ANOMALI GIGI
Oleh : Kelompok 4
Komang G.P Wedaswara (1806122010042)
Made Adelia Nugraha (1806122010043)
Made Dwi Putra Mahendra (1806122010044)
Maria Titania Bunga Ardyta (1806122010045)
Metta Liliana (1806122010046)
Nengah Subakti Sapta (1806122010048)
Ngurah Alit Denta Triyoga (1806122010049)
Ni Kadek Priyantini (1806122010050)
Ni Kadek Sri Yuliantari (1806122010051)
DAFTAR ISI......................................................................................................................2
BAB 1. PENDAHULUAN................................................................................................3
1.2 Tujuan................................................................................................................3
1.4 Manfaat..............................................................................................................4
BAB 2. PEMBAHASAN...................................................................................................5
BAB 3. PENUTUP..........................................................................................................13
3.1 Kesimpulan......................................................................................................13
3.2 Saran................................................................................................................13
DAFTAR PUSTAKA......................................................................................................14
BAB 1. PENDAHULUAN
1.2 Tujuan
Sesuai dengan latar belakang dan rumusan masalah di atas, tujuan yang ingin
dicapai antara lain sebagai berikut :
1. Untuk mengetahui apa yang dimaksud anomali gigi.
2. Untuk mengetahui apa saja faktor faktor penyebab anomali gigi.
3. Untuk mengetahui jenis-jenis dari anomali gigi ?
1.3 Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian dalam latar belakang di atas, maka dapat dirumuskan
permasalahan sebagai berikut :
1. Apakah yang dimaksud anomali gigi ?
2. Apa sajakah faktor faktor penyebab anomali gigi ?
3. Apa sajakah jenis-jenis dari anomali gigi ?
1.4 Manfaat
Manfaat dari pembuatan makalah ini adalah :
1. Makalah ini dibuat untuk mengetahui secara rinci anomali gigi, faktor
penyebab serta jenis-jenisnya.
2. Dapat menambah ilmu pengetahuan mahasiswa fakultas kedokteran
gigi.
BAB 2. PEMBAHASAN
c. Distodens
2. Kehilangan Gigi
Tampilan dari kehilangan gigi dapat bervariasi, dari tidak
adanya beberapa gigi (hypodontia), tidak adanya sejumlah gigi
(oligodontia), dan kegagalan seluruh gigi untuk berkembang
(anodontia). Kehilangan gigi ini merupakan keabnormalan yang
terjadi pada tahap inisiasi, dan faktor etiologinya adalah herediter,
disfungsi endokrin, penyakit sistemik, atau terpapar radiasi secara
berlebihan.
2. Microdontia
Pada microdontia, ukuran gigi lebih kecil dibandingkan ukuran
normal. Seperti halnya macrodontia, microdontia dapat melibatkan
semua gigi atau terbatas pada satu gigi atau sekelompok gigi.
Biasanya gigi insisivus lateral dan molar ketiga yang ukurannya
lebih kecil. Gigi yang supernumeraru dapat juga mengalami
microdontia.Microdontia merupakan keabnormalan yang terjadi
pada bud stage, dan faktor etiologinya adalah herediter pada bentuk
lokalisata, dan disfungsi endokrin pada bentuk keseluruhan gigi
yang terlibat.
2. Concrescence
Concrescence terjadi ketika akar dari dua atau lebih gigi baik
gigi permanen maupun gigi desidui berfusi pada sementum. Jika
kondisi ini terjadi selama perkembangan, sering disebut sebagai
true concrescence. Jika kondisi ini terjadi kemudian, disebut
acquired concrescence. Concrescence merupakan keabnormalan
gigi yang terjadi pada tahap aposisi dan maturasi, dan faktor
etiologinya adalah injuri traumatic atau gigi yang berdesakan.
3. Geminasi
Geminasi merupakan anomali yang terjadi ketika satu tooth
bud mencoba untuk membelah. Hasilnya dapat berupa invaginasi
mahkota dengan pembelahan sebagian atau, pada kasus yang jarang
terjadi, pembelahan sempurna dari mahkota sampai akar,
menghasilkan struktur yang identik. Geminasi merupakan
keabnormalan pada gigi yang terjadi pada cap stage, dan faktor
etiologinya adalah herediter.
4. Taurodontism
Badan gigi yang mengalami taurodontism biasanya
memanjang dan akarnya pendek. Kamar pulpa dari gigi
taurodontism meluas dari posisi normal pada mahkota sampai
panjang badan gigi yang memanjang, menyebabkan dasar pulpa
yang terletak lebih ke apikal. Taurodontism dapat terjadi pada gigi
mana saja baik permanen maupun desidui. Bagaimanapun, hal ini
sering terjadi pada molar dan lebih jarang terjadi pada premolar.
Tampilan teurodontism dapat terlihat pada satu gigi atau beberapa
gigi.
5. Dilaceration
Dilaceration adalah gangguan pada pembentukan gigi yang
menghasilkan lengkungan atau belokan dari gigi baik di akar
maupun pada mahkota. Walaupun anomali ini biasanya
berkembang alami, namun konsep tertua dari dilaserasi adalah hasil
dari trauma mekanis terhadap bagian terkalsifikasi dari gigi yang
sudah terbentuk sebagian.
8. Amelogenesis Imperfecta
Amelogenesis imperfecta adalah anomali genetik yang terjadi
karena mutasi yang mungkin terjadi pada satu dari empat gen yang
berbeda yang berperan pada pembentukan enamel. Enamel gigi
yang mengalami amelogenesis imperfecta akan kekurangan
struktur normal prismatik dan berlapis pada ketebalannya atau pada
tepi. Hasilnya, gigi ini lebih resisten terhadap karies.
BAB 3. PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Berdasarkan pembahasan diatas dapat disimpulkan bahwa anomali gigi
merupakan penyimpangan dari bentuk normal gigi. Adapun faktor-faktor
penyebabnya yaitu herediter, gangguan metabolisme, gangguan pertumbuhan,
dan gangguan perkembangan. Kelainan pada pertumbuhan dan
perkembangan gigi dikelompokkan berdasarkan jumlah gigi, berdasarkan
ukuran gigi, berdasarkan erupsi gigi, dan perubahan morfologi gigi. Adapun
kelainan berdasarkan jumlah gigi yaitu supernumery teeth (mesiodens,
peridens, distodens) dan kehilangan gigi. Berdasarkan ukuran gigi yaitu
macrodontia dan microdontia, kemudian kelainan berdasarkan erupsi gigi
yaitu transposisi, dan kelainan berdasarkan perubahan morfologi gigi yaitu
fusion, concrescence, gemination, taurodontism, dilaceration, dens
Invaginatus, dens In dente, dens evaginatus, dan amelogenesis imperfect.
3.2 Saran
Dari materi diatas diharapkan dapat memberikan informasi mengenai
berbagai jenis anomali gigi kepada mahasiswa sarjana Fakultas Kedokteran
Gigi Universitas Mahasaraswati Denpasar, agar lebih dapat memperhatikan
gigi terutama pada diri sendiri dan mempublikasikan kepada masyarakat serta
dapat menangani pasien dengan tindakan yang tepat terhadap kelainan yang
dideritanya pada saat telah menjadi Mahasiswa Profesi nantinya.
DAFTAR PUSTAKA
Stuart C. White dan Michael J. Pharoah. 2009. Oral Radiology Principles and
Interpretation. Edisi ke-6. St. Louis. Mosby Elsevier. Halaman 295-307
https://id.scribd.com/document/112647363/Pengertian-Anomali-Gigi (diakses
tanggal 30 Maret 2020 pukul 20.00 WITA)