Anda di halaman 1dari 272

INDOOR AIR QUALITY

DR. Agus Triyono, S.Si, M.Kes


Direktorat Bina K3 – Ditjen
PPK dan K3 Kemenaker R.I

1
DASAR HUKUM
 Undang-undang Dasar 1945 Pasal 27 ayat 2
 Undang-undang 13 Tahun 2003 Ps 86 & 87
 Undang-undang No. 1 Tahun 1970 Tentang
Keselamatan Kerja.
 PP No. 50 Tahun 2012 Tentang Penerapan
SMK3
 Permenakertrans No. 13/ MEN/2011 Tentang
NAB Faktor Fisika dan Kimia Di Tempat Kerja.
 Permen Perburuhan No. 7 /MEN/1964 Tentang
Syarat-syarat Kesehatan, Kebersihan dan
Penerangan di Tempat Kerja.

2
PP 50 Tahun 2012
Bagian Kelima
Pemantauan dan Evaluasi Kinerja K3
(1). Pengusaha wajib melakukan pemantauan dan
evaluasi kinerja K3.
(2). Pemantauan dan evaluasi kinerja K3 sebagaimana
dimaksud dalam ayat (1) melalui pemeriksaan,
pengujian, pengukuran, dan audit internal SMK3
dilakukan oleh SDM yang kompeten.
(3). Dalam hal perusahaan tidak memiliki sumber daya
untuk melakukan pemantauan dan evaluasi
kinerja K3 sebagaimana dimaksud ayat (2) dapat
menggunakan pihak lain.

3
PP 50 Tahun 2012
Bagian Kelima
Pemantauan dan Evaluasi Kinerja K3
(4). Hasil pemantauan dan evaluasi kinerja K3
sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dilaporkan
kepada pengusaha.
(5). Hasil pemantauan dan evaluasi kinerja K3
sebagaimana dimaksud dalam ayat (2) digunakan
untuk melakukan tindakan perbaikan.
(6). Pelaksanaan pemantauan dan evaluasi kinerja K3
sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dilakukan
sesuai dengan ketentuan peraturan perundang
undangan dan /atau standar.
4
TAHAP INDUSTRIAL HYGIENE
MONITORING
1. PENGENALAN LINGKUNGAN KERJA
(HAZARD IDENTIFICATION ):
Flow Diagram dari proses produksi.
Kondisi Operasi tiap-tiap proses.
Bahan baku, tambahan, hasil utama dan
bahan buangan.

5
2. PENILAIAN LINGKUNGAN KERJA
(RISK ASSESMENT ) :
Mengetahui potensi bahaya dari faktor
bahaya lingkungan kerja, dengan
pengukuran, pengambilan sampel dan
analisa laboratorium, kemudian
dibandingkan dengan standar.

6
3. PENGENDALIAN LINGKUNGAN KERJA
(RISK CONTROL )
Penerapan teknik tertentu untuk menurunkan bahaya
sampai batas yang masih dapat ditolerir oleh manusia dan
lingkungannya dengan NAB.

NAB Bahan Kimia : Adalah standar faktor-faktor


lingkungan kerja yang dianjurkan di tempat kerja agar
tenaga kerja masih dapat menerimanya tanpa
mengakibatkan penyakit atau gangguan kesehatan, dalam
pekerjaan sehari-hari untuk waktu tidak melebihi 8 jam
sehari atau 40 jam seminggu.

7
MONITORING LINGKUNGAN KERJA

 DI DALAM ILMU HIGIENE PERUSAHAAN DIKATAKAN BAHWA


RUANG LINGKUP HIGIENE PERUSAHAAN MELIPUTI
IDENTIFIKASI FAKTOR-FAKTOR BAHAYA DI LINGKUNGAN
KERJA ,PENGUKURAN DAN PENGUJIAN SERTA PENILAIAN
DAN AKHIRNYA PENGENDALIAN TEKNIS LINGKUNGAN
KERJA SERTA PENCEGAHAN DAMPAK TERHADAP TENAGA
KERJA
 FAKTOR BAHAYA LINGKUNGAN KERJA ADALAH SEGALA
SESUATU YANG BERADA DI LINGKUNGAN KERJA PADA
SAAT MELAKUKAN PEKERJAAN YANG DAPAT
MENGGAKIBATKAN GANGGUAN KENYAMANAN KERJA,
KESEHATAN KERJA, SAMPAI PENYAKIT AKIBAT KERJA.

8
TUJUAN MONITORING LINGKUNGAN
KERJA

 EVALUASI KONDISI LINGKUNGAN KERJA APAKAH


TEMPAT KERJA MEMBAHAYAKAN
 MENGETAHUI APAKAH NORMA ATAU PERATURAN YANG
DITETAPKAN ATAU DILAKSANAKAN OLEH PERUSAHAAN
 PENGECEKAN EFEKTIF TIDAKNYA ALAT KENDALI YANG
ADA
 UNTUK MENDAPATKAN DATA LINGKUNGAN KERJA
UNTUK KEPENTINGAN LEGAL
 MERENCANAKAN DALAM PENGADAAN ALAT-ALAT
PELINDUNG DIRI
 SEBAGAI DASAR PERENCANAAN ALAT-ALAT KENDALI
 PENELITIAN / MEMBANTU PENYELIDIKAN APAKAH
KASUS PENYAKIT YANG TIMBUL BERKAITAN DENGAN
KONDISI LINGKUNGAN KERJA

9
10
FAKTOR-FAKTOR BAHAYA LINGKUNGAN KERJA
A. Faktor Fisika :
Kebisingan, Getaran, Tekanan Panas, Tekanan Dingin,
Gelombang Elektro Magnetik, Sinar Ultraviolet,
Pencahayaan
B. Faktor Kimia :
Gas, Uap, Debu, Fume, Asap Kabut, Cairan Dan Benda
Padat Serat
C. Faktor Biologi :
Baik dari Golongan Hewan dan Tumbuhan
D. Faktor Fisiologi :
Sikap dan Cara Kerja, Konstruksi Mesin
E. Faktor Psikologis :
Suasana Kerja, Hubungan Antara Pekerja atau dengan
Pengusaha, Stres Kerja 11
12
Faktor Fisika
1. Heat Stress/Tekanan Panas
2. Noise / Kebisingan
3. Vibration / Getaran
4. Lighting / Penerangan
5. Radiation / Radiasi

13
1. HEAT STRESS / IKLIM KERJA

14
Typical Industries with Heat Stress Potential
 Iron & Steel Foundries  Canneries
 Brick Firing &  Mining
Ceramics  Chemical Processing
 Construction  Smelters
 Glass Products  Steam Turners
 Rubber Products  Laundries
 Utilities  Fire Fighting
 Bakeries  Haz-Mat Applications
 Military  Sports

15
16
Iklim Kerja
 Kombinasi dari parameter suhu kerja,
kelembaban udara, kecepatan gerakan
udara & suhu radiasi pd suatu tempat kerja.
 Suhu udara nyaman adalah
24 – 26 oC dengan selisih suhu diluar
& didalam tdk lebih dari 5 oC

17
 Faktor-faktor yg menyebabkan pertukaran panas antara
tubuh dgn sekitarnya :
 Konduksi  antara tubuh dgn benda atau
lingkungan sekitarnya melalui kontak langsung
 Konveksi  gerakan molekul2 gas/cairan dgn
suhu yg rendah
 Radiasi  energi gelombang dr kedua benda akan
saling berpengaruh
 Evaporasi/penguapan  keringat yg dihasilkan pd
permukaan kulit melalui pelepasan uap air

 Suhu yg tinggi dpt menyebabkan penyakit a.l.


heat cramps, heat exchaustion, heat stroke dan miliaria.
18
PENGENALAN ALAT LABORATORIUM

ALAT HEAT STRESS MONITOR 19


PERATURAN MENTERI TENAGA KERJA & TRANSMIGRASI
NOMOR : PER-13/MEN/X/2011, NAB IKLIM KERJA

ISBB (0 C)

Beban Kerja
Pengaturan Waktu Kerja
Setiap Jam Ringan Sedang Berat

75 % - 100 % 31,0 28,0 -

50 % - 75 % 31,0 29,0 27,5

25 % - 50 % 32,0 30,0 29,0

0 % - 25 % 32,2 31,0 30,5


20
PENGENDALIAN IKLIM KERJA
A. Terhadap lingkungan kerja
1. Isolasi peralatan yang menghasilkan panas.
2. Penempatan penghalang
3. Memperbaiki sistim ventilasi
(lokal exhaust &,general ventilation)
4. Penggunaan AC/Fan
B. Terhadap peralatan dengan suhu permukaan yang
tinggi :
1. Isolasi permukaan alat.
2. Pelindung/tirai.
3. Mengecat permukaan.
21
C. Terhadap tenaga kerja

1. Menyediakan minuman dekat tempat kerja yang


memenuhi syarat kualitas dan kuantitas.

2. Untuk lingkungan kerja panas dengan tingkat panas


radiasi rendah, dianjurkan berpakaian kerja dengan bahan
yang mudah menyerap keringat dan berwarna cerah.

3. Kualifikasi tenaga kerja yang bekerja di lingkungan kerja


panas, tidak mempunyai penyakit kardiovasculer.

22
2. KEBISINGAN
Kebisingan
 Kebisingan adalah bunyi yg didengar sbg

suatu rangsangan pd telinga & ketika bunyi


tersebut tsb tdk dikehendaki
 Kualitas bunyi ditentukan oleh frekuensi dan

intensitasnya
 Intensitas bunyi adl besarnya tekanan yg

dipindahkan oleh bunyi satuan desibel (dB)


 Frekuensi adl jumlah getaran per detik (hertz)

yaitu jml gel yg diterima oleh telinga setiap


detiknya. Range yg bisa didengar adl 20 s/d
20.000 hz dan frekuensi manusia
berkomunikasi adl 250 s/d 3000 hz
23
 Kebisingan berdasarkan sifat bunyi :
 Kebisingan continue

 Kebisingan terputus-putus

 Kebisingan impulsif

 Kebisingan impulsif berulang

 Pengaruh kebisingan terhadap tenaga kerja &


lingkungan :
 Pengaruh terhadap pendengaran yaitu

PTS dan TTS


 Efek kebisingan kepada daya kerja

24
Pengukuran Kebisingan

25
Tipe Metoda
Pengukuran Kebisingan:
 Area
 Random Sampling / Sesaat
 TWA /8 jam kerja
 Contour
 Personal
 Dosimetri

26
27
28
PENGENALAN ALAT LABORATORIUM

Sound Level Meter + Octav Band Analyzer

29
NOISE DOSIMETER

30
Pemeriksaan : Audimetri & Ruang Kedap Suara

31
NILAI AMBANG BATAS ( NAB )

NAB. UNTUK KEBISINGAN DI


INDUSTRI MENURUT
PERMENAKERTRANS NO. 13
/MEN/X/2011 ADALAH 85 dB(A)
SELAMA 8 JAM PER-HARI ATAU
40 JAM PER MINGGU.

