Anda di halaman 1dari 31

KELOMPOK 4

Putu Ryan Putra Arsana 1519251028


I Gede Candra Budiasa 1519251043
I Ketut Gede Angga Prawira 1519251044
Retta Patricia Kahanjak Mahar 1519251045
I Wayan Yoga Fernanda Sujana 1519251047
Pengertian
Penghawaan alami atau ventilasi alami adalah
proses pertukaran udara di dalam bangunan
melalui bantuan elemen-elemen bangunanyang
terbuka.
Pada dasarnya penghawaan alami di dalam
bangunan merupakan jaminan akan adanya
aliran udara yang baik dan sehat dengan
kesejukan yang sewajarnya. Untuk mendapatkan
penghawaan yang baik perlu dirancang bentuk,
elemen dan detail arsitektur yang bertujuan
mengoptimalkan aliran udara sejuk. Pertimbangan utama
dalam perancangan optimalisasi penghawaan alami
adalah dengan menganalisis datangnya arah angin.
Secara umum angin memiliki arah yang dipengaruhi
iklim makro. Sebagai contoh di wilayah Indonesia angin
dalam iklim makro megalir dari arah Tenggara ke Barat
Daya. Namun demikian iklim mikro yang dipengaruhi
cuaca dan bentuk-bentuk di sekitar bangunan akan lebih
mempengaruhi aliran angin tersebut.
Untuk penataan ruang dalam bangunan juga dapat
diatur hingga ada aliran angin dari lokasi ruang yang
dingin menuju ke lokasi ruang lain yang panas.
Hal ini perlu dipahami dengan ilmu fisika yang
menetapkan bahwa udara akan mengalir dari
tempat bertekanan rendah pada suhu yang dingin
menuju tempat bertekanan tinggi pada suhu yang
panas. Jika dalam satu bangunan terdapat ruang panas
dibagian atap, sedang ruang dingin di bagian bawah yang
terteduhi pohon atau terdinginkan dengan kolam, maka
perlu diatur ruang-ruang diantaranya sehingga menjadi
penghubung dua lokasi ruang yang berbeda tekanan dan
suhu tersebut.
Hal-hal yang sangat berkaitan :
1. Pencahayaan
Yaitu kebutuhan penerangan pada suatu ruang yang
kita buat, terutama untuk pemanfaatan penerangan
dari cahaya alami, karena berhubungan dengan
pembukaan.
2. Kelembaban
Yaitu banyaknya uap air pada udara dalam ruangan.
3. Luas bukaan
Bukaan pada ruangan yang memungkinkan adanya
pergantian udara, dan masuknya cahaya. Bukaan
dapat berupa pintu, jendela, jalusi, lubang angin atau
lostos atau lupangan, dan lubang-lubang lain yang
mungkin ada pada suatu ruangan.
Hal yang biasa diperhatikan mengoptimalkan
pengkondisian penghawaan

a. Orientasi Bangunan.
Radiasi matahari adalah penyebab utama tingginya suhu di dalam
rumah. Sebisa mungkin hindari banyak bukaan di arah timur dan barat.
Apabila tidak bisa dihindari, bisa diupayakan adanya barrier terhadap
radiasi panas matahari, terutama matahari sore di arah barat. Barrier
bisa berupa tanaman atau vegetasi, atau elemen bangunan berupa sun
shading. Sun shading berupa elemen vertikal (sirip) atau elemen
horizontal (topi-topi/over hang).
b. Perbanyak bukaan.
Bukaan atau ventilasi udara yang dianjurkan adalah paling tidak
sebesar 15% dari luas lantai bangunan.
c. Atur letak bukaan.
Ventilasi udara haruslah berada di kedua sisi bangunan atau ruangan.
Tidak akan banyak manfaatnya apabila bukaan hanya berada di salah
satu sisi bangunan. Udara luar tidak akan bisa masuk ke dalam rumah
bila tidak ada lubang yang lain untuk jalan keluar udara.
Pengudaraan/penghawaan alami
Orientasi bangunan diletakkan antara lintasan
matahari dan angin. Letak gedung yang paling
menguntungkan apabila memilih arah dari timur
ke barat. Bukaan-bukaan menghadap Selatan
dan Utara agar tidak terpapar langsung sinar
matahari.
Letak gedung terhadap arah angin
Bangunan sebaiknya berbentuk persegi
panjang, hal ini menguntungkan dalam
penerapan ventilasi silang
Menghadirkan pohon peneduh di halaman yang
dapat menurunkan suhu

Penggunaan vegetasi sebagai filter cahaya


matahari.
Pengendalian aliran angin dan
optimalisasi pemanfaatannya
1. Konfigurasi bentuk bangunan
2. Mengalirkan udara panas dari bawah ke atas
Penempatan bukaan pada bagian bawah dinding
di atas penutup lantai.
Bukaan pada atap difungsikan sebagai pengalir panas

