu menghargai pasien dan menyatakan
keinginan untuk tetap berkomunikasi
c. Membungkuk kearah pasien; posisi ini menunjukkan keinginan untuk
mengatakan atau mendengarkan sesuatu
d. Mempertahankan sikap terbuka; tidak melipat kaki atau tangan menunjukkan
keterbukaan untuk berkomunikasi
e. Tetap relaks; tetap dapat mengontrol keseimbangan antara ketegangan dan
relaksasi dalam memberi respon pada pasien
Menghadirkan diñ secara psikologi dapat dibagi dalam dua dimensi yaitu:
a. Dimensi respon
Dimensi respon sangat penting pada awal berhubungan dengan pasien untuk
membina hubungan saling percaya dan komunikasi yang terbuka. Respon ini
harus diperhatikan sampai akhir hubungan. Dimensi respon terdiri dan respon
perawat:
46
POLITEKNIK KESEHATAN
KEMENKES MAKASSAR
47
POLITEKNIK KESEHATAN
KEMENKES MAKASSAR
2. Bagaimana cara anda menciptakan kondisi yang baik dalam hubungan antar manusia
(HAM) agar responden dapat memahami apa yang kita sampaikan ?
Jawaban :
a. Pesan harus disampaikan sedemikian rupa sehingga dapat menarik perhatian yang
diwawancarai
b. Pesan harus menggunakan lambang-lambang yang tertuju kepada perjalanan yang
sama antara pewawancara dan yang diwawancarai
c. Pesan harusmembangkitkan kebutuhan pribadi yang diwawancarai dan menyarankan
bagaimana memperolehnya
d. Pesan harus menyarankan jalannya memperoleh kebutuhan sesuai yang diwawancarai
e. Pesan disesuaikan dengan keadaan pribadi, norma kelompok yang mengikat yang
diwawancari serta situasi dimana pesan disampaikan
48
POLITEKNIK KESEHATAN
KEMENKES MAKASSAR
Komunikasi Teraupetik
49
POLITEKNIK KESEHATAN
KEMENKES MAKASSAR
1. Kompetensi dasar :
a. Tujuan Instruksional Umum : mahahasiswa mampu memahami konsep komunikasi
teraupetik
b. Tujuan Instruksional Khusus :
1) Mahasiswa mampu menjelaskan pengertian komunikasi teraupetik
2) Mahasiswa mampu menjelaskan tujuan komunikasi teraupetik
3) Mahasiswa mampu menjelaskan prinsip komunikasi teraupetik
4) Mahasiswa mampu menjelaskan tahapan komunikasi teraupetik
2. Materi
a. Pengertian
Komunikasi terapeutik adalah pengiriman pesan antar pengirim dan penerima pesan
dengan interaksi antara keduanya yang bertujuan untuk memberikan ‘pengaobatan’
atau “menyembuhkan”. Dalam konteks pelayanan kesehatan secara keseluruhan
komunikasi terapeutik adalah komunikasi yang terjalin dengan baik, komunikatif dan
menyembuhkan atau paling tidak melegakan serta membuat pengguna merasa
nyaman dan akhirnya puas.
b. Tujuan Komunikasi terapeutik
Tujuan komunikasi adalah dapat memahami orang lain, menggali perilaku memahami
perlunya memberi pujian, memperoleh informasi tentang situasi atau sikap tertentu,
untuk menentukan suatu kesanggupan untuk meneliti pola kesehatan, mendorong
untuk bertindak, memberikan nasehat. Ditinjau dan tingkat hubungan komunikasi
terbagi menjadi:
3. Komunikasi intra — personal; terjadi dalam diri individu sendiri, membuat
individu tetap sadar akan kejadian di sekitarnya
4. Komunikasi inter-personal; interaksi antara 2 orang atau kelompok kecil; inti dan
praktik keperawatan; tim kes: Pwt-klien-keluarga-dr,dll
5. Komunikasi massa; kelompok besar: > 10-12 orang; interaksi yang terjadi dalam
kelompok besar.