32
Waktu Pemaparan Per hari Intensitas Kebisingan dalam (dBA)

8 Jam 85
4 88
2 91
1 94

30 Menit 97
15 100
7,5 103
3,75 106
1,88 109
0,94 112

28,12 Detik 115


14,06 118
7,03 121
3,52 124
1,76 127
0,88 130
0,44 133
33
0,22 136
PENGENDALIAN KEBISINGAN
1. SECARA TEKNIS
- SUMBER

- SEBARAN

- PENERIMA

2. SECARA ADMINISTRASI
- ROTASI KERJA
- MEMINDAHKAN TK dari TEMPAT BISING KE TEMPAT TDK
BISING
- PENGATURAN WAKTU PENGOPERASIAN.
3. MENGGUNAKAN ALAT PELINDUNG TELINGA
4.PENDIDIKAN / HEARING KONSERVASI PROGRAM

34
Ear Muff

Ear Plug

35
3. GETARAN ( Vibration )

Pengukuran getaran bergantung tujuannya :


 Whole body Vibration
 Hands Arm Vibration
 Getaran Mesin (Maintenance)
 Getaran Lantai / Gedung

36
Vibration Exposure
Whole Body

Driving Industrial
Trucks and Heavy
equipment generates
Vibration Health
effects.

37
Vibration Exposure
Whole Body

4 to 7 % of all workers in
Europe and the U.S.A are
expose to whole body
Vibration during their work
activities and are dangerous
to Health.

38
Symptoms – Advanced Stages
 White or Blanched
Finger Tips
 Aggravated by cold
 Mistaken for frostbite
 Few minutes initially
 With Continued Exposure
 Blanching spreads
 Attacks Increase in
 Frequency
 Intensity
 Duration

39
Symptoms – Latter stages
 Occur in all seasons
 On and off job
 Triggered by
 Cold
 Vibrating objects
 Nicotine
 Severe Cases
 Gangrene
 Amputation

40
Health Effects
Vascular Disorders

Muscle

Normal Damage
Artery Artery

Normal
flow
Flow
Restriction
41
Vibration
Whole Body Pad Location Examples:

Seat.
Back Rest.
Standing.

42
Measurements and sensor location
must be done in each work area.

43
Vibration Exposure
Hand Arm

44
PENGENALAN ALAT LAB

ALAT UKUR VIBRASI


45
Permenakertrans No. 13/MEN/X/2011, NAB Getaran
Lengan Tangan
Jumlah Waktu Pemaparan Per Nilai Percepatan pada Frekuensi
hari kerja Dominan

Meter per detik Gravitasi


kuadrat (m/det2)
4 jam dan kurang dari 8 jam 4 0,40

2 jam dan kurang dari 4 jam 6 0,61

1 jam dan kurang dari 2 jam 8 0,81

Kurang dari 1 jam 12 1,22


Catatan : 1 Gravitasi = 9,81 m/det2

NAB Getaran yang kontak langsung maupun tidak langsung ditetapkan


= 0,5 m/det2)
46
PENGENDALIAN WHOLE BODY
VIBRATION :

 MENCEGAH / MENGURANGI PEMAPARAN


VIBRASI

 ISOLASI TERHADAP VIBRASI (PONDASI


MESIN, SEPATU, SPONS TEMPAT DUDUK &
SANDARAN PUNGGUNG)

 MENGURANGI WAKTU PEMAPARAN & ROTASI


KERJA

47
PENGENDALIAN HAND ARM
VIBRATION
 MENCEGAH / MENGURANGI
PEMAPARAN VIBRASI

 ISOLASI TERHADAP VIBRASI


(SARUNG TANGAN TEBAL).

 MENGURANGI WAKTU PEMAPARAN


& ROTASI KERJA
48
4. PENERANGAN

49
DEFENISI PENERANGAN
 Penerangan yang baik adalah Penerangan yang
memungkinkan tenaga kerja melihat obyek-
obyek yang dikerjakan secara jelas, cepat dan
tanpa upaya yang tidak perlu.

 Penerangan yang memadai memberikan kesan


pemandangan yang lebih baik dan keadaan
lingkungan yang menyegarkan.
50
RUANG LINGKUP
 PENGENALAN
 PENILAIAN / EVALUASI
 PENGENDALIAN
 PENGENALAN ALAT LAB

51
PENGENALAN
Sifat-sifat penerangan yang baik ditentukan :
a. Pembagian luminensi dalam lapangan
penglihatan
b. Mencegah kesilauan
c. Arah sinar
d. Warna
e. Tidak mengakibatkan panas ruangan

52
ISTILAH

a. Intensitas (kadar) Illuminasi adalah banyaknya


cahaya (kepadatan cahaya) yang dikeluarkan oleh
suatu sumber cahaya dengan arah tertentu
b. Lumen adalah satuan ukuran dari aliran sinar yang
keluar dari sumber sinar
c. Level Illuminasi adalah banyaknya cahaya yang
jatuh pada permukaan sebuah bidang

53
d. Luminance (kecerahan) adalah ukuran dari
banyaknya cahaya yang dipancarkan dari
permukaan sebuah sumber sinar atau cahaya
yang terpantul dari suatu permukaan yang
dikenai cahaya
e. Reflectance (daya pantul) adalah ukuran
berapa besar cahaya dipantulkan dari suatu
permukaan

54
f. Luminaire adalah perlengkapan rumah
lampu
g. Lampu adalah sumber cahaya yang dibuat
oleh orang
h. Satuan – satuan yang sering digunakan:
@ Lux
@ Foot candle

55
Jenis Pencahayaan
 Cahaya (Penerangan) Alami berasal dari
matahari
 Cahaya (Penerangan) Buatan berasal dari
lampu :
@ Langsung
@ Tidak langsung

56
Penerangan Alami yang baik
 Jarak antara gedung-gedung atau bangunan-
bangunan harus sedemikian rupa tidak
mengganggu masuknya cahaya kedalam
ruangan.
 Setiap tempat kerja harus mendapat
penerangan yang cukup untuk melakukan
pekerjaan

57
 Jendela, lobang atau dinding gelas yang untuk
memasukan cahaya harus bersih dan luas
seluruhnya 1/6 luas tempat kerja
 Dalam keadaan terpaksa dapat dikurangkan
menjadi 1/10 luas tempat kerja
 Jendela, lobang atau dinding gelas, dapat
memberikan cahaya yang merata.
 Bila sinar matahari mengenai langsung TK
harus diadakan tindakan untuk
menghalanginya.

58
Pengaruh Pencahayaan
Terhadap Tenaga Kerja
1. Kelelahan mata
2. Kelelahan mental
3. Keluhan pegal di daerah mata
4. Kerusakan indera mata
5. Meningkatkan terjadinya kecelakaan

59
Syarat-syarat Penerangan di Tempat Kerja
Berdasarkan Peraturan Menteri Perburuhan
No. 7 tahun 1964
a. Pekerjaan yang hanya membedakan barang-
barang kasar membutuhkan penerangan minimal
50 lux, Contoh mengerjakan bahan-bahan yang
besar, mengerjakan bahan tanah dan batu, gang-
gang selalu dipakai dan gudang untuk menyimpan
barang besar.
b. Pekerjaan yang membedakan barang-barang yang
kecil membutuhkan penerangan minimal 100 lux,
Contoh mengerjakan barang besi dan baja,
penggilingan padi, kamar mesin, alat pengangkut
orang dan tempat mandi & WC.

60
c.Penerangan untuk pekerjaan yang
membedakan barang-barang kecil dengan teliti
dibutuhkan penerangan minimal 200 lux,
Contoh pekerjaan mesin dan bubut yang kasar,
menjahit tektil dan kulit, pembungkusan
daging dan mengerjakan kayu.

61
d. Pekerjaan yang membedakan secara teliti terhadap barang-
barang yang kecil dan halus membutuhkan penerangan
minimal 300 lux, Contoh pekerjaan mesin yang teliti,
pembuatan tepung, pekerjaan kantor seperti membaca dan
menulis.
e. Penerangan yang diperlukan untuk pekerjaan yang akan
membedakan barang-barang yang sangat halus dan kontras
dalam waktu yang lama dibutuhkan penerangan minimal
500-1000 lux, Contoh pemasangan yang halus, pekerjaan
mesin yang halus, pekerjaan kayu yang halus dan akuntan

62
f. Penerangan yang diperlukan untuk pekerjaan
yang membedakan barang-barang yang
sangat halus dan kurang kontras memerlukan
penerangan diatas 1000 lux, Contoh
pemasangan yang elastis dan halus (arloji),
pemeriksaan yang ekstra halus, tukang las
dan intan dan percobaan alat-alat yang ekstra
halus.

63
PENGUKURAN PENERANGAN
 Alat untuk mengukur penerangan :
adalah Luxmeter
 Penempatan fotocell pada jatuhnya cahaya
pada obyek yang dilihat oleh pekerja dalam
melakukan pekerjaan.

64
PENGENALAN ALAT LABORATORIUM

ALAT LUX METER

65
PENERANGAN LOKAL
 Pengukuran pada lokasi operator melakukan
pekerjaan.
 Contoh :

Meja 1 Meja 3

Meja 2 Meja 4

66
PENERANGAN UMUM
 Titik pengukuran pada titik potong garis
horisontal panjang dan lebar ruangan, dengan
fotocell setinggi 1 meter dari lantai,
berdasarkan luas ruangan.

67
 Luas ruangan kurang
dari 10 meter persegi.
Titik pengukuran pada
titik potong garis
panjang dan lebar setiap
jarak 1 meter.

1 meter

1 meter

68
 Luas ruangan 10 s/d 100
meter persegi.
Titik pengukuran pada
titik potong garis
panjang dan lebar setiap
jarak 3 meter.

3 meter

3 meter

69
 Luas ruangan di atas
100 meter persegi.
Titik pengukuran pada
titik potong garis
panjang dan lebar setiap
jarak 6 meter.

