Anda di halaman 1dari 137

HIGIENE PERUSAHAAN

FAKTOR FISIKA

1
Higiene Perusahaan
Industrial Hygiene :
(Patty’s Industrial Hygiene and Toxicology, volume 3rd, 1994 by John willey & Sons, Inc. New York, edited by Robert L. Harris, Lewis J. Cralley,
Lester V. Cralley)

“Science and art devoted to the recognition, evaluation and


control of those environmental factors or stresses, arising in or
from the workplace, which may cause sickness, impaired
health and well-being, or significant discomfort and
inefficiency among workers or among the citizens of a
community” ……(The American Industrial Hygiene Asociation).

Higiene Perusahaan :
Disiplin ilmu tentang pengenalan, evaluasi dan
pengendalian faktor lingkungan yang terdapat di tempat
kerja untuk mencegah timbulnya penyakit.
NB: Bersifat teknis; Sasarannya tempat kerja
DASAR HUKUM
 Undang-undang Dasar 1945 Pasal 27 ayat 2
 Undang-undang 13 Tahun 2003 Ps 86 & 87
 Undang-undang No. 1 Tahun 1970 Tentang
Keselamatan Kerja.
 PP No. 50 Tahun 2012 Tentang Penerapan
SMK3
 Permenakertrans No. 13/ MEN/2011 Tentang
NAB Faktor Fisika dan Kimia Di Tempat Kerja.
 Permen Perburuhan No. 7 /MEN/1964 Tentang
Syarat-syarat Kesehatan, Kebersihan dan
Penerangan di Tempat Kerja.

3
PP 50 Tahun 2012
Bagian Kelima
Pemantauan dan Evaluasi Kinerja K3
(1). Pengusaha wajib melakukan pemantauan dan
evaluasi kinerja K3.
(2). Pemantauan dan evaluasi kinerja K3 sebagaimana
dimaksud dalam ayat (1) melalui pemeriksaan,
pengujian, pengukuran, dan audit internal SMK3
dilakukan oleh SDM yang kompeten.
(3). Dalam hal perusahaan tidak memiliki sumber daya
untuk melakukan pemantauan dan evaluasi
kinerja K3 sebagaimana dimaksud ayat (2) dapat
menggunakan pihak lain.

4
PP 50 Tahun 2012
Bagian Kelima
Pemantauan dan Evaluasi Kinerja K3
(4). Hasil pemantauan dan evaluasi kinerja K3
sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dilaporkan
kepada pengusaha.
(5). Hasil pemantauan dan evaluasi kinerja K3
sebagaimana dimaksud dalam ayat (2) digunakan
untuk melakukan tindakan perbaikan.
(6). Pelaksanaan pemantauan dan evaluasi kinerja K3
sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dilakukan
sesuai dengan ketentuan peraturan perundang
undangan dan /atau standar.
5
TAHAP INDUSTRIAL HYGIENE
MONITORING
1. PENGENALAN LINGKUNGAN KERJA
(HAZARD IDENTIFICATION ):
Flow Diagram dari proses produksi.
Kondisi Operasi tiap-tiap proses.
Bahan baku, tambahan, hasil utama dan
bahan buangan.

6
2. PENILAIAN LINGKUNGAN KERJA
(RISK ASSESMENT ) :
Mengetahui potensi bahaya dari faktor
bahaya lingkungan kerja, dengan
pengukuran, pengambilan sampel dan
analisa laboratorium, kemudian
dibandingkan dengan standar.

7
3. PENGENDALIAN LINGKUNGAN KERJA
(RISK CONTROL )
Penerapan teknik tertentu untuk menurunkan bahaya
sampai batas yang masih dapat ditolerir oleh manusia dan
lingkungannya dengan NAB.

NAB Bahan Kimia : Adalah standar faktor-faktor


lingkungan kerja yang dianjurkan di tempat kerja agar
tenaga kerja masih dapat menerimanya tanpa
mengakibatkan penyakit atau gangguan kesehatan, dalam
pekerjaan sehari-hari untuk waktu tidak melebihi 8 jam
sehari atau 40 jam seminggu.

8
MONITORING LINGKUNGAN KERJA

 DI DALAM ILMU HIGIENE PERUSAHAAN DIKATAKAN BAHWA


RUANG LINGKUP HIGIENE PERUSAHAAN MELIPUTI
IDENTIFIKASI FAKTOR-FAKTOR BAHAYA DI LINGKUNGAN
KERJA ,PENGUKURAN DAN PENGUJIAN SERTA PENILAIAN
DAN AKHIRNYA PENGENDALIAN TEKNIS LINGKUNGAN
KERJA SERTA PENCEGAHAN DAMPAK TERHADAP TENAGA
KERJA
 FAKTOR BAHAYA LINGKUNGAN KERJA ADALAH SEGALA
SESUATU YANG BERADA DI LINGKUNGAN KERJA PADA
SAAT MELAKUKAN PEKERJAAN YANG DAPAT
MENGGAKIBATKAN GANGGUAN KENYAMANAN KERJA,
KESEHATAN KERJA, SAMPAI PENYAKIT AKIBAT KERJA.

