Abstact
Natural ventilation should be regarded to maintain room air condition with respect to health and
satisfaction of people in the room. Outside air flow into the room, so air exchanges occur.
Principally natural air exchange is caused by the different between pressure inside and outside
the room, as a result of thermal and velocity factors.The study is conducted experimentally. The
influence of air velocity and direction of air to the room air condition are studied by observation
on a model placed in a wind tunnel. The model was scaled 1 : 10 to the prototype. The study
was conducted using velocity of flow air variation (1 m/s, 2 m/s, 3 m/s, 4 m/s, 5 m/s, 6 m/s and 7
m/s) and the angle direction of flow (0o, 10o and 15o). The result of the study shows that velocity
and direction of air flow determine air condition in the room indicated by air circulation, heat
energy exhausted by the circulated air, and ventilation coefficient. The higher heat absorption
was occurred for velocity of 7 m/s and direction of flow 15 o, 10o and 0o subsequently.
299
Jurnal Rekayasa Mesin Vol.3, No. 2 Tahun 2012 : 299-304 ISSN 0216-468X
300
Jurnal Rekayasa Mesin Vol.3, No. 2 Tahun 2012 : 299-304 ISSN 0216-468X
atau
(5)
(2)
dengan: dengan:
c = konstanta pipa pitot (0,85) Q = volume aliran udara (m3/h)
K = koefisien ventilasi A
Aliran fluida mengalami perubahan = luas ventilasi (m2)
pola aliran dari laminer kemudian transisi V = kecepatan udara (m/h)
hingga pada akhirnya menjadi turbulen.
Kondisi aliran laminer atau turbulen dapat Koefisien ventilasi tergantung pada sudut
ditentukan oleh besarnya bilangan Reynold angin dan ukuran ventilasi, berkisar 0,4
yang dirumuskan dalam persamaan berikut: untuk angin dengan sudut datang 45o
kemudian naik menjadi 0,8 untuk angin
yang dengan sudut 90o.
301
Jurnal Rekayasa Mesin Vol.3, No. 2 Tahun 2012 : 299-304 ISSN 0216-468X
302
Jurnal Rekayasa Mesin Vol.3, No. 2 Tahun 2012 : 299-304 ISSN 0216-468X
Penyerapan Kalor
Dari grafik gambar 7 dapat dinyatakan
bahwa jumlah kalor yang diserap udara
yang disirkulasikan meningkat dengan
adanya peningkatan kecepatan dan arah
Gambar 6. Hubungan antara Jumlah Udara aliran udara. Hal ini dikarenakan kenaikan
yang Disirkulasikan terhadap Kecepatan jumlah udara yang disirkulasikan selalu
untuk Berbagai Arah Aliran Udara meningkat dengan adanya peningkatan
sudut arah aliran dan kecepatan aliran
Grafik pada gambar 6 menunjukkan bahwa udara. Sedangkan jumlah kalor yang
jumlah sirkulasi udara dalam ruangan diserap udara yang disirkulasikan
berubah dengan adanya perubahan merupakan perkalian dari jumlah udara
kecepatan aliran udara yang melintasi yang disirkulasikan, rapat massa udara,
model, semakin besar kecepatan aliran kapasitas panas jenis dan perbedaan
udara semakin besar pula jumlah udara suhu antara suhu udara yang ada dalam
yang disirkulasikan dalam ruangan. ruangan (volume model) dan suhu udara
Semakin besar kecepatan udara dalam dalam lorong wind tunnel.
