Anda di halaman 1dari 10

SATUAN ACARA PENYULUHAN

FAKTOR PENYEBAB GIGI BERLUBANG

DISUSUN OLEH

YASHINTA DWI BUDIARTI

SMK KESEHATAN BHAKTI WIYATA

KESEHATAN GIGI

2019/2020
SATUAN ACARA PENYULUHAN

Pokok Bahasan : Penyuluhan Faktor Penyebab Gigi Berlubang

Sub Pokok Bahasan :

- Menjelaskan Pengertian gigi berlubang


- Menjelaskan faktor penyebab gigi berlubang
- Menjelaskan Proses terjadinya gigi berlubang
- Menjelaskan Cara mencegah terjadinya gigi berlubang

Sasaran : Siswa SMP

Tempat : SMPN 1 Kertosono

Hari/tanggal : Kamis, 1 Agustus 2019

Waktu : 25 menit

A. Latar belakang.
Gigi berlubang merupakan penyakit yang terdapat pada jaringan keras gigi
yaitu email, dentin dan sementum yang mengalami proses kronis regresif. Gigi
berlubang terjadi karena adanya interaksi antara bakteri di permukaan gigi, plak atau
biofilm dan diet, terutama komponen karbohidrat yang dapat difermentasikan oleh
bakteri plak menjadi asam, terutama asam laktat dan asetat. Yang ditandai dengan
adanya demineralisasi jaringan keras gigi dan rusaknya bahan organik akibat
terganggunya keseimbangan email dan sekelilingnya, menyebabkan terjadinya invasi
bakteri serta kematian pulpa bakteri dapat berkembang ke jaringan tepi ujung akar
sehingga dapat menimbulkan rasa nyeri pada gigi.
B. Tujuan :
Tujuan intstruksional umum :
Setelah melakukan penyuluhan semua Siswa atau peserta diharapkan mengerti
bagaimana cara untuk mencegah gigi berlubang
Tujuan instruksional khusus :
Setelah mendapat penyuluhan siswa atau peserta dapat menjelaskan pengertian
gigi berlubang, menjelaskan faktor penyebab gigi berlubang, menjelaskan proses
terjadinya gigi berlubang, menjelaskan cara mencegah gigi berlubang.
C. Materi Penyuluhan

Pengertian gigi berlubang

Gigi berlubang adalah sebuah penyakit dalam rongga mulut yang diakibatkan
oleh aktivitas perusakan bakteri terhadap jaringan keras gigi (email, dentin dan
sementum). Kerusakan ini jika tidak segera ditangani akan segera menyebar dan
meluas. Jika tetap dibiarkan, lubang gigi akan menyebabkan rasa sakit, tanggalnya
gigi, infeksi, bahkan kematian (Sandira, dalam Alviani Antya Nisita, 2016). Gigi
berlubang adalah daerah yang membusuk di dalam gigi yang terjadi akibat suatu
proses yang secara bertahap melarutkan email (permukaan gigi sebelah luar yang
keras) dan terus berkembang ke bagian dalam gigi (Hamsafir, dalam Alviani Antya
Nisita, 2016).

Faktor penyebab gigi berlubang.

Adapun penyebab gigi berlubang yaitu bakteri Streptococcus mutans dan


Lactobacilli. Bakteri spesifik inilah yang mengubah glukosa dan karbohidrat pada
makanan menjadi asam melalui proses fermentasi. Asam terus diproduksi oleh
bakteri dan akhirnya merusak sruktur gigi sedikit demi sedikit. Kemudian plak dan
bakteri mulai bekerja 20 menit setelah makan (Pratiwi, dalam Alviani Antya Nisita,
2016).
a. Faktor di dalam Mulut

