PENCAHAYAAN
KELOMPOK VI
NABIHA NUR AFIFAH K011191011
ANDI ASTRIYULIANI IRSYAD K011191041
MUHAMMAD RESKY MAULANA K011191062
SITI SARAH DWI MAUDIKA LESTARI K011191086
MUHAMMAD ASHARI K011191087
ANILDA ADESWITA K011191120
ANNISA DWI ANANDA K011191123
KHAIRUNNISA ASSYARIFAH K011191217
Puji syukur kita panjatkan kepada Allah SWT kerena berkat limpahan rahmat
dan hidayah-Nya sehingg Laporan Praktikum Pencahayaan ini dapat diselesaikan
tepat pada waktunya.
Laporan ini disusun sebagai pelengkap tugas mata kuliah Praktikum Dasar
K3. Penulis menyadari bahwa penyelesaian laporan ini tidak luput dari bantuan
dan bimbingan dari berbagai pihak, yang telah memberikan masukan baik secara
langsung maupun tidak langsung. Oleh karena itu, penulis mengucapkan banak
terima kasih kepada dosen pembimbing dan asisten laboratorium mata kuliah
Praktikum Dasar Kesehatan Masyaralat.
Penulis menyadari bahwa banyak kekurangan dari laporan ini, baik dari
materi maupun teknik penyajiannya, mengingat kurangnya pengetahuan dan
pengalaman penulis. Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun sangat
penulis harapkan.
Penulis
i
ii
DAFTAR ISI
DAFTAR GAMBAR
DAFTAR TABEL
DAFTAR LAMPIRAN
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
memberikan hak dan kewajibannya bagi semua pegawainya. Salah satunya hak
yang harus diterima para pekerja adalah dengan menerima keselamatan dan
merupakan hak bagi para pekerja untuk mendapatkan perlindungan dari bahaya
Secara garis besar ada dua faktor dapat terja kecelakaan kerja, yang pertama
terjadinya kecelakaan kerja disebabkan oleh faktor manusia, dan factor kedua
disebabkan oleh lingkungan. Faktor manusia dapat terjadi karena individu atau
pekerja tersebut melanggar peraturan yang ada atau kurangnya keterampilan yang
dimiliki. Sedangkan faktor lingkungan adalah keadaan tidak aman dari tempat
kerja, bisa jadi terdapat mesin – mesin atau peralatan yang berbahaya, tempat
Oleh karena itu, salah satu upaya yang dapat di terapkan untuk mencapai
kesehatan kerja dengan sarana prasarana yang memadai adalah keduanya dapat
1
2
penerapan K3 adalah agar pekerja dapat bekerja dalam kondisi yang sehat,
keselamatan dan kesehatan para pekerja adalah tanggung jawab dari perusahaan
masing. Dari yang ringan hingga berat. Maka dari itu pentingnya setiap
upaya K3.
Jika perusahaan menerapkan K3 dengan baik dan benar, tidak hanya pekerja
yang diuntungkan tetapi perusahaaan juga. Maka dari itu, dengan diterapkannya
K3 perusahaan bisa mencegah kerugian fisik & finansial. Selain itu, pada dunia
kerja, interaksi antara manusia, alat kerja, dan lingkungan kerja tidak dapat
dihindarkan yang melibatkan indera manusia baik secara langsung maupun tidak
langsung. Salah satu indra yang sering terlibat, tidak pisah dipisahkan dari kerja
adalah mata. Mata merupakan bagian tubuh pekerja yang harus dilindungi
yang cukup merupakan salah satu aspek terpenting yang menentukan kesehatan
dikerjakan secara jelas, cepat dan tanpa upaya yang tidak perlu. Intensitas cahaya
yang baik sangat mempengaruhi mata untuk melihat lebih jelas, jika cahaya yang
kurang otot mata harus berkontraksi semaksimum mungkin untuk melihat objek
3
atau sebaliknya, jika ini terjadi secara terus menerus dapat menyebabkan
Penerangan merupakan salah satu faktor fisik yang ada di tempat kerja,
daerah mata dan sakit kepala di sekitar mata, kerusakan alat penglihatan dan
jelas adalah penerangan yang memungkinkan tenaga kerja untuk melihat objek
yang dikerjakannya secara jelas, cepat dan tanpa upaya-upaya yang tidak perlu
menerangi obyek pekerjaan agar terlihat jelas, mudah dan dikerjakan dengan cepat
(Santoso, 2004). Salah satu faktor yang mempengaruhi kualitas lingkungan fisik
menjadi objek kerja operator tersebut, seperti: mesin atau peralatan, proses
dilakukan oleh Kristina Dede Odi, dkk (2018) pendahuluan yang dilakukan di
usaha informal di tailor( tempat jahit) di Kampung Solor terdapat 16 tempat jahit,