6 meter

6 meter

70
PENGENDALIAN
 Penggunaan cahaya matahari (daylight)
 Penggunaan warna cerah pada dinding dan
langit-langit.
 Menerangi koridor, tangga,landaian dll yang
sering dilalui tenaga kerja.
 Menerangi daerah kerja secara merata.
 Penyediaan penerangan yang cukup pada
setiap pekerjaan.
71
 Penggunaan penerangan lokal pada pekerjaan
yang memerlukan pemeriksaan dan ketelitian.
 Menghindari kesilauan.
 Penempatan lampu sedapat mungkin dari arah
samping kiri, atas, belakang tenaga kerja.
 Perawatan lampu-lampu.

72
Beberapa Hal yang Dapat Menurunkan
Intensitas Penerangan
 Adanya debu atau kotoran pada bola lampu
 Bola lampu yang sudah lama
 Kotornya kaca jendela, untuk penerangan
alami
 Perubahan letak barang-barang

73
5. RADIASI
MENGION & TIDAK MENGION

74
Prof Eric J Hall (Columbia Univ.)
Life on earth has developed with an ever present background
of radiation. Radiation has always been there

75
DEFENISI RADIASI
 SUATU CARA PERAMBATAN
ENERGI DARI SUATU SUMBER KE
LINGKUNGANNYA TANPA
MELALUI MEDIA.

76
RUANG LINGKUP
 PENGENALAN
 PENILAIAN / EVALUASI
 PENGENDALIAN
 PENGENALAN ALAT LAB

77
Application

78
PENGENALAN
• Radiasi 2 jenis :
1. Radiasi mengion (ionizing
radiation
2. Radiasi tidak mengion (non-
ionizing radiation)

79
RADIASI MENGION
(ionizing radiation)
- Energi besar (diatas 12 eV),
diakibatkan o/ disintegrasi
atom membentuk ion

- Radiasi mengion dibagi 2


1. Elektromagnetik : X-Ray,
gamma ray
2. Partikel : elektron, netron,
proton, alpha
80
Sumber Pemaparan Radiasi Mengion :
- Industri tabung sinar katoda
- Pembangkit tenaga nuklir
- Pertambangan
- Rumah sakit (kedokteran gigi,
umum, radiologi, lab.)
- Lembaga penelitian
- Pertanian
- dsb.

81
Estimated dose of radiation/year, US

Source Dose/year (mSv)


- Radon 24
- Cosmic/outer space 0,27
- Terrestrial/earth 0,28
- Internal(K40,C14) 0,39
Total Natural 0,94

- Medical X-ray 0,39


- Nuclear medicine 0,14
- Consumer product 0,10
- Occupational 0,009
- Nuclear fuel <0,01
- Fallout: atomic weapon <0,01
- Miscellaneous <0,01
Total artificial <0,66 82
83
Kasus Chernobyl,
(Rusia, 27 April 1986 ) :
- Ledakan dan kebakaran
terjadi pd reaktor uranium;
kebocoran bhn radioaktif
ratusan mil
- 2 pekerja meninggal seketika;
ribuan cedera berat;
29 meninggal setlh dirawat.
84
Efek Radiasi Mengion :
Menyebabkan terjadinya kerusakan atom/ molekul yg
dilaluinya

Efek radiasi mengion 2 jenis :


1. Efek stokastik,
- Tergantung pd frekuensi pemajanan, tidak
tergantung pd dosis
- Efek stokastik : karsinogen, kelainan genetik
2. Efek Non-stokastik
- Efek yg ditimbulkan tergantung pd frekuensi dan
dosis
- Contoh : erythema pd kulit, katarak pd mata 85
D. Efek Radiasi terhadap Sel
Ionisasi

Kerusakan DNA

Modifikasi Proses Perbaikan


ekspresi gen
Perbaikan tidak sempurna

Kematian sel “aktif” Aberasi kromosom Mutasi Perbaikan sempurna

Sel mati Sel tetap hidup

86
Klasifikasi Efek Radiasi (lanjutan)

Sel terpapar radiasi

Perbaikan secara enzimatis

Sel mati Sel hidup

Disfungsi organ Sel normal Sel abnormal

Efek deterministik Efek stokastik

Efek segera Efek tertunda

Eritema; Sterilitas; Katarak; Kanker;


Retardasi mental Efek pewarisan

87
Efek Radiasi Akut
(Radiation Sickness)
- Mual, muntah, sakit kepala,erythema
(stlh 24 jam)
- Sakit perut, demam (2-3 hari)
- Diare, dehidrasi (minggu ke 2)
- Rambut rontok, lesu, demam, perarahan (minggu
ke 3)
- Jika gejala diatas semakin parah dpt timbul
perdarahan hebat yg menyebabkan kematian (4-6
minggu setlh radiasi)
88
Radiation burns
(28 days, 2400-4800 rad)

89
Efek paparan radiasi oleh Ir-192 (185 GBq) selama 2
jam

Hari ke-5

Hari ke-21
Hari ke-11

90
91
Standar Pemajanan
Ambang batas yg direkomendasikan o/ International
Commission on Radiological Protection didasarkan
pd dosis ekivalen yg diterima oleh seluruh tubuh
dalam pemajanan/tahun, yaitu :

-5 rem (= 50 mSv) u/ tenaga kerja


-0,5 rem (= 5 mSv) u/ masy. Umum

(PP No.63/2000 ttg Keselamatan dan kesehatan thd


Pemanfaatan Radiasi Pengion)

92
Nilai Batas Dosis - NBD
(ditetapkan dlm SK Ka.BAPETEN No.01/Ka.BAPETEN/V/1999
ttg Ketentuan Keselamatan Kerja dg Radiasi)

 NBD utk penyinaran seluruh tubuh 50 mSv (5000


mRem)/thn
 NBD utk wanita usia subur 13 mSv dlm jangka 13
minggu pd abdomen
 NBD utk wanita hamil 10 mSv pd janin, terhitung
sejak dinyatakan mengandung hingga saat bayi lahir
 NBD utk penyinaran lokal rata2 pd setiap
organ/jaringan 500 mSv/thn

93
Persyaratan proteksi radiasi

 Justifikasi :Tdk menerapkan


/menggunakan radiasi, kecuali jika ada
positive net benefit
 Optimisasi :Prinsip ALARA (as low as
reasonably achievable)
 Limitasi : Standar pemajanan/ Dosis
sesuai rekomendasi

94
Pengendalian
- Isolasi peralatan dan daerah radiasi dg
penyekatan
- Maksimalisasi jarak, menjauhkan TK dari
sumber radiasi
- Membatasi waktu pemajanan
- Pemasangan pagar, label dan tanda peringatan
bhy radiasi
- Penggunaan APD(pakaian, kaca mata, dsb.)
- Pelatihan dan pengawasan
- Emergency preparadness, kesiap-siagaan jika
terjadi keadaan darurat

95
Alpha ----> sangat kecil/tidak ada
Beta ----> kecil
Sinar X ---->
besar
Sinar gamma ----> besar
Neutron ----> besar

96
Radiation Shielding Material
Alpha dpt dihambat dengan bhn tipis, mis.
kertas atau lapisan luar kulit mati
Beta penyekatan dg bhn spt aluminium dan
plastik/Al dg ketebalan sp 1 cm
Gamma & Semakin tebal dan tinggi berat jenis
X-ray bhn, semakin besar intensitas radiasi
yg diserap. Pb / tembok beton
Neutron dihambat dg penyekatan bhn yg
mengandung kadar hidrogen tinggi,
shg bhn cair spt air, poliethilen,
parafin dsb. banyak digunakan
97
98
Tingkat keparahan/bahaya radiasi

Bahaya external Bahaya internal


Kurang Alpha Gamma

Beta Beta

Sangat Gamma Alpha

99
Risk factors
(Timbulnya kanker pd organ tubuh, menurut UN Scientific Committee on
the Effects of Atomic Radiation- UNSCEAR)

Body organ Risk factor


- Gonads 1 x 10-2 / Sv
- Breast 2,5 x 10-3 / Sv
- Bone 5 x 10-4 / Sv
- Lung 2 x 10-3 /Sv
- Thyroid 5 x 10-4 /Sv
- Red bone marrow 2 x 10-3 /Sv
100
Ionizing radiation & tissue

Charged particles

Electrical interactions

Ionization occurs

Chemical changes

Biological effect

101
Effect of Radiation on Cells
 Inhibition of cell division
 Damage to chromosome (number of structure)
 Damage to genes (mutation)

Pemajanan radiasi dlm jaringan tubuh tergantung pd sifat


fisik dan kimia dr bahan radioaktif.
Contoh :
- Radioaktif iodine, umumnya mempengaruhi/terkonsentrasi pd
kelenjar thyroid;
- Strontium-90, mengendap pada tulang;
- Cesium, pd jaringan lunak

Setelah terakumulasi, konsentrasinya dpt menurun setelah


beberapa waktu melalui peluruhan atau proses biologi
(Iodine-131, waktu peluruhan 7 hr; plutonium-239, 24 000th;
strontium-90, 28 tahun)
102
PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN
 UU No. 1/1970 ttg Keselamatan Kerja
 UU No. 10/1997 ttg Ketenaganukliran
 PP No.63/2000 ttg Keselamatan dan
Kesehatan thd Pemanfaatan Radiasi Pengion

103
Berbagai Jenis Survey Meter
104
Berbagai Jenis Personal Dosimeter
105
Detektor Sintilasi

Detektor Surface
Barrier

Detektor Isian Gas

Berbagai Jenis detektor radiasi


106
RADIOGRAFI DENGAN FILM

Peralatan Pesawat Sinar-X


107
RADIOGRAFI DENGAN FILM
KameraGamma

Type Automatic
Type Amersham 660
manual

Crawler Kamera Co-60


108
Konversi :
Dosis ekivalen = dosis absorbsi x quality factor
Sievert = Gray x QF
Rem = rad x QF

1 Gray = 100 rad = 1 J/kg


1 Sv = 100 rem
1 rad = 1.15 roentgen = 0,01 Gray
1 roentgen = 0,87 rad

Dosis radiasi : jml energi yg diserap oleh jaringan tiap satuan


massa pd tempat pengukuran( satuan rad )
109
110
111
RADIASI TIDAK MENGION
(Non ionizing radiation)
• Energi rel. rendah (<12 eV, tdk mengion)
• Spektrum radiasi elektromagnetik tdk mengion
- Frekuensi : 3.105-3.1015 Hz
- Panjang gelombang : 103 m-102 nm
• Yg termasuk radiasi tdk mengion
- Frekuensi radio/TV
- Gelombang mikro
- Infra merah
- Sinar tampak
- Ultra violet

