GREEN BUILDING
Oleh:
Ester Oktafiani
1754050008
FAKULTAS TEKNIK
2018/2019
BAB I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Permasalahan lingkungan khususnya pemanasan global menjadi topik
permasalahan yang mencuat akhir-akhir ini. Dalam dunia arsitektur muncul fenomena
sick building syndrome yaitu permasalahan kesehatan dan ketidaknyamanan karena
kualitas udara dan polusi udara dalam bangunan yang ditempati yang mempengaruhi
produktivitas penghuni, adanya ventilasi udara yang buruk, dan pencahayaan alami
kurang. Hal ini disebabkan oleh beberapa hal, misalnya: emisi ozon mesin fotocopy,
polusi dari perabot dan panel kayu, asap rokok, dsb.
Menurut World Health Organisation (WHO), 30% bangunan gedung di dunia
mengalami masalah kualitas udara dalam ruangan. Untuk itu muncul adanya konsep
green architecture yaitu pendekatan perencanaan arsitektur yang berusaha
meminimalisasi berbagai pengaruh membahayakan pada kesehatan manusia dan
lingkungan. Konsep green architecture ini memiliki beberapa manfaat diantaranya
bangunan lebih tahan lama, hemat energi, perawatan bangunan lebih minimal, lebih
nyaman ditinggali, serta lebih sehat bagi penghuni. Konsep green architecture memberi
kontribusi pada masalah lingkungan khususnya pemanasan global. Apalagi bangunan
adalah penghasil terbesar lebih dari 30% emisi global karbon dioksida sebagai salah satu
penyebab pemanasan global.
Selain karena adanya pemanasan global, penciptaan atau inovasi energi yang
terbarukan juga menjadi latar belakang timbulnya konsep green architecture. Sampai
pada akhirnya timbul konsep Green Building. Gedung Hemat Energi atau dikenal dengan
sebutan green building terus digalakkan pembangunannya sebagai salah satu langkah
antisipasi terhadap perubahan iklim global. Dengan konsep hemat energy yang tepat,
konsumsi energi suatu gedung dapat diturunkan hingga 50%, dengan hanya menambah
investasi sebesar 5% saat pembangunannya. ”Dengan hanya menambah 5% dari biaya
pembangunan gedung biasa, konsumsi energi gedung dapat diturunkan hingga 50%.”
Green Building dibangun dengan perencanaan energy modern. Selain dari sisi desain
yang dipertimbangkan untuk meminimalkan masuknya sinar matahari sehingga
mengurangi penggunaan beban Air Conditioner (AC), pada atap gedung bisa dipasang
panel surya yang dapat dimanfaatkan sebagai sumber energi dalam gedung. Beberapa
sudut pandang dapat dipertimbangkan dalam perencanaan tersebut diantaranya adalah
aspek Passive Design, Active Design, Kondisi Udara Ruangan, Management, serta
Service & Maintenance.
Indikasi arsitektur disebut sebagai 'green' jika dikaitkan dengan praktek arsitektur
antara lain penggunaan renewable resources (sumber-sumber yang dapat diperbaharui,
passive-active solar photovoltaic (sel surya pembangkit listrik), teknik menggunakan
tanaman untuk atap, taman tadah hujan, menggunakan kerikil yang dipadatkan untuk area
perkerasan, dan sebagainya.
Gambar 1. Salah satu bangunan yang merupakan Top Ten Green Architecture Projects
Of 2008
C. Tujuan
Tujuan penulisan ini adalah sebagai berikut:
1. Mengetahui yang dimaksud dengan green building.
2. Mengetahui konsep dan aspek penerapan green building.
3. Mengetahui manfaat dari green building.
4. Mengetahui contoh penerapan bangunan green building.
D. Manfaat
Manfaat penulisan ini adalah sebagai berikut:
1. Memberikan informasi bagi teman-teman yang ingin membahas tentang proses yang
terjadi pada mengembangkan green building secara lebih mendalam.
2. Sebagai sarana untuk menambah ilmu pengetahuan tentang pengelolaan bangunan
ramah lingkungan (green building).
