Anda di halaman 1dari 32

1

LAPORAN PKL
PEMERIKSAAN DAN PENGUJIAN LINGKUNGAN KERJA
DI PUSAT HIPERKES DAN KESELAMATAN KERJA
DKI JAKARTA

Kelompok I
Disusun Oleh:
1. Dr. Mariaman Tjendera
2. Nur Astuti Murdaningsih
3. Adrian Dwi Candra
4. Tony Bagaswara Utomo
5. Sri Wahyuni

PEMBINAAN AHLI K3 MUDA LINGKUNGAN KERJA


KOMPETENSI AHLI MUDA HIGIENE INDUSTRI (HIMU)
JAKARTA
NOVEMBER 2019
2

BAB 1
PENDAHULUAN

1.1 Lataran Belakang


Pusat Hiperkes dan Keselamatan Kerja merupakan salah satu unit Organisasi
pelaksana teknis di tingkat Provinsi di lingkungan Dinas Tenaga Kerja dan
Transmigrasi DKI Jakarta dikukuhkan berdasarkan peraturan Gubernur No. 343
Tahun 2016 Tentang Pembentukkan Organisasi dan Tata Kerja Pusat Higiene
Perusahaan Keselamatan dan Kesehatan Kerja.

Tugas utama Pusat Hiperkes dan Keselamatan Kerja adalah melaksanakan


pengembangan, pengkajian, pelayanan teknis serta pelayanan tenaga kerja,
kesehatan kerja, Higiene Perusahaan dan ergonomi serta dilengkapi dengan
fasilitas laboratorium yang bertujuan untuk mencegah kecelakaan kerja dan
penyakit akibat kerja. Dengan demikian keberadaan Pusat Hiperkes dan
Keselamata Kerja sangat dibutuhkan untuk menghindarkan kecelakaan kerja dan
penyakit akibat kerja yang disebabkan akibat hubungan kerja.

Melihat potensi-potensi bahaya bagi pekerja yang bekerja pada setiap unit
Pusat Hiperkes dan Keselamatan Kerja yang dipengaruhi oleh faktor-faktor
lingkungan kerja diantaranya faktor Fisika, Kimia, biologi, Ergonomi dan
Psikologi Serta untuk memenuhi ketentuan peraturan Permenaker No. 5 Tahun
2018 maka diperlukan monitoring secara berkala pada setiap Unit Kerja.

1.2 Tujuan
1.2.1 Tujuan Umum
Pelaksanaan Permenaker No. 05 tahun 2018 tentang K3 lingkungan kerja
dimana perusahaan wajib melaksanakan K3 lingkungan kerja dengan didukung
oleh personel yang mempunyai kompetensi dibidang higiene industri.

1.2.2 Tujuan Khusus


a. Menambah pengetahuan dan melatih kemampuan tenaga K3 lingkungan
kerja sehingga mampu mengetahui ruang lingkup higiene industri dan
pengaruh bahaya kesehatan kerja berupa faktor fisika berupa pengukuran
Index Suhu Bola Basah (ISBB), kebisingan, pencahayaan,
Elektromagnetic, Laju alir udara (velocity), Hand Arm Vibration, faktor
3

kimia berupa pengukuran debu total, faktor ergonomi dan psikologi di area
office.
b. Untuk mengetahui ketersediaan fasilitas higiene dan sanitasi yang dimiliki
oleh perusahaan dan kesesuaiannya dengan peraturan.

1.3 Dasar Hukum


a. Undang undang No 3 Tahun 1969 tentang persetujuan konvensi ILO No
120 mengenai higiene dalam perniagaan dan Kantor kantor;
b. Undang undang No. 1 tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja;
c. Undang undang No, 13 Tahun 2013 tentang ketenagakerjaan;
d. PP Nomor 50 Tahun 2012 tentang Penerapan Sistem Manajemen
Keselamatan dan Kesehatan Kerja;
e. Permenaker Nomor 5 Tahun 2018 tentang Keselamatan dan Kesehatan
Kerja Lingkungan Kerja.