Dengan penempatan yang lebih tinggi, 30 cm


di atas permukaan lantai, hasil yang diperoleh
lebih maksimal di banding peletakan bukaan
tepat di atas lantai.
3. Wind Tunnel

Konsep wind tunnel sebagai pengarah aliran udara lebih


tepat digunakan pada ruang-ruang terbuka. angin yang
dialirkan ke area yang sempit dari tempat terbuka yang luas
memiliki kecepatan yang lebih tinggi dan tekanan yang lebih
besar sehingga hembusan angin diharapkan menjangkau ke
daerah yang lebih jauh.
4. Ventilasi silang
JENIS PENGHAWAAN ALAMI :
A. CROSS VENTILATION SYSTEM
Cross Ventilation System (CVS) atau yang biasa disebut
sistem ventilasi silang dapat dilakukan dengan meletakkan
dua buah jendela atau bukaan di kedua sisi ruangan. Ventilasi
ini dapat diletakkan diberbagai tempat bangunan, seperti di
atas jendela dan pintu yang berrfungsi mengalirkan udara
di tengah ruangan, diatap (contoh ventilasi pada plafon
memberikan ruang agar udara panas dari dalam bangunan
dapat keluar sehingga aliran udara segar dalam ruangan
lancar) serta ventilasi bawah yang berfungsi memberikan
pasokan udara lebih banyak dan merata kedalam ruangan
Dalam system cross ventilation ini dikenal dua
macam bukaan, sebagai berikut :

Inlet, merupakan bukaan yang menghadap ke


arah datangnya angin sehingga berfungsi untuk
memasukkan udara ke dalam ruangan.
Outlet, merupakan bukaan lain di dalam
ruangan yang berfungsi untuk mengeluarkan
udara.
Bukaan yang dimaksud di atas dapat berupa
lubang angin, kisi-kisi, jendela yang bias dibuka,
pintu yang senantiasa terbuka atau pintu
tertutup yang bias mengalirkan udara (misalnya
pintu kasa atau pintu berjalusi).
B. BARIER SYSTEM
Barier pada penghawaan disebut juga penghalang untuk
mengurangi volume udara panas yang masuk kedalam rumah
Cara ini dilakukan salah satunya dengan menggunakan barier
yang berupa tanaman pada sisi rumah, kadar panas yang dibawa
oleh udara menuju rumah dapat berkurang karena sebagian
udara panas tersebut diredam oleh barisan pepohonan pada sisi
rumah.
C. Elemen Air (Kolam)
Adanya elemen air, baik di luar maupun didalam
area rumah dapat menanambah kesejukan hunian,
karena udara panas yang berasal dari luar
bangunan direndam dengan udara dingin yang
dihasilkan dari elemen air tersebut sehingga
mampu mendinginkan ruangan.

D. Plafon
Plafon dapat menahan udara panas yang datang
dari atas atau atap. Semakin tinggi jarak langit-
langit dengan lantai, akan menambah kesejukan
didalam rumah karena adanya cukup ruang untuk
perputaran dan pertukaran udara.
E. Secondary Skin
Secondary skin atau
selubung/kulit bangunan yang kedua, dapat
menambah lama waktu panas masuk
kedalam rumah dan dapat menghindari percikan
air hujan. Ada berbagai material yang dapaat
digunakan sebagai secondary skin, salah satunya
penggunaan material batu alam.
Strategi Desain Guna Memaksimalkan
Penghawaan Alami
1. VENTILASI SILANG (CROSS VENTILATION)
Sistem ini meletakkan bukaan pada arah yang
berhadapan, sehingga terjadi pertukaran udara
dari dalam keluar bangunan.
Efektivitas tercapai
dari ukuran bukaan
(inlet-outlet), hasilnya
adalah adanya peningkatan
kecepatan udara
dan turunnya suhu ruangan.
2. VENTILASI PASIF (STACK VENTILATION)
Sistem ini menggunakan strategi pendinginan pasif
Yang mengambil keuntungan stratifikasi suhu. Prinsip
Penting adalah :
a. Udara panas akan naik keatas.
b. Lingkungan-pertukaran udara.
Untuk mengefektifkannya (yaitu menghasilkan aliran
udara yang besar), perbedaan antara suhu udara
ambien indoor dan outdoor harus setidaknya 3 F [1,7 C].
Perbedaan suhu yang lebih besar dapat menyediakan lebih
sirkulasi udara yang efektif dan pendinginan. Salah satu
cara untuk mencapai perbedaan suhu lebih besar adalah
untuk meningkatkan ketinggian tumpukan tumpukan
semakin tinggi, semakin besar stratifikasi vertikal suhu
Prosedur Desain:
a. Meninggikan bangunan, diberi ventilasi
pada bagian atas bangunan (2 kali
puncak tertinggi bangunan).
b. Menentukan ukuran bukaan stack yang
tepat pada area bawah dan atas, inlet- outlet.
c. Menentukan ukuran bukaan sesuaikan
dengan kebuhan ruang, lihat padagrafik.
3. EVAPORATIVE COOL TOWERS
Sistem ini menggunakan asas langsung evaporative pendinginan
dandowndraft tuntuk pasif mendinginkan udara luar panas kering dan
bersirkulasi melalui sebuah bangunan. Udara kering panas
terkena air di puncak menara. Seperti air menguap ke udara di dalam
menara, suhu udara turun dan isi kelembaban meningkat udara; udara
lebih padat yang dihasilkan tetes menuruni menar ada keluar dari
pembukaan dipangkalan.