dengan jumlah penjahit sebanyak 34 orang. Pekerjaan dimulai dari pukul 08-30-
18.00 WITA dengan istirahat selama 1 jam yaitu pada pukul 12.00-13.00 WITA.
Hasil wawancara yang didapatkan bahwa gangguan kesehatan yang dialami oleh
pekerja khusus pada tahap menjahit potongan kain berupa keluhan nyeri pada
dan pencahayaan buatan. Dari 16 tempat usaha jahit ada 8 tempat usaha jahit yang
melebihi standar dengan intensitas penerangan yaitu: 512-966 lux dan 2 tempat
usaha jahit yang di bawah standar dengan intensitas penerangan yaitu 272-288 lux
tempat jahit tersebut tidak memenuhi syarat, secara teori kondisi ini dapat
Lingkungan kerja yang nyaman sangat dibutuhkan oleh manusia untuk dapat
beraktifitas secara optimal dan produktif. Selain itu lingkungan kerja harus
ditangani dan didesain secara baik agar para pekerja mendapatkan tempatkerja
yang aman dan sehat. Jika pekerja atau pekerja tidak mendapatkan tempat kerja
yang aman dan layak Hal tersebut akan berpengaruh burukdan akan memberikan
tingkat kebisingan. Kualitas lingkungan kerja fisik seperti penerangan, suhu, dan
B. Tujuan Praktikum
lingkungan kerja.
TINJAUAN PUSTAKA
Pada dasarnya cahaya diperlukan oleh manusia untuk melihat objek secara
visual. Dengan cahaya yang dipantulkan oleh objek-objek tersebutlah maka kita
jika pencahaayaan yang didapatkan itu secara cukup. Jika pencahayaan tersebut
dapat melakukan aktivitas dengan lancar dan memiliki produktivitas kerja yang
alami dipengaruhi oleh beberapa variable yaitu desain bukaan jendela, bentuk dan
kedalaman ruang, kenyamanan visual, dan faktor eksternal (Yuniar et.al., 2014).
6
7
yang terlihat oleh mata telanjang manusia. Cahaya adalah energi berbentuk
380–750 nm. Cahaya merupakan salah satu bentuk energi yang dipancarkan oleh
dengan jenis pekerjaan yang dilakukan. Pencahayaan yang cukup baik untuk suatu
pekerjaan belum tentu sesuai digunakan untuk jenis pekerjaan lainnya. Jenis
yang dibutuhkan karena jenis kegiatan yang berbeda akan memerlukan tingkat
iluminasi yang berbeda. Sesuai dengan tingkat iluminasi yang dipersyaratkan pada
kuat penerangan, maka kebutuhan tingkat kuat penerangan (iluminasi) pada area
tetapi juga menonjolkan estetika dan atmosfer ruangan, memanjakan mata, bahkan
pencahayaan atau lighting kini semakin penting dalam rancangan dan pengerjaan
proyek. Kesadaran akan peran tata lampu pada bangunan juga didukung oleh
arah jatuhnya cahaya, perbedaan warna cahaya dan letak armatur lampu. Selain
kebutuhan manusia akan fungsi pencahayaan, saat ini manusia juga memiliki
kebutuhan lain akan tata cahaya yaitu estetika yang membuat manusia dapat
8
merasa nyaman.
kerja, menurut ILO (1998) dalam Wibiyanti (2008) serta Grondzik dan Kwok
baik.