1.4 Ruang Lingkup Meliputi


a. Pengukuran dan pengujian faktor fisika (ISBB, kebisingan, pencahayaan,
laju alir, getaran tangan, elektromagnetik), faktor kimia (debu total), faktor
ergonomi dan faktor psikologi.
b. Penerapan higiene dan sanitasi di tempat kerja meliputi toilet lantai 3.
4

BAB 2
POKOK BAHASAN

2.1 Faktor Fisika


2.1.1 ISBB
2.1.1.1 Temuan
Berdasarkan hasil pengujian, didapatkan hasil sebagai berikut :

Tabel 1 Hasil Pemeriksaan dan atau Pengujian Teknis ISBB


No. Ruangan Nomor ISBB Durasi Beban Kerja NAB Tindakan
/bagian Titik uji (0 C) Paparan Fisik pengendalian
Terhadap (Ringan yang telah
Pekerja /Sedang dilakukan
perJam /Berat)*
1. Lab Mikrobiologi 001 23.9 0%-25% Ringan 32.5 -
Sumber : Pengujian Penulis, 2019

Pada pengujian Iklim (ISBB) terdapat dua temuan pada ruang


Laboratorium Mikrobiologi dan didapatkan hasil dari pengujian ruang
laboratorium Laboratorium sebesar 23.9 0C
dengan menggunakan SNI-7061-2004
Tentang Pengukuran Iklim Kerja (panas) dengan parameter indeks suhu basah dan
bola.
Pengujian ini dapat disimpulkan bahwa Suhu ISBB masih di bawah Nilai
ambang batas yaitu 32.5 0C (untuk pekerjaan ringan dengan jam kerja 1 jam).
Pada tempat kerja tidak memiliki sumber tekanan panas.

2.1.1.2 Pemecahan Masalah


Dari hasil pengukuran tidak melebihi nilai NAB maka tidak dilakukan
pengendalian sesuai dengan Permenaker No. 5 tahun 2018 pasal 9 ayat 4.

2.1.2 Kebisingan
2.1.2.1 Temuan
Berdasarkan hasil pengujian, didapatkan hasil sebagai berikut :
5

Tabel 2 Hasil Pemeriksaan dan atau Pengujian Kebisingan


NO RUANGAN NOMOR KEBISINGAN NAB JUMLAH JAM METODA
/BAGIAN TITIK (dBA) (dBA) PEMAPARAN PENGENDALIAN
UJI KEBISINGAN YANG TELAH
PER HARI DILAKUKAN

1 Lab Mikrobiologi 001 64 85 2 -


2 Lobby 002 71,2 85 8 -
Sumber : Pengujian Penulis, 2023

Lab Mikrobiologi memiliki sumber kebisingan di area kerja Analis


karena terdapat blower outdoor AC, sedangkan pada lobby memiliki sumber
kebisingan terdapat lalu lalang kendaraan yang akan parkir. Area tersebut menjadi
dasar dilakukannya pengukuran kebisingan, namun data hasil pengukuran
menunjukkan tidak adanya nilai kebisingan yang melebihi NAB.

2.1.2.2 Pemecahan Masalah


Tidak perlu diberikan pembatasan untuk area kerja analis lab
mikrobiologi dan lobby, karena nilai kebisingan sudah dibawah ambang batas
sesuai dengan Permenaker No. 05 Tahun 2018.

2.1.3 Pencahayaan
2.1.3.1 Temuan
Berdasarkan hasil pengujian, didapatkan data sebagai berikut,

Tabel 3 Hasil Pemeriksaan dan atau Pengujian Pencahayaan


Sumber Intensitas (Lux)
Luas Jenis
Penerangan
Ruangan No. Titik Jendela Pengukuran
No. /Pencahayaan
/Bagian Pengukuran Ruangan Hasil (Umum
(Alami Standar
(m2) Ukur /Lokal)
/Buatan)

