ABSTRAK
Coworking Space secara umum merupakan sebuah bangunan perkantoran multifungsi
yang memadukan fungsi perkantoran dan pusat komunitas yang di dalamnya menawarkan sharing
area yang cukup untuk mengakomodasi kegiatan pelaku perkantoran yang khususnya bersifat
startup business maupun komunitas. Yogyakarta sendiri merupakan kota berkembang di Indonesia
dengan bermunculannya pelaku kreatif yang merintis karir berbasis networking dan digital (startup
dan freelancers). Sebagai perintis usaha baru dengan biaya yang belum tinggi dibutuhkan sebuah
Coworking Space yang penggunaannya bersifat sharing sehingga dapat menekan biaya
operasional.
Produktifitas merupakan poin penting dalam pola kerja manusia. Oswald (2014)
mengatakan bahwa suasana bahagia dapat meningkatkan produktifitas pekerja sebesar 12%.
Hubungan antara suasana bahagia dengan desain, mengacu pada pandangan Dolan (2014), dapat
diciptakan melalui dua hal, yaitu purpose and pleasure. Purpose dan pleasure sendiri dalam desain
arsitektur dapat diwujudkan melalui metode psikologi lingkungan yang menjadikan arsitektur
sebagai sebuah lingkungan binaan.
Coworking Space di Kota Yogyakarta merupakan sebuah wadah bagi para pekerja, baik
startup maupun freelancer yang dapat mendukung aktifitas serta meningkatkan produktifitas kerja
pekerja di dalamnya. Suasana bahagia dimunculkan pada Coworking Space melalui penerapan
teori-teori metode psikologi lingkungan yang berupa tatar perilaku (behavior setting) dan
pendekatan stimulasi (stimulation approach). Diharapkan dengan adanya pengaturan pada
Coworking Space sebagai lingkungan binaan, pekerja dapat merasakan suasana bahagia melalui
stimulan-stimulan yang dihadirkan sehingga menjadi lebih produktif dalam bekerja.
1
Valentina Kris Utami adalah mahasiswa S1 Program Studi Arsitektur Universitas Atma Jaya Yogyakarta.
1
PENDAHULUAN Hasil penelitian oleh ekonom di
Latar Belakang Pengadaan Proyek
University of Warwick membuktikan bahwa
Yogyakarta merupakan kota urutan kebahagiaan menyebabkan kenaikan
kesembilan tertinggi dalam jumlah produktivitas pekerja sebesar 12%,
freelancer di dunia1. Asosiasi Digital Kreatif sedangkan pekerja yang tidak bahagia
yang berdiri tahun 2014 menyatakan terbukti 10% kurang produktif. Terdapat
setidaknya terdapat 180 startup baru setiap penemuan bahwa kebahagiaan manusia
tahunnya di Yogyakarta. memiliki efek kausal besar dan positif pada
produktivitas. Emosi positif muncul untuk
Coworking Space merupakan bentuk
memperkuat manusia. Profesor Andrew
baru tipologi perkantoran yatu rental office
Oswald, salah satu dari tiga peneliti yang
yang mengadaptasi perkembangan cara
memimpin studi tersebut, mengatakan bahwa
bekerja yang berubah menjadi semakin
usaha yang berinvestasi dalam mendukung
fleksibel. Hal ini didasarkan pada pola
dan kepuasan pekerjanya cenderung untuk
hubungan antar pekerja yang terus
berhasil dalam menghasilkan pekerja
mengalami evolusi hingga bentuk kerja
bahagia.
berbasis networking pada saat ini.
Dalam sebuah penelitian, Dolan
Latar Belakang Permasalahan
(2014) di menyatakan bahwa rancangan yang
Produktifitas kerja merupakan salah terbangun atas dasar purpose sekaligus
satu isu yang berkaitan erat dengan dunia pleasure dari pengguna akan menciptakan
perkantoran yang salah satunya dalam bentuk rasa bahagia (happiness) dari pengguna
Coworking Space. Produktifitas pada tersebut. Dalam hal ini, purpose dan pleasure
dasarnya merupakan efisiensi dalam dapat dipahaami sebagai fungsi dan kualitas.
mengubah sumber daya menjadi suatu barang Seperti contoh bagaimana membuat aktifitas
yang mempunyai nilai tambah dari duduk (purpose) memiliki sebuah nilai
sebelumnya. Bekerja di dalam sebuah tambah atau kualitas (pleasure).
Coworking Space yang sifatnya berupa
industri, baik industri kreatif maupun non-
kreatif memiliki hasil akhir berupa produk
sehingga dibutuhkan produktifitas yang
tinggi bagi para pekerjanya.
