Di dalam kehidupan ini, manusia terus berupaya untuk memperbaiki
kehidupannya dari seluruh aspek. Perubahan waktu secara perlahan telah membuat manusia terus melakukan perbaikan dan perubahan terutama dalam menyederhanakan setiap pekerjaan yang dilakukan setiap hari. Dahulu batu digunakan sebagai alat bantu pekerjaan, kita telah menggunakan peralatan dengan teknologi modern, yang sangat memberikan kemudahan. Pada dasarnya manusia memiliki keterbatasan dalam melakukan sesuatu. Karena keterbatasan tersebut maka kita perlu memahami dengan sistematis terhadap berbagai informasi mengenai sifat, kemampuan dan keterbatasan manusia untuk merancang suatu system kerja, sehingga orang dapat hidup dan bekerja pada sistem itu dengan baik, yaitu mencapai tujuan yang diinginkan melalui pekerjaan itu dengan efektif, aman dan nyaman. Ergonomi merupakan suatu cabang ilmu yang mempelajari persoalan ini. Sistem kerja yang ada di pabrik garmen merupakan suatu sistem yang memerlukan perhatian khusus dari aspek Ergonomi. Produk garmen merupakan salah satu komoditi yang sangat potensial untuk dikembangkan di pasar global. Beny Sutrisno !""#$ ketua %sosiasi Pertekstilan &ndonesia mengungkapkan bahwa kebutuhan produk tekstil dan pakaian jadi garmen$ akan terus meningkat dari tahun ketahun. Seperti yang terlihat dalam gambar ' berikut( Gambar 1. Estimasi Nilai Perdagangan Tekstil Dan Pakaian Jadi Dunia Sumber( )e*tile word dikutip Beny Sutrisno !""#$ KKI created by HS KOLIBU @092008 ' +engingat potensi pasar yang demikian besar maka persaingan produk garmen di pasar duniapun sangat ketat. Eksportir terbesar produk garmen ke pasar dunia berturut, turut adalah( negara,negara yang tergabung dalam -ni Eropa, .hina, /ongkong, )urki, +e*ico, &ndia, %merika, 0omania dan &ndonesia. -ntuk itu negara,negara eksportir garmen dituntut untuk memiliki produktifitas, kualitas, dan daya saing yang tinggi. Industri garmen di Indonesia sangat berpotensi meningkatkan daya saingnya jika dapat memberikan layanan produksi garmen yang lebih lengkap, memperbaiki produkvititasnya dan meningkatkan pemahaman serta akses ke pasar akhir. Kesimpulan tersebut dibuat pada akhir kegiatan lokakarya mengenai daya saing ekspor industri yang diselenggarakan oleh SENADA bekerjasama USAID. KAJIAN TEOI 1. Keselamatan Ker!a Keselamatan pada dasarnya merupakan suatu keadaan aman, dalam suatu kondisi yang aman secara fisik, sosial, spiritual, finansial, politis, emosional, pekerjaan, psikologis, ataupun pendidikan dan terhindar dari ancaman terhadap faktor,faktor tersebut. -ntuk mencapai hal ini, dapat dilakukan perlindungan terhadap suatu kejadian yang memungkinkan terjadinya kerugian ekonomi atau kesehatan. Keselamatan umumnya didenisikan sebagai evaluasi dampak dari adanya resiko kematian, !edera, atau kerusakan pada manusia atau benda. "esiko ini dapat timbul karena adanya situasi yang tidak aman atau tindakan yang tidak aman. #ontoh dari situasi yang tidak aman adalah lingkungan kerja yang sangat bising, lingkungan kerja dengan kondisi ekstrim $bertemperatur sangat tinggi atau rendah atau bertekanan tinggi% atau terdapat senya&a kimia yang berbahaya. Sebagai respons dari resiko ini, berbagai tindakan diambil sebagai pencegahan. 0espons yang diambil umumnya berupa respons secara teknis dan keluarnya peraturan. Banyak peraturan yang telah dibuat untuk meningkatkan keselamatan kerja. Diantaranya adalah '. -ndang,undang 1o.'2 tahun.'343 tentang ketentuan Pokok )enaga Kerja. KKI created by HS KOLIBU @092008 ! !. -ndang,undang 1o.' tahun '3#" tentang Keselamatan Kerja. 5. -ndang,undang 1o.!5 tahun '33! tentang Kesehatan. 2. -ndang,undang 1o.5 tahun '33! tentang 6aminan Sosial )enaga Kerja. 