Anda di halaman 1dari 8

LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN

PENGUJIAN K3 LINGKUNGAN KERJA


DI PT. PERTAMINA PATRANIAGA
INTEGRATED SEMARANG

Disusun Oleh:
Kelompok : 1

1. Dhamaningrum Puspita Sari


2. Dewi Kurniasih
3. Hariska Joko S
4. Ragil Setyo Wahyu Wibowo
5. Widey Wibisono

PELATIHAN K3 LINGKUNGAN KERJA


AHLI HIGIENE INDUSTRI MUDA

KERJASAMA
PT. PERTAMINA PATRA NIAGA REGIONAL JAWA BAGIAN TENGAH
DENGAN
BALAI KESELAMATAN KERJA PROVINSI JAWA TENGAH
2023

1
LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN
PENGUJIAN K3 LINGKUNGAN KERJA
DI PT. PERTAMINA PATRANIAGA
INTEGRATED SEMARANG
Jl. Pengapon, Kemijen, Kec. Semarang Utara, Kota Semarang, Jawa Tengah
50227

A. PENDAHULUAN

Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) merupakan unsur penting


dalam pengembangan program-program yang bertujuan untuk mencapai
kesejahteraan manusia. Pada saat ini semakin banyak kegiatan/proses
produksi didukung oleh teknologi baru yang dikembangkan di segala aspek dan
mampu mendukung tercapainya kesejahteraan. Akan tetapi di sisi lain teknologi
tersebut menimbulkan potensi bahaya/risiko seperti kecelakaan, penyakit akibat
kerja, polusi lingkungan dan lain-lain. Potensi bahaya dan risiko tersebut akan
berdampak negatif terhadap berbagai aspek kehidupan seperti sosial, ekonomi,
pekerjaan, kesehatan, keselamatan dan lingkungan.
Pelaksanaan K3 akan mencegah dan meminimalisasi kecelakaan kerja
dan penyakit akibat kerja, menunjang peningkatan produktivitas dan
kesejahteraan serta meningkatkan daya saing perusahaan dan keberlanjutan
usaha. Keberhasilan program K3 juga akan menghasilkan peningkatan Indeks
Pembangunan Manusia (IPM) yang sangat membantu dalam peningkatan
pembangunan dan daya saing nasional. Selain itu pengembangan program K3
merupakan salah satu indikator menuju tercapainya tujuan pembangunan
berkelanjutan.
Peraturan Menteri Ketenagakerjaan Nomor 5 Tahun 2018 tentang
Keselamatan dan Kesehatan Kerja menyebutkan bahwa pelaksanaan syarat-
syarat K3 lingkungan kerja bertujuan untuk mewujudkan lingkungan kerja yang
aman, sehat, dan nyaman dalam rangka mencegah kecelakaan kerja dan peny
akit akibat kerja. Sebagai salah satu upaya dalam meningkatkan perlindungan
tenaga kerja khususnya terhadap risiko bahaya penyakit akibat kerja, maka
perlu dilakukan K3 pengujian lingkungan kerja yang meliputi pengujian fisika,
kimia, biologi, ergonomi dan psikologi kerja.

B. TUJUAN KEGIATAN

Kegiatan ini bertujuan untuk mendapatkan data kondisi K3 lingkungan


kerja sebagai salah satu upaya deteksi dini terhadap kemungkinan timbulnya
penyakit akibat kerja.

2
C. DASAR HUKUM

1. Undang-Undang nomor 1 Tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja


2. Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan
3. Peraturan Pemerintah R.I Nomor 50 Tahun 2012 tentang Penerapan
Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja
4. Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 7 Tahun 2019 Tentang
Penyakit Akibat Kerja
5. Peraturan Menteri Ketenagakerjaan Nomor 5 Tahun 2018, tentang K3
Lingkungan Kerja

D. PELAKSANAAN KEGIATAN

1. Data Perusahaan
a. Nama : PT. Pertamina Patraniaga (IT Semarang)
b. Alamat : Jl. Pengapon, Kemijen, Kec. Semarang Utara,
Kota Semarang, Jawa Tengah 50227
c. Tanggal : 01 Maret 2023
d. Waktu : 11.00 s/d 13.00 Wib
e. Jumlah Tenaga kerja : 200 Pekerja