Penerangan Pengukuran
1. Lab Mikro 01 - 174 300
Buatan Lokal
6

Sumber Luas Intensitas (Lux) Jenis


Ruangan No. Titik Penerangan Jendela Pengukuran
No.
/Bagian Pengukuran /Pencahayaan Ruangan Hasil (Umum
Standar
(Alami (m2) Ukur /Lokal)

Penerangan Pengukuran
2. Lab Mikro 02 - 198 300
Buatan Lokal

Penerangan Pengukuran
3 Lab Mikro 03 - 144 300
Buatan Lokal

Penerangan Pengukuran
4 Lab Mikro 04 - 77.8 300
Buatan Lokal

Penerangan Pengukuran
5 Lab Mikro 05 - 233 300
Buatan Lokal

Penerangan Pengukuran
6. Lab Mikro 06 - 349 300
Buatan Umum

Penerangan Pengukuran
7. Lab Mikro 07 - 292 300
Buatan Umum

Penerangan Pengukuran
8. Lab Mikro 08 - 82.6 300
Buatan Umum

Penerangan Pengukuran
9. Lab Mikro 09 - 248 300
Buatan Umum

Penerangan Pengukuran
10. Lab Mikro 10 - 115 300
Buatan Umum

Penerangan Pengukuran
11. Lab Mikro 11 - 243 300
Buatan Umum

Penerangan Pengukuran
12. Lab Mikro 12 - 265 300
Buatan Umum

Penerangan Pengukuran
13. Lab Mikro 13 - 342 300
Buatan Umum
7

Sumber Luas Intensitas (Lux) Jenis


Ruangan No. Titik Penerangan Jendela Pengukuran
No.
/Bagian Pengukuran /Pencahayaan Ruangan Hasil (Umum
Standar
(Alami (m2) Ukur /Lokal)

Penerangan Pengukuran
14. Lab Mikro 14 - 523 300
Buatan Umum

Penerangan Pengukuran
15. Lab Mikro 15 - 449 300
Buatan Umum

Penerangan Pengukuran
16. Lab Mikro 16 - 252 300
Buatan Umum

Meja Pak Penerangan Pengukuran


17. 17 - 194 300
Dwi Buatan Lokal

Sumber : Pengujian Penulis, 2019

Pada pengujian Pencahayaan di lingkungan kerja menggunakan SNI 16-


7062-2019 tentang pengukuran intensitas penerangan di tempat kerja, pada ruang
office sebanyak 4 titik sampel (Pengujian Lokal) dan Lab Mikro sebanyak 16 titik
(Pengujian umum).
Berdasarkan tabel di atas didapatkan nilai kurang dari standar sesuai pada
lampiran Permenaker No. 5 tahun 2018 untuk titik ke 1, 2, 4, 6, 5, 7, 9, 10, 11, 14,
15, 16, 17, 18, 20, 21, 22, 23, 24, 25, 26, 27, 28, 33, 37, 38, 40, 41, 42, 43, 47, 49,
50, 51, 52, 53, 54, 55, 56, 57, 58, 59, 60, 61, 62, 63, 64, 65, 66, 67, 68 dan 69.

2.1.3.2 Pemecahan Masalah


Terkait dengan hasil pengukuran pencahayaan yang tidak sesuai dengan
standar maka di lakukan pengendalian agar intensitas pencahayaan sesuai dengan
pekerjaannya dengan menambahkan lampu alami dengan penambahan cahaya dari
matahari atau buatan dengan menambahkan standing lamp, sesuai dengan
Permenaker No. 5 tahun 2018 pasal 16 ayat 3.

2.1.4 Getaran pada Tangan (Hand Arm Vibration)


2.1.4.1 Temuan
8

Berdasarkan hasil pengujian, didapatkan hasil sebagai berikut :

Tabel 4 Hasil Pemeriksaan dan atau Pengujian Teknis Getaran Tangan


N RUANGAN SUMBER DURASI JAM HASIL NAB METODA
O /BAGIAN GETARAN PEMAPARA UJI PENGENDALIAN
N PER HARI (m/det2) YANG TELAH
DILAKUKAN

1 Pak Adrian Motor 2 menit 0.152 20 -

2.1.4.2 Pemecahan Masalah


Tidak ada masalah.