9
TUJUAN MONITORING LINGKUNGAN
KERJA

 EVALUASI KONDISI LINGKUNGAN KERJA APAKAH


TEMPAT KERJA MEMBAHAYAKAN
 MENGETAHUI APAKAH NORMA ATAU PERATURAN YANG
DITETAPKAN ATAU DILAKSANAKAN OLEH PERUSAHAAN
 PENGECEKAN EFEKTIF TIDAKNYA ALAT KENDALI YANG
ADA
 UNTUK MENDAPATKAN DATA LINGKUNGAN KERJA
UNTUK KEPENTINGAN LEGAL
 MERENCANAKAN DALAM PENGADAAN ALAT-ALAT
PELINDUNG DIRI
 SEBAGAI DASAR PERENCANAAN ALAT-ALAT KENDALI
 PENELITIAN / MEMBANTU PENYELIDIKAN APAKAH
KASUS PENYAKIT YANG TIMBUL BERKAITAN DENGAN
KONDISI LINGKUNGAN KERJA

10
11
FAKTOR-FAKTOR BAHAYA LINGKUNGAN KERJA
A. Faktor Fisika :
Kebisingan, Getaran, Tekanan Panas, Tekanan Dingin,
Gelombang Elektro Magnetik, Sinar Ultraviolet,
Pencahayaan
B. Faktor Kimia :
Gas, Uap, Debu, Fume, Asap Kabut, Cairan Dan Benda
Padat Serat
C. Faktor Biologi :
Baik dari Golongan Hewan dan Tumbuhan
D. Faktor Fisiologi :
Sikap dan Cara Kerja, Konstruksi Mesin
E. Faktor Psikologis :
Suasana Kerja, Hubungan Antara Pekerja atau dengan
Pengusaha, Stres Kerja 12
13
Faktor Fisika
1. Heat Stress/Tekanan Panas
2. Noise / Kebisingan
3. Vibration / Getaran
4. Lighting / Penerangan
5. Radiation / Radiasi

14
1. HEAT STRESS / IKLIM KERJA

15
Typical Industries with Heat Stress Potential
 Iron & Steel Foundries  Canneries
 Brick Firing &  Mining
Ceramics  Chemical Processing
 Construction  Smelters
 Glass Products  Steam Turners
 Rubber Products  Laundries
 Utilities  Fire Fighting
 Bakeries  Haz-Mat Applications
 Military  Sports

16
17
Iklim Kerja
 Kombinasi dari parameter suhu kerja,
kelembaban udara, kecepatan gerakan
udara & suhu radiasi pd suatu tempat kerja.
 Suhu udara nyaman adalah
24 – 26 oC dengan selisih suhu diluar
& didalam tdk lebih dari 5 oC

18
 Faktor-faktor yg menyebabkan pertukaran panas antara
tubuh dgn sekitarnya :
 Konduksi  antara tubuh dgn benda atau
lingkungan sekitarnya melalui kontak langsung
 Konveksi  gerakan molekul2 gas/cairan dgn
suhu yg rendah
 Radiasi  energi gelombang dr kedua benda akan
saling berpengaruh
 Evaporasi/penguapan  keringat yg dihasilkan pd
permukaan kulit melalui pelepasan uap air

 Suhu yg tinggi dpt menyebabkan penyakit a.l.


heat cramps, heat exchaustion, heat stroke dan miliaria.
19
PENGENALAN ALAT LABORATORIUM

ALAT HEAT STRESS MONITOR 20


PERATURAN MENTERI TENAGA KERJA & TRANSMIGRASI
NOMOR : PER-13/MEN/X/2011, NAB IKLIM KERJA

ISBB (0 C)

Beban Kerja
Pengaturan Waktu Kerja
Setiap Jam Ringan Sedang Berat

75 % - 100 % 31,0 28,0 -

50 % - 75 % 31,0 29,0 27,5

25 % - 50 % 32,0 30,0 29,0

0 % - 25 % 32,2 31,0 30,5


21
PENGENDALIAN IKLIM KERJA
A. Terhadap lingkungan kerja
1. Isolasi peralatan yang menghasilkan panas.
2. Penempatan penghalang
3. Memperbaiki sistim ventilasi
(lokal exhaust &,general ventilation)
4. Penggunaan AC/Fan
B. Terhadap peralatan dengan suhu permukaan yang
tinggi :
1. Isolasi permukaan alat.
2. Pelindung/tirai.
3. Mengecat permukaan.
22
C. Terhadap tenaga kerja

1. Menyediakan minuman dekat tempat kerja yang


memenuhi syarat kualitas dan kuantitas.

2. Untuk lingkungan kerja panas dengan tingkat panas


radiasi rendah, dianjurkan berpakaian kerja dengan bahan
yang mudah menyerap keringat dan berwarna cerah.

3. Kualifikasi tenaga kerja yang bekerja di lingkungan kerja


panas, tidak mempunyai penyakit kardiovasculer.