112
1. Gelombang mikro (Microwave)
 Spektrum :
- f : 3.108 Hz – 3.1011 Hz (0,3 - 300 GHz)
- Relatif tdk berbahaya pd pemajanan luar tp sgt berbahaya
jika tertelan/terhirup : 1m – 1 mm
 Sumber :
- alamiah : matahari, bumi, bulan
- buatan : satelit komunikasi, radar, hp, unit diatermi,
dapur peleburan logam/plastik
 Gel mikro : 3
- Frek. Ultra (ultra high frequency-UHF):0,3-3 GHz
- Frek Super (super high frequency – SHF): 3-30 GHz
- Frek Tertinggi (extra high frequency – EHF):30-300 GHz

113
Efek Microwave thd Kesehatan
 Pengaruh termal dan non termal (medan EM,
molekuler dan modulasi)
 Pemajanan melalui proses absorbsi, dipantulkan, dan
dpt berpenetrasi ke dlm tubuh tergantung pd panjang
gelombang. Jaringan dg kandungan air > akan
memudahkan absrbsi gel mikro ke dlm tubuh.
 Radiasi menyebabkan gangguan sistem syaraf,
gangguan reproduksi dan dugaan leukemia

Kasus :Koki pizza menderita kerusakan liver serius


akibat radiasi microwave oven (tanpa tutup
pelindung)

114
2. Infra Red
 Spektrum :
- f : 3.1011 – 3.1014 Hz
-  : 1 mm – 1000 nm
 Sumber : dapur peleburan, pengelasan, lampu
pemanas/pengering
 Efek kesehatan : Katarak pd mata, kulit
terbakar (dugaan : gannguan reproduksi,
sistem syaraf, jantung)
 Standar :10 mW/cm2 u/ radiasi infra red dg 
> 770 nm
115
3. Radiasi Sinar Tampak (visible spectrum)
 f : 3.1014 – 3,5.1014
 : 1000 nm – 500 nm

 Sumber : lampu, sinar/pengelasan, dapur peleburan,


 Efek u/ lingkungan kerja : pencahayaan kurang
dan kesilauan (glare) : kelelahan, ketdk nyamanan
yg dpt menyebabkan kecelakaan kerja
 Standar : Intensitas radiasi sinar tampak 10
mW/cm2 u/ 10.000 dtk (3 jam)

116
4. Ultra Violet
  : 400 nm -180 nm
f : 3,5. 1014 – 3.1015 Hz
 Sumber : sinar matahari, lampu merkuri/halogen,

las listrik, pemotong logam


 Ultra violet dibagi 3, dari segi efek yg ditimbulkan

:
- UV-A : 400-300 nm, pigmentasi kulit
- UV-B : 320-280 nm, erythema pd kulit
- UV-C : 200-180 nm, katarak pd mata

117
Radiasi Sinar Ultra Violet

118
119
Spektrum Radiasi Matahari

120
Health effect
Pada kulit dan mata dimana energi radiasi diserap.

Acute :
- Pd mata Photokeratitis (inflamation of cornea) dan
conjunctivis
- Radiation burn (sunburn)

Chronic :
- Cataract(clouding of the lens)
- Premature ageing, keratosis (dry,spot on the skin)

- Skin cancer

121
Who is at risk?
- Outdoor workers (gardener, road worker,

building & construction workers,


surveyors, forestry workers, agriculture
workers, mining workers, harbour
workers, traffic officer
- Fair skin

122
Pengendalian
 Elimination
 Substitution with safer alternative
 Engineering control (reduction to minimum
level)
 Administrative control (job rotation)
 PPE (clothing, sunglasses, creams SPF15+)

123
UV radiometer

124
 Australia has the highest incidence of
skin cancer in the world.
 2 dr 3 Australian yg mencapai usia 75th
diperkirakan menderita kanker kulit

125
Skin cancer
1. Basal cell carcinoma (BCC)
- Sering dijumpai, bentuk yg rel. tdk berbahaya
- Benjolan di permukaan kulit (muka, leher)
2. Squamous cell carcinoma (SCC)
- Jarang ditemukan (20% kasus kanker kulit), lebih
berbahaya
- Kulit merah, melepuh/luka, dpt menjalar
3. Melanoma
- Paling jarang ditemukan (5% kasus), paling
berbahaya, sangat fatal
- Berawal dari tumor hasil sel yg berpigmentasi di
epidermis
126
Exposure assessment
 Job tasks
 Hours of the day
 Availability of natural shade
 Feasibility of artificial shade (canopies, etc)
 Rescheduling tasks where nat./art. shade is
inadequate
 Reorganizing work (indoor/outdoor)
 Availability of control option

127
5. Gelombang Radio/TV
 f : 3.105-3.108 Hz
 : 1000 m – 1 m
 Sumber : TV, radio, sistem komunikasi, radar
 Efek :
Umumnya non thermal (medan listrik dan magnet) :
gangguan sistem syaraf, jantung, reproduksi, kanker
pd anak2 (Dugaan; percobaan binatang)

128
129
Electric & Magnetic Field (EMF)

(Efek pada binatang/ percobaan


laboratorium)
 Nervous system;
 change in balance between white & red
blood cell
 Heart; Change in electrical hearth
activity
 Genetic effect; Infertility, Chromosomal
change
 Immune system

130
Studi pd manusia :
 Fewer children were born to workers exposed to high
voltage lines; 8% anak cacat dibanding 3% dari kontrol
group (Swedia)
 More death due to leukemia (confounding factor : benzene
)- USA
 30 pekerja instansi listrik di Paris: kesehatan baik, bukan
perokok&peminum alkohol, 7 - 20 tahun masa kerja, alat
dosimeter setiap 30 detik mengunjukkan nilai paparan
elektromagnetik yang terjadi.
Hasil :penelitian ini dapat dinyatakan bernilai amat
meyakinkan yang membuktikan untuk pertama kalinya,
bahwa paparan spektrum elektromagnetik (teg. Tinggi)
yang berjalan terus-menerus dan kumulatif tidak
menimbulkan efek yang mengganggu (American Journal
of Physiology, June 2005)

131
 DR Sudarti (Univ Jember;Kompas 24 Jan 2006)
- SUTET mempengaruhi faktor psikis warga; rasa
tdkaman/depresi (suara berisik spt letusan yg
muncul malam hari krn arus listrik dg beban
puncak)
- Tidak berpengaruh langsung pada kesehatan
- Mempengaruhi kualitas suara dan gambar TV

Voltage Levels
 Low voltage lines : < 1000 V

 Medium voltage : 1000 V – 60 000 V

 High voltage : 60 000 – 150 000 V

 Extra High voltage : > 150 000 V


132
PERATURAN MENTERI TENAGA KERJA NOMOR : PER-13/MEN/X/2011,
NAB FREQUENSI RADIO RADIO & GELOMBANG MIKRO
Frekuensi Power Kekuatan Kekuatan Waktu
Density Medan Medan Pemaparan
(mW/cm2) Listrik (V/m) Magnit (Menit)
(A/m)
30 kHz – 100 kHz 1842 6

100 kHz – 1 MHz 1842 6

1 MHz – 30 MHz 1842/f 6

30 MHz – 100 MHz 61,4 6

100 MHz – 300 MHz 10 61,4 0,163 6

3 00 MHz – 3 GHz f/30 6

3 GHz – 30 GHz 100 33.878,2/f 1 ,079


133

0,476
PERATURAN MENTERI TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI
NOMOR : PER-13/MEN/X/2011, WAKTU PAJANAN RADIASI SINAR
ULTRA UNGU YANG DIPERKENANKAN

Masa Pemaparan Per Hari Iradiasi Efektif (IEff) mW/cm2


8 jam 0,0001
4 jam 0,0002
2 jam 0,0004
1 jam 0,0008
30 menit 0,0017
15 menit 0,0033
10 menit 0,005
5 menit 0,01
1 menit 0,05
30 detik 0,1
10 detik 0,3
1 detik 3
0,5 detik 6 134
0,1 detik 30
PEMERIKSAAN KESEHATAN TENAGA KERJA

1. Pemeriksaan
Kesehatan Awal,
Berkala, Khusus.
- Audiometri
- Spirometri

2. Pemeriksaan
Biological
Monitoring
- Urine
- Darah 135
136
137
KEADAAN
KEADAAN FISIK
FISIK BAHAN
BAHAN KIMIA
KIMIA

GAS

UAP
(PARTIKEL CAIR)

DEBU

CAIRAN
CAIRAN

PADATAN 138
GOLONGAN PARTIKEL

 Debu (Kekuatan mekanis-Alami)


 Mist (Penyemprotan-Pembuihan)
 Fume (Peleburan logam)
 Asap (Partikel karbon < 0,5
mikron bercampur senyawa HC )
 Kabut (Ttk-ttk air mengembun di
udara)
 Smog (Gabungan smog fog)

139
Non Partikel
 Gas bentuk fluida elastis yg
mengisi seluruh ruangan pd
suhu & Tekanan normal
(Uap air, Uap minyak dll.)

140
Menurut
Patologis.. ?
 Racun Sistemik mempengaruhi
seluruh tubuh
 Kerusakan organ-organ tubuh

bagian dlm (organofosfat, Cl,HC)


 Merusak sistem Hematopoitik

(sistem pembuat darah merah)-->


Phenol, Benzene, Naptalen
 Racun Logam Berat (Hg, Pb, Cd)

141
CARA PENGUKURAN F-KIMIA

 Indra Manusia
 SO2 ---> 4 ppm
 H2S ---> 0.2 ppm
 Binatang Percobaan
 Alat Detector
 Gas Monitoring
 Pengambilan Sampel ( cara yg paling
dianjurkan)

142
CARA PENGAMBILAN SAMPEL FAKTOR KIMIA

1. FILTRASI : YAITU MENGAMBIL CONTOH FAKTOR KIMIA DI UDARA


DENGAN CARA MENGAKIRKAN UDARA MELALUI SUATU KERTAS
FILTER KEMUDIAN KERTAS FILTER DITIMBANG SELISIH
BERATNYA DI LABORATORIUM

2. ABSORBSI : YAITU MENGAMBIL CONTOH FAKTOR KIMIA DI


UDARA DENGAN CARA MENGALIRKAN UDARA MELALUI
ABSORBEN

3. ADSORBSI : YAITU MENGAMBIL CONTOH FAKTOR KIMIA DI


UDARA DENGAN CARA MENGALIRKAN UDARA MELALUI SUATU
ADSORBENSIMISAL, SILICA GEL ATAU KARBON AKTIF.

