Anda di halaman 1dari 14

Tugas Sistem Manajemen Keselamatan & Kesehatan Kerja

A. K3 (Keselamatan & Kesehatan Kerja)


1. K3 dibagi menjadi 2 pengertian, yaitu:

Secara Filosofis
Suatu pemikiran atau upaya untuk menjamin keutuhan dan
kesempurnaan baik jasmani maupun rohani, tenaga kerja pada
khususnya dan masyarakat pada umumnya terhadap hasil karya

dan budayanya menuju masyarakat adl dan makmur.


Secara Keilmuan
Ilmu

pengetahuan

dan

penerapannya

dalam

usaha

mencegah kemungkinan terjadinya kecelakaan dan penyakit akibat


kerja.
2. Tujuan K3 :

Melindungi kesehatan, keamanan dan keselamatan dari tenaga


kerja.
Meningkatkan efisiensi kerja.
Mencegah terjadinya kecelakaan dan penyakit akibat kerja.

3. Hambatan K3:

Hambatan dari sisi pekerja/ masyarakat :

Tuntutan pekerja masih pada kebutuhan dasar

Banyak pekerja tidak menuntut jaminan k3 karena SDM yang

masih rendah
Hambatan dari sisi perusahaan:

Perusahaan yang biasanya lebih menekankan biaya produksi


atau operasional dan meningkatkan efisiensi pekerja untuk
menghasilkan keuntungan yang sebesar-besarnya.

B. Pengertian SMK3 (Sistem Manajemen Keselamatan & Kesehatan


Kerja)
Sistem Manajemen Kesehatan Keselamatan Kerja (SMK3) adalah
bagian dari sistem manajemen secara keseluruhan yang meliputi stuktur

SMK3

Page 1

Tugas Sistem Manajemen Keselamatan & Kesehatan Kerja

organisasi, perencanaan, tanggung jawab, pelaksanaan, prosedur, proses


dan sumber daya yang dibutuhkan bagi pengembangan penerapan,
pencapaian, pengkajian dan pemeliharaan kebijakan keselamatan dan
kesehatan kerja dalam rangka pengendalian risiko yang berkaitan dengan
kegiatan kerja guna terciptanya tempat kerja yang aman, efisien dan
produktif.
SMK3 adalah standar yang diadopsi dari standar Australia AS4801
ini serupa dengan Occupational Health and Safety Assessment Series
(OHSAS) 18001, standar ini dibuat oleh beberapa lembaga sertifikasi dan
lembaga standarisasi kelas dunia. SMK3 merupakan alat bantu yang dapat
digunakan untuk memenuhi tuntutan dan persyaratan yang ada dan
berlaku yang berhubungan dengan jaminan keselamatan kerja dan
kesehatan kerja. SMK3 merupakan sebuah sistem yang dapat diukur dan
dinilai sehingga kesesuaian terhadapnya menjadi obyektif. SMK3
digunakan sebagai patokan dalam menyusun suatu sistem manajemen
yang berfokus untuk mengurangi dan menekan kerugian dalam kesehatan,
keselamatan dan bahkan properti.

C. Manfaat Penerapan SMK3


Ada beberapa manfaat yang dapat diperoleh dari penerapan sistem
manajemen keselamatan dan kesehatan kerja, beberapa diantaranya adalah:

1. Melindungi Pekerja
Tujuan utama penerapan SMK3 adalah untuk melindungi pekerja
dari segala bentuk kecelakaan dan penyakit akibat kerja. Bagaimanapun
pekerja adalah asset perusahaan yang paling penting. Dengan
menerapkan K3 angka kecelakaan dapat dikurangi atau ditiadakan sama
sekali, hal ini juga akan menguntungkan bagi perusahaan, karena
pekerja yang merasa aman dari ancaman kecelakaan kerja dan penyakit
akibat kerja akan bekerja lebih bersemangat dan produktif.

SMK3

Page 2

Tugas Sistem Manajemen Keselamatan & Kesehatan Kerja

2. Patuh Terhadap Peraturan dan Undang-Undang


Perusahaan-perusahaan yang mematuhi peraturan atau perundangundangan yang berlaku pada umumnya terlihat lebih sehat dan
menonjol. Karena bagaimanapun peraturan atau perundang-undangan
yang dibuat bertujuan untuk kebaikan semua pihak. Dengan mematuhi
peraturan dan perundang-undangan yang berlaku maka perusahaan akan
lebih tertib dan hal ini dapat meningkatkan citra baik perusahaan itu
sendiri. Berapa banyak perusahaan yang melakukan pembangkangan
terhadap peraturan yang berlaku mengalami kebangkrutan atau
kerugian karena mengalami banyak permasalahan baik dengan
karyawan, pemerintah dan lingkungan setempat.

