Anda di halaman 1dari 7

LAPORAN PRAKTIKUM LABORATORIUM K3

Pengukuran Pencahayaan Lokasi Kerja di Ruang Administrasi Umum FKIK dengan Lux Meter

Disusun oleh, Asri Karima (1110101000069) Dini Rahmawati (1110101000075) Firiandika Aulia (1110101000001) Sinta Pratiwi (1110101000061)

Peminatan Keselamatan dan Kesehatan Kerja Program Studi Kesehatan Masyarakat Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta 1435H/2013M

Judul Pengukuran Pencahayaan Lokasi Kerja di Ruang Administrasi Umum FKIK dengan Lux Meter

Pendahuluan Intensitas penerangan merupakan aspek penting di tempat kerja, karena berbagai masalah akan timbul ketika kualitas intensitas penerangan di tempat kerja tidak memeuhi standar yang ditetapkan. Intensitas penerangan di tempat kerja dimaksudkan untuk memberikan penerangan kepada benda-benda yang merupakan obyek kerja, peralatan atau mesin dan proses produksi serta lingkungan kerja. Untuk itu diperlukan intensitas penerangan yang optimal. Selain menerangi obyek kerja, penerangan juga diharapkan cukup memadai menerangi keadaan sekililingnya.1 Intensitas cahaya di ruang kerja minimal 1000 Lux dalam rata-rata pengukuran 8 jam. Untuk jenis kegiatan pekerjaan rutin seperti pekerjaan kantor / administrasi, ruang kontrol, pekerjaan mesin dan perakitan / penyusun, tingkat pencahayaan minimal 300 Lux.2 Kualitas penerangan yang tidak memadai berefek buruk bagi fungsi penglihatan, juga untuk lingkungan sekeliling tempat kerja, maupun aspek psikologis, yang dapat dirasakan sebagai kelelahan, rasa kurang nyaman, kurang kewaspadaan sampai kepada pengaruh yang terberat seperti kecelakaan.3 Salah satu alat yang digunakan untuk mengukur intensitas penerangan dalam satuan lux adalah lux meter. Pengukuran intensitas penerangan ini memakai alat lux meter yang hasilnya dapat langsung dibaca. Alat ini mengubah energi cahaya menjadi energi listrik, kemudian energi listrik dalam bentuk arus digunakan untuk menggerakan jarum skala. Untuk alat digital, energi listrik diubah menjadi angka yang dapat langsung dibaca pada layar monitor.4

1 2

Standar Nasional Indonesia 16-7062-2004 Pengukuran Intensitas Penerangan di Tempat Kerja Keputusan Menteri Kesehatan No. 261/MENKES/SK/II/1998 Tentang Pesyaratan Kesehatan Lingkungan Kerja 3 Standar Nasional Indonesia 16-7062-2004 Pengukuran Intensitas Penerangan di Tempat Kerja 4 Standar Nasional Indonesia 16-7062-2004 Pengukuran Intensitas Penerangan di Tempat Kerja

Tujuan 1. Mengetahui alat pengukur pencahayaan 2. Mengetahui cara kerja dan cara pengukuran alat pengukur pencahayaan 3. Mengetahui intensitas pencahayaan di ruang administrasi umum FKIK 4. Menganalisa data hasil pengukuran

Waktu dan Tempat Pengukuran Hari, tanggal : 11 November 2013 Waktu Tempat : : Ruang Administrasi Umum FKIK

Alat dan Cara Pengukuran Alat yang digunakan dalam pengukuran ini adalah: Lux Meter Kertas Gambar Kertas Data Alat Tulis Kamera

Cara Pengukuran: 1. Meghitung luas ruangan 2. Menentukan titik pengukuran, luas ruangan antara 10 meter persegi sampai 100 meter persegi memotong garis panjang dan lebar ruangan pada jarak setiap 3 (tiga) meter. 3. Menyiapkan alat Lux meter.

4. Memasang baterai pada Lux Meter. 5. Menekan tombol Power. 6. Mengecek daya baterai. 7. Melakukan kalibrasi alat 8. Melakukan pengukuran dengan tinggi Luxmeter kurang lebih 100 cm di atas lantai dan posisi photo cell menghadap sumber cahaya.

9. Membaca hasil pengukuran pada layar monitor setelah menunggu beberapa saat sehingga didapat nilai angka yang stabil. 10. Mencatat hasil pengukuran pada lembar hasil pencatatan.

Hasil Luas Ruang Administrasi Umum FKIK adalah: P = 23 x 40 cm = 920 cm L = 12 x 40 cm = 480 cm Luas = 920 x 480 = 441600 cm / 10.000 = 44,16 m2

Penentuan titik pengukuran diambil dari titik potong horizontal panjang dan lebar ruangan pada jarak 3 meter (SNI 16-7062-2004). Sehingga didapatkan 15 titik pengukuran dengan lokasi:

Pengukuran dilakukan 3 kali untuk mendapatkan hasil rata-rata pada masingmasing titik. Hasil pengukuran sebagai berikut:

Titik 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15

1 186 252 152 851 4060 238 366 330 150 280 264 207 226 70 73

2 187 260 150 1028 3770 240 365 329 150 273 271 206 226 70 67

3 187 258 157 978 3730 244 367 327 140 289 274 208 223 70 64

Rata-rata 187 257 153 952 3853 241 366 329 147 281 270 207 225 70 68

Keterangan

Lampu menyala

Lampu menyala dan dekat jendela Samping jendela dengan gorden terbuka dan lampu menyala

Lampu menyala Lampu menyala

Samping jendela dengan gorden tertutup dan lampu tidak menyala

Samping jendela dengan gorden tertutup dan lampu tidak menyala

Dari hasil tersebut memperlihatkan bahwa hanya ada 4 titik di Ruang Administrasi Umum FKIK yang penerangannya mencapai 300 Lux. Sedangkan 11 titik lainnya kurang dari 300 Lux, bahkan 2 titik diantaranya dibawah 100 Lux.

