Kecelakaan (accident) secara bebas merupakan segala kejadian yang tidak diinginkan,
tidak direncanakan, dan tidak dapat dikendalikan, yang mengakibatkan kerugian baik
berupa
atau
penurunan
produktivitas.
Khusus untuk industri pertambangan, masalah kecelakaan (atau lebih tepatnya masalah
keselamatan
kerja)
diatur
dalam
KepMen
Pertambangan
dan
Energi
No.
cidera
yang
terjadi akibat
kecelakaan
tambang.
2. cidera berat, yaitu cidera akibat kecelakaan tambang yang menyebabkan pekerja
tambang tidak mampu melakukan tugas semula selama lebih dari 3 minggu, atau
cidera yang menyebabkan pekerja tambang cacat tetap, atau mengakibatkan
keretakan tengkorak kepala, tulang punggung, pinggul, lengan bawah, lengan
atas, paha, kaki, atau mengakibatkan pendarahan dalam, atau pingsan akibat
kekurangan
oksigen,
atau
luka
terbuka
yang
dapat
mengakibatkan
ketidakmampuan tetap, atau persendian yang lepas yang belum pernah terjadi
sebelumnya
3. mati, yaitu kecelakaan tambang yang mengakibatkan pekerja tambang mati dalam
waktu 24 jam sejak terjadinya kecelakaan tersebut
Berikut gambar-gambar yang merupakan kecelakaan tambang.
Photo-photo terlampir adalah salah satu kecelakaan tambang yang terjadi di bulan
September 2007. Lokasi kejadian di salah satu lokasi tambang batu bara di Sangatta
(Kalimantan Timur). Tampak terlihat adalah KOMATSU HD785 yang menabrak Light
Vehicle Ranger Dual Cabin milik PAMA.
Untuk kecelakaan kerja ditambang MIGAS untuk pelaporannya sudah ada
ketentuannya, salah satunya PENDATAAN DAN PELAPORAN KECELAKAAN
TAMBANG PADA PENGUSAHAAN PERTAMBANGAN MINYAK DAN GAS BUMI
DAN PENGUSAHAAN SUMBER DAYA PANAS BUMI tertanggal 25 Oktober 1996.
Dalam dokumen tersebut, dinyatakan yang dimaksud dengan kecelakaan kerja
tambang adalah setiap kecelakaan yang menimpa pekerja tambang, pada waktu
melakukan pekerjaannya ditempat kerja pada wilayah kuasa pertambangan yang
mengakibatkan pekerja kehilangan kesadaran, memerlukan perawatan medis, mengalami
luka-luka, kehilangan anggota badan, atau kematian.
Tempat kerja tambang adalah wilayah kerja kuasa pertambangan dimana kegiatan
atau aktifitas kegiatan perusahaan berlangsung dan tempat lain dibawah
pengawasan Kepala Teknik Tambang dan atau Penyelidik.
Jadi disini, pengertian untuk kecelakaan yang tejadi pada saat pergi atau pulang
dari kerja, bukan termasuk kecelakaan kerja. (Kalau untuk OSHA, commuting tidak
termasuk work related).
Mengenai biaya ganti rugi atau kompensasi, tergantung term and condition dari
kesepakatan yang ada. Kalau kita ikut Jamsostek atau Astek atau asuransi lain, tentunya
disitu sudah ditentukan kondisi yang bagaimana yang akan mendapatkan kompensasi.
Begitu juga dengan perusahaan, tentunya mempunyai kebijakan yang berbeda-beda untuk
masalah tanggungan kesehatan atau jaminan kesehatan ini. Contoh ada kontraktor asing
yang mengasuransikan pegawainya pada saat bepergian dengan pesawat, jika mendapat
kecelakaan dan meninggal akan mendapatkan US $ 150,000 dan masih ditambahkan lagi
dari perusahaan masih memberikan tunjangan kematian dan pesangonnya. Belum lagi
yang dari Jamsostek, dan lain-lain. Dan perlakuan antara pegawai tetap dengan pegawai
kontrak biasanya akan berbeda.
Perbedaan mengenai definisi kecelakaan kerja inilah yang menjadi masalahnya,
khususnya mengenai berangkat/pulang ke/dari lokasi kerja dari/ke rumah. JAMSOSTEK
mengatakan sebagai kecelakaan kerja, OSHA tidak , MIGAS tidak masuk. Perbedaan
pengertian antara lembaga Pemerintah seyogyanya diselesaikan dan bagaimana
sebaiknya, menuju yang menguntungkan rakyat banyak (JAMSOSTEK) atau menuju
pendapat definisi masyarakat internasional (OSHA)?
Mengenai
kriteria
kecelakaan
tambang
(referensi
keputusan
mentamben
no
meninggal dunia maksimal penggantiannya 72 kali gaji bulanan. Sedangkan untuk cacat
total atau cacat tetap besarannya mengacu pada lampiran UU No.14/1993
Peraturan tersebut berlaku untuk KPS KPS yang lain. Oleh karena itu dalam kontrak
dengan para kontraktornya/Supplier, para KPS biasanya mewajibkan mereka
(Kontraktor/Suppliernya) mengasuransikan pekerjanya. Biasanya hal itu termuat dalam
kontrak yang secara garis besar meliputi WCA (Workmen Compensation Act), ELI
( Employer's Liability Insurance), CGL ( Comprehensive General Liability ) dan ATPL
( Automobile Third Party Liability). Keempat jenis asuransi tersebut tidak harus dipenuhi
oleh para kontraktor/supplier, jadi tergantung dari jenis pekerjaan.