3. Meningkatkan Kepercayaan dan Kepuasan Pelanggan


Penerapan SMK3 secara baik akan berpengaruh terhadap kepuasan
pelanggan. Betapa banyak pelanggan yang mensyaratkan para pemasok
atau supplier mereka untuk menerapkan SMK3 atau OHSAS 18001.
Karena penerapan SMK3 akan dapat menjamin proses yang aman,
tertib dan bersih sehingga bisa meningkatkan kualitas dan mengurangi
produk cacat. Para pekerja akan bekerja secara lebih baik, karena
mereka terlindungi dengan baik sehingga bisa lebih produktif.
Kecelakaan dapat dihindari sehingga bisa menjamin perusahaan
beroperasi secara penuh dan normal untuk menjamin kontinuitas
supplai kepada pelanggan. Tidak jarang pelanggan melakukan audit K3
kepada para pemasok mereka untuk memastikan bahwa pekerja
terlindungi dengan baik dan proses produksi dilakukan secara aman.
Tujuan mereka tidak lain adalah untuk memastikan bahwa mereka
sedang berbisnis dengan perusahaan yang bisa menjamin kontinuitas
supplai bahan baku mereka. Disamping itu dengan memiliki sertifikat

SMK3

Page 3

Tugas Sistem Manajemen Keselamatan & Kesehatan Kerja

SMK3 atau OHSAS 18001 akan dapat meningkatkan citra perusahaan


sehingga pelanggan semakin percaya terhadap perusahaan tersebut.

4. Membuat Sistem Manajemen Yang Efektif


Dengan menerapkan SMK3 atau OHSAS 18001 maka sistem
manajemen keselamatan akan tertata dengan baik dan efektif. Karena
didalam SMK3 ataupun OHSAS 18001 dipersyaratkan adanya prosedur
yang terdokumentasi, sehingga segala aktifitas dan kegiatan yang
dilakukan akan terorganisir, terarah, berada dalam koridor yang teratur
dan dilakukan secara konsisten. Rekaman-rekaman sebagai bukti
penerapan sistem disimpan untuk memudahkan pembuktian identifikasi
akar masalah ketidaksesuaian. Sehingga analysis atau identifikasi
ketidaksesuaian tidak berlarut-larut dan melebar menjadi tidak terarah,
yang pada akhirnya memberikan rekomendasi yang tidak tepat atau
tidak menyelesaikan masalah. Dalam sistem ini juga dipersyaratkan
untuk dilakukan perencanaan, pengendalian, tinjau ulang, umpan balik,
perbaikan dan pencegahan. Semua itu merupakan bentuk sistem
manajemen yang efektif. Sistem ini juga meminta komitmen
manajemen dan partisipasi dari semua karyawan, sehingga totalitas
keterlibatan line manajemen dengan pekerja sangat dituntut dalam
menjalankan semua program yang berkaitan dengan K3. Keterlibatan
secara totalitas ini akan memberikan lebih banyak peluang untuk
melakukan peningkatan atau perbaikkan yang lebih efektif bagi
perusahaan.
Itulah beberapa manfaat dari sekian manfaat yang dapat diperoleh
dari penerapan SMK3. Semua manfaat penerapan SMK3 akan kembali
kepada perusahaan. Namun seringkali manfaat tersebut tidak pernah
diukur secara kuantitatif sehingga tidak terlihat benefit yang diperoleh
dari penerapan sistem manajemen keselamatan dan kesehatan kerja
tersebut. Sistem pelaporan SMK3 yang banyak dilakukan adalah dalam

SMK3

Page 4

Tugas Sistem Manajemen Keselamatan & Kesehatan Kerja

bentuk pengukuran pencegahan kegagalan dan bukan dalam bentuk


pencapaian kesuksesan atau keberhasilan. Sehingga manajemen hanya
melihat K3 sebagai sistem support yang masih menjadi cost center dan
belum bisa berkontribusi kepada profit perusahaan.