143
MEASUREMENT OF WORKER EXPOSURE
A Full period

A B Full period
A B
Single sample
A B C

 A B
Partial Period
A B Consecutive
A B C samples

A B C D E
    
(Random)
  
A B C D Grab Samples

0
1 2 3 4 5 6 7 8
144
HOURS AFTER START OF WORK SHIFT
TIME WEIGHTED AVERAGE

145
BEBERAPA METODE YANG DIGUNAKAN UNTUK
MELAKUKAN MONITORING DI LINGKUNGAN KERJA

CARA MONITORING
 DIRECT READING/PEMBACAAN LANGSUNG
 SEMI DIRECT READING
 PENGAMBILAN CONTOH UJI

METODE PENGUJIAN
 GRAVIMETRI
 TITRASI
 SPEKTROFOTOMETRI
 CHROMATOGRAPHY
 SPEKTROFOTOMETRI SERAPAN ATOM
 FLUORESENSE SPEKTROFOTOMETRI
 X RAY DEFRACTOFOTOMETRI

146
PENENTUAN TITIK DAN WAKTU PENGUKURAN

 TITIK PENGUKURAN DITENTUKAN ATAS DASAR TUJUAN DARI


PENGUKURAN, APABILA TUJUAN PENGUKURAN ADALAH UNTUK
MENILAI DAMPAKNYA TERHADAP TENAGA KERJA, MAKA TITIK
PENGUKURAN ADALAH DI TEMPAT TENAGA MELAKUKAN
PEKERJAAN.

 WAKTU PENGUKURAN ADALAH REPRESENTATIF MEWAKILI 8


KERJA PER HARI. DAN BIASANYA DIWAKILI PADA WAKTU MULAI
OPERASIONAL, PEAK HOUR (JAM OPERASIONAL MAKSIMAL) YAITU
1 JAM SEBELUM ISTIRAHAT 1 DAN PADA WAKTU MENJELANG
SELESAI WAKTU KERJA

147
PENGAMBILAN CONTOH UDARA SECARA AKTIF

148
METODA ANALISA KIMIA DI UDARA
 TUBE DETECTOR
PRINSIP : REAGEN (TERADSORBSI) + GAS PERUBAHAN
WARNA
 IMPINGER (ABSORSI LARUTAN PENYERAP)
PRINSIP : MENANGKAP GAS BEREAKSI DIANALISA
 ADSORBSI (CARCOAL TUBE)
PRINSIP : UDARA MENEMPEL PADA REAGEN ANALISA
 GRAVIMETRI
PRINSIP : FILTER, UDARA BERDEBU MENEMPEL PADA
FILTER PAPER DITIMBANG BERATNYA
 DETECTOR (DIRECT READING)
PRINSIP : DENGAN MENGGUNAKAN SENSOR

149
GAS CHROMATOGRAFI MASS LIQUID
SPECTROFOTOMETRI CHROMATOGRAFI MASS
SPECTROFOTOMETRI

150
Personal Samples

151
Colorimetric Tubes…
…are NOT sorben tube
Colorimetric tubes “Drager®
Tube”
Are compound specific
Change color to indicate
concentration
“Direct Reading” for
immediate response
Advantages
Require no laboratory
Easy to use
Disadvantages
Accuracy: +/- 25%
Not all compounds 152
available
153
Gas & Vapor Sampling

With sorbent tubes

Main bed
Precision drawn
Back-up bed glass tube
Retaining clip

Foam separator

154
NILAI AMBANG FAKTOR KIMIA DI TEMPAT KERJA
MENGACU PADA

PERATURAN MENTERI TENAGA KERJA


DAN TRANSMIGRASI
NOMOR : PER-13/MEN/X/2011
TENTANG
NILAI AMBANG BATAS FAKTOR FISIKA
DAN FAKTOR KIMIA DI TEMPAT KERJA

155
VENTILASI INDUSTRI
&
TEKNOLOGI PENGENDALIAN

156
PENGANTAR
 Prinsip Umum Ventilasi
Aliran udara dari suatu tempat bertekanan tinggi
ke tempat tekanan rendah.

 Ventilasi Industri
Memasukkan udara segar ke dalam ruangan
dan mengeluarkan udara yang mengandung
kontaminan bahan kimia atau panas ke luar
ruangan, dengan tujuan untuk kesehatan dan
kenyamanan tenaga kerja

157
4 ALASAN VENTILASI
1. Memenuhi kebutuhan pernafasan penghuni.
2. Menghilangkan bau badan dan asap rokok.
3. Memelihara keseimbangan panas badan.
4. Mengendalikan pencemaran oleh bahan
kimia.

Ad 1 & 2 umumnya pada ruangan perkantoran.


Ad 3 & 4 umumnya pada industri.

158
KEBUTUHAN OKSIGEN
1.Menurut Bedford
Udara segar mengandung
O2 : 20,94% CO2 : 0,03 %
N2 dll : 79,03 %
Udara segar yang harus dimasukkan ke dalam
ruangan adalah :
1,416 m3/orang/menit.

159
2.Menurut Yaglow (1936)
Bahwa hilangnya bau badan merupakan
kriteria ventilasi udara memuaskan.
Sedangkan udara segar yang dibutuhkan
tergantung banyaknya penghuni dan
standar kebersihan seseorang.

160
JENIS VENTILASI INDUSTRI
A. DILUTION VENTILATION

@ Pemasukan udara ke ruangan


@ Terutama untuk panas dan bahan
kimia yang kurang berbahaya

161
162
B. LOCAL EXHAUSTER

@ Pengeluaran udara langsung dari


sumber.
@ Sangat efektif.

163
164
165
C. EXHAUST ENCLOSURE

@ Pengendalian sempurna bahan


kimia sangat beracun.
@ Remote Control
@ Glove / sarung tangan.

166
167
168
C. COMFORT VENTILATION
@ Pemanasan / pendinginan ruangan.
@ Untuk proses dan kenyamanan.
@ Air Conditioning.

169
BAHAYA DIBALIK
SEJUKNYA AC
FUNGSI AIR CONDITIONER
(AC)
 Fungsi AC adalah mendinginkan udara
dengan cara mensirkulasikan udara dari
ruangan dilewatkan pada media pendingin
kemudian udara yang sama dihembuskan
kembali ke ruangan, demikian seterusnya.

 Sehingga pada dasarnya, udara dingin yang


terjadi adalah udara yang itu-itu juga dari
ruangan tersebut.
DAMPAK NEGATIF PENGGUNAAN
AC
1. OBESITAS
Suhu udara yang nyaman akan membuat kita
malas beraktivitas. Minimnya aktivitas tubuh
meniadakan pelepasan energi pembakaran
lemak. Akibatnya, timbunan lemak akan
terakumulasi dan memicu obesitas.
Maka mereka yang terbiasa hidup di ruangan
berpenyejuk ruangan disarankan memiliki jadwal
rutin berolahraga untuk membakar lemak tubuh.
2. SICK BUILDING SYNDROME
Perbedaan suhu udara antara ruangan
berpendingin udara dan luar ruang bisa
mempengaruhi daya tahan tubuh.
Beranjak ke ruang dingin dalam kondisi bercucur
keringat usai melakukan aktivitas di bawah sinar
matahari bisa mengakibatkan sakit kepala, lemas,
bahkan sesak napas.
Maka dari itu, jika sedang berkeringat disarankan
tidak langsung memasuki ruangan ber-AC.
3. PENULARAN PENYAKIT
Hampir semua ruang berpendingin udara minim
ventilasi, yang dikarenakan agar udara dingin yang
dihasilkan oleh AC tidak langsung pergi keluar.
Kondisi ini membuat sirkulasi udara tidak lancar dan
hanya menghasilkan udara daur ulang. Disaat salah
satu penghuninya membawa virus, secara otomatis
virus itu akan terperangkap di ruangan sehingga
berpotensi menular ke penghuni lain dengan cepat.
 Agar penyakit tidak menyebar dengan cepat,
lebih baik sang penghuni yang membawa virus
(sedang sakit) tidak berada di ruangan yang
sama, atau jika tidak memungkinkan, lebih baik
menggunakan AC berteknologi Plasmacluster,
Neo Plasma, dan sejenisnya yang dapat
meminimalis virus yang terdapat dalam ruangan
tersebut.
4. PENUAAN KULIT
.

Mesin pendingin udara bekerja menurunkan temperatur


udara dengan menangkap partikel-partikel air di udara
untuk memproduksi hawa dingin. Kondisi ini secara tak
langsung menurunkan kelembaban udara yang memicu
masalah kulit kering.
Jika sebagian besar waktu kita habis di ruang
berpendingin udara biasakan menggunakan pelembab
ekstra untuk kulit. Kita harus memiliki trik untuk menjaga
kelembaban kulit demi mempertahankan elastisitasnya.
TIPS UNTUK TETAP SEHAT DALAM
RUANG BER AC

1. Sebaiknya luangkan waktu, walau sedikit,


untuk berjalan-jalan ke luar ruangan.
Selain baik bagi tubuh, pikiran juga akan
terasa lebih rileks.
2. Jangan biarkan udara AC langsung
mengenai tubuh karena dapat berefek
buruk pada kesehatan.
3. Aktivitas fisik, terlebih olahraga teratur,
sangat dianjurkan. Termasuk pula yang
menjalani rutinitas sehari-hari di ruang
ber-AC seperti di kantor.
4. Jagalah kebersihan. Secanggih apa pun
fasilitas yang kita gunakan demi
kenyamanan bekerja, tidak akan efektif
jika tidak dijaga kebersihan ruangan
tersebut.
5. Biarkan sesekali
udara dan
cahaya masuk
ke dalam
ruangan ber-AC,
untuk
memberikan
efek fresh pada
udara dalam
ruangan.
6. Letakkan
tanaman indoor
di tempat kita
bekerja, sangat
membantu
mengurangi
dampak polusi.
7. Bagi pekerja kantor,
jujurlah pada diri
sendiri, jika kondisi
kesehatan sedang
tidak fit, sebaiknya
minta izin untuk
tidak masuk
daripada
menularkannya
kepada orang lain.
8. Gunakan hanya AC yang bebas CFC
atau freon, karena ratifikasi standar
lingkungan dunia sudah mengharuskan
penghapusan terhadap CFC yang dapat
mengakibatkan lapisan ozon hilang dalam
waktu yang lama.
9. Banyak-banyak minum (terutama air
putih) kalau bekerja di ruang berAC.
KESIMPULAN
 Penggunaan Air Conditioner (AC) sebagai
alternatif untuk mengganti ventilasi alami dapat
meningkatkan kenyamanan dan produktivitas
kerja, namun AC yang jarang dibersihkan akan
menjadi tempat nyaman bagi mikroorganisme
untuk berkembang biak.
 Kondisi tersebut mengakibatkan kualitas udara
dalam ruangan menurun dan dapat
menimbulkan berbagai gangguan kesehatan
yang disebut sebagai Sick Building Syndrome
(SBS).
D. CLEAN ROOM VENTILATION
@ Proses bersih.
@ Sirkulasi udara bersih.

