Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH

PEMERIKSAAN INTRA ORAL

Oleh : Kelompok 3

BAGIAN ILMU KONSERVASI GIGI


FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI
UNIVERSITAS MAHASARASWATI DENPASAR
DENPASAR
LAMPIRAN DAFTAR NAMA KELOMPOK

Kharisma Prasanthi 1806122010041


Komang G.P Wedaswara 1806122010042
Made Adelia Nugraha 1806122010043
Made Dwi Putra Mahendra 1806122010044
Maria Titania Bunga Ardyta 1806122010045
Metta Liliana 1806122010046
Nengah Subakti Sapta 1806122010048
Ngurah Alit Denta Triyoga 1806122010049
Ni Kadek Priyantini 1806122010050
Ni Kadek Sri Yuliantari 1806122010051
Ni Kadek Susanti Dewi 1806122010052
Ni Komang Ayu Tania Purnama Dewi 1806122010053
Ni Komang Vedya Purnaningsih 1806122010054
Ni Luh Putu Putri Pravita Laksmi 1806122010056
Ni Luh Widiarti Purnami Nantra 1806122010057
Ni Made Ester Aprilia Sudarna 1806122010058
Ni Made Regita Dwicahya Pradnyaswari 1806122010059
Ni Made Winda Preliyani 1806122010060
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena rahmat dan
karuniaNya kami bisa menyusun makalah berjudul “Pemeriksaan Intra Oral” ini
dengan tepat waktu.

Dalam pembuatan makalah ini, kami banyak mendapat hambatan dan


tantangan namun dengan dukungan dari berbagai pihak, tantangan tersebut dapat
teratasi. Olehnya itu, tim penyusun mengucapkan terima kasih kepada pihak-pihak
yang telah ikut membantu dalam penyelesaian makalah ini. Untuk itu penulis
sampaikan banyak terimakasih kepada semua pihak yang telah memberikan
bantuannya. Tim penyusun sadar bahwa makalah ini jauh dari kesempurnaan baik
segi penyusunan maupun isinya. Kritik dan saran dari pembaca sangat kami
harapkan untuk kesempurnaan makalah selanjutnya.

Akhir kata, harapan kami makalah ini bisa memberikan manfaat untuk
pembaca dan kita sekalian.

Denpasar, 8 Maret 2020

Tim Penyusun
DAFTAR ISI

LAMPIRAN DAFTAR NAMA KELOMPOK.......................................................2


KATA PENGANTAR.............................................................................................3
DAFTAR ISI............................................................................................................4
BAB 1. PENDAHULUAN......................................................................................5
1.1 Latar Belakang...................................................................................................5
1.2 Rumusan Masalah..............................................................................................5
1.3 Tujuan................................................................................................................6
1.4 Manfaat..............................................................................................................6
BAB 2. PEMBAHASAN.........................................................................................7
2.1 Pengertian Pemeriksaan Intra Oral.....................................................................7
2.2 Jenis-jenis Pemeriksaan Intra Oral.....................................................................8
2.2.1. Perkusi........................................................................................................8
2.2.2. Sondasi.......................................................................................................9
2.2.3. Probing.......................................................................................................9
2.2.4. Tes Mobilitas-Depresibilitas.......................................................................9
2.2.5. Tes Vitalitas..............................................................................................10
2.2.6. Tes Jarum Miller......................................................................................10
2.2.7. Tes Elektris...............................................................................................10
BAB 3. PENUTUP................................................................................................11
3.1 Kesimpulan......................................................................................................11
3.2 Saran................................................................................................................11
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................12
BAB 1. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Dalam menangani setiap kasus dalam kedokteran gigi khususnya
bidang konservasi, para praktisi harus menyusun rencana perawatan yang
didasarkan pada diagnosis. Untuk menetapkan diagnosis, terdapat prosedur
standar yang mutlak untuk dilakukan. Prosedur standar tersebut meliputi
anamnesis, pemeriksaan klinis intra oral dan ekstraoral, analisis fungsional,
analisis ronsenologis, analisis fotografi, pemeriksaan radiologis, dan analisis
model studi yang dilakukan baik secara langsung maupun tidak langsung
pada pasien. Pemeriksaan stomatognasi meliputi pemeriksaan objektif dan
subjektif. Pemeriksaan obyektif adalah gabungan informasi obyektif pasien
yang dapat diperoleh dengan melihat atau memeriksa keadaan pasien secara
langsung. Sedangkan pemeriksaan subyektif contohnya adalah riwayat
kesehatan pasien atau bisa disebut pemeriksaan yang berdasarkan hasil
anamnesa dari pasien. Pemeriksaan ekstraoral merupakan pemeriksaan yang
dilakukan di daerah sekitar mulut bagian luar. Pemeriksaan ekstraoral
dilakukan untuk mendeteksi adanya kelainan yang terlihat secara visual atau
terdeteksi dengan palpasi.
Pada pemeriksaan intra oral pada dasarnya sama seperti pemeriksaan
ekstra oral,yaitu pemeriksaan dilakukan dengan inspeksi pada bagian intra
oral pasien menggunakan kaca mulut, palpasi pada bagian intra oral pasien
serta perkusi pada beberapa gigi pasien yang diduga adanya kelainan yang
terjadi.