7. Keputusan Presiden 1o.!! tahun '335 tentang penyakit yang timbul karena hubungan kerja. 4. Kon8ensi 1o. '779'3:', &;< menetapkan kewajiban setiap negara untuk merumuskan melaksanankan dan menge8aluasi kebijaksanaan nasionalnya di bidang kesehatan dan keselamatan kerja serta lingkungannya. ". Pr#dukti$itas Ker!a Industri +enurut 6oseph !""7$ produkti8itas memiliki pengertian secara teknis dan filosofis. Pengertian teknis produkti8itas merupakan perbandingan atau ratio antara keluaran output$ yang dihasilkan dan masukan input$ yang digunakan sedangkan pengertian filosofis produkti8itas merupakan keinginan dan upaya manusia untuk meningkatkan kualitas kehidupannya di segala bidang. Produkti8itas mengandung 5 unsur yang meliputi efisisiensi, efekti8itas serta kualitas. Pengukuran Produkti8itas secara teknis pada dasarnya adalah hasil dari <utput <$ dibagi input &$. Semakin besar output dan semakin kecil input maka produkti8itasnya semakin besar. Dari hubungan output dan input tersebut maka produkti8itas juga dapat digambarkan sebagai berikut ( '. Produkti8itas P$ naik apabila &nput &$ turun, <utput <$ tetap !. Produkti8itas P$ naik apabila &nput &$ turun, <utput <$ naik 5. Produkti8itas P$ naik apabila &nput &$ tetap, <utput <$ naik 2. Produkti8itas P$ naik apabila &nput &$ naik, <utput <$ naik tetapi jumlah kenaikan <utput lebih besar daripada kenaikan &nput. 7. Produkti8itas P$ naik apabila &nput &$ turun, <utput <$ turun tetapi jumlah penurunan &nput lebih kecil daripada turunnya <utput. 0adyanto !"":$ menyatakan mengacu pada istilah bahwa produkti8itas adalah hubungan antara output dan input, dalam industri garmen ada beberapa penjelasan( <utput diartikan sebagai barang yang sudah diproduksi sebagai = Finish Good$ atau barang setengah jadi sebagai >&P = Work in Progress$. /arus dapat diukur dan berwujud sesuai dengan kriteria yang memenuhi spesifikasi kualitas. <utput digambarkan KKI created by HS KOLIBU @092008 5 secara fisik sebagai produk garmen yaitu pants, dress, jacket, 8ents, skort atau shirt. 6ika ingin diketahui perhitungan produkti8itas di bagian sewing line maka output yang digunakan adalah hasil pada end line. 6umlah <utput di industri garmen merupakan jumlah produk yang sudah lolos uji kualitas sesuai standar di masing,masing proses. 6ika produk tidak lolos uji kualitas maka produk akan dikembalikan ke operator untuk dipermak hingga memenuhi standar kaulitas yang ditentukan. &nput merupakan elemen yang bersifat fisik yang diklasifikasikan berdasar input tenaga kerja, input bahan baku dan input energy atau 8olume . &nput tenaga kerja dibagi menjadi ! yaitu tenaga kerja langsung direct labor dan tenaga kerja tidak langsung indirect labor. )enaga kerja langsung adalah tenaga kerja yang langsung berhubungan dengan mesin produksi dan tenaga kerja tidak langsung adalah tenaga kerja yang tidak langsung berhubungan dengan mesin produksi misalnya staf pemasaran dan administrasi lainnya. &nput bahan baku umumnya dinyatakan dalam satuan meter atau piece. &nput energi atau 8olume biaya yang ditimbulkan karena pemakaian umumnya dinyatakan menurut satuan jam kerja jam$, jumlah mesin pieces$, konsumsi fabrics meter$, pemakaian energi kwh9jam$ dan sumber daya lain yang digunakan untuk menghasilkan produk jadi. PE%A&ALAHAN PADA PO&E& PODUK&I DI INDU&TI GA%EN Secara umum proses pembuatan garmen dapat dilihat dalam gambar ! berikut ini( KKI created by HS KOLIBU @092008 2 Gambar ". Pr#ses 'r#duksi di industri garmen www.better factory.com) Proses pembuatan garmen dimulai dari pengecekan kain di ruang penyimpanan kain kemudian proses disain dan pembuatan pola, grading dan marker, kemudian dilanjutkan ke proses