23
2. KEBISINGAN
Kebisingan
 Kebisingan adalah bunyi yg didengar sbg

suatu rangsangan pd telinga & ketika bunyi


tersebut tsb tdk dikehendaki
 Kualitas bunyi ditentukan oleh frekuensi dan

intensitasnya
 Intensitas bunyi adl besarnya tekanan yg

dipindahkan oleh bunyi satuan desibel (dB)


 Frekuensi adl jumlah getaran per detik (hertz)

yaitu jml gel yg diterima oleh telinga setiap


detiknya. Range yg bisa didengar adl 20 s/d
20.000 hz dan frekuensi manusia
berkomunikasi adl 250 s/d 3000 hz
24
 Kebisingan berdasarkan sifat bunyi :
 Kebisingan continue

 Kebisingan terputus-putus

 Kebisingan impulsif

 Kebisingan impulsif berulang

 Pengaruh kebisingan terhadap tenaga kerja &


lingkungan :
 Pengaruh terhadap pendengaran yaitu

PTS dan TTS


 Efek kebisingan kepada daya kerja

25
Pengukuran Kebisingan

26
Tipe Metoda
Pengukuran Kebisingan:
 Area
 Random Sampling / Sesaat
 TWA /8 jam kerja
 Contour
 Personal
 Dosimetri

27
28
29
PENGENALAN ALAT LABORATORIUM

Sound Level Meter + Octav Band Analyzer

30
NOISE DOSIMETER

31
Pemeriksaan : Audimetri & Ruang Kedap Suara

32
NILAI AMBANG BATAS ( NAB )

NAB. UNTUK KEBISINGAN DI


INDUSTRI MENURUT
PERMENAKERTRANS NO. 13
/MEN/X/2011 ADALAH 85 dB(A)
SELAMA 8 JAM PER-HARI ATAU
40 JAM PER MINGGU.

33
Waktu Pemaparan Per hari Intensitas Kebisingan dalam (dBA)

8 Jam 85
4 88
2 91
1 94

30 Menit 97
15 100
7,5 103
3,75 106
1,88 109
0,94 112

28,12 Detik 115


14,06 118
7,03 121
3,52 124
1,76 127
0,88 130
0,44 133
34
0,22 136
PENGENDALIAN KEBISINGAN
1. SECARA TEKNIS
- SUMBER

- SEBARAN

- PENERIMA

2. SECARA ADMINISTRASI
- ROTASI KERJA
- MEMINDAHKAN TK dari TEMPAT BISING KE TEMPAT TDK
BISING
- PENGATURAN WAKTU PENGOPERASIAN.
3. MENGGUNAKAN ALAT PELINDUNG TELINGA
4.PENDIDIKAN / HEARING KONSERVASI PROGRAM

35
Ear Muff

Ear Plug

36
3. GETARAN ( Vibration )

Pengukuran getaran bergantung tujuannya :


 Whole body Vibration
 Hands Arm Vibration
 Getaran Mesin (Maintenance)
 Getaran Lantai / Gedung

37
Vibration Exposure
Whole Body

Driving Industrial
Trucks and Heavy
equipment generates
Vibration Health
effects.

38
Vibration Exposure
Whole Body

4 to 7 % of all workers in
Europe and the U.S.A are
expose to whole body
Vibration during their work
activities and are dangerous
to Health.

39
Symptoms – Advanced Stages
 White or Blanched
Finger Tips
 Aggravated by cold
 Mistaken for frostbite
 Few minutes initially
 With Continued Exposure
 Blanching spreads
 Attacks Increase in
 Frequency
 Intensity
 Duration

40
Symptoms – Latter stages
 Occur in all seasons
 On and off job
 Triggered by
 Cold
 Vibrating objects
 Nicotine
 Severe Cases
 Gangrene
 Amputation

41
Health Effects
Vascular Disorders

Muscle

Normal Damage
Artery Artery

Normal
flow
Flow
Restriction
42
Vibration
Whole Body Pad Location Examples:

Seat.
Back Rest.
Standing.

43
Measurements and sensor location
must be done in each work area.

44
Vibration Exposure
Hand Arm

45
PENGENALAN ALAT LAB

ALAT UKUR VIBRASI


46
Permenakertrans No. 13/MEN/X/2011, NAB Getaran
Lengan Tangan
Jumlah Waktu Pemaparan Per Nilai Percepatan pada Frekuensi
hari kerja Dominan

Meter per detik Gravitasi


kuadrat (m/det2)
4 jam dan kurang dari 8 jam 4 0,40

2 jam dan kurang dari 4 jam 6 0,61

1 jam dan kurang dari 2 jam 8 0,81

Kurang dari 1 jam 12 1,22


Catatan : 1 Gravitasi = 9,81 m/det2

NAB Getaran yang kontak langsung maupun tidak langsung ditetapkan


= 0,5 m/det2)
47
PENGENDALIAN WHOLE BODY
VIBRATION :

 MENCEGAH / MENGURANGI PEMAPARAN


VIBRASI

 ISOLASI TERHADAP VIBRASI (PONDASI


MESIN, SEPATU, SPONS TEMPAT DUDUK &
SANDARAN PUNGGUNG)

 MENGURANGI WAKTU PEMAPARAN & ROTASI


KERJA

48
PENGENDALIAN HAND ARM
VIBRATION
 MENCEGAH / MENGURANGI
PEMAPARAN VIBRASI

 ISOLASI TERHADAP VIBRASI


(SARUNG TANGAN TEBAL).

