Anda di halaman 1dari 14

ILMU BEDAH KHUSUS VETERINER

EKSTRAKSI DAN SCALING GIGI PADA ANJING

KELOMPOK B2

DISUSUN OLEH :

1. NETHANIA LIADY 1909511044


2. AYALA LUBIANA NARO 1909511046
3. RAMADHAN 1909511050
4. PUTU ARYA DUTA ADNYANA 1909511053
5. NEVI 1909511055

FAKULTAS KEDOKTERAN HEWAN


UNIVERSITAS UDAYANA
DENPASAR
2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas
berkat rahmatNya sehingga penulis dapat menyelesaikan pembuatan paper mata
kuliah ilmu Bedah Khusus Veteriner Fakultas Kedokteran Hewan Universitas
Udayana yang berjudul “Ekstraksi dan Scaling Gigi pada Anjing”. Tujuan
penyusunan paper yakni memenuhi salah satu tugas mata kuliah Ilmu Bedah
Khusus Veteriner Fakultas Kedokteran Hewan Universitas Udayana.

Selain itu, paper ini diharapkan dapat memberi manfaat untuk penulis dan
pembaca guna meningkatkan pengetahuan dan pemahaman yang lebih luas
mengenai ekstraksi dan scaling gigi pada anjing. Tim penulis mengucapkan terima
kasih kepada semua pihak yang telah membantu terselesaikannya penulisan paper
ini. Segala kritik dan saran sangat penulis harapkan demi penyempurnaan tulisan
ini serta tak lupa penulis ucapkan terima kasih.

Denpasar, 27 Maret 2021

Hormati Kami

Kelompok 2B

1
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR......................................................................................................1

DAFTAR ISI....................................................................................................................2

DAFTAR GAMBAR........................................................................................................3

BAB I. PENDAHULUAN................................................................................................4

1.1 Latar Belakang.........................................................................................................4

1.2 Rumusan Masalah....................................................................................................4

1.3 Tujuan......................................................................................................................4

1.4 Manfaat....................................................................................................................5

BAB II. PEMBAHASAN.................................................................................................6

2.1 Terminologi dan Indikasi........................................................................................6

2.2 Pre-operasi dan Anastesi..........................................................................................7

2.2.1 Pemeriksaan Fisik Hewan..................................................................................7

2.2.2 Metode Anastesi.................................................................................................7

2.2.3 Persiapan Operator dan Asisten.......................................................................8

2.3 Prosedur Operasi......................................................................................................8

2.3.1 Ekstraksi Gigi.....................................................................................................8

2.3.2 Scaling Gigi......................................................................................................10

2.4 Hasil dan Pasca Operasi........................................................................................11

BAB III. KESIMPULAN...............................................................................................12

3.1 Kesimpulan............................................................................................................12

DAFTAR PUSTAKA.....................................................................................................13

2
DAFTAR GAMBAR

Gambar 1. Fraktur premolar keempat dan ditemukan tartar di sekitar....................8

Gambar 2. Insisi gigi................................................................................................8

Gambar 3. Pemisahan gusi dengan tulang rahang...................................................8

Gambar 4. Pencabutan gigi......................................................................................9

Gambar 5. Hasil Ekstrasi Gigi pada Anjing...........................................................10

Gambar 6. Hasil Scaling Gigi pada Anjing............................................................10

3
BAB I. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang

Dalam praktik kedokteran hewan, pasti akan sering menghadapi periodontitis.


Faktor penyebab periodontitis adalah kebiasaan mengunyah, kesehatan mulut,
perawatan di rumah, bakteri aktif di rongga mulut, dan jenis makanan yang
diberikan. Periodontitis dapat mempengaruhi kualitas hidup hewan.

Periodontitis juga dapat menyebabkan hewan mengalami kesulitan makan,


bau mulut, dan perawatan. Periodontitis dapat menyebabkan penyakit sistemik
seperti komplikasi kardiovaskular, rheumatoid arthritis, gangguan kehamilan, dan
aterosklerosis. Perawatan utama untuk periodontitis adalah untuk mengurangi
mikroorganisme patogen. Langkah-langkah untuk mengurangi mikroorganisme
termasuk penskalaan dan perencanaan rute. Perawatan yang paling umum untuk
gangguan gigi hewan adalah pencabutan gigi dan scaling.