D. Penerapan SMK3
Penerapan

SMK3

dimaksudkan

agar

perusahaan

dapat

meminimalkan resiko dan mengurangi tingkat kecelakaan, serta sakit


akibat hubungan kerja secara efektif dan efisien yang pada akhirnya dapat
meningkatkan produktivitas perusahaan sesuai tuntutan dan persaingan
bisnis global.
SMK3 berisi pedoman pelaksanaan manajemen keselamatan dan
kesehatan kerja. Penerapan SMK3 memberikan gambaran tentang
langkah-langkah dan hal-hal yang perlu dilakukan dalam membuat
perencanaan pelaksanaan SMK3 mulai dari perencanaan awal, proses
pelaksanaan sampai dengan kegiatan yang akan dilakukan dalam
pemantauan, dan peninjauan kembali sistem yang telah dilaksanakan
Diharapkan melalui penerapan sistem ini perusahaan dapat
memiliki lingkungan kerja yang sehat, aman efisien dan produktif. SMK3
bertujuan untuk mengidentifikasi penyebab dan potensi kecelakaan kerja
sebagai acuan dalam melakukan tindakan mengurangi risiko. Selain itu,
penerapan

SMK3

membantu

pimpinan

perusahaan

agar

mampu

melaksanakan standar K3 yang merupakan tuntutan masyarakat nasional


dan internasional.
Dalam menerapkan Sistem Manajemen K3 (SMK3) ada beberapa
tahapan yang harus dilakukan agar SMK3 tersebut menjadi efeketif,
karena SMK3 mempunyai elemen-elemen atau persyaratan-persyaratan
tertentu yang harus dibangun didalam suatu organisasi atau perusahaan.
Sistem Manajemen K3 juga harus ditinjau ulang dan ditingkatkan secara

SMK3

Page 5

Tugas Sistem Manajemen Keselamatan & Kesehatan Kerja

terus menerus didalam pelaksanaanya untuk menjamin bahwa sistem itu


dapat berperan dan berfungsi dengan baik berkontribusi terhadap
kemajuan perusahaan. Untuk lebih memudahkan penerapan standar Sistem
Manajemen K3, berikut ini dijelaskan mengenai tahapan-tahapan dan
langkah-langkahnya. Tahapan dan langkah-langkah tersebut menjadi dua
bagian besar.
1. TAHAP PERSIAPAN.
Merupakan tahapan atau langkah awal yang harus dilakukan suatu
organisasi/perusahaan. Langkah ini melibatkan lapisan manajemen
dan sejumlah personel, mulai dari menyatakan komitmen sampai
dengan kebutuhan sumber daya yang diperlukan, adapun tahap
persiapan ini, antara lain:

Komitmen manajemen puncak.


Menentukan ruang lingkup
Menetapkan cara penerapan
Membentuk kelompok penerapan
Menetapkan sumber daya yang diperlukan

2. TAHAP

PENGEMBANGAN

DAN

PENERAPAN

Dalam tahapan ini berisi langkah-langkah yang harus dilakukan


oleh

organisasi/perusahaan

personel,mulai

dari

dengan

melibatkan

menyelenggarakan

penyuluhan

banyak
dan

melaksakan sendiri kegiatan audit internal serta tindakan


perbaikannya sampai melakukan sertifikasi.

E. Penerapan SMK3 di Jalan Raya


SMK3 sangatlah penting dilaksanakan dalam setiap kegiatan khususnya
kegiatan konstruksi untuk

menghindari terjadinya

kecelakaan

yang

menyebabkan kerugian material, maupun nyawa. Contoh Penerapan SMK3 di


Jalan Raya :