Selain itu, berikut ini adalah beberapa tipe penerangan pada ruangan yang
(Rees, 1999):
a. Ambient Lighting
b. Task lighting
yaitu lampu yang diletakkan khusus diatas meja tulis, lemari pakaian, dan
sebagainya.
c. Accent Lighting
untuk mengekspos suatu area atau benda tertentu dengan hanya sedikit
atau tidak ada sama-sekali sisi fungsi yang ditujukan, atau bersifat lebih
10
beberapa benda seperti hiasan dalam atau luar ruang, tanaman, atau
d. Decorative lighting
unsur fungsional sama sekali dan hanya memiliki unsure estetik sebagai
dan lain-lain.
Menurut Indrani (2010), syarat-syarat bagi penataan cahaya lampu yang baik,
antara lain:
kebutuhan.
Menurut Cayless & Marsden (1966) dinyatakan bahwa kuat penerangan yang
merata (uniformity of illuminance) adalah penting karena tiga hal, yaitu dapat
1. Pencahayaan Alami
2. Pencahayaan Buatan
apabila posisi ruangan sulit dicapai oleh pencahayaan alami atau saat
salah satu arah tertentu. Sistem ini cocok untuk pameran atau
penonjolan suatu objek karena akan tampak lebih jelas. Lebih dari itu,
merata.
Quality Standards NEQS adalah 300 Lux. Adapun berdasarkan Kepmenkes RI,
Kerja Perkantoran dan Industri, tingkat pencahayaan minimal 300 lux. SNI-03-
adalah sebesar 300 lux. Iluminasi yang tidak memenuhi standar SNI dapat
suatu titik dipengaruhi oleh total arus cahaya yang sesuai dan area yang luas.
Intensitas pencahayaan yang kurang dari Nilai Ambang Batas (NAB) yang
Tabel 1
Nilai Ambang Batas Pencahayaan Menurut Peraturan Menteri
Ketenagakerjaan Nomor 5 Tahun 2018:
terlalu besar atau pun kecil, pupil mata harus berusaha menyesuaikan cahaya yang
diterima oleh mata. Akibatnya mata silau dan berkontraksi secara berlebihan,
karena jika pencahayaan lebih besar atau lebih kecil, pupil mata harus berusaha
menyesuaikan cahaya yang dapat diterima oleh mata. Pupil akan mengecil jika
menerima cahaya yang besar. Hal ini merupakan salah satu penyebab mata cepat
dengan kelelahan kerja salah satu nya pencahayaan yang kurang baik akan
menunjukan gejala kelelahan yang sering muncul, maka dari itu kondisi pekerja
harus selalu dijaga baik fisik maupun psikologisnya, karena hal itu yang sangat
2010).
mata. Tingkat penerangan yang baik merupakan salah satu faktor untuk
memberikan kondisi penglihatan yang baik. Dengan tingkat penerangan yang baik
memahami display, simbol-simbol dan benda kerja secara baik pula. Indera yang
Dari hasil identifikasi bahaya dan penilaian risiko yang dilakukan, maka
1. Elimasi
ditiadakan.
2. Substitusi
(safety).
3. Rekayasa Teknik
4. Pengendalian Administrasi
potensi bahaya.
menggunakan APD.
BAB III
METODE PRAKTIKUM
A. Metode Praktikum
C. Instrumen Praktikum
Instrumen praktikum pada penelitian ini adalah alat-alat yang diperlukan atau
1. Luxmeter AS803
17
18
Meteran atau pita ukur merupakan alat untuk mengukur panjang suatu
benda.
19
pencahayaan di Kinik XYZ. Lux meter ini terdiri atas 5 bagian yaitu display
monitor, tombol on/off, Lux FC, mode, dan switchable unit: Lux & FC. Yang
dimana fungsi dari display monitor berfungsi untuk mengubah energi listrik dari
photocell ke dalam arus dan diubah menjadi angka yang dapat dibaca, tombol
menangkap energi cahaya lalu dialirkan menjadi energi listrik, tombol mode
berfungsi untuk menampilkan mode tampilan maks/min dan sakelar penahan data,
dan pada tombol switchable unit: Lux & FC berfusi sebagai tombol sakelar unit
lampu mengubah unit pengukuran dari Lux ke Ft-cd (atau dari Ft-cd ke Lux)
dengan default.
