Alhamdulillahirabbil alamin kami haturkan ke-hadirat Allah SWT, atas rahmat dan karunia-
Nyalah kami dapat menyelesaikan tugas pembuatan makalah Aplikasi Komunikasi dalam
Kesehatan Gigi yang berjudul “ Pencabutan Gigi 85 dengan Anastesi Topikal”.
Kami sangat menyadari, bahwa didalam makalah ini masih banyak kekurangan maupun
kesalahannya karena itu kami menyadari bahwa masih sangat banyak kejanggalan dari makalah
yang kami buat ini dan masih sangat jauh dari kesempurnaan. Untuk itu kepada para pembaca
harap dapat memberikan masukan atau koreksi yang sifat nya membangaun demi untuk
menyempurnakan makalah ini untuk masa yang akan datang.
Akhir kata semoga tugas ini dapat bermanfaat dan menambah luas wawasan pemikiran
bagi para pembaca.amin ya rabbal alamin.
Penulis
Kelompok D
DAFTAR ISI
D. tindakan dan instruksi pasca pencabutan ............................................. Error! Bookmark not defined.
PENUTUP ..................................................................................................................................................... 8
A. Kesimpulan ......................................................................................................................................... 8
B. Saran ................................................................................................................................................... 8
DAFTAR PUSTAKA.................................................................................................................................... 9
BAB I
PENDAHULUAN
Tindakan ekstraksi gigi merupakan suatu tindakan yang sehari-hari dilakukan oleh dokter gigi.
Walaupun demikian tidak jarang ditemukan komplikasi dari tindakan ekstraksi gigi yang dilakukan.
Karenanya dokter gigi perlu waspada dan mampu mengatasi kemungkinan komplikasi yang terjadi.
Pencabutan gigi, merupakan suatu tindaka pembedahan yang melibatkan jaringan tulang dan jaringan
lunak dari rongga mulut, tindakan tersebut dibatasi oleh bibir dan pipi dan terdapat faktor yang dapat
mempersulit dengan adanya gerakan dari lidah dan rahang bawah.
Tindakan ekstraksi gigi ini disebabkan oleh kesadaran dari masyarakat tentang pemeliharaan
kesehatan gigi yang masih rendah, termasuk di Indonesia. Penderita umumnya datang ke dokter gigi jika
telah timbul keluhan yang sangat menggangu dengan kerusakan gigi yang parah. Sebuah penelitian
membuktikan bahwa orang yang sering mengalami kecemasan dalam ekstraksi gigi memiliki kondisi
kesehatan gigi dan mulutyang lebih buruk dibandingkan mereka yang tidak mengalami gangguan
kecemasan.
Terdapat pula hal yang membahayakan tindakan tersebut yaitu adanya hubungan antara rongga mulut
dan pharynk, larynk, dan oeshophagus. Lebih lanjut daerah mulut selalu dibasahi oleh saliva dimana
terdapat berbagai macam jenis mikroorganisme yang terdapat pada tubuh manusia.
Berdasarkan latar balekang aslah di atas, maka rumusan masalah yaitu mengetahui dasar-dasar
pengetahuan mengenai ekstraksi gigi.
1.3 TUJUAN
Tujuan ditulisnya makalah ini adalah untuk memberikan pengetahuan bagi mahasiswa keperawatan
gigi mengenai masalah ekstraksi gigi.
BAB II
PEMBAHASAN
Mobilitas gigi diperiksa dengan menggunakan tangkai dua instrumen atau dengan satu tangkai
instrumen dan satu jari.
sampai 1 mm
melebihi dari 1 mm
Gerakan pencabutan
Luxasi Gerakan arah lingual-labial atau lingo-bucal atau palato-labial atau palato bucal
Indikasi
Gigi dengan pulpa non vital, dimana keadaan saluran akarnya tidak dapat dirawat endodontic
Lokal
Petunjuk Pencabutan :
3.1 SIMPULAN
Ekstraksi adalah pencabutan gigi yang dilakukan karena berbagai hal. Ada tiga prinsip dalam
ekstraksi gigi, dan juga ada dua macam teknik ekstraksi gigi. Berbagai tahap yang dilakukan dalam
pelaksanaan ekstraksi gigi dan memperhatikan posisi operator dan kursi pasien saat mencabut gigi. Dan
bukan berarti setelah pencabutan selesai dilakukan, kita juga harus memperhatikan akibat apa yang
timbul dari tindakan tersebut speerti pendarahan bahkan syok.