pembuatan sample dan pemotongan kemudian dilakukan proses pengepresan. Setelah bagian,bagian yang terpotong tadi dipres maka dilanjutkan ke proses produksi penjahitan$. Proses penjahitan ini dilakukan per piece bagian$ sehingga untuk menjahit satu kemeja terkadang bisa mencapai '"" 8ariasi proses penjahitan. <leh karena iti produksi garmen dikenal dengan proses piece to piece. Setelah dijahit maka dilanjutkan proses penyempurnaan9penyelesaian akhir, seperti pemasangan kancing, label, pembersihan dan penyetrikaan dan kemudian dilakukan pengepakan dan pengiriman ke konsumen Karakteristik pekerjaan di industri garmem umumnya adalah proses material handling angkat,angkut$, posisi kerja duduk dan berdiri, membutuhkan ketelitian cukup tinggi, tingkat pengulangan kerja tinggi pada satu jenis otot, bertinteraksi dengan benda tajam seperti jarum, gunting dan pisau potong, terjadi paparan panas di bagian pengepresan dan penyetrikaan dan banyaknya debu,debu serat dan aroma khas kain, terpaan kebisingan, getaran, panas dari mesin jahit dan lainnya. -ntuk itu desain tempat kerja di industri garmen akan sangat berpengaruh bagi kinerja karyawan. <leh karena itu KKI created by HS KOLIBU @092008 7 dalam paper ini penulis akan melakukan tinjauan permasalan dan solusi ergonomis untuk memperbaiki kondisi kerja di industri garmen. Gambar (. Pr#ses Pr#duksi di Pabrik Garmen ANALI&A EGONO%I PADA KONDI&I KEJA DI INDU&TI GA%EN Studi tentang kondisi kerja di &ndustri garmen telah cukup banyak dilakukan /arrison, )anpa tahun$ yaitu( '. Penelitian yang dilakukan ?ilma '3:! dan >esgard '33! melaporkan bahwa operator jahit mengalami gangguan otot yang cukup serius !. Penelitian yang dilakukan Punnet '3:7$ melaporkan bahwa sejumlah tenaga kerja garmen mengalami sakit persitent 5. Penelitian Brisson '3:3$ menyakan bahwa gangguan kesehatan kronis dan ketiadakmampuan secara permanen meningkat pada pekerja garmen 2. Posisi duduk dan tubuh yang tidak baik menimbulkan sakit dan menurunkan produkti8itas. 7. Peningkatan +SD dapat dikurangi dengan kursi yang dapat diatur dan perubahan stasiun kerja ;i '337 dan /erbert '33#$ Permasalahan ergonomi kerja di industri garmen terutama sangat terkait dengan posisi postur tubuh dan pergelangan tangan yang tidak baik dan harus melakukan pekerjaan yang berulang,ulang pada hanya satu jenis otot sehingga sangat berpotensi KKI created by HS KOLIBU @092008 4 menimbulkan Cumulative Trauma isorder .)D$9 !epetitive "train #n$uries 0S&$ >ork Safe bulletin('33# dan @o.-S('333$. Pekerjaan di bagian jahit membutuhkan kordinasi gerakan postur tubuh dan pergelangan tangan yang baik dan konsentrasi tinggi. Dimana perubahan gerakan ini berlangsung sangat cepat tergantung bagian yang dijahit dan tingginya frekuensi pengulangan gerakan untuk kurun waktu yang lama akan mendorong timbulnya gangguan interabdominal% mengalami tekanan inersia, tekanan pada pinggang dan tulang punggung dan tengkuk. Kondisi industri garmen di Kamboja www.betterfactory.com$ juga tidak jauh berbeda seperti dimana ada beberapa permasalahan lingkungan kerja mencakup aspek mekanis, fisik, kimia, biologi dan ergonomi diantaranya adalah( '. Penataan tumpukan kain yang kurang baik di gudang penyimpanan sehingga gulungan kain mudah jatuh !. Potensi sakit punggung karena mengangkat dan material handling yang tidak benar 5. Banyaknya debu debu kain di area pemotongan kain 2. Bahaya luka yang seri selama penggunaan mesin potong elektrik tanpa pengaman rantai yang baik 7. )idak adanya pengamanan mesin dan debu kain di area produksi dan finishing 4. Bahaya Aat kimia dan lantai licin pada area pencucian #. Pencahayaan yang kurang baik di bagian produksi dan finishing :. Permasalahan ergonomi pada posisi kerja duduk dan berdiri 3. )emperatur yang tinggi pada bagian penyetrikaan dan pencucian '". Problem kelistrikan dan kebakaran di seluruh bagian Sedangkan berdasarkan studi literatur yang dilakukan oleh S .al8in dan B 6oseph !""4$ menyatakan bahwa beberapa potensi bahaya di industri garmen meliputi kecelakaan pada jari tangan tertusuk jarum$, terbakar dan lainnya. Bahaya fisik seperti paparan kebisingan, panas dan pencahayaan dan lainnya. Sangat sedikit laporan tentang kecelakaan kerja di industri garmen dari berbagai belahan dunia karena kurangnya kesadaran untuk mencatat dan melaporkan terjadinya kecelakaan KKI created by HS KOLIBU @092008 # Penelitian yang dilakukan oleh P Parimalam dkk !""4$ di &ndia berhasil mengidentifikas gap kondisi lingkungan kerja, peralatan dan alat kerja di &ndustri garmen yang disajikan dalam tabel '. berikut ini( Tabel 1. Identi)ikasi Ga' Lingkungan Ker!a* Peralatan Dan Alat Ker!a Di Industri Garmen Da8id +ahone menyatakan bahwa untuk mengatasi berbagai persoalaan kondisi kerja seperti potensi timbulnya penyakit akibat kerja, operasi pekerjaan, jam kerja, psikososial, organisaisi kerja dan hubungannya antara manusia pekerja$, mesin9alat, pekerjaan dan lingkungan kerjanya maka diperlukan pendekatan ergonomi. Kondisi lingkungan yang ergonomis dapat meningkatkan produkti8itas dan keselamatan kerja serta mendorong peningkatan daya saing, mengurangi biaya kompensasi untuk pekerja, memberikan daya tahan yang tinggi pada pekerja dan beberapa keuntugan lainnya. -ntuk itu bagian selanjutnya dari tulisan ini akan membahs tentang bagaimana memperbaiki kondisi keraj di &ndustri garmen. PE%E+AHAN %A&ALAH DALA% %E%PE,AIKI KONDI&I KEJA DI INDU&TI GA%EN %ELALUI PENDEKATAN EGONO%I Dari uraian permasalahan diatas, kita dapat melihat begitu besarnya resiko yang dapat dialami oleh pekerja di &ndustri Barmen. )erdapat berbagai hal yang dapat dilakukan untuk mengatasi persoalan,persoalan tersebut. Banyak cara yang dapat KKI created by HS KOLIBU @092008 : dilakukan untuk mencegah terjadinya penyakit akibat kerja di industri garmen yang meliputi( '. Komunikasi yang baik di lingkungan kerja. !. +elibatkan pekerja dalam pengambilan keputusan, terutama menyangkut berbagai hal di lingkungan kerja pekerja tersebut. 5. Pendidikan dan pelatihan bagi pekerja dan manajemen tentang strategi pencegahan dan peningkatan lingkungan kerja yang ergonomis. ;ebih lanjut 6enifer Bunning mengungkapkan 7 prinsip dasar dalam bekerja secara ergonomis guna mengurangi ganguan otot yaitu '. Bunakan alat yang baik dan sesuai dengan pekerjaan dan pekerja !. +eminimkan pengulangan gerakan pada satu jenis otot 5. /indari posisi tubuh yang tidak baik 2. Bunakan teknik angkat,angkut yang benar 7. Beristirahat secara baik dan benar Sedangkan Da8id +ahone menyatakan untuk meningkatkan kondisi kerja yang ergonomi dapat dilakukan hal,hal sebagai berikut( &. +elaksankan program ergonomi yang komprehensif '. +elakukan redesign stasiun kerja seperti yang direkomendasikan 1&<S/ (. Peningkatan cara Sistem Kerja ). +enggunakan peralatan material handling yang otomatis *. Pengembangan Konsep +odular +anufacturing -ntuk memperbaikai kondisi kerja industri garmen di &ndia Parimalam dkk !""4$ merekomendasikan +eja kerja disarankan dari kayu untuk menghindari bahaya elektrik. Beberapa ukuran meja kerja yang disarankan adalah seperti pada tabel ! berikut ini. KKI created by HS KOLIBU @092008 3 Tabel ". Ukuran me!a ker!a -ang disarankan Sedangkan untuk meja jahit direkomendasikan tinggi duduk sekitar 2',7 cm untuk wanita dan untuk pria 25 cm dan posisi betis '"7C dari paha ketika menginjak pedal. Dan Kursi kerja diberi