1) Faktor Host (Gigi dan Saliva)

a) Gigi

Komposisi gigi terlihat dari email dan dentin. Dentin adalah lapisan dibawah
email. Struktur email sangat menentukan dalam proses terjadinya karies. Kuat atau
lemahnya struktur gigi terhadap proses kerusakan gigi dapat dilihat dari warna,
keburaman dan kelicinan permukaan gigi serta ketebalan email (Suwelo, dalam
Alviani Antya Nisita, 2016).

b) Saliva

Saliva adalah suatu cairan oral yang kompleks yang terdiri atas campuran
sekresi dari kelenjar ludah besar dan kecil yang ada pada mukosa mulut. Saliva
mampu meremineralisasikan lubang gigi yang masih dini karena masih banyak sekali
mengandung ion kalsium dan fosfat. Kemampuan saliva dalam melakukan
remineralisasi meningkat jika ion fluor. Selain mempengaruhi Phnya karena itu, jika
aliran saliva berkurang atau menghilang maka lubang gigi mungkin tidak akan
terkendali (Kidd, dalam Alviani Antya Nisita, 2016).

2) Faktor Agent (Mikroorganisme)

Adanya flora bakterial mulut dalam bentuk plak merupakan penyebab utama
bagi terbentuknya gigi berlubang. Pada gigi-gigi yang belum erupsi dan belum
berhubungan dengan flora mulut tidak terbentuk lubang gigi, tetapi begitu gigi-gigi
tersebut erupsi dapat terserang gigi berlubang. Selanjutnya dapat dibuktikan bahwa
jenis bakteri mulut tertentu secara invitro dapat menghasilkan lesi karies pada email
dan dentin. Akhirnya bakteri jenis ini dalam jumlah besar dapat ditunjukkan dan
diisolasi dari lesi in vivo, dan ditunjukkan pula bahwa adanya jenis bakteri tertentu
dalam jumlah relatif besar mendahului terjadinya kerusakan gigi. Jenis bakteri yang
dapat menimbulkan gigi berlubang yaitu Streptococcus mutans, beberapa jenis
Streptococcus mitis, Streptococcus sanguis, Streptococcus miller, dan banyak
Lactobacillus serta beberapa spesies Actinomyces (Schuurs, dalam Alviani Antya
Nisita, 2016).
3) Faktor Substrat (sisa makanan)

Subtrat adalah campuran makanan halus dan minuman yang dimakan sehari-
hari yang menempel dipermukaan gigi. Makanan pokok manusia adalah karbohidrat,
lemak dan protein. Pada dasarnya nutrisi sangat diperlukan untuk pertumbuhan dan
perkembangan gigi saat pembentukan matriks email dan kalsifikasi. Nutrisi berperan
dalam membentuk kembali jaringan mulut dan membentuk daya tahan terhadap
infeksi juga gigi berlubang. Nutrisi berhubungan dengan pertumbuhan dan
perkembangan gigi dalam struktur, ukuran, komposisi, erupsi dan ketahanan gigi
terhadap gigi berlubang (Suwelo, dalam Alviani Antya Nisita, 2016).

4) Faktor Waktu

Adanya kemampuan saliva untuk mendepositkan kembali mineral selama


berlangsung proses gigi berlubang, menandakan bahwa proses gigi berlubang tersebut
terjadi atas periode perusakan dan perbaikan yang silih berganti. Oleh karena itu, bila
saliva ada di dalam lengkungan gigi maka lubang gigi tidak menghancurkan dalam
hitungan hari atau minggu, melainkan dalam bulan atau tahunan (Kidd, dalam
Alviani Antya Nisita, 2016).