E. Prosedur Kerja
sensor.
XYZ.
11mx14m =154m²
sumber cahaya, alat ditaruh pada meja yang tingginya 1 m dari lantai.
Klinik XYZ ini memiliki luas 11m×14m. Praktikum pencahayaan ini untuk
Universitas Hasanuddin.
B. Hasil
Tabel 2
Hasil Pengukuran Intensitas Pencahayaan Umum Klinik XYZ di Jalan
Siampaya
Hasil
Titik Pengkuran Rata-rata
Pengukuran I Pengukuran II Pengukuran III
Titik 1 508 510 511 509
Titik 2 509 511 510 510
Titik 3 510 509 511 510
Titik 4 511 509 510 509
Titik 5 509 511 512 510
21
22
setempat dengan 3 kali pengukuran pada perlakuan yang sama memiliki hasil
dan 5 yaitu sebesar 510 lux dan intensitas pencahayaan terendah terdapat pada
pengukuran ruang 1 dan 4 sebesar 509 lux. Hasil rata-rata dari keseluruhan
C. Pembahasan
satuan lux. Alat ini dapat memperlihatkan hasil pengukuran dengan format digital.
Alat ini terdiri dari rangka, sebuah sensor dengan photocell dan layar monitor
digital. Sensor tersebut diletakan pada sumber pencahayaan yang akan diukur
intensitasnya.
Siampaya:
bidang kerja dan pengukuran dilakukan dibeberapa titik bidang kerja yang
titik 2, 3, dan 5 engan rata-rata sebesar 510 lux dan intensitas pencahayaan
umum paling rendah pada titik 1 dan 5 dengan rata-rata sebesar 509 lux.
didapatkan sebesar 509,6 lux. Dan dalam NAB Pencahayaan diatur dalam
bedakan barang-barang yang halus dengan kontras yang sedang dan dalam
24
halus dengan kontras yang sedang dan dalam waktu yang lama dari nilai
Dilansir Well + Good, sebuah studi yang diterbitkan dalam jurnal ilmiah
Sleep menemukan bahwa pekerja yang terpapar area yang terang pada
siang hari mengalami tingkat kantuk di siang hari yang lebih rendah.
emosi kuat, baik secara positif dan negatif, dirasakan paling kuat di bawah
pencahayaan terang yang intens. Dan masih ada penelitian lintas budaya
lain yang menemukan bahwa ketika para pekerja terpapar sinar yang
redup, suasana hati mereka secara kolektif berada pada kondisi terburuk.
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
25
26
B. Saran
Amin dkk. (2019) ‘Hubungan Pencahayaan dengan Kelelahan Mata pada Pekerja
Taylor’, Jurnal Kesmas Asclepius, 1(1), pp. 45–54. doi: 10.31539/jka.v1i1.523.
Guntur, B., Putra, A. dan Madyono, G. (2017) ‘Analisi Intensitas Chaya Pada
Area Produksi Terhadap Keselamatan dan Kenyaman Kerja Sesuai Dengan
Standar Pencahayaan PT . Lendis Cipta Media Jaya )’, Jurnal Optimasi Sistem
Industri, 10(2), pp. 115–116.
Mumpuni, P. W., dkk. (2017). 'Pencahyaan Alami Pada Ruang Baca Perpustakaan
Umum Kota Surabaya', 6(2), pp. 71-73.
27
28
Odi, K. D., dkk. (2018). 'Hubungan Sikap Kerja, Pencahayaan dan Suhu Terhadap
Kelelahan Kerja dan Kelelahan Mata Pada Penjahit di Kampung Solor Kupang
2017', Jurnal IKESMA, 14(1), pp. 66-67.
LAMPIRAN
Lampiran 1
. . . .
-
Denah Lokasi Klinik XYZ Jalan Siampaya
Sumber : Data Primer, 2021
Lampiran 2
29
30
Lampiran 3