2. Identifikasi Potensi Bahaya


a. Faktor fisika : Kebisingan, Penerangan, Iklim Kerja,
UV/Radiasi
b. Faktor kimia : Debu
c. Faktor biologi : Tidak Ada
d. Faktor ergonomi : Metode Kerja
e. Faktor psikologi kerja : Beban Kerja, Hubungan Kerja dengan atasan,
Bawahan, Rekan kerja, dan Keluarga

3. Hasil Pengujian K3 Lingkungan Kerja

a. Intensitas kebisingan
Metode Pengujian : SNI 7231:2009
Alat yang Digunakan : Sound Level Meter

No. Lokasi Satuan Hasil NAB

1. Ruang Quality & Quantity dBA 75,8 85


2. Filling Seet dBA 84,8 85
Keterangan :
- NAB (Nilai Ambang Batas) kebisingan sesuai dengan Peraturan Menteri
Ketenagakerjaan RI Nomor 5 tahun 2018 tentang Keselamatan dan Kesehatan Kerja
Lingkungan Kerja
- Untuk waktu kerja 8 jam per hari atau 40 jam per minggu
- Sumber kebisingan ruang QQ berasal dari exhaust fan, sedangkan area filling
seet berasal dari suara mesin buttom loader.
- Lama paparan kebisingan pada pekerja di ruang QQ selama 45 menit per hari,
untuk di area filling seet selama 15 menit per sekali pengisian BBM.

3
b. Iklim kerja
Metode Pengujian : SNI 7061-2019
Alat yang Digunakan : Thermal Environment Monitor

No. Lokasi Satuan Hasil Standar

1. Ruang Quality & Quantity O


C 21,82O C 31 O C
O
2. Filing Seet C 28,35 O C 31,5 O C
Keterangan :
- NAB (Nilai Ambang Batas) sesuai dengan Peraturan Menteri Tenaga Kerja Nomor 5
tahun 2018 tentang Keselamatan dan Kesehatan Kerja Lingkungan Kerja, untuk nilai
Indeks Suhu Basah dan Bola (ISBB) dengan pengaturan siklus waktu kerja 75 % - 100
%
Untuk kategori laju metabolit kategori ringan : 31 O C
Untuk kategori laju metabolit kategori sedang : 31,5 O C
- Kondisi cuaca saat pengukuran cerah
- RH pada ruangan QQ 66 %
- RH pada Filling Shied 72%

c. Intensitas penerangan
Metode Pengujian : SNI 7062:2019
Alat yang Digunakan : Lux Meter

No. Lokasi Satuan Hasil Standar


Kisaran Rerata
174,3 - 269,51
1. Ruang Quality & Quantity Lux 300
421,6
Keterangan :
Kondisi cuaca : berawan
Standar pencahayaan sesuai Peraturan Menteri Ketenagakerjaan Nomor 5 Tahun 2018
tentang Keselamatan dan Kesehatan Kerja Lingkungan Kerja :
- pekerjaan membeda-bedakan barang-barang kecil secara sepintas lalu, minimum 100
lux
- Panjang Ruang 6 Meter, Lebar 4 meter, ada lampu pijar menyala sebanyak 6 titik
semua menyala.
- Ada sinar alami dari dinding kaca.
- Dilakukan pengukuran di 6 titik.

d. Kadar debu
Metode Pengujian : Pembacaan Langsung
Alat yang Digunakan : Haz Dust EPAM 5000 (B)
No. Lokasi Satuan Hasil NAB

1. Ruang Quality & Quantity mg/m3 0,66 10


2. Filling Seet mg/m 3
0,331 10
Keterangan :
- NAB (Nilai Ambang Batas) sesuai dengan Peraturan Menteri Ketenagakerjaan RI
Nomor 5 tahun 2018 tentang Keselamatan dan Kesehatan Kerja Lingkungan Kerja
Untuk jenis debu respirabel tidak terklasifikasi
 Ruang Quality dan Quantity ruang tertutup dan ber AC
*** Felling Seet ruangan terbuka untuk lalu lalang mobil tangki

4
e. Ergonomi
Metode Pengujian : SNI 9011-2021
Alat yang Digunakan : Kamera, Checklist
Jumlah Departemen/ : 2 Departemen
Bagian Yang Diukur : Felling Seet
Jumlah Pekerjaan : 2 Jenis Pekerjaan
Yang Diukur

No Departemen Jenis Hasil Penilaian Potensi Total Interpretasi Pengendalian


/ Bagian/ Pekerjaan Bahaya Hasil Hasil Yang Sudah
Ruangan Tubuh Tubuh Pengang Penilaian Ada
Bagian Bagian katan
Atas Punggung Beban
dan Manual
Bawah
1 AMT Pengisian 2 6 4 12 Berbahaya Tidak ada
BBM
2
3
4