2.1.5 Laju Alir (Velocity)


2.1.5.1 Temuan
Berdasarkan hasil pengujian, didapatkan hasil sebagai berikut :
Tabel 5 Hasil Pemeriksaan dan atau Pengujian Teknis Laju Alir
N RUANGAN No HASIL NAB METODA
O /BAGIAN Titik UJI PENGENDALIAN
(m/s) YANG TELAH
DILAKUKAN

1 Lab 1 0.02 0.15 – 0.25 -


Mikrobiologi
2. Lab 2 0.29 0.15 – 0.25 -
Mikrobiologi

2.1.5.2 Pemecahan Masalah


Dilakukan pengukuran laju alir pada ruang Lab Mikrobiologi di Gedung
Pusat Hiperkes dan Keselamatan Kerja dengan hasil 1 titik berada di atas NAB
karena dilakukan pengambilan di Exhaust.

2.1.6 Elektromagnetik
2.1.6.1 Temuan
9

Berdasarkan hasil pengujian, didapatkan hasil sebagai berikut :

Tabel 6 Hasil Pemeriksaan dan atau Pengujian Teknis Elektromagnetik


N RUANGAN PENGUKURAN PENGUKURAN PENGUKURAN
O /BAGIAN SELURUH PEKERJA KHUSUS TERHADAP PENGGUNA
TUBUH/ DAN LINGKER PERALATAN MEDIS
TEMPAT KERJA YANG TERKENDALI ELEKTRONIK (TESLA)
UMUM (TESLA) (TESLA)
Hasil NAB Hasil NAB Hasil NAB
Ukur Ukur Ukur
1. Lab
0.02 2T - - - -
Mikrobiologi

2.1.6.2 Pemecahan Masalah


Tidak ada masalah.
10

2.2 Faktor Kimia


2.2.1 Debu
2.2.1.1 Temuan
Berdasarkan hasil pengujian, didapatkan hasil sebagai berikut :

Tabel 7 Hasil Pemeriksaan dan atau Pengujian Debu


N RUANGAN /BAGIAN NOMOR JENIS PENGUKURAN METODA PENGENDALIAN
O TITIK DEBU (mg/m3) YANG TELAH DILAKUKAN
UJI

HASIL NAB
UKUR
1 Lab Mikrobiologi 001 TSP 0.09 10 NA
mg/m3 mg/m3

Debu tersebut berasal dari sirkulasi, manusia dan peralatan pada ruang
Mikrobiologi. Hasil pengukuran debu menunjukkan nilai dibawah NAB

2.2.1.2 Pemecahan Masalah


Tidak terdapat masalah.

2.3 Faktor Psikologi


2.3.1.1 Temuan
Berdasarkan Peraturan Menteri Ketenagakerjaan RI No. 5 Tahun 2018
tentang Keselamatan dan Kesehatan Kerja Lingkungan Kerja, bagian keenam,
faktor psikologi, pasal 24, menyatakan bahwa Pengukuran dan pengendalian
faktor psikologi harus dilakukan pada Tempat Kerja yang memiliki potensi
bahaya faktor psikologi. Potensi bahaya faktor psikologi meliputi :
 Ketidakjelasan / ketaksaan peran
 Konflik peran
 Beban kerja berlebih secara kualitatif
 Beban kerja berlebih secara kuantitatif
 Pengembangan karir dan / atau
11

 Tanggung jawab terhadap orang lain

Hasil survei diagnosa stress kerja, yang dilakukan kepada karyawan di


bagian Administrasi Lab dan bagian Admin Rekap Pelatihan, gedung Pusat
Hiperkes dan Keselamatan Kerja, dengan jumlah responden sebanyak 2 orang,
adalah sebagai berikut

Tabel 8 Hasil Pemeriksaan dan atau Pengujian Psikologis


Total Skor
Admin rekap
Administrasi Lab
Pelatihan
Ketangkasan Peran 5 18
Konflik 5 29
Kuantitatif 7 23
Kualitatif 13 21
Karir 5 20
Tanggung Jawab 5 21
Sumber : Pengujian Penulis, 2019