184
TEKNOLOGI PENGENDALIAN
A. TEKNOLOGI
Daya upaya manusia untuk merubah
sesuatu benda ke benda lain yang
berguna untuk memenuhi kebutuhan
menuju peningkatan kesejahteraan demi
kelangsungan hidup manusia.

185
 Merubah :
Mesin, bahan, cara kerja dan sikap kerja.

 Dampak Positif :
Kemudahan proses
Peningkatan produktivitas
Penurunan biaya
Kesejahteraan
186
 Dampak Negatif :
Penyakit Akibat Kerja
Kecelakaan Kerja

 Penyakit akibat kerja terbanyak


disebabkan oleh bahan kimia maka perlu
pengendalian bahan kimia di tempat
kerja
187
SISTEM PENGOLAHAN UDARA
A. SEDERHANA
@ Jendela, dinding, pintu, dan kisi-kisi.

B. MEKANIK
1. CYCLONE (ULAKAN ANGIN)
@ Sentrifugal (blower).
@ Misal di penggergajian.

188
189
2. FILTER BAG (KANTONG PENYARING)

@ Fan
@ Blower.

190
191
3. SCRUBBER (PENCUCIAN UDARA)

@ Uap logam
@ Bahan kimia berbahaya

192
193
4. ELEKTROSTATIC PRESIPITATOR

@ Jumlah besar
@ Industri semen, besi dan baja

194
195
PENGENDALIAN BAHAN KIMIA
1.DILUTION VENTILATION
@ Untuk bahan organik
2.LOCAL EXHAUSTER
@ Untuk bahan anorganik
3.GABUNGAN DILUTION VENTILATION &
LOCAL EXHAUSTER
@ Untuk bahan sangat beracun
@ Kecepatan sumber tinggi
196
197
198
4.AIR CLEANER

@ HOUSE FILTER
@ CYCLONE
@ ELECTROSTATIC PRESIPITATOR
@ SCRUBBER

199
200
PENGENDALIAN PANAS
RUANGAN

1. DILUTION VENTILATION

2. LOCAL EXHAUSTER

3. GABUNGAN DILUTION VENTILATION


& LOCAL EXHAUSTER

201
202
203
AGENDA
 Dasar Hukum
 Pengantar Faktor Biologi
 Pemahaman Faktor Biologi
 Potensi Bahaya Faktor Biologi di tempat kerja
 Program Pengendalian di tempat kerja

204
DASAR HUKUM
 UU No. 1/1970 ttg Keselamatan Kerja
 Permenakertrans No.1/1981 ttg Kewajiban melapor
PAK
 Kepres No. 22/1993 ttg penyakit yg timbul karena
hubungan kerja (point 29) penyakit infeksi yg
disebabkan oleh virus, bakteri, atau parasit yg didpt
dlm suatu pekerjaan yg memiliki resiko kontaminan
khusus.

205
PENGANTAR FAKTOR
BIOLOGI
 Fak. Biologi berbeda dg Fak. Kimia dan Fak. Fisik
 Biological hazard tumbuh dan berkembang
 Infeksi biological hazard terjadi di tempat kerja dan
lingk.
 Pekerja yg terinfeksi dpt menjadi pembawa resiko

206
PEMAHAMAN FAKTOR.
BIOLOGI
 Biological hazard adalah semua bentuk kehidupan

 Atau

 Mahluk hidup dan produknya yang dpt menyebabkan


penyakit pd manusia dan hewan

207
KATEGORI BIOLOGICAL
HAZARD
 Microorganisma dan toksinnya (virus, bakteri, fungsi
& produknya)
 Arthopoda (crustacea, arochmid, insect)
 Alergen & toksin tumbuhan tingkat tinggi (dermatitis
kontak, rhinitis, asma)
 Protein alergen dari tumbuhan tingkat rendah (lichen,
liverwort, fern) & hewan invertebrata (protozoa,
ascaris)

208
Simbol Biological Hazard

209
Sektor Pekerjaan yg terkait dg
Fak. Biologi
 Pertanian
(menanam,panen, fishing,forestry)
 Produk pertanian
(Pemotongan, pengetaman, prosesing bulu,&
kulit hewan)
 Lab. Perawatan hewan
(Merawat hewan)

210
 Perawatan kesehatan
(merawat pasien, medical dental)
 Pharmasi & produk herbal

 Personal care

(penataan rambut, perawatan kaki)


 Lab. Klinis & lab research

 Bioteknologi

 Perawatan gedung

 Fasilitas pembuangan

 Sistem pembuangan limbah industri.

211
Karakteristik Biological Hazard di Indoor air
Quality
 Pollen (serbuk sari)
- Mengandung bahan alergen
- Respon → alergi, hay fever, rhinitis
 Dander
- Terdiri dari partikel : kulit, rambut, ludah &
urine
- Sumber : Kucing, anjing, tikus, mencit, hewan
piaraan, tupai, gerbil, burung
- Reaksi → rhinitis, asma

212
 Insect (serangga)
- Exereratory dpt menyebabkan alergi &
gangguan respiratory
 Mites (tungau)

- Sebagian besar menyebabkan alergi


respiratory
 Virus

- Merupakan microorganisma yg sangat


penting

213
Rute Fak. Biologi masuk ke dlm
tubuh
 Inhalasi airborne
 Pencernaan (kontaminasi makanan, terbawa
dari tangan ke mulut)
 Kulit (kulit luka atau tergores)
 Infeksi yg di bawa dari tangan ke mata.

214
Beberapa penyakit yg disebabkan oleh Fak.
Biologi pada Tenaga Kerja
 Lingkungan pertanian
- Tetanus (closstridium tetani di tanah, masuk
melalui luka)
- Leptospirosis (virus spirochetes, di urine tikus
yg terinjeksi)
- Bissinosis (debu kapas →asma)
- Keracunan mycotoxin (Jamur aspergilus flavus)
→mengkontaminasi kacang, jagung →Lever
cancer

215
 Lingkungan peternakan
- Anthrax (bacilius antracis,
menginfeksi kambing, sapi)
- Brucellosis (brucella, menginfeksi
domba, kambing)
- Rabies (virus yg dibawa anjing, babi,
tikus)

216
 Lingkungan berdebu
- Tuberculosis (mycobacterium Tb→tk
berdebu, sempit, ventilasi buruk,
panas)
- Bronchitis
- Pnemonia

217
 Public Health ( Pusat kesehatan)
- Tuberculosis, Mycobacterium Tb
- HIV/AIDS
- SARS
- Influenza
- Flu burung
- dsb

218
 Perkantoran
- Legionaire disease (bakteri legionella)

→ Keluhan : demam, batuk, sesak napas,


pegal, lelah
- Humidifier fever (bakteri thermophilic

actynomicetes)
* dikaitkan dg sistem pendingin ruangan
* Flue-like illnes (gejala ; demam, batuk, lesu,
sesak→ ” Monday sicknes”

219
PENILAIAN FAK. BIOLOGI

 Penilaian Fak. Biologi di tempat kerja


dilakukan oleh :

“BIOSAFETY SPECIALIST”

220
Program Pengendalian di
tempat kerja
 Administrasi kontrol
Sreening, regular medical check up, medical record
 Personal Protective Equipment
 Standard Work Practice
Dilarang makan, minum, di tempat kerja, personal
hygiene, desinfecting process, pakain khusus

221
 Desinfeksi atau dekontaminasi
Secara teratur terhadap lantai, dinding,
dan peralatan
 Program immunisasi
 Labeling, warning sign
 Training, education
Tentang bahaya terhadap kesehatan,
standard operating procedure (SOP) dll

222
223
ERGONOMI

224
I. PENGERTIAN
Masalah :
Pekerjaan yang dilakukan manusia.
Peralatan kerja import.
Pekerja tetap sehat dalam bekerja.
Pekerja berproduktivitas tinggi.

Ergonomi:
Ilmu yang mempelajari penserasian antara pekerjaan dengan
lingkungan terhadap orang dan sebaliknya.

Menurut ILO, Ergonomi:


Adalah penerapan ilmu biologi manusia sejalan dengan ilmu
rekayasa untuk mencapai penyesuaian bersama antara pekerjaan
dan manusia secara optimum, dengan tujuan agar bermanfaat demi
efisiensi dan kesejahteraan.

Ergonomi/Agust.Doc 225
Segitiga Ergonomi

 Manusia : Dokter dan Paramedis


 Mesin : Ahli Teknik
 Lingkungan Kerja : Ahli Hiperkes
dan KK

Tujuan :Efisiensi dan kesejahteraan yang berkaitan erat dengan


produktivitas dan kepuasan kerja.
Sasaran : Seluruh tenaga kerja baik sektor formal, informal dan
tradisional.
Pendekatan Ergonomi : Mengacu pada konsep total manusia, mesin dan
lingkungan yang bertujuan agar pekerjaan dalam industri dapat berjalan secara
efisien, selamat dan nyaman.
Caranya adalah menciptakan kondisi optimal bagi pekerja, antara lain:
 Mengurangi beban kerja.
 Memperbaiki sikap kerja.
 Menyediakan saran psikosensoral pada pemakaian instrumen.
 Mencegah mengingat informasiErgonomi/Agust.Doc
yang tidak diperlukan. 226
 Penempatan pekerja pada pekerjaan yang sesuai.
OFFICE WORK

227
OFFICE WORK

228
OFFICE WORK

229
II. KELAINAN YANG SERING TERJADI PADA
BERBAGAI PEKERJAAN
Sering pekerja menghadapi desain kondisi pekerjaan yang tidak
ergonomis. Hal ini menyebabkan beberapa kelainan pada
tangan, tungkai, sendi, punggung atau bagian tubuh lainnya,
terutama disebabkan oleh:
Pengulangan pekerjaan yang menggunakan peraratan bergetar.
 Peralatan atau tenaga yang membutuhkan memutar tangan.

 Menggunakan tenaga pada posisi yang tidak tepat.

 Penekanan lebih pada bagian tangan, punggung, kaki atau

sendi.
 Bekerja di luar jangkauan tangan atau di atas kepala.

 Bekerja dengan kecenderungan memakai punggung.

 Mengangkat dan mendorong beban kerja.

