0 penilaian0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
419 tayangan13 halaman
Ringkasan dokumen tersebut adalah:
1. Higiene Industri mulai berkembang sejak adanya pekerjaan bergaji pada abad ke-16.
2. Perkembangan teknologi pada abad ke-20 mendorong perkembangan Higiene Industri di Indonesia.
3. Lembaga Hiperkes didirikan pada tahun 1966 untuk mengatur Higiene Industri di Indonesia.
Ringkasan dokumen tersebut adalah:
1. Higiene Industri mulai berkembang sejak adanya pekerjaan bergaji pada abad ke-16.
2. Perkembangan teknologi pada abad ke-20 mendorong perkembangan Higiene Industri di Indonesia.
3. Lembaga Hiperkes didirikan pada tahun 1966 untuk mengatur Higiene Industri di Indonesia.
Ringkasan dokumen tersebut adalah:
1. Higiene Industri mulai berkembang sejak adanya pekerjaan bergaji pada abad ke-16.
2. Perkembangan teknologi pada abad ke-20 mendorong perkembangan Higiene Industri di Indonesia.
3. Lembaga Hiperkes didirikan pada tahun 1966 untuk mengatur Higiene Industri di Indonesia.
Di Indonesia Oleh Kelompok I Definisi Higiene Industri
• Ilmu dan seni yang mencakup keseluruhan bidang
pengawasan termasuk didalamnya identifikasi dan evaluasi faktor-faktor yang berasal dari lingkungan dan tempat kerja yang mana diantara pekerja atau masyarakat secara keseluruhan. Tujuan Higiene Industri
• Meningkatkan derajat kesehatan karyawan setinggi-tingginya
melalui pencegahan dan penanggulangan penyakit dan kecelakaan akibat kerja serta pemeliharaan dan peningkatan kesehatan dan gizi karyawan. • Meningkatkan produktivitas karyawan dengan memberantas kelelahan kerja,meningkatkan kegairahan kerja dan memberikan perlindungan kepada karyawan dan masyarakat sekitarnya thd.bahaya-bahaya yang mungkin ditimbulkan oleh perusahaan.dari bahaya yang mungkin ditimbulkan oleh produk industri. Ruang Lingkup Hygiene Industry • Antisipasi Antisipasi merupakan kegiatan untuk memprediksi potensi bahaya dan risiko di tempat kerja. • Rekognisis Rekognisis merupakan serangkaian kegiatan untuk mengenali suatu bahaya lebih detil dan lebih komprehensif dengan menggunakan suatu metode yang sistematis sehingga dihasilkan suatu hasil yang objektif dan bias dipertanggung jawabkan • Evaluasi Pada tahap penilaian/evaluasi lingkungan, dilakukan pengukuran, pengambilan sampel dan analisis di laboratorium. • Pengontrolan Sejarah Perkembangan Hyperkes Di Indonesia
• Kapan perkembangan Higiene Industri (HI) dimulai
secara tepat tidak diketahui. Namun ada anggapan bahwa Higiene Industri (HI) mulai timbul sejak adanya pekerjaan dalam hubungan pengupahan/penggajian. Menurut sejarah sangat sedikit perhatian terhadap perlindungan kesehatan bagi pekerjaan sebelum tahun 1900. Pada abad ke-4 (tahun 460-397 SM) Bapak Ilmu kedokteran Hippocrates melakukan indentifikasi dan mencatat daya racun pada head (Timah) di industry tambang, tetapi beliau tidak memperhatikan penyakit yang timbul pada pekerjaan. Kemudian kira-kira 500 tahun kemudian, sarjan roma membuat referenceuntuk bahaya yang adapada Zinc dan Sulfur pada pekerja berdasarkan besar dan jumlah debu atau uap. • Selanjutnya pada abad ke-16 mulai ada keterangan- keterangan yang lebih jelas tentang gambaran penyakit- penyakit yang diderita oleh para pekerjaan tambang, pengolahan biji timah, cat dan lain-lain. Bahkan pada saat itu telah muncul gagasan upaya pencegahan seperti penyelenggaraan sistem pertukaran udara dan pemakaian penutup muka. Tahun 1556 Georgius Agricola seorang jerman menulis buku‘’ Von Der Bergsucht Und anderen Bergkrankheiten’’ pada tahun 1569 beliau menguraikan panjang lebar tentang