Berdasarkan hasil survey tersebut, dapat dilihat bahwa Admin Lab, yang
merupakan seorang Admin, umumnya di setiap katagori memiliki derajat stress
yang sedang, terkecuali pada aspek peran, Pengembangan karir, dan tanggung
jawab. Pada kualitatif, Admin Lab memiliki skor kualitatif sebesar 13 poin.
Admin Lab, dituntut untuk menjaga kualitas pekerjaannya dengan baik, karena
pekerjaan di bagian Administrasi membutuhkan akurasi hasil yang tinggi. Selain
itu, karyawan dituntut untuk selalui memperbaharui metode atau teknik pengujian,
berdasarkan perkembangan standar yang berlaku di Indonesia. Kedua hal inilah,
yang membuat aspek kualitatif pekerja memiliki poin yang tinggi.
Selanjutnya, pada hasil survey yang dilakukan pada Admin rekap
pelatihan, yang merupakan karyawan yang bekerja di bagian Administrasi,
menunjukan bahwa di aspek konflik peran memiliki tingkat stress yang berat.
Sedangkan untuk aspek yang lainnya masuk ke dalam stress sedang.
12

2.3.1.2 Pemecahan Masalah


Dari hasil survey tersebut, potensi bahaya faktor psikologi yang harus
dikendalikan adalah beban kerja secara kualitatif yaitu dengan diikut sertakan
dalam pelatihan atau pengingkatan kompetensi sesuai dengan tugasnya. Untuk
konflik peran dapat dikendalikan dengan pembagian jobdesk yang tepat.

2.4 Faktor Ergonomi


2.4.1.1 Temuan
Dilakukan pengukuran dengan metode Quick Expossure Check (QEC)
pada salah satu karyawan (Bu Rahayu) dengan interview, pengamatan langsung
dan pengisian quisioner berikut ini:

Gambar 1 Kuesioner QEC


Sumber : Pengujian Penulis, 2019

Pengisian kuisioner pada bagian yang diisi oleh pengamat dilakukan


dengan mengamati langsung obyek pengisi kuisioner seperti kondisi di bawah ini:
13

Gambar 2 Posisi Duduk Laboran dari Samping


Sumber : Dokumentasi Penulis, 2019

Gambar 3 Posisi Kaki Laboran saat Duduk


Sumber : Dokumentasi Penulis, 2019
14

Gambar 4 Posisi Duduk Laboran dilihat dari Atas


Sumber : Dokunentasi Penulis, 2019

Gambar 5 Laboran saat Menggunakan Komputer


Sumber : Dokumentasi Penulis, 2019
15

Hasil interview, pengisian kuisioner dan pengamatan langsung


dikalkulasikan berdasarkan klasifikasi anggota tubuh (tulang punggung,
bahu/lengan, pergelangan tangan/tangan, dan leher) kedalam tabel berikut:

Gambar 6 Hasil Perhitungan dengan Menggunakan Metode QEC


Sumber : Perhitungan Penulis, 2019
16

Dari hasil kalkulasi penilaian berdasarkan anggota tubuh, diperoleh nilai


pengamatan dan dibandingkan dengan standar QEC:
Tulang punggung = 16 (Moderate)
Bahu/lengan = 24 (Moderate)
Pergelangan tangan/tangan = 18 (Low)
Tabel 4 Tabel expossure lever QEC

Exposure level
Score Low Moderate High Very High
Back (static) 8-15 16-22 23-29 29-40
Back (moving) 10-20 21-31 31-40 41-56
Shoulder/arm 10-20 21-30 31-40 41-56
Wrist/hand 10-20 21-30 31-40 41-46
Neck 4-6 8-10 12-14 16-18
Sumber : Perhitungan Penulis, 2019

Dari hasil pengukuran, diketahui bahwa pada tulang punggung,


bahu/lengan, dan pergelangan tangan/tangan tidak diperlukan investigasi lebih
lanjut, sementara pada leher diperlukan investigasi lebih lanjut.
2.4.1.2 Pemecahan Masalah
Diperlukan pengendalian mengacu kepada permenaker No.5 tahun 2018
pasal 23 ayat 4 dengan cara dilakukan peregangan.

