Anda di halaman 1dari 10

MAKALAH MODUL BEDAH MULUT

TEKNIK DAN PRINSIP EKTRAKSI DAN ODONTEKTOMI

Disusun oleh :
Shofa Salsabila
21102100104

PROGRAM STUDI PROFESI DOKTER GIGI


FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI
UNIVERSITAS ISLAM SULTAN AGUNG SEMARANG
2022

1
DAFTAR ISI
BAB I.........................................................................................................................................3
PENDAHULUAN......................................................................................................................3
1.1 Latar Belakang.............................................................................................................3
1.2 Rumusan Masalah.......................................................................................................3
1.3 Tujuan..........................................................................................................................3
BAB II........................................................................................................................................4
PEMBAHASAN........................................................................................................................4
2.1 Armamentarium ekstraksi gigi.........................................................................................4
2.2 Teknik Pencabutan Gigi...................................................................................................5
2.3 Odontektomi.....................................................................................................................6
BAB III.......................................................................................................................................9
KESIMPULAN..........................................................................................................................9
DAFTAR PUSTAKA..............................................................................................................10

2
BAB I

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pencabutan gigi atau yang dalam ilmu kedokteran gigi biasa disebut ekstraksi gigi
adalah suatu prosedur dental mengeluarkan gigi dari soketnya. Pencabutan gigi dikatakan
ideal jika dalam pelaksaannya tidak disertai rasa sakit, trauma yang terjadi pada jaringan
sekitar gigi seminimal mungkin, luka pencabutan dapat sembuh secara normal dan tidak
menimbulkan permasalahan pasca pencabutan. Indikasi dari pencabutan gigi adalah
persistensi gigi sulung dan supernumerary teeth/crowding teeth, penyakit periodontal
yang parah, gigi yang fraktur dan gigi yang menyebabkan abses periapikal, gigi dengan
karies yang dalam, gigi yang terletak pada garis fraktur, gigi impaksi, tujuan ortodontik,
tujuan prostetik, sebelum perawatan radioterapi, pencabutan profilaksis, sisa akar.
Sedangkan kontraindikasi pencabutan gigi adalah penyakit periapical terlokalisir,
keberadaan infeksioral, pericoronitis akut, penyakitganas, pencabutan gigi pada pasien
terapi radiasi, penyakit sistemik seperti diabetes, hipertensi, penyakit jantung, pasien
terapi steroid, kehamilan, pasien terapi antikoagulan.
Odontektomi merupakan prosedur umum yang dilakukan pada gigi impaksi. Gigi
molar ketiga merupakan gigi yang paling sering mengalami impaksi. Prevalensi
impaksi molar ketiga 16-73% pada dewasa muda dengan indikasi gigi impaksi dengan
karies, perikoronitis atau infeksi berulang, kelainan periodontal yang meliputi distal gigi
molar kedua, kista odontogenik dan gigi berjejal. Keberhasilan penatalaksanaan
klinis dengan intervensi pembedahan yang mumpuni, tanpa komplikasi, nyeri dan
pembengkakan pasca pembedahan dapat diperoleh melalui rencana perawatan yang
akurat.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, permasalahan dapat diangkat dalam makalah ini
adalah macam-macam prinsip ekstraksi gigi dan odontektomi
1.3 Tujuan
1. Memahami armamentarium pencabutan gigi
2. Memahami macam prinsip pencabutan gigi
3. Mengetahui teknik pencabutan gigi
4. Memahami dan mengetahui menegenai odontektomi

3
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Armamentarium ekstraksi gigi
a) Forceps
Forceps dirancang untuk menerapkan kekuatan yang sesuai pada gigi. Mereka punya
dua pisau dengan tepi tajam untuk memotong serat periodontal. Pisau berbentuk
seperti baji untuk melebarkan soket dan ada lubang pada permukaan bagian dalamnya
agar sesuai dengan bentuk akar

b) Luxator

4
Didesain untuk melonggarkan ikatan anatara gigi dengan tulang. Secara umum
mereka diterapkan pada tulang bukal, terutama di rahang atas, melewati antara gigi
dan tulang dalam ruang ligamen periodontal, dan dengan gerakan rotasi kecil yang
lembut. Setelah perpindahan tulang tercapai, forsep dapat digunakan untuk mencabut
gigi.

c) Elevator
Elevator adalah instrumen tunggal untuk mencabut gigi dan akar, dimana cara
kerjanya adalah dengan memindahkan gigi keluar dari soket. Alat ini bisa digunakan
pada sementum setiap permukaan mesial, distal atau bukal, pada suatu titik (titik
aplikasi) dimana tulang alveolar sebagai tumpuan. Gigi sebelah tidak boleh
digunakan sebagai tumpuan, kecuali jika itu juga harus diekstraksi pada saat yang
sama karena dapat mungkin terlepasnya gigi sebelahnya secara tidak sengaja (Moore,
2011).