Ditinjau dan fungsi komunikas terbagi menjadi:
1) Komunikasi intar-personal; untuk berpikir, belajar, merenung nasib,
meningkatkan motivasi
2) Komunikasi inter-personal; meningkatkan hubungan interpersonal, menggali data
masalah, menawarkan ide, memberi dan menerima informasi
50
POLITEKNIK KESEHATAN
KEMENKES MAKASSAR
51
POLITEKNIK KESEHATAN
KEMENKES MAKASSAR
52
POLITEKNIK KESEHATAN
KEMENKES MAKASSAR
3. Penghubung/Mediator
Perawat dapat berperan sebagai penghubung antara pasien — dokter. Untuk
menjadi penghubung yang baik seorang perawat harus:
a. Menguasai permasalahan yang disampaikan.
b. Mampu melihat situasi dan kondisi dan pasien.
4. Penasehat/Konselor .
Dimasyarakat sering timbul masalah kesehatan dan masyarakat belum mampu
mengatasi masalah tersebut. Peran perawat sebagai penasehatan sehingga seorang
perawat harus mempunyai wawasan luas dalam bidang kesehatan, dengan banyak
membaca dan mengikuti perkembangan teknologi.
h. Tahapan —Tahapan hubungan komunikasi teraupetik
Dalam membina hubungan teraupetik, perawat mempunyai 4 tahap tugas yang harus
diselesaikan sebagai berikut:
1. Tahap prainteraksi
Merupakan tahap dimana perawat belum bertemu klien. Tugas dalam tahap ini
adalah:
a. Mendapatkan informasi tentang klien (medical record/sumber lain)
b. Menean literatur yang berkaitan dengan masalah yang dialami pasien
c. Mengeksplorasi perasaan, fantasi dan ketakutan diri
d. Menganalisa kekuatan dan kelemahan profesional diri
e. Membuat rencana pertemuan dengan klien
2. Tahap Orientasi/perkenalan
Merupakan tahap dimana perawat pertama kali bertemu dengan klien. Tugas
perawat dalam tahap ini adalah:
a. Membangun iklim percaya,memahami penerimaan dan komunikasi terbuka
b. Memformulasikan kontrak dengan klien. Komponen kontrak dengan
klienmeliputi : nama perawat, peran yang dirawat dan perawat/klien,
tanggungjawab perawat, tujuan, kerahasiaan, harapan, topik dan waktu
dilakukan interaksi.
3. Tahap kerja
Merupakan tahap dimana perawat memulai kegiatan. Tugas perawat pada tahap
ini adalah melaksanakan kegiatan yang telah direncanakan pada tahap
prainteraksi.
53
POLITEKNIK KESEHATAN
KEMENKES MAKASSAR
4. Tahap terminasi
Merupakan tahap dimana perawat akan menghentikan interaksinya dengan
klien.tahapini bisa merupakan terminasi sementara maupun terminasi akhir. Pada
tahap ini perawat mempunyai tugas mengevaluasi kegiatan kerja yang telah
dilakukan secara kognitif, psikomotor maupun afektif. Merencanakan tindak
lanjut dengan klien.
54
POLITEKNIK KESEHATAN
KEMENKES MAKASSAR
6. Daftar Pustaka:
a. Arwani. 2002. Komunikasi dalam Keperawatan Gigi.EGC.Jakarta
b. Liliwen, A. (1991), Komunikasi Antar Pribadi. Bandung. PT Citra Aditya
Bakti.
c. Sulur Joyo S dan Ratnawati H.,2007. Buku Ajar Komunikasi
Terapeutik.Poltekkes
d. Zen., P., 2013. Panduan Komunikasi Efektifuntuk Bekal Keperawatan
Profesional. D-Medika. Yogyakarta.
55
POLITEKNIK KESEHATAN
KEMENKES MAKASSAR
56
POLITEKNIK KESEHATAN
KEMENKES MAKASSAR
57
POLITEKNIK KESEHATAN
KEMENKES MAKASSAR
58
POLITEKNIK KESEHATAN
KEMENKES MAKASSAR
59
POLITEKNIK KESEHATAN
KEMENKES MAKASSAR
8. Menawarkan informasi
Tambahan informasi ini memungkinkan penghayatan yang lebih baik bagi
klien terhadap keadaanya. Memberikan tambahan informasi merupakan
pendidikan kesehatan bagi klien. Selain ini akan menambah rasa
percayaklienterhadap perawat. Apabila ada informasi yang ditutupi oleh
dokter, perawat perlu mengklarifikasi alasannya.