Faktor-Faktor eksternal yang Mempengaruhi Gigi Berlubang

1. Faktor keturunan/genetik merupakan faktor yang mempunyai pengaruh terkecil


dari faktor penyebab gigi berlubang. Walaupun demikian, dari suatu penelitian
melibatkan 12 pasang orang tua dengan keadaan gigi baik, ternyata anak-anak dari
pasangan orang tua tersebut sebagian besar memiliki gigi baik. Sedangkan
penelitian yang melibatkan 46 pasang orang tua dengan persentase gigi berlubang
yang tinggi, didapat hanya 1 pasang yang memiliki anak dengan gigi baik, 5
pasang dengan persentase gigi berlubang sedang dan 40 (empat puluh) pasang
dengan persentase gigi berlubang tinggi  (Suwelo, dalam Maulidara Harjanti
2015).
2. Ras tertentu dengan mempunyai rahang yang sempit, menyebabkan gigi tumbuh
tidak teratur sehingga menyembabkan sukar untuk membersihkan gigi dan ini
akan mempertinggi prosentase lubang gigi pada ras tersebut.
3. Jenis kelamin Volker. Dk mengatakan bahwa prevalensi gigi berlubang tetap
wanita lebih tnggi dibandingkan pria. Demikian juga halnya anak-anak, prevalensi
gigi berlubang sulung anak wanita lebih tinggi di bandingkan anak-anak laki-laki.
4. Usia Sejalan dengan pertambahan usia seseorang, jumlah lubang pun bertambah.
Hal ini jelas karena factor resiko terjadinya gigi berlubang akan lebih lama
berpengaruh terhadap gigi.
5. Vitamin berpengaruh pada proses terjadinya gigi berlubang. Terutama pada
periode pembentukan gigi.

Proses terjadinya gigi berlubang


Di dalam mulut kita terdapat berbagai macam bakteri. Salah satu bakteri
tersebut adalah Streptococus. Bakteri ini berkumpul membentuk suatu lapisan lunak
dan lengket yang disebut dengan plak yang menempel pada gigi. Sebagian plak dalam
gigi ini mengubah gula dan karbohidrat yang berasal dari makanan dan minuman
yang masih menempel di gigi menjadi asam yang bisa merusak gigi dengan cara
melarutkan mineral-mineral yang ada dalam gigi.
Proses menghilangnya mineral dari struktur gigi ini disebut dengan
demineralisasi, sedangkan bertambahnya mineral dalam struktur gigi disebut dengan
remineralisasi. Gigi berlubang terjadi karena proses demineralisasi lebih besar
daripada remineralisasi. Pada tahap awal terbentuknya gigi berlubang adalah
terbentuknya bintik hitam yang tidak bias dibersihkan dengan sikat gigi.
Apabila bintik ini dibiarkan maka akan bertambah besar dan dalam. Apabila
lubang gigi ini belum mencapai email gigi maka belum terasa apa-apa. Akan tetapi
apabila sudah menembus email gigi baru akan terasa sakit (Ramadhan, dalam Alviani
Antya Nisita 2016).
Klasifikasi Gigi Berlubang
Menurut kedalamannya gigi berlubang dibagi menjadi, 3 yaitu:
a. Gigi berlubang Superfisialis hanya mengenai enamel, dentin belum terkena

Gambar 2. Gigi berlubang Superfisialis.


b. Gigi berlubang Media sudah mengenai dentin, tetapi belum melebihi setengah
dentin.

Gambar 3. Gigi berlubang Media.


c. Gigi berlubang Profunda sudah mengenai lebih dari setengah dentin dan kadang
sudah mengenai pulpa.

Gambar 4. Gigi berlubang Profunda.