2
Apabila disarikan dalam kaidah 2. Menelaah korelasi antara suasana bahagia
arsitektur, purpose dapat diartikan sebagai dengan peningkatan produktivitas pekerja.
fungsi dan pleasure merupakan kualitas
3. Mendefinisikan tolak ukur suasana
sebagai nilai tambah pada sebuah ruang.
bahagia yang dapat menstimulasi
Fungsi yang ada pada coworking space harus
produktivitas.
berdasarkan kebutuhan, serta menyesuaikan
perilaku pengguna. Kualitas dalam kasus ini 4. Mencari teori-teori yang ada pada metode
memunculkan suasana bahagia untuk bahagia dalam tata ruang luar dan ruang
3
TINJAUAN WILAYAH STRATEGI PERANCANGAN TAPAK
4
untuk menghindari kebisingan. Bangunan
Coworking sendiri berpotensi menimbulkan
kebisingan khususnya pada area pendukung
(pameran, event) yang bersifat incidental
maka diberikan treatment berupa kolam
dengan percikan serta vegetasi khuusnya
pada area tersebut.
5
STRATEGI PERANCANGAN
Ruang-ruang ditata sehingga dapat
Behavioral Setting
berhubungan satu sama lain untuk
mendukung munculnya komunikasi antar
pengguna. Hal ini dilakukan dengan
membuat ruang-ruang kerja dengan
mezzanine. Perbedaan ketinggian akan
membedakan ruang, namun tetap
memberikan visual continuity antar ruang.
Hal ini dimaksudkan untuk mendorong
Gambar 6. Fasad Bangunan perilaku pekerja untuk berkomunikasi satu
sama lain.
Bentuk dari massa Coworking Space
disusun konsentrik yang membuat massa
mengelilingi innercourt sebagai fitur pada
tapak. Susunan ini juga menyesuaikan premis
pada teori behavior setting dimana sudut-
sudut tajam mengarahkan pengguna pada
perasaan depresi yang dihindari khususnya
pada bangunan perkantoran. Ketinggian Gambar 8. Innercourt sebagai area outdoor
Massa bangunan yang berundak untuk coworking
menciptakan skala yang ramah pada bagian
Teori Affordance diterapkan pada innercourt
openings tapak.
dengan membuat balok-balok dengan
berbagai ketinggian untuk digunakan sesuai
dengan persepsi pengguna. Innercourt juga
berfungsi sebagai titik temu bagi para pekerja
dan masyarakat kreatif untuk berkolaborasi.
6
Stimulation Approach KESIMPULAN
7
DAFTAR PUSTAKA Dolan, P. (2014). Happiness by Design.
United Kingdom: Penguin.
Bell, P. A., Fisher, J. D., & Loomis, R. J.
(1978). Environmental Pshycology. Dugyu, E. (2014). How to Creat a Co-
Saunders. Working Handbook. Milan: Politecnico di
Milano.
Bergland, C. (2015, June 19). How Does Feldman, E. B. (1967). Art as Image and
Scent Drive Human Behavior? Psychology Idea. Englewood Cliffs, New Jersey:
Today. Prentice-Hall, Inc.
Betchel, R., & Churchman, A. (2002). Foerstch, C. (2011, January 13). The
Handbook of Environmental Psychology. Coworker's Profile. Deskmag.com.
New York: John Wiley & Sons, Inc.
Foertsch, C. (2012). What Coworking
Bidang Integrasi Pengolahan Data Statistik. Member Want. Deskmag.com.
(2015). Daerah Istimewa Yogyakarta Dalam
Angka 2015. Yogyakarta: Badan Pusat Gatra, S. (2015, August 24). Bangkitnya
Statistik Daerah Istimewa Yogyakarta. Ekonomi Kreatif Indonesia. Kompas.
8
Landy, M. S., & Kojima, H. (2001). Ideal Neufert, E. (2002). Data Arsitek. Jakarta:
Cue Combination for Localizing Texture- Erlangga.
defined Edges. Journal of the Optical Society
of America, 2307-2320. Norman, D. (1988). The Design of Everyday
Things Revised and Expanded Edition. New
Laurens, J. M. (2004). Arsitektur dan York: Basic Books.
Perilaku Manusia. Jakarta: Grasindo.
Mahnke, R. H., & Mahnke, F. H. (1993). Revesencio, J. (2015, July 22). Why Happy
Color and Light in Man Made Environment. Employees Are 12% More Productive. Fast
New York: Van Nostrand Reinhold. Company.
Sinclair, C. (2009, April 9). Hub Culture
Markel, J. (2015). Coworking in The City. Global Coworking Space. Huffington Post.
Ephemera, 121-139.
9
REFERENSI
http://aditif.id
http://www.archdaily.com/12913/tbwahakuh
odo-offices-kda
http://www.archdaily.com/573751/big-
unveils-design-for-battersea-power-
station-square
http://www.archdaily.com/794909/co-
working-utopic-us-conde-de-casal-
izaskun-chinchilla-architects
http://coandcospace.com
http://colour-affect.co.au
http://eduplex.id
https://landarchs.com/reinterpreting-nature-
in-design-teikyo-heisei-university-
nakano-campus/
https://www2.warwick.ac.uk/newsandevents
/pressreleases/new_study_shows/
10