 MENGURANGI WAKTU PEMAPARAN


& ROTASI KERJA
49
4. PENERANGAN

50
DEFENISI PENERANGAN
 Penerangan yang baik adalah Penerangan yang
memungkinkan tenaga kerja melihat obyek-
obyek yang dikerjakan secara jelas, cepat dan
tanpa upaya yang tidak perlu.

 Penerangan yang memadai memberikan kesan


pemandangan yang lebih baik dan keadaan
lingkungan yang menyegarkan.
51
RUANG LINGKUP
 PENGENALAN
 PENILAIAN / EVALUASI
 PENGENDALIAN
 PENGENALAN ALAT LAB

52
PENGENALAN
Sifat-sifat penerangan yang baik ditentukan :
a. Pembagian luminensi dalam lapangan
penglihatan
b. Mencegah kesilauan
c. Arah sinar
d. Warna
e. Tidak mengakibatkan panas ruangan

53
ISTILAH

a. Intensitas (kadar) Illuminasi adalah banyaknya


cahaya (kepadatan cahaya) yang dikeluarkan oleh
suatu sumber cahaya dengan arah tertentu
b. Lumen adalah satuan ukuran dari aliran sinar yang
keluar dari sumber sinar
c. Level Illuminasi adalah banyaknya cahaya yang
jatuh pada permukaan sebuah bidang

54
d. Luminance (kecerahan) adalah ukuran dari
banyaknya cahaya yang dipancarkan dari
permukaan sebuah sumber sinar atau cahaya
yang terpantul dari suatu permukaan yang
dikenai cahaya
e. Reflectance (daya pantul) adalah ukuran
berapa besar cahaya dipantulkan dari suatu
permukaan

55
f. Luminaire adalah perlengkapan rumah
lampu
g. Lampu adalah sumber cahaya yang dibuat
oleh orang
h. Satuan – satuan yang sering digunakan:
@ Lux
@ Foot candle

56
Jenis Pencahayaan
 Cahaya (Penerangan) Alami berasal dari
matahari
 Cahaya (Penerangan) Buatan berasal dari
lampu :
@ Langsung
@ Tidak langsung

57
Penerangan Alami yang baik
 Jarak antara gedung-gedung atau bangunan-
bangunan harus sedemikian rupa tidak
mengganggu masuknya cahaya kedalam
ruangan.
 Setiap tempat kerja harus mendapat
penerangan yang cukup untuk melakukan
pekerjaan

58
 Jendela, lobang atau dinding gelas yang untuk
memasukan cahaya harus bersih dan luas
seluruhnya 1/6 luas tempat kerja
 Dalam keadaan terpaksa dapat dikurangkan
menjadi 1/10 luas tempat kerja
 Jendela, lobang atau dinding gelas, dapat
memberikan cahaya yang merata.
 Bila sinar matahari mengenai langsung TK
harus diadakan tindakan untuk
menghalanginya.

59
Pengaruh Pencahayaan
Terhadap Tenaga Kerja
1. Kelelahan mata
2. Kelelahan mental
3. Keluhan pegal di daerah mata
4. Kerusakan indera mata
5. Meningkatkan terjadinya kecelakaan

60
Syarat-syarat Penerangan di Tempat Kerja
Berdasarkan Peraturan Menteri Perburuhan
No. 7 tahun 1964
a. Pekerjaan yang hanya membedakan barang-
barang kasar membutuhkan penerangan minimal
50 lux, Contoh mengerjakan bahan-bahan yang
besar, mengerjakan bahan tanah dan batu, gang-
gang selalu dipakai dan gudang untuk menyimpan
barang besar.
b. Pekerjaan yang membedakan barang-barang yang
kecil membutuhkan penerangan minimal 100 lux,
Contoh mengerjakan barang besi dan baja,
penggilingan padi, kamar mesin, alat pengangkut
orang dan tempat mandi & WC.

61
c.Penerangan untuk pekerjaan yang
membedakan barang-barang kecil dengan teliti
dibutuhkan penerangan minimal 200 lux,
Contoh pekerjaan mesin dan bubut yang kasar,
menjahit tektil dan kulit, pembungkusan
daging dan mengerjakan kayu.

62
d. Pekerjaan yang membedakan secara teliti terhadap barang-
barang yang kecil dan halus membutuhkan penerangan
minimal 300 lux, Contoh pekerjaan mesin yang teliti,
pembuatan tepung, pekerjaan kantor seperti membaca dan
menulis.
e. Penerangan yang diperlukan untuk pekerjaan yang akan
membedakan barang-barang yang sangat halus dan kontras
dalam waktu yang lama dibutuhkan penerangan minimal
500-1000 lux, Contoh pemasangan yang halus, pekerjaan
mesin yang halus, pekerjaan kayu yang halus dan akuntan

63
f. Penerangan yang diperlukan untuk pekerjaan
yang membedakan barang-barang yang
sangat halus dan kurang kontras memerlukan
penerangan diatas 1000 lux, Contoh
pemasangan yang elastis dan halus (arloji),
pemeriksaan yang ekstra halus, tukang las
dan intan dan percobaan alat-alat yang ekstra
halus.