2.5 Higiene Sanitasi


2.5.1 Temuan
Berdasarkan Peraturan Menteri Ketenagakerjaan RI No. 5 Tahun 2018
tentang Keselamatan dan Kesehatan Kerja Lingkungan Kerja, bagian pertama,
pasal 26, menyatakan bahwa higiene dan sanitasi harus diterapkan pada setiap
bangunan tempat kerja. Penerapannya meliputi :
 Halaman
 Gedung, dan
 Bangunan bawah tanah
17

Pada pemeriksaan higiene dan sanitasi dilakukan pada ruang toilet dan
Lab Mikro, lantai 3 gedung Pusat Hiperkes dan Keselamatan Kerja, didapatkan
hasil sebagai berikut :
Tabel 9 Hasil Pemeriksaan dan atau Pengujian Penerapan Higiene dan
Sanitasi Bangunan Tempat Kerja
Gedung/Ruang/
Saluran Air
Bagian/Dinding/
Pembuangan
Langit-laing/ Kondisi
Nomor (Adat tutup Pengelolaan yang
No Atap/Selokan/ (Bersih/Kotor/De
Titik pengaman/tidak) telah dilakukan
Lantai/Halaman/ bu,Ventilasi)
(Mengalir/Tergen
Bangunan Bawah
ang)
Tanah
Langit-langit dan 001-001
Dinding Ruang Pembersihan
1 Bersih Ada
Kerja Rutin
Laboratorium
Lantai Ruang 001-002
Pembersihan
2 Kerja Bersih Ada
Rutin
Laboratorium
Langit-langit dan 001-003
Dinding Ruang Pembersihan
3 Bersih Ada
Admin Rutin
Laboratorium
Lantai Ruang 001-004
Pembersihan
4 Admin Bersih Ada
Rutin
Laboratorium
Langit-langit dan 002-001
Pembersihan
5 Dinding Ruang Bersih Ada
Rutin
Lobby
Lantai Ruang 002-002 Pembersihan
6 Bersih Ada
Lobby Rutin
Sumber : Pengujian Penulis, 2023

Berdasarkan pengamatan visual, dinding dan langit-langit dalam kondisi


kering, tidak lembab, dicat. Sehingga kondisi ruangan, dapat dikatagorikan baik
dan bersih. Namun pada ruang admin laboratorium ada dinding yang mengalami
keretakan, kondisi penempatan pada pakaian yang tidak pada tempatnya dan
kondisi dapur yang tidak rapih dan kurang bersih. Sedangkan pada area lobby
masih banyak barang-barang yang tidak sesuai penempatannya dan pembuangan
sampah yang tidak rapih.
Selanjutnya, pada pemeriksaan kondisi toilet pada area lab mikrobiologi
lantai 3, didapatkan kondisi sebagai berikut,
18

Tabel 10 Hasil Pemeriksaan Fasilitas Kebersihan, Toilet Laki


laki/Perempuan/Penyandang Cacat
Fasilitas
Mutu
Jamban/WC/urinoir/ Kondisi Persediaan
Jumlah penerangan/s Pembersihan
Sanitary Pad/ Kebersihan Air Bersih
Gender Toilet irkulasi udara periodik
Tempat cuci (bersih/ (cukup/tidak
(1,5 m x 1,5 m) (baik/kurang (ada/tidak)
tangan/sabun kotor) cukup)
baik)
(ada/tidak)
 Jamban : Ada 2
buah
 Sanitary Pad :
Tidak Ada Bersih, tidak
Wanita 1 Cukup Kurang baik Tidak ada
 Tempat Cuci berbau
Tangan : Ada
 Sabun : Ada
 Tissue : Tidak Ada
 Jamban : Ada
 Peturasan : Tidak
Ada
Bersih, tidak
Pria 1  Tempat Cuci Cukup Kurang baik Tidak ada
berbau
Tangan : Ada
 Sabun : Ada
 Tissue : Tidak Ada
Sumber : Pengujian Penulis, 2023

