PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Indonesia sebagai negara yang berkembang sangat membutuhkan sumber daya
manusia atau tenaga kerja yang sehat, efisien dan produktif. Tenaga kerja seperti ini
diharapkan mampu berkompetisi dengn tenaga kerja yang lain, baik didalam negeri dan
luar negeri. Keunggulan tersebut dapat tercapai bila semua pihak turut berperan aktif
bekerja sama dengan tingkat kemampuan yang ada pada tenaga kerja itu sendiri, Undang-
undang RI No.13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan pasal 68 ayat 1 menyatakan bahwa
setiap pekerja atau buruh mempunyai hak untuk memperoleh perlindungan atas
keselamatan dan kesehatan kerja. Agar tenaga kerja ada dalam keserasian sebaik-baiknya,
yang berarti dapat terjamin keadaan kesehatan dan produktivitas tinggi, maka perlu adanya
keseimbangan dari faktor beban kerja, beban tambahan akibat lingkungan kerja, dan
kapasitas kerja.
Kelelahan kerja adalah suatu kondisi melemahnya kegiatan, movivasi, dan kelelahan
fisik untuk melakukan kerja. Menurut Suma’mur (2009), bahwa kelelahan merupakan
penurunan ketahanan dan daya tubuh untuk melakukan pekerjaan. Menurut Setyawati
(2010), bahwa kelelahan kerja tidak dapat didefinisikan tetapi dapat dirasakan sehingga
penentuan kelelahan kerja dapat diketahui secara subjektif berdasarkan perasaan yang
dialami tenaga kerja. Menurut Suma’mur (2009), bahwa kelelahan kerja tidak hanya
terjadi pada akhir waktu kerja, namun juga dapat terjadi sebelum bekerja.
Kelelahan (fatigue) adalah suatu keluhan umum pada masyarakat umum dan pada
populasi pekerja. Pada pekerja, sekitar 20% memiliki gejala kelelahan kerja. Kelelahan
kerja dapat ditandai oleh menurunnya performa kerja atau semua kondisi yang
memengaruhi semua proses organisme, termasuk beberapa faktor seperti perasaan
kelelahan bekerja (subjective feeling of fatigue), motivasi menurun, dan penurunan
1
aktivitas mental dan fisik. Sumber kelelahan kerja dapat berasal dari pekerjaan yang
monoton, faktor fisik lingkungan kerja (pene-rangan, iklim kerja dan kebisingan),
intensitas kerja mental dan fisik, faktor psikologi berupa tanggung jawab, konflik,
kecemasan, kebiasan makan, penyakit, dan status kesehatan. Selain itu, kelelahan kerja
dapat disebabkan oleh kapasitas kerja, durasi kerja, circadian rhythm, serta faktor
psikologi pekerja. Faktor psikologi menyebabkan kelelahan kerja sebesar 64%, lebih dari
50% karena depresi dan sisanya karena panik, distimia, dan gangguan somatisasi. Stres
kerja, depresi atau kecemasan juga dapat menyebabkan kehilangan hari kerja yaitu 28,5
hari per kasus, lebih tinggi dibandingkan dengan penyakit hubungan kerja dan gangguan
muskuloskeletal (19,4 hari)
Kelelahan kerja yang tidak diatasi dapat menimbulkan berbagai permasalahan kerja
yang fatal dan mengakibatkan kecelakaan dalam bekerja. Sehingga dapat dipastikan suatu
perusahaan wajib mengetahui tingkat kinerja dan hal yang dapat menimbulkan
permasalahan dalam bekerja yaitu antara lain kelelahan kerja yang dialami secara umum
pada pekerjanya. Tujuan dari kesehatan kerja adalah untuk menciptakan tenaga kerja yang
sehat dan produktif. Tujuan ini dapat tercapai apabila didukung oleh lingkungan kerja yang
memenuhi syarat kesehatan. Salah satu tujuan dari pelaksanaan kesehatan kerja dalam
bentuk operasional adalah pencegahan kelelahan dan meningkatkan kegairahan serta
kenikmatan kerja.
Apabila kelelahan kerja tidak segera ditangani dan segera beristirahat, maka akan
terjadi akumulasi kelelahan dalam sehari, sehingga dapat berdampak lebih parah terhadap
kesehatan. Menurut Tarwaka (2010), bahwa risiko dari kelelahan kerja yaitu: motivasi
kerja menurun, performansi rendah, kualitas kerja rendah, banyak terjadi kesalahan,
produktivitas kerja rendah, stress akibat kerja, penyakit akibat kerja, cedera, dan terjadi
kecelakaan kerja. Sedangkan menurut Setyawati (2010), bahwa dampak dari kelelahan
kerja adalah prestasi kerja menurun, badan terasa tidak enak, semangat kerja menurun, dan
menurunkan produktivitas kerja. Menurut Setyawati (2010), bahwa kelelahan kerja
menyebabkan terjadi kecelakaan kerja. Menurut Suma’mur (2009) bahwa kecelakaan
kerja membawa kerugian bagi tempat kerja, baik dari segi biaya, waktu, produktivitas
maupun tenaga. Kelelahan kerja yang dialami perawat harus menjadi perhatian bagi pihak
rumah sakit. Hal itu disebabkan perawat memiliki peran penting bagi pasien rumah sakit.