SMK3

Page 6

Tugas Sistem Manajemen Keselamatan & Kesehatan Kerja

Pentingnya K3 pada pekerjaan di Jalan Raya


Pada saat ini hampir di setiap perusahaan khususnya bidang teknik telah
menerapkan sistem Keselamatan dan Kesehatan Kerja termasuk PDAM Kota
Malang. PDAM Kota Malang yang memiliki area kerja Se Malang Raya
berupaya menerapkan K3 disetiap pekerjaannya baik yang berada di area
milik PDAM maupun pekerjaan yang dilakukan di jalan raya sebagai upaya
memberikan perlindungan setiap orang yang berada ditempat kerja, agar
selalu dalam keadaan selamat dan sehat.
Meskipun dari awal perencanaan dan proses pengadaan sudah
dipersyaratkan tentang K3 namun pada pelaksanaannya pekerja kurang
memperhatikan dan hanya bersifat normatif yang tetap akan membahayakan
orang disekitar lokasi pekerjaan. Hal tersebut terbukti pada tanggal 25 Juli
2013 terkait pembuatan manhole PRV (Paket I) sedalam 120 cm untuk
lokasi DMA Wendit tepatnya di Jl. Urip Sumoharjo Kota Malang yang
menyebabkan terjadi kecelakaan pada pengguna jalan dikarenakan tidak
adanya penerangan jalan dan kurangnya pemasangan rambu-rambu K3 oleh
pihak pelaksana.
Setelah Tim Panitia Pembina Keselamatan dan Kesehatan Kerja (P2K3)
PDAM Kota Malang melakukan pemeriksaan di lapangan dan supaya
kecelakaan serupa dilokasi pekerjaan tidak terulang, maka pelaksana
pekerjaan diminta untuk memindahkan rambu peringata Hati hati ada
galian lebih maju 5 meter dari posisi semula + 10 meter dari galian,
memasang barikade pengaman dari bahan seng di dekat lokasi pekerjaan,
menambah safety line agar menjadi perhatian pengguna jalan, memasang
kerucut lalu lintas/cone pengaman di sekitar lokasi pekerjaan, memasang
lampu isyarat bahaya/lampu hazard pada malam hari, setiap pekerja
menggunakan alat pelindung diri (APD), dan menugaskan petugas untuk
menjaga dan mengatur lalu lintas.
Kejadian tersebut sekaligus menjadi perhatian serius PDAM Kota Malang
sehingga guna mengantisipasi terjadinya kecelakaan serupa dan juga

SMK3

Page 7

Tugas Sistem Manajemen Keselamatan & Kesehatan Kerja

meminimalisir terjadinya korban akibat dari suatu pekerjaan yang dilakukan


di jalan raya, maka setiap pekerjaan di jalan raya pelaksana dan pekerja di
lapangan wajib memasang rambu-rambu dan papan peringatan di kedua arah
antara lain rambu peringatan mohon maaf perjalanan anda terganggu
dengan warga kuning dan hitam, rambu peringatan hati hati 50 meter ada
pekerjaan galian pipa PDAM Kota Malang dengan tulisan dari stiker warna
fosfor, barikade pengamanan (bahan dari seng/triplek) dengan warna kuning
hitam dan diberikan stiker fosfor pada beberapa bagian, lampu isyarat bila
pekerjaan pada malam hari atau pekerjaan lebih dari 1 hari, safety line
disekitar lokasi pekerjaan.

F. Penerapan SMK3 di Perusahaan Jalan Tol (PT JASA MARGA Tbk)


PT Jasa Marga (Persero) Tbk adalah Perusahaan dalam bidang
pengembangan dan pengoperasian jalan tol, dengan produk berupa jasa jalan
tol yang pelayanan yang terdiri dari pelayanan konstruksi, pelayanan lalu
lintas dan pelayanan transaksi. Kegiatan pengoperasian jalan tol mengandung
berbagai potensi bahaya yang dapat menimbulkan kecelakaan dan penyakit
akibat kerja yang dapat menimbulkan kerugian baik bagi perusahaan,
karyawan dan mitra kerja.
Sebagaimana dengan fungsi lainnya dalam perusahaan, seperti sumber
daya manusia, keuangan, produksi, kualitas dan lainnya, aspek keselamatan
dan kesehatan kerja dalam aktivitas pengoperasian jalan tol harus dikelola
dengan baik melalui suatu Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan
Kerja (SMK3) Jasa Marga. Untuk mencapai kinerja perusahaan yang
memiliki daya saing yang tinggi di tingkat nasional dan regional, perusahaan
mengembangkan sistem manajemen K3 mengacu ke persyaratan nasional dan
internasional yang telah diakui.
SMK3 Jasa Marga meliputi struktur organisasi, perencanaan, tanggung
jawab, pelaksanaan, prosedur, proses dan sumberdaya yang dibutuhkan bagi
pengembangan, penerapan, pencapaian, pengkajian dan pemeliharaan