1.2 Rumusan Masalah


Berdasarkan uraian latar belakang diatas, rumusan masalah yang dapat
diambil adalah sebagai berikut :
1. Apa itu pemeriksaan intra oral?
2. Apa saja jenis-jenis pemeriksaan intra oral?
1.3 Tujuan
Berdasarkan rumusan masalah yang disampaikan diatas, tujuan dari
pembuatan makalah ini adalah sebagai berikut :
1. Untuk mengetahui apa itu pemeriksaan intra oral.
2. Untuk mengetahui jenis-jenis pemeriksaan intra oral.

1.4 Manfaat
Manfaat dari pembuatan makalah ini adalah :
1. Makalah ini dibuat untuk mengetahui secara rinci mengenai
pemeriksaan intra oral serta jenis-jenis pemeriksaannya.
2. Dapat menambah ilmu pengetahuan mahasiswa fakultas kedokteran
gigi.
BAB 2. PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Pemeriksaan Intra Oral


Pemeriksaan intraoral yaitu pemeriksaan yang dilakukan pada bagian
intraoral (bagian dalam rongga mulut) pasien. Pemeriksaan intra oral yang
dapat dilakukan diantaranya adalah melihat mukosa intra oral dari pasien,
yaitu palpasi mukosa labial bibir bawah, mukosa labial bibir atas dan mukosa
bukal untuk melihat konsistensi, karakteristik jaringan dan indurasi.
Contohnya pada pasien yang memiliki kebiasaan menggigit-gigit bibir
atau mukosa bibir terjadi perubahan warna, pinggiran yang kasar dan terjadi
keratinisasi pada mukosa labial. Setelah itu lakukan juga inspeksi dan palpasi
pada bagian mucobucal fold atas dan bawah untuk melihat karakteristik
jaringan serta pada forniks bawah untuk melihat posisi frenulum bibir bawah.
Pemeriksaan intra oral juga memeriksa bagian dasar mulut, pemeriksaan
dilakukan untuk melihat frenulum lingualis, kurunkel lingual dan sublingual
fold. Pemeriksaan dilakukan dengan meminggirkan sedikit lidah dan lihat
lingual space kemudian palpasi juga aspek lingual dengan menggerakkan jari
dari sisi satu kesisi yang lainnya. Setelah itu lakukan pemeriksaan sekresi
saliva dengan cara keringkan terlebih dahulu anterior dasar mulut kemudian
untuk menstimulasi produksi saliva dengan cara menekan-nekan secara
perlahan pada daerah glandula dari ekstra oral kemudian perhatikan keluarnya
saliva pada intra oral. Pemeriksaan intra oral selanjutnya adalah pada jaringan
gingiva, pemeriksaan dilakukan untuk melihat warna pada gingiva, bentuk
dari gingiva, hubungannya untuk menopang gigi, kepadatan gingiva,
perlekatan epitel, soket gingiva pada penopangan gigi dan hubungannya
dengan cement enamel junction. Selain itu untuk memeriksa kedalaman dari
soket dapat dilakukan dengan menggunakan probe, pemeriksaan dilakukan
dengan memasukan probe secara perlahan dan hati-hati agar tidak melukai
gingiva pasien kemudian dilihat gingiva pasien telah mencapai batas tertentu
yang sudah terdapat pada probe. Pemeriksaan terakhir yang dapat dilakukan
adalah pemeriksaan pada gigi. Pemeriksaan pada gigi dapat dilakukan dengan
cara perkusi, yang diperhatikan dari pemeriksaan perkusi ini adalah keluarnya
suara dari gigi dan respon dari pasien.