64
PENGUKURAN PENERANGAN
 Alat untuk mengukur penerangan :
adalah Luxmeter
 Penempatan fotocell pada jatuhnya cahaya
pada obyek yang dilihat oleh pekerja dalam
melakukan pekerjaan.

65
PENGENALAN ALAT LABORATORIUM

ALAT LUX METER

66
PENERANGAN LOKAL
 Pengukuran pada lokasi operator melakukan
pekerjaan.
 Contoh :

Meja 1 Meja 3

Meja 2 Meja 4

67
PENERANGAN UMUM
 Titik pengukuran pada titik potong garis
horisontal panjang dan lebar ruangan, dengan
fotocell setinggi 1 meter dari lantai,
berdasarkan luas ruangan.

68
 Luas ruangan kurang
dari 10 meter persegi.
Titik pengukuran pada
titik potong garis
panjang dan lebar setiap
jarak 1 meter.

1 meter

1 meter

69
 Luas ruangan 10 s/d 100
meter persegi.
Titik pengukuran pada
titik potong garis
panjang dan lebar setiap
jarak 3 meter.

3 meter

3 meter

70
 Luas ruangan di atas
100 meter persegi.
Titik pengukuran pada
titik potong garis
panjang dan lebar setiap
jarak 6 meter.

6 meter

6 meter

71
PENGENDALIAN
 Penggunaan cahaya matahari (daylight)
 Penggunaan warna cerah pada dinding dan
langit-langit.
 Menerangi koridor, tangga,landaian dll yang
sering dilalui tenaga kerja.
 Menerangi daerah kerja secara merata.
 Penyediaan penerangan yang cukup pada
setiap pekerjaan.
72
 Penggunaan penerangan lokal pada pekerjaan
yang memerlukan pemeriksaan dan ketelitian.
 Menghindari kesilauan.
 Penempatan lampu sedapat mungkin dari arah
samping kiri, atas, belakang tenaga kerja.
 Perawatan lampu-lampu.

73
Beberapa Hal yang Dapat Menurunkan
Intensitas Penerangan
 Adanya debu atau kotoran pada bola lampu
 Bola lampu yang sudah lama
 Kotornya kaca jendela, untuk penerangan
alami
 Perubahan letak barang-barang

74
5. RADIASI
MENGION & TIDAK MENGION

75
Prof Eric J Hall (Columbia Univ.)
Life on earth has developed with an ever present background
of radiation. Radiation has always been there

76
DEFENISI RADIASI
 SUATU CARA PERAMBATAN
ENERGI DARI SUATU SUMBER KE
LINGKUNGANNYA TANPA
MELALUI MEDIA.

77
RUANG LINGKUP
 PENGENALAN
 PENILAIAN / EVALUASI
 PENGENDALIAN
 PENGENALAN ALAT LAB

78
Application

79
PENGENALAN
• Radiasi 2 jenis :
1. Radiasi mengion (ionizing
radiation
2. Radiasi tidak mengion (non-
ionizing radiation)

80
RADIASI MENGION
(ionizing radiation)
- Energi besar (diatas 12 eV),
diakibatkan o/ disintegrasi
atom membentuk ion

- Radiasi mengion dibagi 2


1. Elektromagnetik : X-Ray,
gamma ray
2. Partikel : elektron, netron,
proton, alpha
81
Sumber Pemaparan Radiasi Mengion :
- Industri tabung sinar katoda
- Pembangkit tenaga nuklir
- Pertambangan
- Rumah sakit (kedokteran gigi,
umum, radiologi, lab.)
- Lembaga penelitian
- Pertanian
- dsb.

82
Estimated dose of radiation/year, US

Source Dose/year (mSv)


- Radon 24
- Cosmic/outer space 0,27
- Terrestrial/earth 0,28
- Internal(K40,C14) 0,39
Total Natural 0,94

- Medical X-ray 0,39


- Nuclear medicine 0,14
- Consumer product 0,10
- Occupational 0,009
- Nuclear fuel <0,01
- Fallout: atomic weapon <0,01
- Miscellaneous <0,01
Total artificial <0,66 83
84
Kasus Chernobyl,
(Rusia, 27 April 1986 ) :
- Ledakan dan kebakaran
terjadi pd reaktor uranium;
kebocoran bhn radioaktif
ratusan mil
- 2 pekerja meninggal seketika;
ribuan cedera berat;
29 meninggal setlh dirawat.
85
Efek Radiasi Mengion :
Menyebabkan terjadinya kerusakan atom/ molekul yg
dilaluinya

Efek radiasi mengion 2 jenis :


1. Efek stokastik,
- Tergantung pd frekuensi pemajanan, tidak
tergantung pd dosis
- Efek stokastik : karsinogen, kelainan genetik
2. Efek Non-stokastik
- Efek yg ditimbulkan tergantung pd frekuensi dan
dosis
- Contoh : erythema pd kulit, katarak pd mata 86
D. Efek Radiasi terhadap Sel
Ionisasi