1.2 Rumusan Masalah


1.2.1 Apa terminologi dan indikasi dilakukannya ekstraksi dan scaling
gigi anjing?
1.2.2 Bagaimana pre-operasi serta anastesi pada operasi ekstraksi dan
scaling gigi anjing?
1.2.3 Bagaimana prosedur dari tindakan operasi ekstraksi dan scaling
gigi anjing?
1.2.4 Bagaimana hasil dan tindakan pascaoperasi ekstraksi dan scaling
gigi anjing?
1.3 Tujuan
1.3.1 Untuk mengetahui apa saja terminologi dan indikasi dilakukannya
operasi ekstraksi dan scaling gigi anjing
1.3.2 Untuk mengetahui bagaimana langkah pre-operasi dan anastesi
pada operasi ekstraksi dan scaling gigi anjing

4
1.3.3 Untuk mengetahui bagaimana prosedur operasi ekstraksi dan
scaling gigi anjing
1.3.4 Untuk mengetahui bagaimana hasil dan tindakan pascaoperasi
ekstraksi dan scaling gigi anjing
1.4 Manfaat
Manfaat dibuatnya paper ini yaitu untuk menambah dan memperdalam
wawasan mengenai bedah adominal di bidang kedokteran hewan, khususnya
pada tindakan ekstraksi dan scaling gigi pada anjing.

5
BAB II.PEMBAHASAN
2.1 Terminologi dan Indikasi
Ekstraksi adalah pencabutan gigi dari soket tulang alveolar, dan karang
gigi adalah proses menghilangkan karang gigi dari gigi. Penyakit pada gigi dan
jaringan di sekitarnya disebut periodontitis. Periodontitis merusak jaringan
periodontal dan tulang alveolar. Peradangan gingiva adalah peradangan pada gusi
dan merupakan tanda awal periodontitis. Peradangan gingiva tidak menyebabkan
hilangnya perlekatan gigi pada gusi, sedangkan periodontitis menyebabkan
hilangnya perlekatan gigi pada gusi. Setelah penyebabnya dihilangkan,
periodontitis dapat sembuh. Komposisi karang gigi pada gigi terdiri dari mineral
organik dan anorganik. Batu perona pipi, dikalsium fosfat dihidrat, oktakalsium
fosfat, hidroksiapatit, dan whitlockite adalah penyusun karang gigi. Fosfolipid
berperan penting dalam pembentukan karang gigi. Tartar selalu ditutupi dengan
lapisan tipis mikroorganisme. Setelah karies, protein diambil dari air liur. Bakteri
tingkat gram direkam dengan mendominasi pembentukan lapisan biofilm plak.
Plak menyerap kalsium dan fosfat dari air liur untuk membentuk super
microdispecide, dan cairan yang habis membentuk mikroaktivitas subgrade.
Identifikasi dan penanganan mempengaruhi efisiensi pencegahan. Penanganan
penyakit periodontal dibagi menjadi dua jenis, yaitu penanganan penanganan oleh
operasi.

Perawatan non-bedah ditujukan untuk pencegahan dan pengelolaan


periodontitis. Perawatan non-bedah dilakukan dengan menghilangkan plak dan
karang gigi dari gigi dan disebut scaling. Perawatan non-bedah diberikan pada
gigi yang memiliki karang gigi pada permukaan gigi, namun daya lekat gigi
terhadap gusi masih baik. Scaling dapat dilakukan secara manual menggunakan
pinset atau scaler ultrasonik. Pemrosesan selama operasi dilakukan dengan
penarikan atau ekstraksi. Pencabutan dilakukan ketika gigi tidak dapat diawetkan
atau ketika klien tidak dapat melakukan perawatan di rumah. Jika Anda melukai
pulpa, Anda tidak akan bisa menyelamatkan gigi Anda. Ada berbagai metode
untuk mengekstraksi gigi akar tunggal dan multi-akar. Gigi dengan banyak akar
harus dipotong menjadi beberapa bagian dengan satu akar.

6
2.2 Pre-operasi dan Anastesi

2.2.1 Pemeriksaan Fisik Hewan

Hewan diperiksa keadaan fisiknya. Pemeriksaan ini bertujuan untuk


mengetahui keadaan fisik hewan, perubahan yang terjadi dan evaluasi preanestesi.
Pemeriksaan fisik meliputi pengukuran berat badan menggunakan timbangan,
pengukuran suhu tubuh hewan menggunakan termometer, menghitung frekuensi
napas dan frekuensi jantung per menit menggunakan stetoskop.

