1. Pengertian
Odontektomi ialah pengeluaran satu atau beberapa gigi secara bedah
dengan cara membuka flap mukoperiosteal, kemudian dilakukan
pengambilan tulang yang menghalangi dengan tatah atau bur. Odontektomi
ialah tindakan pembedahan untuk mengeluarkan gigi yang tidak dapat
dilakukan dengan cara ekstraksi biasa atau dapat dilakukan pada gigi yang
impaksi atau tertanam di bawah tulang atau mukosa. (Fragiskos , 2007).
2. Indikasi Odontektomi
Indikasi odontektomi menurut Heidelberg (2007) adalah :
2.1 Perikoronitis
Perikoronitis merupakan peradangan pada jaringan lunak
disekeliling gigi yang akan erupsi, paling sering terjadi pada molar
3 bawah. Perikoronitis merupakan suatu kondisi yang umum terjadi
pada molar impaksi dan cenderung muncul berulang, bila molar
belum erupsi sempurna. Akibatnya, dapat terjadi destruksi tulang di
antara gigi molar dan geraham depannya. Odontektomi dapat
dilakukan sebagai tindakan pencegahan dari terjadinya pericoronitis
akibat gigi erupsi sebagian.
Perikoronitis dengan gejala-gejala :
1) rasa sakit di regio tersebut
2) pembengkakan
3) mulut bau
4) pembesaran limfenode submandibular.
Gambar 1. Gambaran Klinis Perikoronitis
2.2 Mencegah Berkembangnya Folikel Menjadi Kista Odontegenik
Suatu gigi yang impaksi mempunyai daya untuk merangsang
pembentukan kista atau bentuk patologi terutama pada masa
pembentukan gigi. Benih gigi tersebut mengalami rintangan sehingga
pembentukannya terganggu menjadi tidak sempurna dan dapat
menimbulkan premordial kista dan folikular kista.
4.3.1 Anestesi
Prosedur anestesi yang digunakan pada pembedahan impaksi gigi
M3 rahang atas pada dasarnya sama dengan prosedur pembedahan M3
rahang bawah, yaitu digunakan anestesi local atau anestesi umum.
4.3.2 Teknik operasi (Riawan, 2007)
1) Membuat Insisi Untuk Pembuatan Flap .
Flap maksila yang biasa digunakan merupakan flap yang
serupa dengan flap yang digunakan pada mandibula, tetapi diletakkan
diatas tuberositas sedangkan perluasan distalnya tetap ke lateral atau
bukal. Jalan masuk menuju M3 impaksi yang dalam (level C) pada
kedua lengkung rahang sering diperoleh dengan insisi serong
tambahan ke anterior.
Untuk gigi impaksi M3 atas “Buccal extention flap” lebih
sering dilakukan. Pembuatan flap dimulai dari daerah belakang
hamular notch pada tuber maksila dengan menggunakan pisau incisi
(Bord-parker blade no. 12). Mukosa membran yang menutupi
tuberositas diinsisi dari daerah paling distal tuber, insisi dilanjutkan
ke arah anterior sampai menyentuh tengah-tengah permukaan distal
gigi M2 atas. Insisi dilanjutkan mengelilingi insisi kearah mukobukal
fold dengan kemiringan 45 derajat. Mukoperiosteal yang menutupi
gigi impaksi dibuka dengan rasparatorium. Demikian pula pada
bagian palatinal. Setelah flap terbuka berarti lapangan pandang yang
cukup memadai sudah didapat.