Anda di halaman 1dari 4

Gde Kesawa Andikarsa Pinaruh

0221010002
Teknik Arsitektur
Mata Kuliah Fisika Bangunan

PENGHAWAAN ALAMI

A. DEFINISI PENGHAWAAN ALAMI

Penghawaan alami atau ventilasi alami adalah proses pertukaran udara di dalam
bangunan melalui bantuan elemen-elemen bangunan yang terbuka. Sirkulasi udara yang baik
di dalam bangunan dapat memberikan kenyamanan. Aliran udara dapat mempercepat proses
penguapan di permukaan kulit sehingga dapat memberikan kesejukan bagi penghuni
bangunan. Pertukaran udara di dalam bangunan juga sangat penting bagi kesehatan. Di dalam
bangunan banyak terbentuk uap air dari berbagai macam aktivitas seperti memasak, mandi,
dan mencuci. Uap air ini cenderung mengendap di dalam ruangan. Aneka zat berbahaya juga
banyak terkandung pada cat, karpet, atau furniture, yang timbul akibat reaksi bahan kimia
yang terkandung di dalam benda-benda tersebut dengan uap air. Jika bangunan tidak
memiliki sirkulasi udara yang baik, zat-zat kimia tersebut akan tertinggal di dalam ruangan
dan dapat terhirup oleh manusia. Angin adalah udara yang bergerak. Udara bergerak dari
tempat bertekanan tinggi ke tempat bertekanan rendah. Karena itu perletakan bukaan dinding
/ lubang angin juga harus diperhatikan fungsinya

B. TEKNIK SISTEM VENTILASI

Teknik sistem ventilasi alami dapat diuraikan menjadi beberapa bagian, yaitu:

1. Sistem ventilasi silang (cross ventilation).

Sangat dianjurkan untuk diterapkan pada khususnya di daerah tropis lembab.


Sistem ventilasi silang berarti terjadi lintasan aliran angin yang menembus
suatu ruangan bangunan tanpa halangan berarti. Angin dari luar menembus /
melintasi suatu ruangan kemudian segera keluar lagi.

2. Sistem ventilasi cerobong (stack effect).


Sistem ventilasi cerobong merupakan sistem ventilasi yang diarahkan secara
vertikal bahkan sampai melintasi atap bengunan. Secara alamiah, prinsip
ventilasi cerobong lebih banyak disebabkan adanya faktor “hisapan” dari
bagian atas yang dapat terjadi karena adanya perbedaan tekanan udara yang
cukup besar antara bagian atas dan bagian bawah.

3. Sistem ventilasi bolak balik

Sistem ventilasi bolak balik dapat terjadi pada suatu ruangan dimana hanya
terdapat satu sisi bukaan saja. Prinsip ventilasi bolak-balik hanya terdapat satu
sistem sisi tempat kedudukan bukaan. Pada sisi yang bersangkutan dapat
diterapkan satu bukaan maupun beberapa bukaan angin akan bersirkulasi
dalam ruangan. Sesuai dengan hakikatnya, kualitas ventilasi alami sangat
tergantung pada kualitas udara lingkungan. Kualitas udara yang ada pada
ruangan (indoor air quality, IAQ) merupakan kondisi kandungan udara di
dalam ruangan yang dapat mempengaruhi kesehatan dan kenyamanan
penghuni suatu bangunan. Udara tersusun dari nitrogen 78%, oksigen 20,95%,
argon 0,93%, karbon dioksida 0,038%, uap air 1% dan gas lain-lain 0,002%.
Peningkatan kandungan zat-zat ke udara tentu tidak bisa dihindari dan
memang diperbolehkan sampai pada titik tertentu. Jika telah melampaui batas
titik tersebut, maka udara akan menjadi tidak sehat atau bahkan berbahaya.
Unsur-unsur tambahan yang berpotensi mengganggu itu disebut dengan
Polutan. Gejala gangguan kesehatan akibat penghawaan bangunan yang buruk
disebut dengan sick building syndrome dalam proses penulisan artikel ilmiah
ini.

C. TUJUAN VENTILASI/PENGHAWAAN ALAMI

Tujuan dari adanya ventilasi alami adalah untuk menyediakan udara menuju ruangan
tertentu secara alami melalui perpindahan dan pertukaran udara. Fungsi ventilasi alami yang
paling utama adalah untuk menjaga kesehatan manusia melalui penyediaan udara bersih,
adanya kenyamanan melalui pengurangan panas dan pendinginan yang terstruktur melalui
penyejukan lingkungan. Proses pertukaran udara melalui ventilasi alami menghasilkan
perpindahan panas dengan cara konveksi. Pertukaran udara dan perpindahan panas
menggunakan ventilasi alami bersifat berubah-ubah dan tidak menentu.
D. PARAMETER PERGERAKAN UDARA