lorong wind tunnel berarti udara memiliki
energi yang semakin besar sehingga lebih
mampu untuk membangkitkan sirkulasi
udara dalam ruangan. Di samping itu
menurut hukum Bernoulli semakin besar
kecepatan udara dalam lorong wind tunnel
menyebabkan tekanan udara dalam lorong
wind tunnel semakin kecil, dalam hal yang
demikian semakin menimbulkan perbedaan
tekanan udara dalam ruangan model dan
tekanan udara dalam lorong wind tunnel Gambar 7. Hubungan antara penyerapan
semakin besar yang selanjutnya kalor terhadap kecepatan udara untuk
mempengaruhi besarnya jumlah udara berbagai variasi arah aliran
yang disirkulasikan dalam ruangan. Dari
gambar tersebut juga dapat dinyatakan
Dengan demikian dapat dinyatakan bahwa
bahwa semakin besar sudut arah udara
Jumlah kalor yang diserap udara yang
dalam lorong wind tunnel semakin besar
disirkulasikan H merupakan fungsi dari
jumlah udara yang disirkulasikan dalam
kecepatan aliran udara di luar model
ruangan. Hal ini disebabkan arah aliran
(ruangan) V yang dapat dirumuskan
udara dalam lorong wind tunnel dengan
sebagai berikut:
sudut yang lebih besar lebih mengarah ke
lubang laluan atau ventilasi, sehingga - Untuk arah aliran udara bersudut 0 o, H
mendorong udara yang ada dalam ruangan = -32,25V2 + 490 V + 16649
untuk bergerak menuju keluar. - Untuk arah aliran udara bersudut 10o, H
Selanjutnya dapat dinyatakan bahwa = -12,32V2 + 429,8 V + 16669
Jumlah udara yang disirkulasikan Q
merupakan fungsi dari kecepatan aliran - Untuk arah aliran udara bersudut 15o, H
udara di luar model (ruangan) V yang = -0,04219,85V2 + 569,2 V + 16654
dapat dihitung sebagai berikut: - Untuk
303
Jurnal Rekayasa Mesin Vol.3, No. 2 Tahun 2012 : 299-304 ISSN 0216-468X
KESIMPULAN
Gambar 8. Hubungan antara koefisien Dari pembahasan terhadap hasil
ventilasi terhadap kecepatan udara untuk penelitian dapat diambil kesimpulan bahwa
berbagai variasi arah aliran udara kecepatan dan arah aliran udara
berpengaruh pada kondisi udara yang
Berdasarkan grafik gambar 8 dapat dinyatakan dengan adanya perubahan
dinyatakan bahwa perubahan kecepatan jumlah udara yang disirkulasikan,
udara dalam lorong mempengaruhi nilai kemampuan penyerapan kalor oleh udara
koefisien ventilasi, demikian juga besar dan koefisien ventilasi.
sudut arah aliran udara dalam lorong
- Sirkulasi udara maksimum (95
berpengaruh terhadap besarnya nilai
m3/jam) terjadi pada kecepatan 7 m/detik
koefisien ventilasi. Koefisien ventilasi
dan arah aliran dengan sudut 15o.
merupakan faktor koreksi dalam
menentukan jumlah udara yang dikeluarkan - Penyerapan kalor maksimum (169187 J)
dari dalam ruangan per jam bila dihitung terjadi pada kecepatan 7 m/detik dan
dengan mengkalikan ketiga parameter, arah aliran dengan sudut 15o.
yaitu, luas lubang laluan ventilasi udara, - Koefisien ventilasi maksimum (1,55)
kecepatan udara dalam lorong wind tunnel terjadi pada kecepatan 1 m/detik dan
dan waktu lamanya sirkulasi. Sedangkan arah aliran dengan sudut 15o.
jumlah udara yang disirkulasikan per jam
merupakan jumlah udara yang dari dalam
ruang keluar ruangan dikarenakan adanya
udara baru atau udara segar yang masuk
ruangan sehingga juga dapat dihitung DAFTAR PUSTAKA
dengan rumus luasan lubang ventilasi kali
kecepatan udara melalui penampang [1] Marieb, Elaine N; 2004: Human
luasan ventilasi kali waktu selama satu jam. Anatomy and Physiology; Sixth
Jadi koefisien ventilasi sebenarnya adalah Edition; Dorling Kindersley Publishing
merupakan perbandingan kecepatan antara Inc.: Delhi
kecepatan aliran udara melalui lubang [2] Moerdjoko; 2004: Kaitan Sistem
ventilasi terhadap kecepatan aliran udara Ventilasi Bangunan dengan
dalam lorong. Keberadaan Mikroorganisme Udara.
Hasil Penelitian menunjukkan bahwa
koefisien ventilasi baik untuk arah aliran [3] ASHRAE Standard; 2003: Ventilation
udara yang sejajar dinding model atau for Acceptable Indoor Air Quality;
sudut arah aliran sebesar 0o, maupun arah American Society of Heating,
aliran udara yang menyudut, yaitu bersudut Refrigeration and Air Conditioning
10o dan 15o nilainya semakin menurun Engineers; GA: Atlanta.
mengecil dengan bertambahnya kecepatan
aliran udara dalam lorong wind tunnel.
Dengan kata lain dapat dinyatakan bahwa
koefisien ventilasi K merupakan fungsi dari
kecepatan aliran udara di luar model
304