Menurut Permenaker pasal 33 ayat 2, menyatakan bahwa fasilitas


kebersihan harus disediakan di setiap tempat kerja, yang meliputi :
 Toilet dan kelengkapannya
 Loker dan ruang ganti pakaian
 Peralatan kebersihan
 Tempat sampah
Berdasarkan kondisi pemeriksaan, kondisi kamar mandi wanita dan pria
bersih dan tidak berbau. Kemudian tidak ditemukan serangga, saluran
pembuangan air baik dan tidak genangan. Untuk kebutuhan di kamar mandi pun,
air bersih tersedia dalam jumlah yang cukup. Selain itu, untuk menjaga privasi
dan kenyaman karyawan, baik kamar mandi wanita dan pria, dilengkapi dengan
pintu dengan ukuran yang sesuai. Pada toilet wanita penerangan memiliki
intensitas yang kurang dan sirkulasi di kamar mandi tersebut kurang, sedangkan
pada toilet pria intensitas penerangan kurang akan tetapi sirkulasi di kamar mandi
tersebut sudah cukup. Menurut informasi yang didapatkan, kamar mandi tersebut
19

dilakukan pembersihan secara rutin setiap hari namun bukti dokumentasi


dibuktikan karena tidak ada check sheet pembersihan.
Meninjau pada kelengkapan fasilitas toilet, jumlah pemenuhan jamban,
baik toilet wanita pria dan wanita, sudah memenuhi peraturan, dimana, menurut
Permenaker No. 5 Tahun 2018 pasal 34 ayat 5 adalah kebutuhan untuk 1-15 orang
adalah 1 jamban. Di gedung tersebut, terkhusus lantai 3, jumlah karyawan pria
adalah 4 orang dan wanita adalah 7 orang, sehingga, kebutuhan jamban untuk
wanita dan pria, sudah tercukupi.
Untuk kebutuhan air bersih, baik toilet pria maupun wanita, sudah
tercukupi. Dan kebutuhan alat pembilas, sudah tercukupi. Namun, Untuk toilet
wanita, kekurangannya adalah tidak tersedianya sanitary pad.
Ukuran toilet baik pria dan wanita, yakni sebesar 1.5 m x 1.5 m.
Berdasarkan Permenaker No. 5 Tahun 2018 Pasal 35, panjang minimal ruangan
adalah 0,8 m dan lebar 1,55 m. Dan untuk ukuran lebar pintu, sudah memenuhi
standar yakni minimal 0,7 m, dan secara aktual lebar pintu adalah 0.9 m.
Tabel 5 Hasil Pemeriksaan Loker dan Ruang Ganti Pakaian Bagi Tenaga
Kerja Laki-laki/Perempuan
No. Titik
Lokasi Jumlah tenaga
Panjang x Mutu
Ruang kerja Laki-
Lebar x Jumlah Penerangan
Ganti laki/Perempuan
No Tinggi Loker dan Ventilasi
Pakaian yang wajib
Ruangan (buah) (baik/kurang
dan Loker disediakan
(m3) baik)
di Tempat loker
Kerja
1 2 Pria
Lemari 1.5 m 1 Cukup
1 wanita
Sumber : Pengujian Penulis, 2023

Di area Lab Mikrobiologi, hanya memiliki 1 loker, yakni loker khusus


untuk pakaian kerja (jas laboratorium). Seharusnya terdapat pemisahan loker
untuk barang-barang personal dan pakaian kerja ini, sesuai dengan syarat K3 yang
ditetapkan dan pakaian kerja disediakan oleh pengurus.