Kerusakan DNA

Modifikasi Proses Perbaikan


ekspresi gen
Perbaikan tidak sempurna

Kematian sel “aktif” Aberasi kromosom Mutasi Perbaikan sempurna

Sel mati Sel tetap hidup

87
Klasifikasi Efek Radiasi (lanjutan)

Sel terpapar radiasi

Perbaikan secara enzimatis

Sel mati Sel hidup

Disfungsi organ Sel normal Sel abnormal

Efek deterministik Efek stokastik

Efek segera Efek tertunda

Eritema; Sterilitas; Katarak; Kanker;


Retardasi mental Efek pewarisan

88
Efek Radiasi Akut
(Radiation Sickness)
- Mual, muntah, sakit kepala,erythema
(stlh 24 jam)
- Sakit perut, demam (2-3 hari)
- Diare, dehidrasi (minggu ke 2)
- Rambut rontok, lesu, demam, perarahan (minggu
ke 3)
- Jika gejala diatas semakin parah dpt timbul
perdarahan hebat yg menyebabkan kematian (4-6
minggu setlh radiasi)
89
Radiation burns
(28 days, 2400-4800 rad)

90
Efek paparan radiasi oleh Ir-192 (185 GBq) selama 2
jam

Hari ke-5

Hari ke-21
Hari ke-11

91
92
Standar Pemajanan
Ambang batas yg direkomendasikan o/ International
Commission on Radiological Protection didasarkan
pd dosis ekivalen yg diterima oleh seluruh tubuh
dalam pemajanan/tahun, yaitu :

-5 rem (= 50 mSv) u/ tenaga kerja


-0,5 rem (= 5 mSv) u/ masy. Umum

(PP No.63/2000 ttg Keselamatan dan kesehatan thd


Pemanfaatan Radiasi Pengion)

93
Nilai Batas Dosis - NBD
(ditetapkan dlm SK Ka.BAPETEN No.01/Ka.BAPETEN/V/1999
ttg Ketentuan Keselamatan Kerja dg Radiasi)

 NBD utk penyinaran seluruh tubuh 50 mSv (5000


mRem)/thn
 NBD utk wanita usia subur 13 mSv dlm jangka 13
minggu pd abdomen
 NBD utk wanita hamil 10 mSv pd janin, terhitung
sejak dinyatakan mengandung hingga saat bayi lahir
 NBD utk penyinaran lokal rata2 pd setiap
organ/jaringan 500 mSv/thn

94
Persyaratan proteksi radiasi

 Justifikasi :Tdk menerapkan


/menggunakan radiasi, kecuali jika ada
positive net benefit
 Optimisasi :Prinsip ALARA (as low as
reasonably achievable)
 Limitasi : Standar pemajanan/ Dosis
sesuai rekomendasi

95
Pengendalian
- Isolasi peralatan dan daerah radiasi dg
penyekatan
- Maksimalisasi jarak, menjauhkan TK dari
sumber radiasi
- Membatasi waktu pemajanan
- Pemasangan pagar, label dan tanda peringatan
bhy radiasi
- Penggunaan APD(pakaian, kaca mata, dsb.)
- Pelatihan dan pengawasan
- Emergency preparadness, kesiap-siagaan jika
terjadi keadaan darurat

96
Alpha ----> sangat kecil/tidak ada
Beta ----> kecil
Sinar X ---->
besar
Sinar gamma ----> besar
Neutron ----> besar

97
Radiation Shielding Material
Alpha dpt dihambat dengan bhn tipis, mis.
kertas atau lapisan luar kulit mati
Beta penyekatan dg bhn spt aluminium dan
plastik/Al dg ketebalan sp 1 cm
Gamma & Semakin tebal dan tinggi berat jenis
X-ray bhn, semakin besar intensitas radiasi
yg diserap. Pb / tembok beton
Neutron dihambat dg penyekatan bhn yg
mengandung kadar hidrogen tinggi,
shg bhn cair spt air, poliethilen,
parafin dsb. banyak digunakan
98
99
Tingkat keparahan/bahaya radiasi

Bahaya external Bahaya internal


Kurang Alpha Gamma

Beta Beta

Sangat Gamma Alpha

100
Risk factors
(Timbulnya kanker pd organ tubuh, menurut UN Scientific Committee on
the Effects of Atomic Radiation- UNSCEAR)

Body organ Risk factor


- Gonads 1 x 10-2 / Sv
- Breast 2,5 x 10-3 / Sv
- Bone 5 x 10-4 / Sv
- Lung 2 x 10-3 /Sv
- Thyroid 5 x 10-4 /Sv
- Red bone marrow 2 x 10-3 /Sv
101
Ionizing radiation & tissue

Charged particles

Electrical interactions

Ionization occurs

Chemical changes

Biological effect

102
Effect of Radiation on Cells
 Inhibition of cell division
 Damage to chromosome (number of structure)
 Damage to genes (mutation)

Pemajanan radiasi dlm jaringan tubuh tergantung pd sifat


fisik dan kimia dr bahan radioaktif.
Contoh :
- Radioaktif iodine, umumnya mempengaruhi/terkonsentrasi pd
kelenjar thyroid;
- Strontium-90, mengendap pada tulang;
- Cesium, pd jaringan lunak