2.2.2 Metode Anastesi

Anestesi dilakukan dengan pemberian premedikasi terlebih dahulu melalui


rute subkutan. Premedikasi yang digunakan adalah atropin sulfat. Atropin sulfat
digunakan untuk mencegah terjadinya bradikardia. Pemberian premedikasi
bertujuan untuk menetralkan efek samping yang tidak diinginkan dari sediaan
anestetikum dan dapat menurunkan dosis anestesi. Atropin sulfat: Jumlah
pemberian = (berat badan dosis aplikasi ) (kandungan sediaan). Kombinasi
ketamine dan xylazine diberikan untuk anestesi umum melalui rute intravena.
Kombinasi ketamine dan xylazine digunakan karena ketamine memiliki efek
samping terjadinya kekakuan otot dan xylazine merupakan sediaan yang dapat
merelaksasikan otot.

Dosis Xylazine: (berat badan dosis aplikasi )/(kandungan sediaan). Dosis


Ketamin: (berat badan dosis aplikasi )/(kandungan sediaan). Saat hewan mulai
hilang kesadarannya, endotracheal tube ukuran 2 mm dipasang pada hewan.
Emalangeni endotracheal tube dibantu dengan laryngoscope untuk melihat posisi
epiglotis. Tanda bahwa endotracheal tube masuk pada saluran pernapasan adalah
hewan sedikit tersedak dan keluar udara melalui lubang endotracheal tube.
Isofluran sebagai anestesi per inhalasi diberikan setelah endotracheal tube
terpasang. Tujuan dari pemasangan endotracheal tube adalah untuk
mempermudah proses maintenance anestesi secara per inhalasi. Sediaan anestesi
per inhalasi yang digunakan adalah isofluran. Isofluran digunakan karena
induksinya yang halus dan cepat, pemulihannya yang cepat, dan kelarutannya

7
dalam darah rendah (Capey 2007). Anestesi per inhalasi umum digunakan pada
operasi yang membutuhkan waktu yang panjang. Keuntungan dari penggunaan
anestesi perinhalasi adalah kedalaman anestesi mudah dikendalikan, kesadaran
dapat kembali dengan cepat, dan mencegah masuknya debris dari calculus ke
dalam trakea.

2.2.3 Persiapan Operator dan Asisten

Langkah-langkah yang harus dilakukan oleh operator dan asisten adalah


menggunakan tutup kepala dan masker, mencuci kedua tangan dengan sabun dan
menyikatnya dengan sikat pada air yang mengalir. Pencucian dimulai dari ujung
jari yang paling steril kemudian dibilas dengan arah dari ujung jari kelengan yang
dilakukan sebanyak 10-15x. Setelah selesai mencuci tangan dan membilasnya,
keran ditutup dengan siku untuk mencegah kontaminasi. Kemudian tangan
dikeringkan

2.3 Prosedur Operasi


2.3.1 Ekstraksi Gigi
1. Pasien diperiksa kondisi fisik secara umum terlebih dahulu kemudian
dianastesi dan pasien diletakan di meja operasi dengan posisi dorsal
recumbency, lalu masukkan endotracheal tube ke mulut pasien.

Gambar 1. Fraktur premolar keempat dan ditemukan tartar disekitar

2. Lakukan insisi pada gusi dari depan ke belakang. Tujuan dilakukannya


insisi agar saat setelah gigi diekstraksi gusi dapat di tutup Kembali

8
Gambar 2. Insisi gusi

3. Gunakan periosteal elevator untuk memisahkan gusi dengan tulang rahang.


Tujuannya agar akar gigi lebih mudah diakses dan kualitas penutup saat
proses penyembuhan dapat dipertahankan.

Gambar 3. Pemisahan gusi dengan tulang rahang

4. Pada kasus ini gigi premolar keempat yang akan diekstraksi. Gigi
premolar keempat merupakan gigi terbesar pada anjing, sehingga harus
dibelah terlebih dahulu untuk memudahkan proses pencabutan serta
meminimalisir kerusakan pada tulang rahang dan gusi. Saat gigi sudah
terbelah, potongan gigi beserta akarnya dapat dilepas dari gusi dan rongga
gigi dengan menggunakan extraction forcep.