Menurut Tarwaka (2010), beban kerja harus seimbang dengan kemampuan dan
keterbatasan manusia. Selain itu menurut Suma’mur (2009), bahwa kemampuan kerja
setiap orang berbedabeda yang dipengaruhi oleh banyak faktor. Beban kerja fisik yang
tidak sesuai, maka dapat berdampak buruk pada kesehatan perawat. Menurut Suma’mur
(2009), bahwa beban kerja fisik merupakan indikator yang menentukan lama waktu
seseorang dapat bertahan dan bekerja sesuai dengan kemampuan yang dimiliki. Oleh
karena itu, beban kerja fisik merupakan salah satu aspek yang perlu dipertimbangkan untuk
menjaga kesehatan perawat. Apabila beban kerja fisik tidak sesuai dengan kemampuan
kerja perawat, maka dapat mengganggu kesehatan perawat. Terganggunya kesehatan
tenaga kerja dapat menurunkan kemampuan kerja sehingga menurunkan produktivitas
(Suma’mur, 2009).
B. Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian dari kelelahan kerja.
2. Untuk mengetahui jenis-jenis kelelahan kerja.
3. Untuk mengetahui faktor penyebab kelelahan kerja.
4. Untuk mengetahui pengendalian terhadap kelelahan kerja.
5. Untuk mengetahui pengukuran terhadap kelelahan kerja..
C. Manfaat
1. Dapat mengetahui pengertian kelelahan kerja.
2. Dapat mengetahui jenis-jenis dari kelelahan kerja.
3. Dapat mengetahui faktor penyebab kelelahan kerja.
4. Dapat mengetaui pengendalian terhadap kelelahan kerja.
5. Dapat mengetahui pengukuran terhadap kelelahan akibat kerja.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
6. Uji mental, pada metode ini konsentrasi merupakan salah satu pendekatan
yang dapat digunakan untuk menguji ketelitian dan kecepatan dalam
menyelesaikan pekerjaan. Bourdon Wiersman Test merupakan salah satu alat
yang dapat digunakan untuk menguji kecepatan, ketelitian dan konsentrasi.
BAB III
PENUTUPAN
A. Kesimpulan
Kelelahan merupakan suatu bagian dari mekanisme tubuh untuk melakukan perlindungan
agar tubuh terhindar dari kerusakan yang lebih parah, dan akan kembali pulih apabila
melakukan istirahat, Tarwaka (2013). Ada beberapa macam kelelan antara lain: Berdasarkan
proses terjadinya yaitu ada kelelahan otot dan kelelahan umum, berdasarkan waktu
terjadinya yaitu kelelahan akut dan kelelahan kronis dan berdasarkan penyebab terjadinya,
yaitu kelelahan fisiologis dan psikologis. Faktor penyebab kelelahan kerja antara lain :
Faktor dari dalam individu antara lain, usia, jenis kelamin, status gizi, status kesehatan dan
keadaan psikis tenaga kerja dan faktor dari luar individu yaitu beban kerja dan lingkungan
kerja fisik seperti kebisingan, getaran, tekanan panas, penerangan dan lain-lain. Upaya
pengendalian kelelahan kerja meliputi Promosi kesehatan kerja, pencegahan kelelahan kerja,
pengobatan kelelahan kerja dan rehabilitasi kelelahan kerja
B. Saran
A. Identitas Responden
Nama :
Umur :
Jenis Kelamin :
Pekerjaan :
Status Kawin :
Masa Kerja :
No Pernyataan Ya Tidak
1 Apakah anda merasa sukar berpikir
2. Apakah anda merasa lelah berbicara
3. Apakah anda meraasa gugup menghadapi sesuatu
4. Apakah anda merasa tidak pernah berkonsenterasi
dalam menghadapi sesuatu pekerjaan
5. Apakah anda merasa tidak mempunyai perhatian
terhadap sesuatu
6. Apakah anda cenderung lupa terhadap sesuatu
7. Apakah anda merasa kurang percaya terhadap diri
sendiri
8. Apakah anda merasa tidak tekun dalam
melaksanakan pekerjaan anda
9. Apakah anda merasa enggan menatap mata orang
10. Apakah anda merasa enggan bekerja cekatan
11. Apakah anda merasa tidak tenang dalam bekerja
12. Apakah anda merasa lelah seluruh tubuh
13. Apakah anda merasa bertidak lamban
14. Apakah anda merasa tidak kuat lagi berjalan
15. Apakah anda merasa sebelum bekerja sudah lelah
16. Apakah anda merasa daya pikir menurun
17. Apakah anda merasa cemas terhadap sesuatu hal