Standar Penilaian:
Skor ≤ 2: Kondisi tempat kerja aman
Skor 3-6: Perlu pengamatan lebih lanjut
Skor > 7: Berbahaya

f. Psikologi kerja
Bagian : Office ( Central Archive Support)
Jumlah sampel : 3 orang
No. Sumber Stres Tingkat Risiko (%)
Ringan Sedang Berat
1. Ambiguity 100 0 0
(ketaksaan/ketidakjelasan peran)
2. Conflict 66,6 33,3 0
(konflik peran)
3. Overload Quantity 66,6 33,3 0
(beban berlebih kuantitatif/ terlalu banya
k)
4. Overload Quality 66,6 33,3 0
(beban berlebih kualitatif/terlalu kompleks
/ rumit)
5. Career Development 100 0 0
(pengembangan karir)
6. Responsibility 66,6 33,3 0
(tanggung jawab terhadap orang lain)

Interpretasi hasil berdasarkan masing-masing sumber stres di tempat kerja


 Skor ≤ 9 : tingkat risiko stress ringan
 Skor 10 - 24 : tingkat risiko stress sedang
 Skor > 24 : tingkat risiko stress berat

5
E. KESIMPULAN

1. Hasil pengujian kadar debu yang kami lakukan di 2 lokasi adalah baik, nilai
yang didapatkan masih dibawah NAB yaitu Ruang Quality & Quantity 0,66
mg/m3 dan Filling Seet 0,331 mg/m3.
2. Hasil pengujian kebisingan yang kami lakukan di 2 lokasi adalah baik, nilai
yang didapatkan masih dibawah NAB yaitu Ruang Quality & Quantity 74,06
dBA dan Filling Seet 84,91 dBA.
3. Hasil pengujian iklim kerja yang kami lakukan di 2 lokasi adalah baik, nilai
yang didapatkan masih dibawah NAB yaitu Ruang Quality & Quantity 21,82
O
C dan Filling Seet 28,35 O C
4. Hasil pengujian intensitas penerangan di satu lokasi Ruang Quality &
Quantity control kurang baik, nilai yang kami dapatkan masih dibawah
standar. Yaitu 269,51 lux, sedangkan nilai standarnya adalah 300 lux.
5. Hasil pengujian ergonomi pada Awak Mobil Tangki pada saat pengisian
BBM di dapatkan hasil Berbahaya dengan Skor 12. maka dari itu sangat
berisiko terjadinya PAK berupa LBP ataupun HNP.
6. Hasil pengujian psikologi kerja data yang kami temukan di office (Control
Archive Support) baik, persentase yang kami temukan adalah ringan.

F. SARAN-SARAN

1. Saran kami untuk pencahayaan di Ruang Quality & Quantity dilakukan


penggantian lampu untuk yang lebih besar Watt nya di lokasi tersebut. Karena
untuk laboratorium dibutuhkan pencahayaan yang cukup agar ketelitian tetap
berjalan dengan baiik.
2. Saran untuk Ergonomi pada saat pengisian BBM di Felling Seet, Awak Mobil
Tangki di harapkan melakukan peregangan otot sebelum melakukan
pekerjaan, mengoptimalkan pergerakan dan menyesuaikan tumpuan sesuai
kekuatan otot, melakukan MCU berkala yang berhubungan dengan
pemeriksaan tulang. Edukasi untuk menjaga pola hidup sehat seperti olahraga
teratur dan menajaga berat badan ideal.

6
G. PENUTUP

Demikian laporan praktek kerja lapangan dalam pengujian K3


lingkungan kerja di PT. Pertamina Patraniaga IT Semarang, serta saran-saran
dan alternatif perbaikan yang dapat kami sampaikan.
Diharapkan melalui upaya-upaya tersebut perlindungan terhadap tenaga kerja
dapat dilakukan lebih terencana dan terprogram, sehingga dapat meningkatkan
efisiensi dan produktivitas kerja secara optimal.

Semarang, 01 Maret 2023

Pelaksana pengujian:
1. Dhamaningrum Puspita Sari
2. Dewi Kurniasih
3. Hariska Joko S
4. Ragil Setyo Wahyu Wibowo
5. Widey Wibisono

7
LAMPIRAN

Anda mungkin juga menyukai