9
Gambar 4. Pencabutan gigi

5. Setelah gigi dicabut, gunakan pediatric drill untuk menghaluskan tepi


alveolar (rongga gigi).
6. Jahit gusi menggunakan benang monocryl ukuran 4.0 dengan pola jahitan
simple interrupted.
2.3.2 Scaling Gigi
Scaling adalah suatu proses dimana plak dan kalkulus dibuang dari permukaan
supragingiva dan subgingiva gigi. Peralatan yang biasa dipakai adalah hands
instruments scaler atau manual scaler dan ultrasonic scaler. Berikut prosedur
scaling gigi pada aning :
1. Lakukan evaluasi oral pada pasien yang sadar sebelum memberikan
anestesi. Penilaian visual dapat menunjukkan apakah ada penyakit
periodontal dan luasnya.
2. Radiografi seluruh mulut pasien yang dibius menggunakan film intraoral
atau sistem radiografi digital intraoral
3. Scaling gigi supragingiva dan subgingiva menggunakan scaler tangan
(supragingiva), kuret (subgingiva), atau scaler ultrasonik yang sesuai
diikuti dengan kuret yang dimasukkan ke subgingiva untuk
menghilangkan plak dan kalkulus. Jangan gunakan skaler putar, yang akan
membuat email gigi menjadi kasar secara berlebihan. Penghapusan
kalkulus sangat penting karena bertindak sebagai matriks retensi untuk
plak dan racun yang berbahaya bagi penyangga gigi. Kuret dirancang
untuk membantu menghilangkan plak subgingiva dan kalkulus untuk root
planing dan kuretase (pengangkatan jaringan lunak pada poket periodontal
yang sakit).
4. Lakukan pemolesan mahkota gigi setelah pembersihan dan scaling untuk
membantu mengurangi mikroabrasi pada email. Poles gigi dengan
menggunakan hand piece prophy angle kecepatan rendah dan polishing
cup dengan kecepatan tidak lebih dari 3000 rpm.
5. Lakukan evaluasi oral menggunakan probe periodontal setelah scaling gigi
dan radiografi mulut dilakukan. gigi harus diperiksa di setidaknya enam

10
tempat sejajar dengan akar. Kedalaman probing tidak boleh lebih dari 2-3
mm pada anjing berukuran sedang.
6. Oleskan zat antiplak seperti barier sealents. Penting bagi praktisi untuk
memahami indikasi yang tepat untuk penggunaan sealant. Istilah "sealant"
dalam kedokteran gigi manusia adalah zat yang diterapkan pada gigi untuk
mencegah kerusakan gigi. Dalam kedokteran hewan, barier sealents
diterapkan untuk mengurangi akumulasi plak

2.4 Hasil dan Pasca Operasi

Gambar 5. Hasil Ekstrasi Gigi pada Anjing

Gambar 6. Hasil Scaling Gigi pada Anjing


Setelah operasi, hal – hal yang perlu dilakukan adalah memberikan obat
analgesia serta antiseptic oral gel (zinc ascorbate) dapat diberikan selama lima
sampai tujuh hari untuk mengurangi rasa sakit serta mencegah infeksi. Pakan yang
diberikanpun harus pakan yang konsistensinya lembut, hal ini dapat dilakukan
selama dua minggu hingga kondisi pasien kembali seperti semula, Jika terjadi
perdarahan pada mulut, pemilik harus segera membawa pasien ke dokter hewan.

11
BAB III.KESIMPULAN
3.1 Kesimpulan
Perlakuan yang umum dilakukan untuk masalah gigi hewan adalah dengan
pembedahan ekstraksi dan scaling gigi. Pada pre-operasi perlu dilakukan hal-hal
penting terlebih dahulu seperti persiapan hewan, operator, dan pemberian
premedikasi dan anastesi sesuai dosis. Prosedur ekstraksi gigi hewan adalah
prosedur pengangkatan gigi hewan yang bermasalah. Scaling gigi adalah proses
penghilangan plak dan kalkulus pada gigi hewan.

12
DAFTAR PUSTAKA
Pemayun, I Gusti Agung Gede Putra, dkk. 2015. Diktat Ilmu Bedah Veteriner
Khusus II. Bali. Universitas Udayana.

Capey S. 2007. The Comprehensive Pharmacology. Philadelphia (US): Elsevier


Science
Bellows, Jan & Berg, Mary & Dennis, Sonnya & Harvey, Ralph & Lobprise,
Heidi & Snyder, Christopher & Stone, Amy & Wetering, Andrea. (2019). 2019
AAHA Dental Care Guidelines for Dogs and Cats. Journal of the American
Animal Hospital Association. 55. 49-69. 10.5326/JAAHA-MS-6933.
Kyllar M, Witter K. 2005. Prevelence of dental disorders in pet dogs. Original
Paper
Vet. Med 50, 11:496-505

13

Anda mungkin juga menyukai