E. Metode Penulisan
Makalah ini disusun dengan menggunakan metode deskriptif. Melalui metode ini,
penulis akan menguraikan permasalahan yang dibahas secara jelas. Data teoritis yang
didapatkan dikumpulkan dengan menggunakan teknik studi pustaka, artinya penulis
mengambil data melalui kegiatan membaca berbagai literatur yang relevan dengan tema
makalah. Data tersebut diolah dengan teknik analisis isi melalui kegiatan
mengeksposisikan data serta mengaplikasikan data tersebut dalam konteks tema makalah.
BAB II. PEMBAHASAN
Suatu bangunan dapat disebut sudah menerapkan konsep bangunan hijau apabila
berhasil melalui suatu proses evaluasi tolak ukur penilaian yang dipakai adalah sistem
rating. Sistem rating adalah suatu alat yang berisi butir-butir dari aspek yang dinilai yang
disebut rating dan setiap butir rating mempunyai nilai. Apabila suatu bangunan berhasil
melaksanakan butir rating tersebut, maka mendapatkan nilai dari butir tersebut. Kalau
jumlah semua nilai yang berhasil dikumpulkan bangunan tersebut dalam melaksanakan
sistem rating tersebut mencapai suatu jumlah yang ditentukan, maka bangunan tersebut
dapat disertifikasi pada tingkat sertifikasi tersebut.
Sistem rating dipersiapkan dan disusun oleh Green Building Council yang ada di
negara-negara tertentu yang sudah mengikuti gerakan bangunan hijau. Setiap negara
tersebut mempunyai Sistem Rating masing-masing. Sebagai contoh: USA mempunyai
LEED Rating (Leadership Efficiency Environment Design).
Ada 6 aspek yang menjadi pedoman dalam evaluasi penilaian Green Building:
Tepat Guna Lahan (Approtiate Site Development / ASD)
Efisiensi dan Konservasi Energi (Energy Efficiency & Conservation / EEC)
Konservasi Air (Water Conservation / WAC)
Sumber dan Siklus Material (Material Resource and Cycle / MRC)
Kualitas Udara & Kenyamanan Ruang (Indoor Air Health and Comfort / IHC)
Manajemen Lingkungan Bangunan (Building and Environment Management / BEM)
Kota Melbourne bertujuan untuk mencapai nol emisi untuk kotamadya pada
tahun 2020. Sebuah kontribusi besar untuk strategi ini adalah pengurangan konsumsi
energi bangunan komersial sebesar 50%. Council House 2 (CH2) diujicobakan dalam
upaya untuk memberikan contoh kerja untuk pengembangan pasar lokal.
Ini adalah gedung pertama kantor komersial baru di Australia untuk memenuhi
dan melampaui sistem rating bintang enam dikelola oleh Green Building Council of
Australia.
Penghargaan:
2009 Asia Pacific Property Awards, Arsitektur Terbaik Komersial [Kota
Melbourne bekerja sama dengan DesignInc Melbourne]
2007 Australian Property Institute Excellence Awards di Properti (Victoria)
Penghargaan Presiden [Kota Melbourne bekerja sama dengan DesignInc
Melbourne]
2007 Raia Award untuk Arsitektur Berkelanjutan (National)
2007 Raia Award untuk Arsitektur Berkelanjutan (Victoria)
2005 pemenang bersama Hari Lingkungan Dunia Award Nasional Best Green
Building Award [Kota Melbourne bekerja sama dengan DesignInc]
2005 Lingkungan Dibangun 'Membayangkan Masa Depan' Penghargaan [Kota
Melbourne bekerja sama dengan DesignInc]
2004 Bangunan Hijau Dewan Australia, Star Rating Enam untuk Desain Tahap
[Kota Melbourne bekerja sama dengan DesignInc]
2004 Tahun Build Lingkungan Nasional Awards, 'Membayangkan Masa Depan'
Penghargaan [Kota Melbourne bekerja sama dengan DesignInc]
BAB III. PENUTUP
Kesimpulan