SMK3

Page 8

Tugas Sistem Manajemen Keselamatan & Kesehatan Kerja

kebijakan keselamatan dan kesehatan kerja dalam pengendalian risiko yang


berkaitan dengan kegiatan pengoperasian jalan tol.
Sistem K3 Perusahaan mengadopsi standar OHSAS 18001;2007, terdiri
dari elemen yang merupakan proses pokok sistem yang disusun secara
sistematis dengan menggunakan pendekatan siklus PDCA (Plan-Do-CheckAction).
Elemen Sistem K3 adalah bagian sistem yang merupakan standar proses
dan menjadi landasan operasional penerapan sistem K3 di lingkungan
Perusahaan. Setiap elemen memiliki ekspektasi penerapan yang diinginkan
sesuai dengan sasaran K3, karakteristik bisnis dan budaya Perusahaan. SMK3
terdiri atas 16 elemen pokok yang saling terkait dan saling mempengaruhi
satu dengan lainnya dalam penerapan SMK3 untuk mencapai sasaran
program.

SMK3

Page 9

Tugas Sistem Manajemen Keselamatan & Kesehatan Kerja

Panitia Pembina Keselamatan dan Kesehatan Kerja (P2K3) adalah badan


pembantu di tempat kerja yang merupakan wadah kerja sama antara
pengusaha dan karyawan untuk mengembangkan kerja sama, saling
pengertian dan partisipasi efektif dalam penerapan keselamatan dan kesehatan
kerja. Pembentukan organisasi P2K3 merupakan amanat dalam Undang
Undang No. 01 tahun 1970 dimana P2K3 bertugas memberikan pertimbangan
dan dapat membantu pelaksanaan usaha pencegahan kecelakaan kerja dan
sakit penyakit akibat kerja dalam Perseroan serta dapat memberikan
penerangan efektif pada para pekerja.
Dalam rangka memenuhi Undang Undang tersebut, maka Perseroan telah
membentuk Organisasi P2K3 di lingkungan PT Jasa Marga (Persero) Tbk.
Sampai dengan saat ini ada 8 Cabang, Kantor Pusat dan 1 Anak Perusahaan
yang sudah membentuk P2K3, sedangkan Cabang Purbaleunyi belum
membentuk P2K3 namun hanya memiliki Koordinator K3 pada struktur
organisasi perbaikan mutu. Susunan pengurus P2K3 berasal dari unit yang
bervariasi dan keterlibatan wakil dari pekerja
.
Sertifikasi OHSAS 18001:2008 dan Sertifikasi SMK3
Seluruh Cabang Jasa Marga (Kecuali Cabang Palikanci) Serta PT JLJ telah
malaksanakan sertifikasi keselamatan berbasis OHSAS 18001: 2008, namun
untuk sertifikasi SMK3 hanya PT JLJ yang baru melksanakan audit

G. Penerapan Manajemen Resiko di Perusahaan Jalan Tol (PT JASA


MARGA Tbk)

Manajemen K3 dimasing-masing unit kerja Cabang, Kantor Pusat, dan


Anak Perusahaan dilaksanakan dengan mengacu pada kategori risiko K3,
yang diperoleh berdasarkan identifikasi bahaya dan assesmen risiko.

SMK3

Page 10

Tugas Sistem Manajemen Keselamatan & Kesehatan Kerja

Klasifikasi Risiko K3 terdiri dari Risiko Tinggi, Risiko Moderat, dan


Risiko Rendah, yang ditetapkan mengacu pada Kriteria Risiko. Kriteria
Risiko K3 terdiri dari 2 (dua) dimensi yaitu:

Dimensi pertama, Kemungkinan/Frekuensi terjadinya K3 yang


dinyatakan dalam 5 tingkatan yaitu Sangat Kecil (SK), Kecil (K),

Sedang (S), Besar (B), dan Sangat Besar (SB).


Dimensi kedua, Bahaya/Kerugian terhadap : Manusia, Harta Benda
dan

Lingkungan.

Masing-masing

dimensi

Bahaya/Kerugian

dinyatakan dalam 5 tingkatan.


Kriteria Risiko K3 dalam bentuk Tabel Rating Kemungkinan/Frekuensi
dan Tabel Rating Dampak serta Klasifikasi Tingkat Risiko K3 dinyatakan
dalam bentuk matriks sebagaimana terlampir.