pelapis busa untuk$ memberi kenyamanan pada pekerja. +eja dan kursi juga harus dapat diatur ketinggiannya dan sudut sandarannya untuk mengurangi sakit pada bahu dan leher ww.physorg.com$. -ntuk pencahayaan Parimalam dkk !""4$ merekomendasikan minimum sebesar 2""lu* untuk general lighting dan untuk operator jahit di tambahkan pencahayaan lokal. Sedangkan menurut &ndustrial ,ccident Prevention ,ssosiation &%P%,!""4$ untuk pekerjaan menjahit pencahayaan disarankan sekitar !""",7""" lu*. -ntuk mengurangi meningkatkan kenyamanan kerja di pabrik garmen, perlu juga memperhatikan hal,hal lain selain tersebut diatas. Diantaranya masalah kebisingan yang perlu dilakukan pemeliharaan, pelumasan dan penggantian spare part secara rutin. Pekerja yang berdampak langsung dengan kebisingan, perlu diberikan pelindung telinga ataupun perlu rotasi setiap 2 jam untuk le8el kebisingan 3" DB. -ntuk mengurangi getaran diperlukan isolator getaran misalnya dengan memasang karpet9karet pada kaki, kaki mesin. Diperlukan pemasangan mesin penghisap untuk menghisdap debu kain dan pekerja diberikan masker untuk melindungi dari debu. 6arak antar mesin 2,7 feet untuk meminimalkan paparan panas pada operator jahit. Di setiap unit perlu disediakan kotak P5K dan orang yang mampu memberikan pertologan dan perawatan darurat. KE&I%PULAN '. Di industri garmen potensi penyakit dan kecelakaan kerja sangat tinggi. Suatu gambaran tentang hasil penelitian tentang berbagai penyakit kerja yang terkait dengan kondisi lingkungan kerja yang tidak baik, seperti yang dilaporkan oleh Da8id +ahone -C., #nsurance Companies% Chicago #/)% adalah sebagai berikut( #"D operator jahit mengalami sakit punggung 57D melaporkan mengalami low back pain secara persisten KKI created by HS KOLIBU @092008 '" !7D menderi akibat Cumulative Trauma isorder .)D$ :'D mengalami .)D pada pergelangan tangan '2D mengalami .)D pada siku. 7D .)D pada bahu. 23D pekerja mengalami nyeri leher. Bambaran ini menunjukan pentingnya penanganan yang serius. !. @aktor,faktor yang mempengaruhi terbentuknya suatu kondisi lingkungan kerja yang sangat mempengaruhi kegiatan manusia di tempat kerja adalah sebagai berikutE )emperatur Kelembaban Sirkulasi udara Pencahayaan Kebisingan Betaran mekanis Bau,bauan >arna 5. Kondisi lingkungan yang ergonomis dapat meningkatkan produkti8itas dan keselamatan kerja serta mendorong peningkatan daya saing, mengurangi biaya kompensasi untuk pekerja, serta memberikan daya tahan yang tinggi pada pekerja. 2. +elalui ilmu pengetahuan yang dimiliki, kita dapat mengembangkan berbagai hal yang berhubungan dengan Ergonomi untuk menyelesaikan persoalan suatu sistem hingga mencapai suatu hasil yang mendekati sempurna DA.TA PU&TAKA Dewan Keselamatandan Kesehatan Kerja 1asional DK51, /isi* %isi* Kebi!akan* &trategi dan Pr#gram Ker!a Keselamatan dan Kese0atan Ker!a 1K(2 Nasi#nal "3345"313. Dipl. &ng Benny Soetrisno Ketua -mum %sosiasi Pertekstilan &ndonesia$, !""#$. Peluang* Hambatan Dan Tantangan Industri TPT Nasi#nal6 Iklim 7 Pr#s'ek ,isnis "334, %P&( 6akarta KKI created by HS KOLIBU @092008 '' Sutalaksana &. F., %nggawisastra 0., )jakraatmadja 6. /., Teknik Tata +ara Ker!a, Bandung, '3#3. Parimalam Paramasi8am, !""42.Erg#n#mi8 Inter$enti#n T# Im'r#$e 9#rk En$ir#nment In Garmen %anu)a8ture Unit. &ndian 6ournal of .ommunity +edicine ?ol '" &ssue ! %gustus, !""4.::.i!#em.8#m Undang5Undang N#. 1 Ta0un 1;43 tentang Keselamatan Ker!a. www.betterfactory.com ( +0a'ter T0ree< General 9#rk'la8e +#nditi#ns, www.physorg.com9news344":7:#.html. %djustable chairs reduce shoulder and neck pain in garment workers. www.wikipedia.com. Ergonomi, Keselamatan Kerja, &ndustri KKI created by HS KOLIBU @092008 '!