Pembahasan

Pengukuran dilaksanakan saat cuaca cerah. Ruangan ini memiliki luas 44,16 m2. Pengukuran dilakukan pada keadaan lampu menyala dan beberapa gorden dalam keadaan terbuka. Pengukuran sebanyak 3 kali pengulangan kemudian dirata-ratakan. Pengukuran dilakukan pada 15 titik. Pengukuran yang dilakukan mendapatkan hasil rata-rata 507 Lux. Hasil pengukuran tersebut telah memenuhi batas minimum pencahayaan yaitu 300 Lux. Hal tersebut bisa jadi dikarenakan karena penggunaan tekstur permukaan yang halus, permukaan yang mengkilat, penggunaan warna terang pada tembok dan lantai. Menurut Birren (1982) menyatakan bahwa warna terang memantulkan lebih banyak cahaya daripada warna gelap. Dari hasil pengukuran yang didapatkan, tidak semua titik pengukuran memenuhi batas minimum pencahayaan. Hal tersebut di karenakan adanya beberapa titik ruangan yang tidak menyala lampunya dan jauh dari cahaya matahari. Faktor lain yang dapat menyebabkan pencahayaan tersebut kurang terang adalah adanya kemungkinan tertutup / terhalang oleh benda-benda sehingga menghalangi cahaya. Pada beberapa titik pengukuran menunjukkan hasil pengukuran yang cukup tinggi yaitu mencapai 900 dan 3000 lux. Intensitas cahaya yang terlalu tinggi sebaiknya dihindari karena dapat menyebabkan kelelahan mata akibat cahaya yang terlalu banyak. Kelelahan mata yang dirasakan oleh pekerja dapat mempengaruhi produktivitas dalam bekerja. Dalam Kurniawan (2012), disebutkan bahwa pengaturan cahaya dengan intensitas yang sesuai akan memberikan kenyamanan mata yang lebih baik dan produktivitas lebih tinggi dibandingkan dengan intensitas cahaya yang lebih tinggi. Seharusnya pada posisi meja kerja yang berdekatan dengan jendela diberikan alternative pilihan antara membuka gorden atau menyalakan lampu. Pada kedua titik tersebut, baik lampu maupun gorden dalam keadaan terbuka sehingga intensitas cahaya yang ada menjadi sangat tinggi. Hal ini juga dikarenakan posisi matahari terutama pada siang hari mengarah ke jendela tersebut sehingga semakin banyak cahaya yang diterima. Pencahayaan di ruang Administrasi Umum FKIK sangat dibutuhkan karena pada ruangan ini pekerja membutuhkan tingkat ketelitian yang cukup tinggi. Melihat hasil pengukuran seperti pada bagian hasil, maka di ruang Administrasi Umum FKIK masih kurang baik. Hal ini dapat terjadi akibat dari peletakan sumber cahaya kurang

diperhitungkan dengan baik. Masih banyak terlihat letak lampu yang terlalu menjorok ke dalam dan menyebabkan cahaya dari sumber pencahayaan kurang keluar. Selain itu pada titik pengukuran 15 yang letaknya ada pada pojok ruangan sangat minim pencahayaan, hal ini diakibatkan tidak adanya lampu maupun sumber cahaya lain yang fokus menerangi titik tersebut, padahal pada saat dilakukan pengukuran, ada pekerja yang menggunakan tempat tersebut. Tentu hal ini dapat menyebabkan pekerja mengalami kelelahan pada mata (Sumamur, 1981) dan berujung pada berkurangnya produktivitas.

Kesimpulan dan Saran Berdasarkan hasil pengukuran dan pembahasan, dapat terlihat bahwa pencahayaan pada ruang Administrasi Umum FKIK masih kurang baik. Hal ini seharusnya menjadi perhatian pihak petinggi kampus agar mencari solusi dari permasalahan ini. Sebaiknya pencahayaan diperbaiki dengan cara mengganti rumah lampu di ruangan tersebut agar pencahayaan dapat keluar secara maksimal. Hal ini semata demi menjaga kenyamanan pekerja agar didapatkan mahasiswa yang produktif dalam membaca dan diharapkan dapat berprestasi di bidang akademik dan mengharumkan citra FKIK UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

Daftar Pustaka Kurniawan Antara, I Gede Wahyu. Pengaruh Intensitas Cahaya Monitor Terhadap Kenyamanan Mata, Beban Kerja dan Produktivitas pada Operator Komputer. Politeknik Negeri Bali. 2012

Anda mungkin juga menyukai