Ergonomi/Agust.Doc 230
No Kelainan Gejala Penyebab
1. Bursitis. Nyeri dan bengkak Berlutut, tekukan pada
Pembengkakan bursa antara pada tempat yang siku, gerkan bahu yang
kulit dan tulang atau tendon dan sakit berulang.
tulang.
Bisa dilutut, siku, bahu
2. Carpal tunnel syndrome. Rasa tertusuk, Pengulangan pekerjaan
Penekanan syaraf yang nyeri, kaku pergelangan tangan
melewati pergelangan tangan. dengan menggunakan
peralatan yang bergetar.

3. Celulitis. Nyeri dan bengkak Menggunakan peralatan


Infeksi telapak tangan karena di telapak tangan tangan, palu.
mencuci berulang
4. Epicondilitis. Nyeri dan bengkak Pengulangan pekerjaan.
Bengkak di daerah dimana di pinggiran luka
tendon dan tulang bersatu . Bila
di siku (tennis elbow)
5. Ganglion. Keras, kecil, Pengulangan gerakan
Kista di selaput sendi atau bengkak tangan.
tendon. sekelilingnya,
biasanya nyeri
Biasanya di punggung, tanganErgonomi/Agust.Doc 231
dan tungkai.
No Kelainan Gejala Penyebab
6. Osteo arthitis. Kaku dan nyeri tulang Beban lebih dalam jangka
Kerusakan sendi akibat belakang, leher dan sendi lama ar itualng belakang
parut di sendi dan lain. dan sendi lain.
tumbuh tulang.
7. Tendonitis. Nyeri, bengkak, ngilu dan Gerakan pengulangan.
Bengkak di area otot bengkak dari tangan,
dan sendi bersatu. kaki, lengan, susah
digerakkan.
8. Tenosynovitis. Nyeri, bengkak, ngilu, Pengulangan gerakn,
Bengkak tendon atau nyeri hebattangan, susah Mengangkat beban yang
selaputnya. digerakkan. tiba-tiba meningkat atau
pengenalan proses baru.
9. Tenson neck. Nyeri terlokalsir di leher Harus mempertahankan
Bengkak di otot dan atau bahu. posisi tegak.
tendon di leher bahu.
10. Triger finger. Tidak bisa menggerakkan Pengulangan gerakan,
Bengkak di tendon atau jari secara pelan tanpa pegangan terlalu lama,
selaput dari jari rasa nyeri. terlalu keras, terlalu
Ergonomi/Agust.Doc sering. 232
No Kelainan Gejala
11. Algias Penyakit pada juru ketik, sekretaris, pekerja yang
posturnya membungkuk ke depan, vertebral syndrome
pada pembawa barang, pengantar barang dan penerjun
payung.
12. Osteo articular Scoliosis pada pemain violin dan operator kerja bangku,
deviations bungkuk (kifosis) pada buruh pelabuhan dan pemikul
keranjang, datarnya telapak kaki pada penunggu,
pembuat roti dan pemangkas rambut.
13. Rasa nyeri pada otot Rusaknya tendon avhiles bagi para penari, tendon
dan tendon paada ekstensor panjang bagi para drummer,
tenosyinvitis pada pemoles kaca, pemain piano dan
tukang kayu.
14. Iritasi pada cabang Saraf ulnar bagi para pengemudi kendaraan, tukang
saraf tepi kunci, tukang pandai besi, reparasi arloji, penjilidan
buku, pemotong kaca dan pengendara sepeda.
15. Hernia Nucleus Mengangkat tidak ergonomis
Pulposus/ HNP
16 Low Back Pain Cara kerja tidak ergonomis

17. Repetition Strain SemuaErgonomi/Agust.Doc


rasa nyeri akibat pekerjaan 233
Injury (RSI)
Faktor Risiko
Faktor risiko berkaitan dengan CTD yang terjadi
di perkantoran adalah:
Repetition

Postur Janggal

Pressure yang berlebihan dan lama

Vibrasi

234
Risk Factors: Repetition
 Pengetikan yang berulang-ulang
 Data entry yang berjam-jam, dan hari ke
hari.
 Pen-stempelan yang banyak.
 Angkat angkut yang sering.
 Pergerakan / penggunaan mouse yang
berulang-ulang.

235
Risk Factors:
Posisi Janggal
 Membungkuk
 Mengetik dengan posture pergelangan tangan pada sisi / sendi
alas yang tidak baik.
 Bahu terangkat ketika mengetik
 Pencapaian / posisi mouse yang jauh
 Perputaran leher karena sering mengambil benda lain.
 Mengangkat benda yang terlalu rendah, atau diatas bahu.

236
237
Kerja Tidak Ergonomis

238
III. PRINSIP DASAR ERGONOMI
Penerapan prinsip ergonomi dapat meningkatkan kenyamanan pekerja secara
signifikan, kesehatan, keselamatan dan produktivitas.
Contoh:
Pada posisi berdiri, pekerjaan yang teliti dataran kerja 10 – 20 cm di atas tinggi

siku dan pekerjaan berat dataran kerja 10 – 20 cm di bawah tinggi siku.


Untuk pekerjaan rakitan, material ditempatkan di posisi otot pekerja terkuat

berkontraksi.
Peralatan yang menggunakan tangan yang tidak enak harus dimodifikasi /

diganti.
Tenaga tidak perlu dikeluarkan pada posisi canggung.

Pekerja perlu mendapat pendidikan teknik mangangkat

yang benar.
Bekerja sambil berdiri hendaknya dihindari.

Rotasi pekerjaan untuk menghindari pengulangan

yang tinggi.
Alat – alat ditempatkan didaerah jangkauan tangan.

Ergonomi/Agust.Doc 239
IDENTIFIKASI FAKTOR RESIKO
• Tempat Kerja
2. Desain tempat duduk
Masalah :  Pekerja harus dapat
 Nyeri punggung
menjangkau pekerjaan
 Cedera karena peregangan otot  Posisi duduk di depan
berulang pekerjaan
 Peredaran darah di kaki  Punggung tegak dan bahu
Sebab : rileks
 Desain tempat duduk yang salah  Perlu pemahaman pada siku,
 Berdiri sepanjang hari lengan atau tangan
 Jangkauan yang terlalu jauh

 Cahaya yang tidak memadai

3. Tempat Kerja Berdiri


Masalah : Action :
 Nyeri pinggang  Penyediaan kursi
 Kaki bengkak  Alas kaki yang sesuai
 Permasalahan peredaran darah  Pekerja dapat mempertahankan
Ergonomi/Agust.Doc
lengan dan 240
 Kelelahan otot kaki
 siku dekat dengan badan
4. Peralatan Yang Menggunakan Tangan
 Desain tombol, pengungkit, stir dll.

5. Pekerjaan yang Memerlukan Tenaga Fisik Berat


Masalah:
 Peningkatan frekuensi pernapasan dan denyut jantung
 Cepat lelah

Action:
• Pekerjaan berat disesuaikan dengan kapasitas kerja pekerja
• Variasi kerja berat dan ringan dalam satu hari
• Pengaturan waktu istirahat yang tepat
• Pengaturan beban angkat, frekuensi, jarak dan waktu.

Ergonomi/Agust.Doc 241
Desain Pekerjaan
Desain:
Jenis pekerjaan yang perlu dikerjakan
 Bagaimana pekerjaan harus dikerjakan
 Berapa macam pekerjaan yang akan dikerjakan
 Perintah dalam pekerjaan yang perlu
 Jenis Peralatan yang diperlukan

Fungsi Desain:
 Mengizinkan pekerja dalam posisi bervariasi
 Mengizinkan pekerja diberikan rangsangan mental
 Mengizinkan pekerja mengambil keputusan dalam pekerjaannya
 Kesempatan menyelesaikan pekerjaan
 Tersedianya pelatihan tentang pekerjaan
 Tersedianya jadwal kerja dan istirahat
 Kesempatan menyesuaikan dengan pekerjaan baru
Ergonomi/Agust.Doc 242
IV. NORMA ERGONOMI
Norma ergonomi yang telah disepakati
meliputi
A. Pembebanan kerja fisik
B. Sikap tubuh dalam bekerja
C. Mengangkat dan mengangkut
D. Olah raga dan kesegaran jasmani
E. Musik dan dekorasi
F. Lingkungan
Pembebanan kerja
kerja fisik
1. Bagi tenaga kerja
Penentuan beban kerja fisik perlu memperhatikan kondisi iklim tropis dan
sosial ekonomi
2. Kriteria pembebanan
Tidak lebih dari 30 – 40 % kemampuan kerja maksimum dalam waktu
8 jam/hari
3. Rekomendasi kuantitatif Ergonomi/Agust.Doc 243
Sikap Tubuh dalam Bekerja
 Agar diupayakan kerja dengan sikap duduk atau duduk dan berdiri secara

bergantian
 Beban statis seminimal mungkin

 Posisi dan sikap tubuh menghindari upaya yang tidak perlu

 Tempat duduk dan meja Ergonomis

Mengangkat dan Mengangkut


 Beban diusahakan menekan pada otot tungkai yang kuat dan sebanyak mungkin

otot tulang belakang yang lemah dibebaskan dari pembebanan


 Momentum gerak badan dimanfaatkan untuk mengawali gerakan

Olah Raga Dan Kesegaran Jasmani


 Pembinaan kesegaran jasmani khusus maupun kegiatan olah raga

 Tes kesegaran jasmani pada seleksi karyawan

 Penyediaan fasilitas olah raga

Ergonomi/Agust.Doc 244
Musik dan dekorasi

Penggunaan musik yang tepat jenis, saat, lama, intensitas dan sifat
pekerjaan meningkatkan kegairahan dan produktivitas.
(Pekerjaan repetitif, tidak perlu konsentrasi tinggi, musik tempo sedang)

Dekorasi dan tata warna memberikan kesan jarak psikis dan suhu

Ergonomi/Agust.Doc 245
No Warna Efek

Jarak Suhu Psikis

1 Biru Jauh Sejuk Menyejukan


2 Hijau Jauh Sangat Menyegarkan
sejuk/netral
3 Merah Dekat Hangat Sangat mengganggu
4 Oranye Sangat dekat Sangat hangat Merangsang
5 Kuning Dekat Sangat hangat Merangsang
6 Sawo matang Sangat dekat Netral Merangsang
7 Ungu Sangat dekat Sejuk Agresif

V. PERAN HEALTH AND SAFETY REPRESENTATIVE


(P2K3 / PK3RS (Panitia Pembina K3 Rumah Sakit)

Menjamin bahwa Ergonomi diterapkan di tempat kerja


Ergonomi/Agust.Doc 246
Cara Mengenal Permasalahan Ergonomi
 Morbiditas keluhan yang terkait dengan pekerjaan

 Peristiwa kecelakaan kerja

 Terhentinya pekerjaan karena gangguan mesin atau pekerja

 Pindahnya pekerja ke perusahaan lain ( Turn Over )

 Absensi sakit pekerja

 Kesulitan pemeliharaan masin atau alat

Strategi penerapan ergonomi di tempat kerja


1. Menjangkau pekerja

a. Sebarkan leafet atau bosur ergonomi


b. Cari masalah ergonomi yang perlu perhatian
c. Tulis nama dan tempat kerja yang tidak menerapkan ergonomi
2. Mengumpulkan informasi untuk mengidentifikasi masalah
3. Mempelajari daerah yang diduga terdapat problem
 Lakukan Walk Trough inspection dan catat hal penting
 Kemungkinan pemecahan Ergonomi/Agust.Doc
masalah 247
4. Mengumpulkan rekomendasi dari :
 Pekerja yang tepapar
 Pekerja maitenance
 Departemen K3
 Health and Safety Specialis

5. Mendorong Perubahan Penting


 Berdasarkan dokumen diajukan ke manajemen
6. Informasian ke Pekerja
 Komunikasi dua arah

Ergonomi/Agust.Doc 248
249
STRES KERJA
PENGERTIAN
Luthan (1985)
 Stres Kerja : Adalah respon adaptif terhadap situasi eksternal

yang muncul dalam bentuk deviasi fisik, psikologis dan


perilaku pada anggota organisasi atau para pekerja.