9. Diam
Diam memberikan kesempatan kepada perawat dan klien untuk
mengorganisir pikirannya. Penggunaan metode diam memerlukan
60
POLITEKNIK KESEHATAN
KEMENKES MAKASSAR
61
POLITEKNIK KESEHATAN
KEMENKES MAKASSAR
62
POLITEKNIK KESEHATAN
KEMENKES MAKASSAR
63
POLITEKNIK KESEHATAN
KEMENKES MAKASSAR
Yang perlu diingat dalam melakukan percakapan adalah perlu ada pendekatan dan
sambung rasa, agar penerima pesan atau pengirim pesan dapat saling percaya.
Pendekatan dapat dilakukan melalui beberapa hal:
1. Membangun kepercayaan
Pendekatan dilakukan memang berfungsi sebagai alat untuk membangun
kepercayaan. Seorang pengirim pesan, terutama dalam rangka komunikasi
terapeutik harus dapat meyakinkan baha dia adalah orang yang tepat untuk
dipercaya. Wajahnya harus dapat mencerminkan perkataan; saya gembira
berada disini dan saya gembira karena anda berada disini. Berdiri atau duduk
dengan tegak. Jangan lupa wajah cerah dan tersenyum (Stuart, 1994)
2. Kembangkan dan tunjukkan empati
Tunjukkan bahwa anda dapat merasakan dan memahami perasaai lawan bicara
anda, namun bukan berarti anda melibatkan emosi dan perasaan anda sendiri.
Empati disini adalah betul-betul menempatkan din dalam diñ lawan bicara,
baik secara pikiran (kognitif), perasaan (afektif) dan tindakan (konatif). Tidak
hanya merasakan segala hal yang dikatakan lawan bicara, tetapi otak dan
tindakan kita akan selaras dengan perasaan kita, tentu saja dengan didukung
bahasa non verbal.
3. Berikan kesempatan ,
Agar lawan bicara dapat mempercayai anda, berikan mereka kesempatan
untuk berbicara, bertanya atau mengungkapkan perasaan mereka
4. Setara
Ingatlah bahwa komunikasi yang dilakukan adalah setara, dalam artian bukan
antara raja dan hamba sahaya, tetapi antara individu yang sederajat dengan
individu atau beberapa individu yang sederajat.
Langkah-langkah melakukan percakapan Didalam melakukan percakapan, faktor-
faktor yang memepengaruhi proses komunikasi yang telah diterapkan sebelumnya
perlu diperhatikan. Selain itu agar percakapan dapat efektifperhatikan langkah-
langkah berikut (Wrigt, 1993):
Siapa yang diajak berkomunikasi
Perhatikan siapa yang diajak berkomunikasi, satu orang, dua orang atau
beberapa orang? Mereka berasal darimana, latar belakangnya apa? Jangan
lupa dengan hal-hal yang mempengaruhi penerima pesan
64
POLITEKNIK KESEHATAN
KEMENKES MAKASSAR
65
POLITEKNIK KESEHATAN
KEMENKES MAKASSAR
66
POLITEKNIK KESEHATAN
KEMENKES MAKASSAR
67
POLITEKNIK KESEHATAN
KEMENKES MAKASSAR
Data yang mengenai diñ pasien pribadi meliputi Nama, Umur, Jenis
kelamin, Bangsa-suku. Data pribadi yang berkaitan dengan latar belakang pasien:
Tempat tinggal, Pekerjaan, Sosial ekonomi, Data mengenai keadaan fisik.
Data mengenai din pasien maupun yang berkaitan dengan latar belakang
pasien dapat memberikan informasi yang dapat dimanfaatkan untuk berbagai
macam keperluan dalam rangka mengelola pasien. Misalnya nama seseorang
dipakai sebagai identitas diñ supaya tidak keliru dengan orang lain. Kadang-kadang
nama juga menunjukkan tentang kaitannya dengan suku atau bangsa tertentu,
tentang agama atau kepercayaan atau status sosial.
