KERJA DAN LINGKUNGAN Wilda Dwi Apriliani 1710713015 Salsa Farah Diba 1710713099 Maulvi Nurunnisa A 1710713128 Kelas K3L – 5C/ Kelompok 2 Tanggal: 03/10/2019
1. Tanggapan terhadap sickness reduce pay
Sickness reduce pay adalah adalah suatu kebijakan pemotongan gaji atau upah ketika pekerja sakit. Menurut kelompok kami, kebijakan Sickness reduce pay tidak boleh dilakukan apabila tidak berpedoman pada hukum atau peraturan yang mengaturnya. Artinya, Sickness reduce pay dapat dilakukan dengan beberapa syarat seperti melampirkan surat keterang sakit yang dikeluarkan oleh dokter. Maka, apabila karyawan yang sakit tersebut tidak melampirkan surat keterangan sakit, perusahaan boleh menerapkan Sickness reduce pay. Berdasarkan pasal 93 ayat (1) Undang-undang No.13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan (UU Ketenagakerjaan), upah tidak dibayar apabila pekerja tidak melakukan pekerjaan. Namun dijelaskan selanjutnya dalam pasal 93 ayat (2) UU Ketenagakerjaan, pengusaha tetap wajib membayar upah apabila: 1. Pekerja sakit sehingga tidak dapat melakukan pekerjaan; 2. Pekerja perempuan yang sakit pada hari pertama dan kedua masa haidnya sehingga tidak dapat melakukan pekerjaan; 3. Pekerja tidak masuk bekerja karena pekerja menikah, menikahkan, mengkhitankan, membaptiskan anaknya, isteri melahirkan atau keguguran kandungan, suami atau isteri atau anak atau menantu atau orang tua atau mertua atau anggota keluarga dalam satu rumah meninggal dunia; 4. Pekerja tidak dapat melakukan pekerjaannya karena sedang menjalankan kewajiban terhadap negara; 5. pekerja tidak dapat melakukan pekerjaannya karena menjalankan ibadah yang diperintahkan agamanya; 6. pekerja bersedia melakukan pekerjaan yang telah dijanjikan tetapi pengusaha tidak mempekerjakannya, baik karena kesalahan sendiri maupun halangan yang seharusnya dapat dihindari pengusaha; 7. pekerja melaksanakan hak istirahat; 8. pekerja melaksanakan tugas serikat pekerja/serikat buruh atas persetujuan pengusaha; dan 9. pekerja melaksanakan tugas pendidikan dari perusahaan Penjelasan pada pasal 93 ayat (2) huruf (a), yang dimaksud pekerja sakit ialah sakit menurut keterangan dokter. Jadi memang surat keterangan dokter dibutuhkan sebagai bukti yang menyatakan karyawan tersebut memang sakit, karena bila pekerja tersebut tidak menggunakan surat keterangan dokter, perusahaan berhak tidak memberikan upah kerja pada pekerja tersebut.
2. Carilah artikel tentang presenteeism atau absenteeim di internet
Tingkat absenteisme di Kementerian Dalam Negeri saat hari pertama masuk kerja setelah cuti lebaran. - How the compay tackles the problem Menteri Dalam Negeri Tjahjo Kumolo menegaskan, Kementerian Dalam Negeri akan memotong tunjangan kinerja (tukin) bagi PNS yang kedapatan bolos pada hari pertama kerja usai cuti bersama hari raya Idul Fitri 2019. Tak hanya itu, bagi ASN yang bolos pada hari pertama kerja juga akan diberikan peringatan tertulis dari Sekretaris Jenderal Kemendagri dan dirumahkan (diskors) selama tiga hari. Aturan yang diterapkan di instansinya mengacu pada aturan dari Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi. Aturan tersebut bertujuan untuk menegakan disiplin dan memberikan contoh kepada masyarakat. - What’s your recommenndation Mengacu pada PP No. 53 Tahun 2010 Tentang Disiplin Pegawai Negeri Sipil Pasal 3 Angka 11 soal menaati ketentuan jam kerja. Kantor Kemendagri perlu menerapkan finger print untuk mengetahui kehadiran para PNS pada saat datang dan pulang. Tetapi, para kepala tiap bidangnya juga perlu mengecek kehadiran anggota-anggotanya. Kemudian, memberikan sanksi secara ketat yang ringan sampai yang berat. Ringannya berupa teguran lisan dan tulisan, yang sedang berupa penurunan pangkat dan pemotongan gaji, dan sanksi berat berupa pemberhentian.