3.2 SARAN
Diharapkan dengan adanya berbagai prinsip dalam pencabutan gigi, perawat gigi dapat lebih berhati-
hati dalam melakukan tindakan tersebut, hal penting yang tidak boleh dilupakan adalah memahami cara
mengatasi kecemasan pasien agar dalam penangannnya, seorang perawat gigi dapat menenangkan pasien
dari merasa cemas terhadap sakitnya pencabutan. Masih banyak perawat gigi yang hanya terfokus pada
faktor fisik dan tidak memperhatikan faktor psikis pasien.
Juga adanya usaha promosi tentang kesehatan gigi dan mulut kepada masyarakat perlu ditingkatkan
agar masyarakat yang cenderung takut memeriksakan gigi lebih mengenal tentang kesehatan gigi dan
mulut yang sebenarnya tidak menakutkan seperti yang dipandang mereka.
DAFTAR PUSTAKA
Bakar, Abu. Kedokteran Gigi Klinis Edisi 2. C.V. Quantum Sinergis Media. Yogyakarta. 2012.
Hal 90-94.
Kecemasan Dengan Tingkat Perubahan Denyut Nadi pada Pasien Ekstraksi Gigi Di
Riawan Lucky, drg, Sp.BM. 2009. Teknik dan Trik Pencabutan Gigi dengan Penyulit.
Bandung: Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Padjajaran.
Dialog Komunikasi Teraupetik
Resepsionis : “baik sambil menunggu antrian silahkan menunggu diruang tunggu ya pak”
Operator : ”Saya Mela pak, selaku perawat gigi disini. Dipa nya kita periksa dulu ya pak”
Pasien : “Iya mba, jadi begini, gigi anak saya sudah lama sering terasa sakit kayaknya harus
dicabut mba”
Operator : “kita periksa dulu ya dik giginya”
Operator : “Jadi begini pak, gigi adek sudah saya periksa tadi, jadi giginya ternyata sudah goyang
yang sebelah kiri bawah, jadi harus dicabut pak.”
Ayah Pasien : “Iya mba, anaknya juga minta dicabut soalnya kalau dibuat makan gak enak seperti ada
yang mengganjal gitu dan sering mengeluhkan sakit”
Operator : “Baik kalau begitu pak, saya akan cabut gigi adek (Menyiapkan alat pencabutan)”
Operator : “Dek, tadi kan giginya udah kakak periksa,terus gigi adek yang sebelah bawah kiri itu
goyang jadi harus kita ambil supaya tidak sakit lagi ya dek, Mau kan?”
Pasien : “Iya kak, tapi gak sakit kan kak, aku takut kak kalau sakit”
Operator :” Nanti dikasih pendingin sebelum giginya diambil supaya waktu dicabut gak kerasa
sakit.”
Operator :” Adek, giginya sudah kakak ambil, tidak ada rasa kan?”
Operator : “gigi adek kita ambil supaya gigi yang tetap bisa tumbuh dengan sempurna dan adek ga
merasakan sakit lagi”
Operator : “Dek, kan giginya udah kakak ambil kan, jadi bekas lukanya masih belum kering, adek
harus gigit ini ya (tampon/kassa) biar lukanya ketutup, jangan kumur, makan sama
minum dulu ya dek selama satu jam”
Operator : “Nanti kalau sudah satu jam tamponnya boleh dilepas dek, kalau sudah dilepas adek
nanti baru boleh makan sama minum. Ingat ya jangan mainin bekas lukanya pake lidah
apalagi pake jari, nanti lukanya kebuka gak sembuh-sembuh dek, jangan di isep-isep juga
ya lukanya”
Pasien :” Iya kak”
Operator : “Permisi pak, giginya adek sudah saya cabut pak, sekarang bekas pencabutannya saya
kasih tampon agar lukanya ketutup, adek disuruh gigit tamponnya selama satu jam ya
pak”
Operator : “Adek diawasi ya pak, jangan sampai memainkan bekas pencabutannya dengan lidah
apalagi dengan jari, soalnya takut lukanya pendarahan lagi”
Ayah Pasien : “Kalau begitu saya pamit dulu ya mba, terima kasih banyak (bersalaman)”