SMK3

Page 11

Tugas Sistem Manajemen Keselamatan & Kesehatan Kerja

H. Investigasi Insiden Berbahaya & Kecelakaan di Perusahaan Jalan Tol


(PT JASA MARGA Tbk)

Tujuan dari investigasi insiden maupun kecelakaan adalah untuk


mengetahui akar penyebab (kondisi eksposur risiko) kecelakaan agar dapat di
tetapkan dan dilakukan tindakan pencegahan yang efektif dengan cara
menekan eksposure risiko sehingga kecelakaan sejenis dapat dihindari.
Kecelakaan selalu didahului oleh suatu kondisi eksposur yang sangat
random. Sulit dipastikan kondisi eksposur spesifik yang kemudian
mengakibatkan insiden atau kecelakaan. Yang pasti insiden sangat potensial
kemudian menjadi kecelakaan. Untuk itu harus ditetapkan toleransi eksposur
yang dapat diterima untuk bisa memastikan tidak terjadi insiden sehingga
bebas kecelakaan juga dapat dipastikan.
Kedalaman dan kerincian investigasi sangat tergantung dengan potensi
bahaya kecelakaan dan kerugian yang mungkin di timbulkan. Insiden kecil
namun dengan potensi bahaya kecelakaan dan kerugian yang besar perlu
investigasi yang mendalam dan rinci.
Umumnya kecelakaan disebabkan oleh lebih dari satu akar penyebab.
Investigasi ditujukan untuk menemukenali faktor dominan penyebab yaitu
diantara:

Perilaku atau tindakan pekerja;


Perlengkapan atau peralatan yang tidak aman atau memadai;
Peraturan dan prosedur yang tidak sesuai dengan kondisi;
Kondisi tidak aman karena faktor luar.

Investigasi dilakukan dengan arah tahapan yang berlawanan dengan faktor


penyebab.

SMK3

Page 12

Tugas Sistem Manajemen Keselamatan & Kesehatan Kerja

I. Hukum Hukum yang terkait dengan K3

UU No. 33 Tahun 1947 jo. UU No. 2 Tahun 1951 tentang


Kecelakaan;
UU No. 12 Tahun 1948 jo. UU 1 Tahun 1951 tentang Kerja;
UU No. 23 Tahun 1948 jo. UU. No. 3 Tahun 1951 tentang
Pengawasan Perburuhan;
UU No. 23 Tahun 1951 tentang Kewajiban Melaporkan Perusahaan;
UU No. 21 Tahun 1954 tentang Perjanjian Perburuhan antara Serikat
Buruh dengan Pengusaha;
UU No. 12 Tahun 1957 tentang Perselisihan Perburuhan;
UU No. 12 Tahun 1964 tentang Pemutusan Hubungan Kerja pada
Perusahaan-perusahaan Swasta;

SMK3

Page 13

Tugas Sistem Manajemen Keselamatan & Kesehatan Kerja

UU No. 14 Tahun 1969 tentang Ketentuan Pokok Mengenai Tenaga


Kerja.
UU No. 1 Tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja.
UU No. 3 Tahun 1992 tentang Jaminan Sosial Tenaga Kerja.
Undang-Undang No. 20 Tahun 1999 Tentang usia minimum untuk
diperbolehkan Bekerja/Concerning Minimum Age For Admission to

Employment (Konvensi ILO No. 123 tahun 1973).


Undang-Undang

Nomor

21

Tahun

2000

tentang

Serikat

Pekerja/Serikat Buruh;
Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan;
Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2004 tentang Penyelesaian
Perselisihan Hubungan Industrial
Undang- Undang Nomor 39 Tahun 2004 tentang Perlindungan dan
Penempatan Tenaga Kerja Indonesia di Luar Negeri

SOURCE:

http://trainingsinergi.blogspot.com/2012/07/dasar-hukum-k3.html
http://www.academia.edu/5230856/TUGAS_K3_KESEHATAN_KESEH
ATAN_KERJA_DI_JALAN_RAYA_LALU_LINTAS_DISUSUN_OLE
H_LINGGA_KUSUMA_WARDANI_1013143033_FAKULTAS_ILMU_
KESEHATAN_MASYARAKAT_PROGRAM_PASCASARJANA_UNI

VERSITAS_AIRLANGGA_SURABAYA
http://tiarasalsabilatoniputri.com/2012/03/24/sistem-manajemen-k3-smk3dan-audit-smk3/

SMK3

Page 14

Anda mungkin juga menyukai