Umur seseorang disamping untuk rnelengkapi identitas seseorang, juga
dapat digunakan untuk memikirkan kecenderungan penyakit pada usia tersebut.
Pada orang lanjut usia cenderung terserang penyakit kardiovaskuler atau penyakit
degenerasi.
Jenis kelamin merupakan data mengenai din pasien yang digunakan untuk
melangkapi data pasien. Jenis kelamin juga dapat dikaitkan dengan penyakit
tertentu. Jenis kelamin ini juga dapat dipakai sebagai dasar pemikiran tentang jenis
hormon yang berbeda antara laki-laki dan wanita yang mempengaruhi faal tubuh
secara berbeda pula. Bangsa dan suku tertentu memiliki ketahanan yang berbeda
terhadap penyakit tertentu.
Data pribadi yang berkaitan berkaitan dengan pasien misalnya alamat,
disamping dipakai sebagai identitas dan untukkeperluan surat menyurat, juga dapat
memberikan informasi tentang kondisi Iingkungan yang berkaitan dengan hygiene
dan sanitasi. Alamat juga dapat memberikan gambaran tentang kelas ekonomi
penghuninya. Pekerj ann pasien juga dapat memberikan informasi yang dapat
diperkirakan seberapa tinggi status sosial ekonomi seseorang. Mungkin juga
pekerjaan berkaitan dengan tingginya penghasilan seseorang yang berhubungan
dengan latar belakang pendidikan. Misahiya si A di bidang kesehatan atau teknik,
sebagai lulusan SD, SMP, SMU, Diploma,Si, S2,S3 dsb. Misalnya orang yang
bekerja di pabrik yang bising cenderung ada gangguan pendengarannya dsb.
e. Proses anamnesis dalam pelayanan kesehatan gigi dan mulut
Tahapan yang dilakukan dalam anamnesis sebagai berikut:
1. Menanyakan identitas dan data pribadi yang berkaitan dengan latar belakang
pasien
68
POLITEKNIK KESEHATAN
KEMENKES MAKASSAR
69
POLITEKNIK KESEHATAN
KEMENKES MAKASSAR
70
POLITEKNIK KESEHATAN
KEMENKES MAKASSAR
konselor untuk membuat konseli terlibat pembicaraan dan terbuka. Attending yang
baik akan meningkatkan harga diri konseli, menciptakan suasana aman, memudahkan
ekspresi perasaan konseli secara bebas.
Perilaku penampilan (attending) yang baik:
a. Muka: ekspresi wajah tenang, senyum, ceria
b. Kepala : melakukan anggukan jika setuju
c. Posisi tubuh : agak condong ke arah konseli, jarak perlu diperhatikan tidak terlalu
jauh/dekat, duduk akrab berhadapan atau berdampingan
d. Tangan : variasi gerakan tangan sesuai dengan ucapan, spontan dan berubah ubah
untuk menekankan ucapan atau sebagai isyarat
e. Mendengarkan aktif penuh perhatian, menunggu ucapan konseli hingga selesai,
tidak memotong pembicaraan konseli, diam, perhatian pada lawan bicara.
2. Bertanya
Pada proses konseling kebanyakan konselor kesulitan untuk membuka
pereakapan dengan konseli. Untuk rnemudahkan membuka percakapan, maka
konselor harusmemiliki keterampilan bertanya melalui pertanyaan terbuka yang
memungkinkan munculnya pernyataan-pernyataan baru dan konseli, rnelalui kalimat
Apa sebabnya dan Mengapa sampai hal itu bisa terjadi , Bagaimana perasaan anda saat
itu , Dapatkah anda menjelaskan kejadian pada saat itu . Pertanyaan konselor dapat
juga bersifat tertutup untuk menjernihkan atau memperjelas informasi, memfokuskan
pembicaraan konseli, memperoleh informasi tertentu.