2.2 Jenis-jenis Pemeriksaan Intra Oral

2.2.1. Perkusi
Hal yang perlu diperhatikan dan dicatat dalam pemeriksaan
perkusi adalah nyeri terhadap pukulan (tenderness to percussion) dan
bunyi (redup/dull dan nyaring/solid metalic). Perkusi dilakukan
dengan cara memberi pukulan cepat tetapi tidak keras dengan
menggunakan ujung jari, kemudian intensitas pukulan ditingkatkan.
Selain menggunakan ujung jari pemeriksaan ini juga sering dilakukan
dengan menggunakan ujung instrumen. Terkadang pemeriksaan ini
mendapatkan hasil yang bias dan membingungkan penegakan
diagnosa. Cara lain untuk memastikan ada tidaknya kelainan yaitu
dengan mengubah arah pukulannya yaitu mula-mula dari permukaan
vertikal-oklusal ke permukaan bukal atau horisontal-bukolingual
mahkota.
Gigi yang memberikan respon nyeri terhadap perkusi vertikal-
oklusal menunjukkan kelainan di periapikal yang disebabkan oleh lesi
karies. Gigi yang memberikan respon nyeri terhadap perkusi
horisontal-bukolingual menunjukkan kelainan di periapikal yang
disebabkan oleh kerusakan jaringan periodontal. Gigi yang dipukul
bukan hanya satu tetapi gigi dengan jenis yang sama pada regio
sebelahnya. Ketika melakukan tes perkusi, dokter juga harus
memperhatikan gerakan pasien saat merasa sakit.
Bunyi perkusi terhadap gigi juga akan menghasilkan bunyi yang
berbeda. Pada gigi yang mengalami ankilosis maka akan terdengar
lebih nyaring (solid metalic sound) dibandingkan gigi yang sehat. Gigi
yang nekrosis dengan pulpa terbuka tanpa disertai dengan kelainan
periapikal juga bisa menimbulkan bunyi yang lebih nyaring
dikarenakan resonansi di dalam kamar pulpa yang kosong. Sedangkan
pada gigi yang menderita abses periapikal atau kista akan terdengar
lebih redup (dull sound) dibandingkan gigi yang sehat. Gigi yang
sehat juga menimbulkan bunyi yang redup (dull sound) karena
terlindungi oleh jaringan periodontal. Gigi multiroted akan
menimbulkan bunyi yang lebih solid daripada gigi berakar tunggal

2.2.2. Sondasi
Sondasi merupakan pemeriksaan menggunakan sonde dengan
cara menggerakkan sonde pada area oklusal atau insisal untuk
mengecek apakah ada suatu kavitas atau tidak. Nyeri yang diakibatkan
sondasi pada gigi menunjukkan ada vitalitas gigi atau kelainan pada
pulpa. Jika gigi tidak memberikan respon terhadap sondasi pada
kavitas yang dalam dengan pulpa terbuka, maka menunjukkan gigi
tersebut non vital.

2.2.3. Probing
Probing bertujuan untuk mengukur kedalaman jaringan
periodontal dengan menggunakan alat berupa probe. Cara ini
dilakukan dengan memasukan probe kedalam attached gingiva,
kemudian mengukur kedalaman poket periodontal dari gigi pasien
yang sakit.

2.2.4. Tes Mobilitas-Depresibilitas


Tes mobilitas dilakukan untuk mengetahui integritas aparatus-
aparatus pengikat di sekeliling gigi serta mengetahui apakah gigi
terikat kuat atau longgar pada alveolusnya. Tes mobilitas dilakukan
dengan menggerakkan gigi ke arah lateral dalam soketnya dengan
menggunakan jari atau tangkai dua instrumen. Jumlah gerakan
menunjukkan kondisi periodonsium. Semakin besar gerakannya,
semakin jelek status periodontalnya. Hasil tes mobilitas dapat berupa
tiga klasifikasi derajat kegoyangan. Derajat pertama sebagai gerakan
gigi yang nyata dalam soketnya, derajat kedua apabila gerakan gigi
dalam jarak 1 mm bahkan bisa bergerak dengan sentuhan lidah dan
mobilitas derajat ketiga apabila gerakan lebih besar dari 1 mm atau
bergerak ke segala arah. Sedangkan, tes depresibilitas dilakukan
dengan menggerakkan gigi ke arah vertical dalam soketnya
menggunakan jari atau instrumen.