Cara pencegahan gigi berlubang


Ada beberapa cara untuk mencegah terjadinya gigi berlubang (Ramadhan, dalam
anonim 2016) antara lain;
 menyikat gigi dengan pasta gigi yang mengandung fluor,
 menjaga kebersihan gigi dengan menyikat gigi dengan benar,
 menutup celah gigi.
Penatalaksanaan karies gigi antara lain adalah sebagai berikut:
 Munutup lubang gigi ( tambal gigi)
 Pencabutan gigi
 Pemberian kalsium hidroksida untuk mempertebal lapisan dentin (Ramadhan,
dalam anonim 2016)
 Perawatan untuk mengatasi dan mengobati lubang gigi yang mengalami infeksi
(Ramadhan, dalam anonim 2016).
Sumber
a) Alviani antya nisita. 2016. Hubungan Konsumsi Makanan Kariogenik dengan
Tingkat Keparahan Karies Gigi.
http://repository.ump.ac.id/678/3/ALVIANI%20ANTYA%20NISITA%20BAB
%20II.pdf
[Diakses: 5, September 2019 16.16 WIB.]
b) Anonim, 2016. Satuan Acara Penyuluhan Karies Gigi
http://www.google.com/url?
sa=t&rct=j&q=&esrc=s&source=web&cd=9&cad=rja&uact=8&ved=2ahUKEwjh6J
LC0PDjAhUVfisKHdbnAtwQFjAIegQICRAB&url=http%3A%2F
%2Fbighybrid.blogspot.com%2F2016%2F06%2Fsatuan-acara-penyuluhan-karies-
gigi.html&usg=AOvVaw0Ax6xfS6xTD_WxDxeIwtCD
[Diakses:13, September 2019 11.53 WIB]
c) Miranda. 2017. Makalah Pencegahan Terjadinya Karies Gigi
https://www.scribd.com/document/340312303/BAB-II-Pencegahan-Karies-Gigi
[Diakses: 6, September 2019 14.15 WIB]
d) Maulidara Harjanti. 2015. Makalah Karies Gigi
https://www.scribd.com/document/267867112/Makalah-Karies-Gigi-h
[Diakses: 6, September 2019 14.11WIB]
e) UUM Sari - 2014. Hubungan Antara Paparan Asap Dengan Kejadian Karies Gigi
http://eprints.undip.ac.id/44896/3/Uun_22010110110089_bab2KTI.pdf
[diakses: 13, September 2019 11.45 WIB]
D. Metode : ceramah dan Tanya jawab
E. Alat peraga : poster, pensil, kertas, meja.
F. Kegiatan penyuluhan

No. Tahap kegiatan Waktu Kegiatan sasaran


1. Pembukaan -Menjawab salam
-Mengucap salam -Mendengarkan
-Memperkenalkan diri 2 menit -Memerhatikan
-Menyampaikan tujuan

2. Penyampaian materi
-Menjelaskan pengertian gigi -Mendengarkan
berlubang -Memerhartikan
-Menjelaskan faktor penyebab
gigi berlubang
-Menjelaskan proses terjadinya 10 menit
gigi berlubang
-Menjelaskan cara pencegahan
gigi berlubang.

3. Sesi Tanya jawab


-Pengertian dari gigi berlubang
-Menjelaskan faktor terjadinya
gigi berlubang 10menit -Bertanya
-Menyebutkan cara pencegahan -Menjawab
gigi berlubang
-Memberikan waktu peserta untuk
bertanya yang belum di mengerti

4. Penutup
-Evaluasi 3 menit -Menjawab salam
-Kesimpulan
-Member salam

G. Evaluasi
1. Evaluasi Persiapan (Struktural)
a. Peserta penyuluhan hadir ke tempat penyuluhan
b. Tempat penyelenggaraan penyuluhan telah disiapkan
c. Persiapan alat dan media dapat dipakai dengan baik dan penyuluhan dapat
berjalan sesuai rinci.
2. Evaluasi Proses
a. Peserta datang dalam penyuluhan
b. Peserta memperhatikan penjelasan penyuluh
c. Media dapat digunakan secara efektif
d. Pendidikan kesehatan dapat dilaksanakan sesuai waktu yang ditentukan
e. Peserta dapat mengikuti penyuluhan sampai selesai.
3. Evaluasi Hasil
a. Peserta dapat menjelaskan tentang gigi berlubang.
b. Peserta dapat menjelaskan tentang pencegahan gigi berlubang.

MENGETAHUI PENYULUH
PEMBIMBING

(Ina Kumala M,drg.) (Yashinta Dwi Budiarti)

Anda mungkin juga menyukai