3. Dorongan Minimal (minimal encouragement)
Upaya utama konselor adalah agar konseli selalu terlibat dalam pembicaraan
dan dirinya terbuka, sehingga pembicaraan mencapai tujuan. Dorongan minimal
adalah suatu dorongan langsung yang singkat terhadap apa yang telah dikatakan
konseli. Respon yang diberikan oleh konselor sesedikit mungkin dengan tujuan
memberikan kesempatan kepada konseli berbicara lebih lanjut.
Misalnya dengan mengatakan terus , lalu, ya dan ., hm , dapat juga dengan isyarat
anggukan. Dorongan minimal dilakukan secara selektif, pada saat konseli kelihatan
akan mengurani atau menghentikan pembicaraan, atau kurang memusatkan pikirannya
pada pernbicaraan.
4. Klarifikasi, adalah ketrampilan untuk menjemihkan ucapan-ucapan konseli yang
kurang jelas, samar-samar dan agak meragukan.
71
POLITEKNIK KESEHATAN
KEMENKES MAKASSAR
Tujuan :
a. Memeriksa kembali isi pesan konseli
b. Memperjelas pesan konseli
c. Memeriksa ketepatan pesan konseli dengan persepsi konselor.
5. Refleksi perasaan, merupakan upaya konselor memantuikan kembali perasaan,
pikiran, dan pengalaman yang diungkapkan oleh konseli nelalui pernyataan, intonasi
dan sikap konseli. Ada tiga jenin refleksi, yaitu ; refleksi perasaan, refleksi pikiran,
dan refleksi pengalaman.
Tujuan:
a. Konseli dapat mengungkapkan diri secara luas.
b. Bertanya untuk membuka pereakapan
c. Konselor dapat mendalami masalah yang dialami oleh konseli
d. Pertanyaan-pertanyaan terbuka yang dapat digunakan dimulai dengan kata-kata:
Apakah , Bagaimana, Dimana, Siapa, Bolehkah
6. Menangkap pesan utama (Paraphrasing)
Konselor perlu menangkap pesan utarna dan ide, perasaan, dan pengalaman yang
dikemukakan konseli. Kemudian menyampaikan kembali kepada konseli dengan
bahasa sederhana dan mudah difahami konseli. Hal ini perlu karena seringkali konseli
mengungkapkan perasaan, pikiran, dan pengalamannya berputar-putar. Biasanya
digunakan kata awal adakah , dan nampaknya
7. Empati, kemampuan konselor untuk memaharni permasalahan konseli, melihat
melalui sudut pandang konseli, peka terhadap perasaan-perasaan konseli, merasa dan
berfikir bersama konseli dan bukan untuk atau tentang konseli, sehingga konselor
mengetahui bagaimana konseli merasakan perasaannya. Selain ifli, konselor dapat
memahami permasalahan konseli tidak hanya pada permukaan, tetapi lebih dalam.
Empati dilakukan bersamaan dengan perilaku attending
Tujuan:
a. Mendorong konseli mengekpresikan perasaan positif maupun perasaan negatif
tentang suatu hal.
b. Membantu konseli untuk lebih merasakan perasaannya secara mendalam agar
lebih sadar akan masaiah yang belum terselesaikan.