BAB 3
20

BAB 4
PENUTUP

4.1 Kesimpulan
Dari hasil pengukuran yang telah dilakukan di Pusat Hiperkes dan
Keselamatan kerja untuk parameter Fisika, Kimia, Ergonomi dan Psikologi
didapatkan beberapa kesimpulan terkait hasil pengukuran, yaitu :
 Dari hasil pengukuran Pencahayaan ditemukan bahwa pencahayaan di
dalam ruang Lab Mikrobiologi untuk 11 titik di area kerja dan untuk area
meja Pak Dwi kurang memenuhi standar yang ditetapkan yaitu 300 Lux.
 Dari hasil pengukuran kebisingan ditemukan bahwa nilai kebisingan di
area Lab Mikrobiologi masih di bawah standar (NAB).
 Dari hasil pengukuran laju alir pada 2 titik, didapatkan 1 titik yang berada
di atas standar.
 Dari hasil pengukuran ISBB, elektromagnetik, dan getaran didapatkan
hasil yang berada di bawah nilai standar.
 Dari hasil pengukuran Higiene dan Sanitasi , ditemukkan bahwa di toilet
wanita belum ada sanitary pad. Dan juga belum ada bukti pengecekkan
kebersihan (Checklist) kebersihan.
 Dari hasil pengamatan ditemukan bahwa hanya disediakan 1 loker pakaian
kerja untuk laki-laki dan wanita. Belum di sediakan loker untuk barang
Pribadi.
4.2 Saran
4.2.1 Saran secara umum:
 Secara umum hasil dari pengukuran dan pengujian lingkungan kerja di
Pusat Hiperkes dan Keselamatan Kerja cukup baik, namun terdapat
beberapa rekomendasi yaitu :
 Diperlukan penambahan cahaya untuk Analis dan juga admin lab di area
Lab Mikrobiologi sesuai dengan referensi dari Permennaker No 05 Tahun
2018 pasal 16 ayat 3.
 melakukan pendidikan pelatihan bagi tenaga kerja tesebut, sebagai upaya
peningkatan kualitas SDM sesuai dengan kompetensinya dan tujuan utama
21

perusahaan sesuai dengan referensi dari Permennaker No 05 Tahun 2018


pasal 24 ayat 5
 Perlu disediakannya sanitary pad yang ditempatkan di toilet wanita sesuai
dengan referensi dari Permennaker No 05 Tahun 2018 pasal 38
 Mengikuti kesesuaian dengan Permennaker No 05 Tahun 2018 pasal 37
ayat 2

4.2.2 Saran dari segi ergonomi:


 Perlu diberikan edukasi mengenai posisi kerja yang ergonomis yaitu
termasuk waktu kerja dan waktu istirahat serta perlu di lakukan
peregangan.
22

LAMPIRAN

1. Dokumentasi
a. Pengujian ISBB
Dokumentasi
Alat yang Digunakan

Saat Pengujian
23

Hasil Pengujian

b. Pengujian Kebisingan
Dokumentasi
Alat yang Digunakan
24

Saat Pengujian

Hasil Pengujian

c. Pengujian Pencahayaan
Dokumentasi
Alat yang Digunakan
25

Saat Pengujian

Hasil Pengujian

d. Pengujian Getaran pada Tangan


Dokumentasi
Alat yang Digunakan
26

Saat Pengujian

Hasil Pengujian

e. Pengujian Elektromagnetik
Dokumentasi
Alat yang Digunakan
27

Saat Pengujian

Hasil Pengujian

f. Pengujian Velocity
Dokumentasi
Alat yang Digunakan
28

Saat Pengujian

Hasil Pengujian

g. Pengujian Dust
Dokumentasi
Alat yang Digunakan
29

Saat Pengujian

Hasil Pengujian

h. Pengujian Ergonomi
Dokumentasi
Alat yang Digunakan
30

Saat Pengujian

Hasil Pengujian

i. Pengujian Psikologi
Dokumentasi
Alat yang Digunakan
31

Saat Pengujian

Hasil Pengujian

j. Implementasi Sanitasi, Higiene dan Ketatarumahtanggan


Dokumentasi
Hasil Pengujian
32

2. Formulir
Terlampir

Anda mungkin juga menyukai