Setelah terakumulasi, konsentrasinya dpt menurun setelah


beberapa waktu melalui peluruhan atau proses biologi
(Iodine-131, waktu peluruhan 7 hr; plutonium-239, 24 000th;
strontium-90, 28 tahun)
103
PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN
 UU No. 1/1970 ttg Keselamatan Kerja
 UU No. 10/1997 ttg Ketenaganukliran
 PP No.63/2000 ttg Keselamatan dan
Kesehatan thd Pemanfaatan Radiasi Pengion

104
Berbagai Jenis Survey Meter
105
Berbagai Jenis Personal Dosimeter
106
Detektor Sintilasi

Detektor Surface
Barrier

Detektor Isian Gas

Berbagai Jenis detektor radiasi


107
RADIOGRAFI DENGAN FILM

Peralatan Pesawat Sinar-X


108
RADIOGRAFI DENGAN FILM
KameraGamma

Type Automatic
Type Amersham 660
manual

Crawler Kamera Co-60


109
Konversi :
Dosis ekivalen = dosis absorbsi x quality factor
Sievert = Gray x QF
Rem = rad x QF

1 Gray = 100 rad = 1 J/kg


1 Sv = 100 rem
1 rad = 1.15 roentgen = 0,01 Gray
1 roentgen = 0,87 rad

Dosis radiasi : jml energi yg diserap oleh jaringan tiap satuan


massa pd tempat pengukuran( satuan rad )
110
111
112
RADIASI TIDAK MENGION
(Non ionizing radiation)
• Energi rel. rendah (<12 eV, tdk mengion)
• Spektrum radiasi elektromagnetik tdk mengion
- Frekuensi : 3.105-3.1015 Hz
- Panjang gelombang : 103 m-102 nm
• Yg termasuk radiasi tdk mengion
- Frekuensi radio/TV
- Gelombang mikro
- Infra merah
- Sinar tampak
- Ultra violet

113
1. Gelombang mikro (Microwave)
 Spektrum :
- f : 3.108 Hz – 3.1011 Hz (0,3 - 300 GHz)
- Relatif tdk berbahaya pd pemajanan luar tp sgt berbahaya
jika tertelan/terhirup : 1m – 1 mm
 Sumber :
- alamiah : matahari, bumi, bulan
- buatan : satelit komunikasi, radar, hp, unit diatermi,
dapur peleburan logam/plastik
 Gel mikro : 3
- Frek. Ultra (ultra high frequency-UHF):0,3-3 GHz
- Frek Super (super high frequency – SHF): 3-30 GHz
- Frek Tertinggi (extra high frequency – EHF):30-300 GHz

114
Efek Microwave thd Kesehatan
 Pengaruh termal dan non termal (medan EM,
molekuler dan modulasi)
 Pemajanan melalui proses absorbsi, dipantulkan, dan
dpt berpenetrasi ke dlm tubuh tergantung pd panjang
gelombang. Jaringan dg kandungan air > akan
memudahkan absrbsi gel mikro ke dlm tubuh.
 Radiasi menyebabkan gangguan sistem syaraf,
gangguan reproduksi dan dugaan leukemia

Kasus :Koki pizza menderita kerusakan liver serius


akibat radiasi microwave oven (tanpa tutup
pelindung)

115
2. Infra Red
 Spektrum :
- f : 3.1011 – 3.1014 Hz
-  : 1 mm – 1000 nm
 Sumber : dapur peleburan, pengelasan, lampu
pemanas/pengering
 Efek kesehatan : Katarak pd mata, kulit
terbakar (dugaan : gannguan reproduksi,
sistem syaraf, jantung)
 Standar :10 mW/cm2 u/ radiasi infra red dg 
> 770 nm
116
3. Radiasi Sinar Tampak (visible spectrum)
 f : 3.1014 – 3,5.1014
 : 1000 nm – 500 nm

 Sumber : lampu, sinar/pengelasan, dapur peleburan,


 Efek u/ lingkungan kerja : pencahayaan kurang
dan kesilauan (glare) : kelelahan, ketdk nyamanan
yg dpt menyebabkan kecelakaan kerja
 Standar : Intensitas radiasi sinar tampak 10
mW/cm2 u/ 10.000 dtk (3 jam)

117
4. Ultra Violet
  : 400 nm -180 nm
f : 3,5. 1014 – 3.1015 Hz
 Sumber : sinar matahari, lampu merkuri/halogen,

las listrik, pemotong logam


 Ultra violet dibagi 3, dari segi efek yg ditimbulkan

:
- UV-A : 400-300 nm, pigmentasi kulit
- UV-B : 320-280 nm, erythema pd kulit
- UV-C : 200-180 nm, katarak pd mata

118
Radiasi Sinar Ultra Violet

119
120
Spektrum Radiasi Matahari

121
Health effect
Pada kulit dan mata dimana energi radiasi diserap.

Acute :
- Pd mata Photokeratitis (inflamation of cornea) dan
conjunctivis
- Radiation burn (sunburn)

Chronic :
- Cataract(clouding of the lens)
- Premature ageing, keratosis (dry,spot on the skin)