c. Membantu konseli untuk mengenali perasaan-perasaan yang mendominasi mereka
72
POLITEKNIK KESEHATAN
KEMENKES MAKASSAR
73
POLITEKNIK KESEHATAN
KEMENKES MAKASSAR
74
POLITEKNIK KESEHATAN
KEMENKES MAKASSAR
C — clarifying ; menjelaskan
L — listening ; mendengarkan
E — encouraging ; mendorong
A — asking for feedback; menyanakan umpan balik
R — repeating ; mengulang
Sikap tubuh pada saat konseling
a. Lakukan kontak mata sewajarnya
b. Tunjukkan sikap tubuh yang terbuka
c. Hadapi klien dengan tulus hati
d. Sedikit membungkukkan badan ke depan
e. Perlihatkan posisi wajar dan tenang
Untuk mudah diingat sikap tubuh pada saat konseling dapat disingkat “ roles”:
R — relating — saatai
O— opening up to client — membuka diri pada klien
L – listening toward client – condongkan diri pada klien
E — establishing eyes contact — memperlihatkan kontak mata
S — smiling and sitting squarely — senyurn dan duduk secara tepat
Paham dasar perilaku manusia yaitu:
1. Sernua perilaku manusia ada penyebabnya dan penyebab ini selalu melibatkan interaksi
yang komplek antar perorangan dan dengan lingkungannya
2. Perilaku manusia ada tujuannya
3. Semua orang sama dalam hal mengalami perasaan dan melakukan tindakan. Dasar
perbedaannya pada mereka bukan perbedaan mengenai jenisnya, tetapi tingkatannya
4. Seseorang dengan lingkungan sosialnya merupakan kesatuan yang saling berhubungan
5. Stres dan konflik adalah sesuatu yang tidakm dapat dihindari. Agar hidup bahagia dan
produktif, manusia harus belajar pola-pola perilaku yangmernungkinkkan
merekamemperbaiki dan mempertahankan perasaanharmonis
6. Cara berfungsi secar psikososial adalah hasil akumulasi dan pengalaman hidup dan
proses sosialisasi
7. Fungsi sosial seseorang dapat berskala dan sangat efeltif sampai tidak efektif sama sekali
8. Disfungsi sosial dpat diperbaiki dengan interventsi terapeutik
Kode etik konseling
1. Mempertahankan kerahasiaan
75
POLITEKNIK KESEHATAN
KEMENKES MAKASSAR
3. Ketrampilan Konsultasi
Didalam praktek sehari-hari, seorang pasien datang ke praktek dokter tidak
semuanya memeniksakan diri. Beberapa di antaranya datang untuk berkonsultasi atau karena
rujukan dan dokter yang merawat sebelumnya. Konsultasi dan menerima rujukanadalah hal
76
POLITEKNIK KESEHATAN
KEMENKES MAKASSAR
dua hal yang dikerjakan oleh seorang dokter selain melakukananamnesis,pemeriksaan fisik,
konseling, dan memberikan nasehat.
Pengertian konsultasi menurut Dougherty (cit hershenson, power & Waldo, 1996)
adalah suatu bentuk hubungan tolong menolong yang dilakukan oleh seorang professional
(disebut konsultan). Konsultan memberikan bantuan pada konsultee (dapat keluargalpasien itu
sendiri atau dokter yang merujuk) dalam hubungannya menyelesaikan masalah yang dimiliki
oleh keluarga pasien atau dokter yang merujuk dengan pasiennya.
Kurpius don Brubaker (cit Hershenson, Power &Waldo, 1996) mengemukakan bahwa
konsultasi mempunyai proses sebagai berikut:
1. Pravision
Dalam hal ini proses konsultasi langsung memberikan pelayanan langsung pada
konsultee yang tidak mempunyai waktu atau ketrampilan untuk menyelesaikan
masalahnya. Konsultan membantu menyelesaikan masalahnya dan konsultee bebas
menentukan cara menyelesaikan masalahnya
2. Prescription
Perbedaan dengan proses sebelumnya dalam hal ini kinsultan hanya memberikan
resep/nasehat dan tidak turut membantu proses penyelesaian masalah yang dihadapi
konsultee. Konsultee akan membantu klien atau pasien berdasar resep yang dilakukan
oleh konsultan.
3. Mediation
Dalam hal ini konsultan bertindak sebagai koordinator dan mediator. Konsultan akan
berhubungab dengan konsultee dan kelurgalpasien untuk membantu memcahkan
masalahnya. Dalam praktek sehani-hari sebetulnya inilah proses konsultasi dengan
rujukan. Hanya saja di sini konsultasi akan berhubungan baik dengan dokter yang
merujuk dan pasiennya sendiri
4. Collaboration
Disini secara bersama-sama konsultan dan konsultee membantu keluarga atau pasien
untuk menyelesaikan masalahnya. Dalam praktik sehari-bani kadang diperiukan dokter
yang merawat, dokter konsultannya dan pasien bersama-sama bertemu untuk menentukan
langkah selanjutnya.