2.2 Teknik Pencabutan Gigi

5
(Jain, 2021)
Insiden perdarahan pasca ekstraksi dapat dikurangi dengan instruksi ekstraksi pasca
pencabutan. Pasien harus diperingatkan untuk tidak menggunakan obat kumur selama 24 jam
pertama setelah pencabutan. Tidak boleh memakanan makanan yang sangat panas atau
dingin, alkohol atau olahraga sebaiknya dihindari selama periode yang sama. Jika terjadi
perdarahan, pasien harus duduk tegak dan menggigit saputangan yang digulung. Jika setelah
setengah jam tindakan ini gagal, disarankan menguhubungi dokter gigi. Dimana ekstraksi
dilakukan di bawah anestesi lokal bahaya menggigit atau membakar bibir atau mulut yang
dibius harus ditekankan, terutama pada anak-anak (Moore, 2011).
2.3 Odontektomi
Klasifikasi impaksi menurut Pell dan Gregory (1933). Klasifikasi Pell dan Gregory
digunakan secara luas pada textbook, jurnal dan praktek klinis dengan penilaian gigi molar
ketiga berdasarkan dua faktor. Faktor pertama adalah kedalaman relatif gigi molar ketiga
yang terdiri atas kelas A dengan bidang oklusal gigi impaksi dalam posisi yang sama dengan
bidang oklusal gigi molar kedua, kelas B ketika bidang oklusal gigi impaksi berada di
antara bidang oklusal dan garis servikal gigi molar kedua, dan kelas C apabila bidang
oklusal gigi impaksi dalam posisi di bawah garis servikal gigi molar kedua. Faktor yang
kedua adalah hubungan ramus dan ruangan yang tersedia yang terbagi menjadi kelas I

6
yakni jarak cukup, kelas II apabila jarak kurang dan Sebagian gigi terpendam di dalam
tulang, serta kelas III ketika tidak ada ruang sama sekali dan gigi sepenuhnya terletak di
dalam tulang (Lita and Hadikrishna, 2020).

Langkah-langkah melakukan odontektomi (Malik, 2008) :


1. Asepsis Membersihkan jaringan luka pada ekstraoral dan intraoral dengan: Povidone
iodine
2. Anestesi lokal : Anestesi lokal blok mandibula berfungsi untuk memblok nervus alveolaris
inferior. Infiltrasi dikatakan baik apabila dapat menentukan jaringan yang akan diberikan
anestesi dan kemudian terjadi hemostasis.
3. Desain Flap : Flap mukoperiosteal untuk pengangkatan gigi impaksi diperlukan dan harus
dirancang dengan baik untuk mendapatkan akses yang memadai dan untuk mengeliminasi
penyumbatan jalur pembedahan.
4. Pengambilan tulang Tujuan:
- Untuk mengekspos mahkota dengan pengambilan tulang di bagian atasnya
- Pengambilan tulang yang menghalangi jalur untuk pengangkatan gigi. Tulang yang diambil
harus dalam jumlah yang cukup untuk mengaktifkan elevasi.
5. Elevasi
a. Elevator ditempatkan di dasar mahkota
b. Tindakan elevasi bukal. Elevasi bukal dapat dilakukan di molar dan kaninus untuk
pengeboran akar tepat dibawah cemento enamel junction.

7
6. Penghalusan dan pembersihan tulang
- Irigasi soket
- Kuretase untuk menghilangkan folikel gigi dan epitel yang tersisa.
- Carilah potongan bagian koronal (terutama di gigi karies), memeriksa sisasisa jaringan
tulang/granulasi pendarahan.
- Periksa karies (akar/mahkota)/ erosi/ kerusakan gigi yang berdekatan
- Kontrol pendarahan sebelum penjahitan
7. Penjahitan Benang yang digunakan adalah benang hitam 3-0. Jahitan interrupted
digunakan dan dipertahankan selama 7 hari.

8
BAB III

KESIMPULAN
Pencabutan gigi atau yang dalam ilmu kedokteran gigi biasa disebut ekstraksi gigi
adalah suatu prosedur dental mengeluarkan gigi dari soketnya. Pencabutan gigi dikatakan
ideal jika dalam pelaksaannya tidak disertai rasa sakit, trauma yang terjadi pada jaringan
sekitar gigi seminimal mungkin, luka pencabutan dapat sembuh secara normal dan tidak
menimbulkan permasalahan pasca pencabutan. Ada beberapa alat yang bisa digunakan untuk
melakukan pencabutan yaitu forceps, luxator dan elevator, masing masing dari ketiga alat
tersebut memiliki fungsi dan cara pemakaian yang berbeda beda. Forceps juga memiliki
beberapa bentuk yang berbeda, dimana fungsi nya juga berbeda.

9
DAFTAR PUSTAKA
Jain, A. (2021) ‘Principles and Techniques of Exodontia’, Oral and Maxillofacial Surgery
for the Clinician. doi: 10.1007/978-981-15-1346-6.
Lita, Y. A. and Hadikrishna, I. (2020) ‘Klasifikasi impaksi gigi molar ketiga melalui
pemeriksaan radiografi sebagai penunjang odontektomi’, Jurnal Radiologi
Dentomaksilofasial Indonesia (JRDI), 4(1), p. 1. doi: 10.32793/jrdi.v4i1.467.
Malik, N. A. (2008) ‘Textbook of oral and maxillofacial surgery’, Journal of Oral and
Maxillofacial Surgery, 54(3), p. 378. doi: 10.1016/s0278-2391(96)90783-1.
Moore, U. J. (2011) General patient management, British Medical Bulletin. doi:
10.1093/oxfordjournals.bmb.a072249.

10

Anda mungkin juga menyukai