bahan-bahan kimia,sehingga ia dianggap telah memulai toksikologi modern. • Kemudian pada abad ke-17 (Tahun 1633-1714) Bernardine Ramazzini (Bapak Occupational Health) menulis buku “Demorbis Artificum Diatrika” (Diseases of Workers). Di dalam buku tersebut diuraikan mengenai berbagai jenis penyakit yang berkaitan dengan pekejaan yang dilakukan oleh pekerja. Beliau telah memperjelas persoalan bahwa pekerjaan dapat menimbulkan penyakit, yaitu penyakit akibat kerja, disamping itu beliau juga menambahkan cara-cara mendiagnosa penyakit akibat kerja. • Pada abad ke-18 Sir George Baker memeriksa tanda-tanda gejala“ Devonshire Colic” karena timah (Pd) pada industri dan membuat alat pembersih. Kemudian pada pertengahan abad 18 (1760-1830) dengan terjadinya revolusi industri di inggris, dimana saat itu mulai ditemukan cara-cara berproduksi baru ,mesin-mesin baru untuk industri seperti mesin tenun, generator serta untuk pengangkut, demikian pula proses penemuan dab perubahan cara lama dengan yang baru itu tidak saja terjadi di Inggris, namun Negara- negara lainnya, seperti di Perancis, Jerman, Amerika, Rusia, dan sebagainya. • Perubahan dan perkembangan teknologi di Negara-negara maju pada abad ke-20 ini, seperti teknologi proses produksi di dalam industri teknologi komunikasi, teknologi pertambangan dan teknologi-teknologi canggih lainnya merupakan tantangan bagi perkembangan Higiene Industri (HI). Bahkan pada abad ini Higiene Industri (HI) dirasakan sebagai suatu keharusan oleh karena memiliki segi-segi kesejahteraan tenaga manusia maupun segi produksi. • Seperti halnya perkembangan Higiene Industri (HI) di Negara-negara maju, perkembangan Higiene Industri (HI) di indonesia tidak diketahui secara pasti kapan tepatnya. Perkembangan di Indonesia yang sesungguhnya baru terjadi beberapa tahun setelah Negara Indonesia merdeka, yaitu dengan munculnya undang-undang kerja dan undang-undang kecelakaan (tahun 1950-an) meskipun awalnya belum berlaku namun telah memuat pokok-pokok tentang Higiene Industri (HI). • Selanjutnya oleh Departemen (tahun 1957) didirikan lembaga kesehatan Buruh dan pada tahun 1965 berubah menjadi lembaga Keselamatan dan Kesehatan Buruh. Pada tahun 1966 fungsi dan kedudukan Higiene Industri (HI) dalam aparatur pemerintah menjadi lebih jelas yaitu dengan didirikannya Lembaga Hyperkes di Departemen Tenaga Kerja (Depnaker) dan Dinas Hygiene Perusahaan/Sanitas Umum dan Dinas Kesehatan Tenaga Kerja di Departemen Kesehatan (Depkes). Disamping itu juga tumbuh organisasi swasta, yaitu Yayasan HIgiene Perusahaan yang berkedudukan di Surabaya. • Perkembangan Hiperkes di Indonesia selain melalui institusi juga dilakukan upaya melalui penerbitan buku seperti Ilmu Kesehatan Buruh (1965) Ilmu Hiperkes (1967), Ergonomi dan produktivitas Kerja, Majalah Triwulan Higiene Perusahaan, Kesehatan dan Keselamatan Kerja dan Jaminan Sosial yang disebarkan ke seluruh pelosok tanah air. Dari segi perundang-undangan yang berlaku, telah banyak ditertibkan seperti Undang-undang tentang Keselamatan Kerja tahun 1970, peraturan menteri maupun surat Edaran Menteri. Selanjutnya pada tahun 1972 diadakan Seminar Nasional tentang K3 dan Dr. H. Ibnu Sutowo diangkat sebagai Ketua Kehormatan Ikatan K3. • Upaya pembinaan Lab. Hiperkes dimulai pada tahun 1973 dan sampai saat ini telah ada 14 lab yang terletak di 14 propinsi di Indonesia. Dalam perkembangan selanjutnya, dalam suatu Kongres Nasional Hiperkes yang diadakan di Sahid Garden Hotel Yogyakarta tahun 1986 diangkat Bapak DR. dr. Suma’mur Prawira Kusuma., M.Sc sebagai Bapak Hiperkes Indonesia.