Langkah Konsultasi
77
POLITEKNIK KESEHATAN
KEMENKES MAKASSAR
3. Penyelesaian masalah
4. Langkah berikutnya adalah menyelesaikan masalah (bila dapat diselesaikan pada saat
itu juga), bila memerlukan pemeriksan lebih lanjut, konsultan dapat mengemukakan
tindak lanjut untuk menyelesaikan masalahnya, atau proses langkah selanjutnya
5. Penutupan
Seperti halnya proses anamnesis, konsultasi juga menempuh langkah penutupan. Di
smi konsultan akan meringkas proses dan isi konsultasi, termasuk memberikan
kesempatan bagi konsultee tidak sesuai dengan proses yang terjadi dan isi yang
disampaikan. Setelah ada kesempatan, konsultan dapat memberikan langkah tindak
lanjut yang sebaiknya dilakukan.
78
POLITEKNIK KESEHATAN
KEMENKES MAKASSAR
79
POLITEKNIK KESEHATAN
KEMENKES MAKASSAR
yang jelas tentang kondisi sedang dirawat, mengenai tanda dan gejala yang ditampilkan
serta keluhan yang dirasakan. Gambaran tersebut dapat dii adikan acuan dalam
menentukan masalah keperawatan yang sedang dialami pasien sehingga mampu
membantu mempercepat proses kesembuhan.
Teknik dalam melaksanakan komunikasi terapeutik antara lain menunjukkan
penerimaan, menawarkan informasi, mengklasifikasi, dan menanyakan pertanyaan yang
berkaitan. Mengulangi ucapan pasien dengan menggunakan kata-kata perawat sendiri,
memfokuskan masalah, menyatakan hasil observasi kepada pasien, meringkas hasil
observasi, memberi penghargaan kepada pasien dan menawarkan diri untuk membantu
serta memberi waktu untuk merefleksikan diri pasien.
Perawat berusaha mengerti pasien dengan cara mendengarkan apa yang disampaikan
pasien. Mendengar merupakan dasar utama dalam komunikasi. Dengan mendengar
perawat mengetahui perasaan pasien. Beri kesempatan lebih banyak pada pasien untuk
berbicara. Perawat harus menjadi pendengar yang aktif. Ketrampilan mendengarkan
dengan sepenuh perhatian meliputi pandang klien ketika berhicara, pertahankan kontak
mata yang memancarkan keinginan untuk mendengarkan, sikap tubuh yang menunjukkan
perhatian dengan tidak menyilangkan kaki atau tangan, hindarkan gerakan yang tidak
perlu, anggukkan kepala jika pasien membicarakan hal penting atau memeriukan umpan
balik, condongkan tubuh ke arah lawan bicara. Menerima tidak berarti menyetujui,
menerima berarti bersedia untuk mendengarkan orang lain tanpa menunjukkan keraguan
atau ketidaksetujuan. Perawat sebaiknya menghindarkan ekspresi wajah dan gerakan
tubuh yang menunjukkan tidak setuju, seperti mengerutkan kening atau menggelengkan
kepala seakan tidak percaya.
Tujuan perawat bertanya adalah untuk mendapatkan informasi yang spesifik
mengenai apa yang disampaikan olehklien. Selama pengkajian ajukan pertanyaan secara
berurutan.
1. Mengulangi ucapan pasien dengan menggunakan kata-kata sendiri. Melalui
pengulangan kembali kata-kata pasien, perawat memberikan umpan balik bahwa
perawat mengerti pesan pasien dan berbarap komunikasi diianjutkan. Klasifikasi
terjadi saat perawat berusaha untuk menjelaskan dalam kata-kata ide atau pikiran
yang tidak jelas dikatakan oleh pasien. Agar pesan dapat sampai dengan benar,
perawat perlu memberikan contoh yang kongkret dan mudah dimengerti pasien.
81
POLITEKNIK KESEHATAN
KEMENKES MAKASSAR
82
POLITEKNIK KESEHATAN
KEMENKES MAKASSAR
83
POLITEKNIK KESEHATAN
KEMENKES MAKASSAR
D-Medika. Yogyakarta.
84
POLITEKNIK KESEHATAN
KEMENKES MAKASSAR
85
POLITEKNIK KESEHATAN
KEMENKES MAKASSAR
86