Prosedur Desain :
a. Membangun kondisi desain.
b. Cari suhu udara keluar perkiraan untuk menentukan kelayakan.
c. Menentukan tingkat aliran udara yang diperlukan.
Tentukan jumlah aliran udara keluar (pada suhu bola kering
meninggalkan) yang diperlukan untuk mengimbangi beban
pendinginan ruang / bangunan yang masuk akal.
4. NIGHT VENTILATION OF THERMAL
MASS
Sistem ini mengambil keuntungan dari sifat kapasitif bahan besar
untuk mempertahankan kenyamanan suhu ruang. Massa bahan suhu
udara moderat mengurangi ayunan ekstrim bolak suhu panas dan
dingin. Pada siang hari, saat suhu hangat dan radiasi matahari dan
beban internal yang bertindak untuk meningkatkan suhu interior,
massa bangunan menyerap dan menyimpan panas.
Pada malam hari, saat suhu udara luar yang dingin,
udara luar disirkulasikan melalui panas bangunan.
Udara panas yang diserap selama siang hari
dilepaskan dari massa udara dingin ke beredar
melalui ruang dan luar ruangankemudian dibuang.
Siklus ini memungkinkan massa untuk
melepaskan,memperbaharui potensi untuk
menyerap lebih panas hari berikutnya.Selama bulan
bulan dingin massa yang sama dapat digunakan
untuk membantu memberikan udara panas
secara pasif.
5. EARTH COOLING TUBES(COOL TUBES)
Sistem tabung pendingin ini digunakan untuk
mendinginkan ruang dengan membawa udara
luar ke dalam ruang interior melalui pipa bawah
tanah atau udara tubes. Efek pendinginan
tergantung pada keberadaan perbedaan suhu
antara udara luar dan tanah di kedalaman tabung
6. EARTH SHELTERING
Sistem ini meletakkan bangunan di bawah tanah,
pada dasarnya adalah implementasi pasif dari prinsip
tanah yang mendasari sumber pompa panas, dalam
tanah menyediakan lingkungan hangat di musim dingin
dan lingkungan yang dingin di musim panas, jika
dibandingkan dengan atmosfer lingkungan di atas tanah.
Hal yang perlu diperhatikan adalah sistem
struktur, waterproofing, dan sistem insulasi pada
desain. Selain mengurangi suhu ekstrem, penutup
Tanah juga dapat menghasilkan waktu yang cukup
lama tertinggal pengalihan suhu terendah dari
Pertengahan musim dingin dan ke musim semi dan
tertinggi suhu keluar dari musim panas dan musim
gugur. Sistem ini mampu untuk menahan api dan
angin kencang.
Beberapa cara untuk meningkatkan kualitas
udara di dalam bangunan:

Penataan ruang yang tepat


Memakai bahan bangunan dan bahan perabot yang
mengandung bahan kimia sedikit
Memastikan tidak ada jamur pada elemen bangunan dan
perabot akibat kelembaban tinggi
Memperbanyak penanaman tumbuhan hijau
Membatasi merokok di dalam ruangan
Mamakai konsep secondary skin pada fasad untuk
meredam panas matahari.
Menyediakan lahan terbuka di dalam bangunan
Menggunakan Insulator panas di bawah material atap
Meletakkan Kolam air pada lingkungan bangunan
Suhu ideal di dalam bangunan khususnya rumah
adalah 24-26 C dengan kelembaban 50%-60%.
Suhu dan kelembaban yang lebih tinggi atau lebih
rendah dari ambang batas tersebut akan mengurangi
tingkat kenyamanan rumah untuk dihuni.
Umumnya luas total seluruh bidang jendela pada
sebuah ruang yang baik bagi pencahayaan alami kira-
kira antara 1/6 1/8 dari luas lantai ruangan tersebut.

Anda mungkin juga menyukai