- Skin cancer

122
Who is at risk?
- Outdoor workers (gardener, road worker,

building & construction workers,


surveyors, forestry workers, agriculture
workers, mining workers, harbour
workers, traffic officer
- Fair skin

123
Pengendalian
 Elimination
 Substitution with safer alternative
 Engineering control (reduction to minimum
level)
 Administrative control (job rotation)
 PPE (clothing, sunglasses, creams SPF15+)

124
UV radiometer

125
 Australia has the highest incidence of
skin cancer in the world.
 2 dr 3 Australian yg mencapai usia 75th
diperkirakan menderita kanker kulit

126
Skin cancer
1. Basal cell carcinoma (BCC)
- Sering dijumpai, bentuk yg rel. tdk berbahaya
- Benjolan di permukaan kulit (muka, leher)
2. Squamous cell carcinoma (SCC)
- Jarang ditemukan (20% kasus kanker kulit), lebih
berbahaya
- Kulit merah, melepuh/luka, dpt menjalar
3. Melanoma
- Paling jarang ditemukan (5% kasus), paling
berbahaya, sangat fatal
- Berawal dari tumor hasil sel yg berpigmentasi di
epidermis
127
Exposure assessment
 Job tasks
 Hours of the day
 Availability of natural shade
 Feasibility of artificial shade (canopies, etc)
 Rescheduling tasks where nat./art. shade is
inadequate
 Reorganizing work (indoor/outdoor)
 Availability of control option

128
5. Gelombang Radio/TV
 f : 3.105-3.108 Hz
 : 1000 m – 1 m
 Sumber : TV, radio, sistem komunikasi, radar
 Efek :
Umumnya non thermal (medan listrik dan magnet) :
gangguan sistem syaraf, jantung, reproduksi, kanker
pd anak2 (Dugaan; percobaan binatang)

129
130
Electric & Magnetic Field (EMF)

(Efek pada binatang/ percobaan


laboratorium)
 Nervous system;
 change in balance between white & red
blood cell
 Heart; Change in electrical hearth
activity
 Genetic effect; Infertility, Chromosomal
change
 Immune system

131
Studi pd manusia :
 Fewer children were born to workers exposed to high
voltage lines; 8% anak cacat dibanding 3% dari kontrol
group (Swedia)
 More death due to leukemia (confounding factor : benzene
)- USA
 30 pekerja instansi listrik di Paris: kesehatan baik, bukan
perokok&peminum alkohol, 7 - 20 tahun masa kerja, alat
dosimeter setiap 30 detik mengunjukkan nilai paparan
elektromagnetik yang terjadi.
Hasil :penelitian ini dapat dinyatakan bernilai amat
meyakinkan yang membuktikan untuk pertama kalinya,
bahwa paparan spektrum elektromagnetik (teg. Tinggi)
yang berjalan terus-menerus dan kumulatif tidak
menimbulkan efek yang mengganggu (American Journal
of Physiology, June 2005)

132
 DR Sudarti (Univ Jember;Kompas 24 Jan 2006)
- SUTET mempengaruhi faktor psikis warga; rasa
tdkaman/depresi (suara berisik spt letusan yg
muncul malam hari krn arus listrik dg beban
puncak)
- Tidak berpengaruh langsung pada kesehatan
- Mempengaruhi kualitas suara dan gambar TV

Voltage Levels
 Low voltage lines : < 1000 V

 Medium voltage : 1000 V – 60 000 V

 High voltage : 60 000 – 150 000 V

 Extra High voltage : > 150 000 V


133
PERATURAN MENTERI TENAGA KERJA NOMOR : PER-13/MEN/X/2011,
NAB FREQUENSI RADIO RADIO & GELOMBANG MIKRO
Frekuensi Power Kekuatan Kekuatan Waktu
Density Medan Medan Pemaparan
(mW/cm2) Listrik (V/m) Magnit (Menit)
(A/m)
30 kHz – 100 kHz 1842 6

100 kHz – 1 MHz 1842 6

1 MHz – 30 MHz 1842/f 6

30 MHz – 100 MHz 61,4 6

100 MHz – 300 MHz 10 61,4 0,163 6

3 00 MHz – 3 GHz f/30 6

3 GHz – 30 GHz 100 33.878,2/f 1 ,079


134

0,476
PERATURAN MENTERI TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI
NOMOR : PER-13/MEN/X/2011, WAKTU PAJANAN RADIASI SINAR
ULTRA UNGU YANG DIPERKENANKAN

Masa Pemaparan Per Hari Iradiasi Efektif (IEff) mW/cm2


8 jam 0,0001
4 jam 0,0002
2 jam 0,0004
1 jam 0,0008
30 menit 0,0017
15 menit 0,0033
10 menit 0,005
5 menit 0,01
1 menit 0,05
30 detik 0,1
10 detik 0,3
1 detik 3
0,5 detik 6 135
0,1 detik 30
PEMERIKSAAN KESEHATAN TENAGA KERJA

1. Pemeriksaan
Kesehatan Awal,
Berkala, Khusus.
- Audiometri
- Spirometri

2. Pemeriksaan
Biological
Monitoring
- Urine
- Darah 136
TERIMA KASIH

137

Anda mungkin juga menyukai