2.2.5. Tes Vitalitas


Tes vitalitas merupakan pemeriksaan yang dilakukan untuk
mengetahui vitalitas gigi dengan cara melubangi gigi. Alat yang
digunakan bur tajam dengan cara melubangi atap pulpa hingga timbul
rasa sakit. Jika tidak merasakan sakit dilanjutkan dengan tes jarum
miller. Hasil vital jika terasa sakit dan tidak vital jika tidak ada sakit.

2.2.6. Tes Jarum Miller


Diindikasikan pada gigi yang terdapat perforasi akibat karies atau
tes kavitas. Tes jarum miller dilakukan dengan cara memasukkan
jarum miller hingga ke saluran akar. Apabila tidak dirasakan nyeri
maka hasil adalah negative yang menandakan bahwa gigi sudah non
vital, sebaliknya apabila terasa nyeri menandakan gigi masih vital.

2.2.7. Tes Elektris


Merupakan tes yang dilakukan untuk mengetes vitalitas gigi
dengan listrik, untuk stimulasi saraf ke tubuh. Alatnya menggunakan
Electronic Pulp Tester (EPT). Tes elektris ini dilakukan dengan cara
gigi yang sudah dibersihkan dan dikeringkan disentuh dengan
menggunakan alat EPT pada bagian bukal atau labial, tetapi tidak
boleh mengenai jaringan lunak. Sebelum alat ditempelkan, gigi yang
sudah dibersihkan diberi konduktor berupa pasta gigi. Tes ini
dilakukan sebanyak tiga kali supaya memperoleh hasil yang valid. Tes
ini tidak boleh dilakukan pada orang yang menderita gagal jantung
dan orang yang menggunakan alat pemacu jantung. Gigi dikatakan
vital apabila terasa kesemutan, geli, atau hangat dan gigi dikatakan
non vital jika sebaliknya. Tes elektris tidak dapat dilakukan pada gigi
restorasi, karena stimulasi listrik tidak dapat melewati akrilik,
keramik, atau logam. Tes elektris ini terkadang juga tidak akurat
karena beberapa faktor antara lain, kesalahan isolasi, kontak dengan
jaringan lunak atau restorasi., akar gigi yang belum immature, gigi
yang trauma dan baterai habis.
BAB 3. PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Berdasarkan pembahasan diatas dapat disimpulkan bahwa pemeriksaan
intra oral adalah pemeriksaan yang dilakuka di dalam rongga mulut pasien.
Pemeriksaan ini merupakan salah satu jenis dari pemeriksaan objektif dalam
menentukan diagnosis terhadap pasien. Pemeriksaan intra oral dapat
dilakukan melalui tes perkusi, sondasi, probing, tes mobilitas depresibilitas,
tes vitalitas, tes jarum miller, serta tes elektris.

3.2 Saran
Berdasarkan materi yang disampaikan diatas, diharapkan mahasiswa atau
dokter gigi tidak menjadikan pemeriksaan intra oral sebagai satu satunya alat
untuk menegakkan diagnosis kepada pasien. Mahasiswa atau dokter gigi
hendaknya melakukan pemeriksaan objektif yang lain serta pemeriksaan
penunjang apabila diperlukan serta agar selalu melakukan pemeriksaan
subjektif seperti anamnesis sebelum melakukan pemeriksaan untuk
mendapatkan diagnosis yang tepat terhadap pasien.
DAFTAR PUSTAKA

Burns, C. R., Cohen, S., 1994, Pathways of The Pulp, 6th Ed, Mosby-Year Book,
Philadelphia.
Grosman, L. I., Seymour, O., Carlos, E., D., R., 1995, Ilmu Endodontik dalam
Praktek, edisikesebelas, EGC, Jakarta.
https://ibmm.fkg.ugm.ac.id/2017/11/03/pemeriksaan-intraoral-pemeriksaan-gigi/
diakses tanggal 3 november 2017
Rizki Nurul Fatimah., pemeriksaa ekstraoral dan intraoral, from
https://www.scribd.com/doc/295217983/Makalah-Pemeriksaan-Ekstraoral-
Dan-Intraoral

Anda mungkin juga menyukai