Behr dan Newman dalam Luthan (1995)


 Stres Kerja : Suatu kondisi yang timbul dari interaksi antara

organisma dan pekerjaannya yang menyebabkan terjadi


perubahan organisme yang menimbulkan penyimpangan
fungsi-fungsi normal organisma tersebut.
Ivancevich dan Matteson dalam Luthan 1985).
 Stres Kerja :Adalah respon adaptif yang dipengaruhi oleh
karakteristik individu dan proses psikologis sebagai
konsekuensi dari perilaku atau kejadian-kejadian yang
menimbulkan tuntutan khusus secara fisiologis dan psikologis
terhadap individu.

Dalam keadaan yang menguntungkan stres disebut


EUSTRES dan dalam keadaan merugikan disebut DISTRESS.

Secara umum yang dimaksud stres adalah distress


SUMBER STRES (STRESSOR)
Dunnete (1983) membagi sumber stres kerja ada 6 :

1. Tugas :
Tugas-tugas yang sulit, membingungkan dan jumlahnya
banyak.
2. Peran :
Konflik peran, peran yang membingungkan, peran yang
terlalu banyak.
3. Kondisi Perilaku :
Keresahan dan kerumunan.
4. Lingkungan fisik :
Suhu yang dingin/panas dan bising.
5. Lingkungan sosial
Hubungan interpersonal,
ketidaksepakatan, terganggunya
privacy, dan adanya isolasi.
6. Sistem dalam individu :
Pencemas dan cara individu
mempersepsi sesuatu.
EFEK STRES THD KESEHATAN
1. Gangguan Fisik
 Sistem Otot :
Reumatoid psikogenik, gejalanya adalah : Sakit dan
nyeri pada otot-otot, kaku dan kedutan otot, gigi
gemerutuk dan suara tidak stabil.
 Sistem Sensoris :
Tinitus (telinga berdengung), gejala lain seperti
penglihatan kabur, muka merah/pucat, rasa lemas
dan persaan ditusuk-tusuk.
 Sistem Kardiovaskuler :
Hipertensi, penyakit jantung koroner, infark jantung, angina
pectoris, payah jantung, psikogenik. Gejala yang sering
muncul adalah : takikardia, aritmia jantung, rasa berdebar,
nyeri di dada, denyut nadi mengeras, lesu/lemas seperti mau
pingsan, detak jantung berhenti sekejab.
 Sistem Pernafasaan :
Batuk psikogenik, asma bronchiale, kecekutan psikogenik.
Tanda-tanda lain yang sering timbul : rasa terkenan, sempit
di dada, perasaan tercekik, sering menarik nafas panjang,
nafas pendek dan sesak nafas.
 Sistem Pencernaan :
Ulcus pepticum (ulcus peptik), colitis ulcerativa (radang usus
besar). Gejala lain yang sering timbul : sulit menelan, perut
melilit, nyeri sebelum dan sesudah makan, perasaan terbakar
di perut, rasa penuh atau kembung, enek, muntah, buang air
besar lembek, konstipasi.

 Sistem Kemih Kelamin :


Dismenore (nyeri haid), vagimismus, poliuri, disuri,amenore,
uretritis tidak khas, menorhagia, frigid, ejakulasi prekok,
ejakulasi retarda dan impotensia.
 Sistem Kulit :
Pruritas ani, pruritas genital,
hiperhydrosis psikogenik,
dermatitis, eksim, urtikaria, acne
vulgaris (jerawat).

 Sistem Kelenjar Endokrin :


Diabetes miletus, hipoglikemi,
hiper/hipotiroid.
 Sistem Syaraf Otonom :
Mulut kering, muka merah, mudah berkeringat,
pusing, sakit kepala, bulu roma berdiri.

 Selain gangguan tersebut di atas, stres juga dapat


menimbulkan : Kanker, penyakit ginjal, obesitas,
gangguan imunologik (influensa), anemia pernisiosa,
dan menurunnya daya tahan tubuh.
2. Gangguan Mental
 Perasaan Ansietas :
Cemas, punya firasat buruk, takut akan
pikiran sendiri, dan mudah
tersinggung.

 Perasaan Ketegangan :
Lesu, tak dapat istirahat dengan tenang,
mudah terkejut, mudah menangis,
gemetar, dan gelisah.
 Ketakutan :
Pada suasana galau, takut ditinggal sendiri, takut pada
keramaian lalu lintas, takut berada di tempat ramai, dan
takut pada orang asing.

 Perasaan Depresi :
Kehilangan minat/gairah, berkurangnya kesenangan pada
hobinya, sedih, terbangun pada dini hari, perasaan selalu
berubah-ubah, putus asa, tak berdaya, merasa tak berguna,
rasa bersalah dan berdosa. Menyalahkan diri sendiri, ada
usaha bunuh diri, merasa butuh pertolongan, dan mudah
curiga.
 Insomnia :
Sulit tidur, sering terbangun, terbangun dini hari, mimpi
buruk, mimpi menakutkan, bangun dengan lesu.

 Gangguan Kecerdasan :
Sulit konsentrasi, daya ingat menjadi buruk.

 Gangguan Sikap/Tingkah Laku :


Gelisah, tak dapat tenang, gemetar, kening sering berkerut,
muka tegang, muka merah, nafas pendek dan cepat.
CARA PENGENDALIAN
STRES KERJA
1. Pengendalian Sosial Budaya
 Menghadiri kegiatan sosial.
 Berusaha mempunyai lingkungan sahabat
dan kenalan.
 Berusaha mengatur waktu secara efektif.
 Setidaknya seminggu sekali
rekreasi/hiburan.
 Bercakap-cakap tentang keberhasilan dan
kehidupan sehari-hari.
 Berusaha mempererat tali persahabatan.
 Berusaha setiap hari mencari waktu untuk
menenangkan diri.
2. Pendekatan Agama
 Berusaha menambah pengetahuan
agama untuk meningkatkan iman dan
taqwa kepada Tuhan.
 Beribadah secara teratur setiap hari.
 Menghadiri pertemuan keagamaan
minimal seminggu sekali.
 Menyadari bahwa hidup di dunia
hanya merupakan persemaian untuk
kehidupan akhirat kelak.
3. Pendekatan Olah raga
 Lakukan olah raga sedikitnya 2 kali
seminggu.
 Usahakan olah raga sampai berkeringat.
 Pilihlah olah raga yang memberikan nilai
kesegaran jasmani dan bersifat sosial seperti
lari pagi, sepak bola, volly ball dll.
4. Pendekatan Medis
 Psikoterapi :
Umumnya yang telah mengalami stres
dapat hidup lebih dewasa, dan
bahagia. Dengan situasi seperti
tersebut diharapkan individu dapat
lebih mudah melakukan adaptasi
dengan stres, karena orang yang
mengalami stres pada prinsipnya
adalah kegagalan individu dalam
menghadapi stres/situasi yang tidak
menyenangkan.
 Medikamentosa :
Anti cemas (anxiolytic)
Anti tegang (tensiolytic)
Anti sedih (antidepressent)
Obat tidur (hipnotic)
TERIMA KASIH

Dr. Agus Triyono, M.Kes – Kemnaker R.I


Phone : 021.4246335 Mobile : 081511144420
Email : agustriyono2000@yahoo.com
270
SHORT CURICULUM VITAE

Nama : DR. Agus Triyono, S.Si, M.Kes


Instansi : Direktorat Bina K3 – Kementerian Ketenagakerjaan
HP 081511144420
Email : agustriyono2000@yahoo.com
Pendidikan K3:
1. Doktor Ilmu Lingkungan Universitas Indonesia
2. S-2 Kesehatan dan Keselamatan Kerja – UGM
3. Improvement of Industrial Safety & Health - Japan
4. Safety Officer – Singapore
5. OSH on SME’s – Philipina
6. Ahli K3
7. Pengawas Ketenagakerjaan
8. Operator Radiografi
9. Ahli Radiografi
10. Instrumentasi Nuklir
11. OHSAS 18001
12. Social Acountability Manajemen System 8000
13. Energy Efisiency
14. Assessor Kompetensi 271 Ergonomi/Agust.Doc
15. Assessor Licensi
Pengalaman Kerja
Dosen K3 pada :
1. Universitas Indonesia - Jakarta
2. Universitas Indonusa Esa Unggul - Jakarta
3. Universitas Pembangunan Nasional (UPN) – Jakarta
4. Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan (STIKIM) – Jakarta
5. STIE Lembaga Administrasi Negara – Jakarta
6. Magister Manajemen Kesehatan – Univ Muhamadiyah Jakarta.

Organisasi K3
1. Deputy Sekjen Assosiasi Hiperkes dan KK Pusat – Jakarta (2006-2009)
2. Deputy Sekjen Assosiasi Profesi dan Keahlian Higiene Industri Pusat –
Jakarta.
3. Deputy Manajer Mutu Laboratorium K3 Pusat K3 – Jakarta
4. Kepala Sub Bagian Program & Anggaran Pusat K3 Jakarta
5. Kepala Bagian Perlengkapan Biro Umum Sekretariat Jenderal.
6. Kepala Subdit Pengembangan SDM K3 – Direktorat Bina K3

KK/Agust.Doc 272

Anda mungkin juga menyukai