Parameter pergerakan udara dalam penghawaan alami adalah salah satu faktor penting
dalam menciptakan kenyamanan termal dan kualitas udara yang baik di dalam ruangan.
Beberapa parameter pergerakan udara yang perlu diperhatikan dalam penghawaan alami
antara lain:
● Udara bergerak menyapu hampir seluruh ruang: Udara harus dapat bergerak dengan
merata di seluruh ruangan untuk menciptakan sirkulasi udara yang baik.
● Terbentuk olakan (eddy): Olakan udara yang terbentuk dapat membantu mempercepat
sirkulasi udara dan menghindari terjadinya zonasi udara yang tidak seimbang.
● Kecepatan udara: Kecepatan udara yang ideal untuk menciptakan kenyamanan termal
berkisar antara 0,15-0,25 m/s.
● Luas bukaan udara: Luas bukaan udara yang diperlukan harus disesuaikan dengan
kebutuhan ventilasi ruangan dan kondisi lingkungan sekitar.
● Ventilasi: Besarnya pertukaran udara yang disarankan untuk berbagai fungsi ruangan
harus sesuai ketentuan yang berlaku.
Dalam perancangan sistem penghawaan alami, parameter pergerakan udara perlu
diperhatikan agar dapat menciptakan kondisi udara yang sehat dan nyaman di dalam ruangan.

E. SIFAT DAN POLA PERGERAKAN UDARA


Pergerakan udara dalam penghawaan alami pada umumnya disebabkan oleh
pemanasan udara dalam bentuk persebaran panas. Pemanasan atau persebaran panas dapat
dibagi menjadi pemanasan langsung dan tidak langsung. Pemanasan langsung terjadi melalui
absorpsi atau penyerapan panas oleh udara, sedangkan pemanasan tidak langsung terjadi pada
lapisan udara paling bawah, di mana panas dari bumi disebarkan secara vertikal dan
horizontal. Pola pergerakan udara dalam penghawaan alami dapat dibedakan menjadi
beberapa macam, yaitu konduksi, konveksi, adveksi, dan turbulensi. Konduksi adalah
perpindahan panas melalui zat padat atau cair yang tidak bergerak. Konveksi adalah
perpindahan panas melalui gerakan massa fluida. Adveksi adalah perpindahan panas melalui
gerakan massa udara secara horizontal atau mendatar.
Pemahaman tentang pola pergerakan udara dalam penghawaan alami sangat penting
dalam perencanaan sistem ventilasi dan pengkondisian udara pada bangunan gedung. Hal ini
bertujuan untuk memperoleh kenyamanan dan keamanan bagi penghuni gedung. Penghawaan
alami memanfaatkan udara dari alam untuk memberikan rasa sejuk, dan pola pergerakan
udara serta kecepatan angin memainkan peran penting dalam menciptakan kenyamanan
termal. Dengan demikian, pemahaman tentang sifat dan pola pergerakan udara dalam
penghawaan alami sangat relevan dalam berbagai konteks, mulai dari perencanaan bangunan
hingga penciptaan kenyamanan termal.

F. FAKTOR DESAIN TERKAIT PERGERAKAN UDARA DI DALAM


RUANG/BANGUNAN
Pergerakan udara di dalam ruang atau bangunan merupakan faktor penting dalam
desain arsitektur, terutama dalam iklim tropis hangat lembab. Beberapa faktor desain terkait
pergerakan udara di dalam ruang/bangunan antara lain:
1. Ventilasi: Memberikan ruang pada bangunan untuk sirkulasi udara merupakan hal
penting dalam desain bangunan pada iklim tropis hangat lembab. Ventilasi yang baik
dalam ruangan harus memenuhi beberapa syarat, seperti luas lubang ventilasi minimal
5% dari luas lantai ruangan, udara yang masuk harus bersih, dan total ventilasi
minimal dalam satu ruangan adalah 10% dari luas ruangan tersebut.
2. Pergantian Udara: Pergantian udara bersih untuk orang dewasa adalah 33
m3/orang/jam dengan kelembaban udara berkisar 60% optimum. Suhu udara dalam
ruangan sebaiknya lebih rendah minimal 4°C dari suhu udara di luar ruangan, dengan
suhu kamar ideal berkisar antara 22°C – 30°C.
3. Bukaan dan Ventilasi: Bukaan dan ventilasi pada bangunan berfungsi untuk
mensirkulasikan udara segar dan sebagai akses masuknya cahaya. Idealnya, sebuah
ruangan memiliki luas bukaan seluas 15% dari luas ruangan tersebut.
4. Penghawaan Alami: Penghawaan alami memanfaatkan udara dari alam untuk
memberikan rasa sejuk, dan pola pergerakan udara serta kecepatan angin memainkan
peran penting dalam menciptakan kenyamanan termal.

Dengan memperhatikan faktor-faktor ini, desain bangunan dapat memaksimalkan


pergerakan udara alami di dalam ruang atau bangunan, menciptakan lingkungan yang
nyaman dan sehat bagi penghuninya.

Anda mungkin juga menyukai