Anda di halaman 1dari 4

Nama : Faris Amir Faishal

NIM : 21/482337/TK/53259

Program Studi : Teknik Infrastruktur Lingkungan

Mata Kuliah : Pengantar Kesehatan Masyarakat

Tugas Conoh Pembangunan Infrastruktur dengan Konsep Smart & Green Development

Pembangunan infrastruktur merupakan salah satu upaya pemerintah Indonesia sebagai


bentuk transisi perubahan dari negara berkembang menjadi negara maju.Akan
tetapi,pembangunan tersebut kerap kali memberikan dampak yang serius bagi lingkungan di
sekitar atau bahkan menjadi area pembangunan.Untuk itu,dalam upaya pembangunan
infrastruktur berbasis lingkungan, US green building council, mencetuskan ide green building
untuk pertama kalinya pada tahun 1993.Berdasarkan laporan yang dipublikasikan oleh
Perserikatan Bangsa Bangsa (United Nations),berjudul ‘Buildings and Climate Change’
menyatakan bahwa 30% sampai 40% energi dipergunakan untuk bangunan.Bangunan Hijau
(Green Building) dirancang dengan mempertimbangkan lingkungan dan krisis energi yang
sedang berlangsung saat ini.Konsep green building sudah terlihat sejak tahap perencanaan awal
bangunan.Lalu berlanjut ke tahap pembangunan, pengoperasian, hingga operasional bangunan
itu sendiri ketika sudah berdiri.Dari pemilihan material bangunan, pemanfaatan sumber daya
sampai penggunaan energi, semua tidak boleh bertentangan dengan prinsip lingkungan hidup dan
pembangunan berkelanjutan.Kemudian,meningkatnya kebutuhan akan kenyamanan dan
kemudahan layanan yang didukung oleh teknologi otomatis pada bangunan, menyebabkan
diperlukannya pengembangan pelayanan bangunan untuk memberikan kepuasan pada pengguna
bangunan.Smart building merupakan sebuah konsep teknologi otomatis pada bangunan yang
dapat memberikan kenyamanan dan efisiensi tersebut.Herry Rosadi (2014) menyatakan bahwa
tujuan utama solusi Smart Building Management System adalah biaya pengelolaan gedung yang
lebih efisien,.karena itu konsumsi energi seperti listrik lebih rendah, komputerisasi pengelolaan
gedung untuk menekan human error, dan peningkatan pada kenyamanan dan keamanan
manajemen gedung.Berikut ini beberapa contoh pembangunan infrastruktur di Indonesia yang
sudah menerapkan konsep smart & green development :
1. Mall Pasific Place,Jakarta

Sumber : www.amazonaws.com

Pacific Place merupakan pusat perbelanjaan (Mall) pertama di Indonesia yang


mendapatkan sertifikat Greenship EB Platinum dari GBCI pada tahun 2014 lalu. Pacific Place
menerapkan sejumlah program peduli lingkungan, yang meliputi recycle, readjust, replacing dan
reschedule.Misalnya dalam program reschedule, Pacific Place menunda penggunaan 10 menit
dari jadwal. Penggunaan AC pun diturunkan satu derajat dari biasanya. Dampaknya, Pacific
Place mampu menghemat biaya operasional hingga 25% per bulan.Selain itu,pusat perbelanjaan
ini diakui sebagai pusat perbelanjaan terbaik di Jakarta, dan menjadi salah satu ikon kemewahan
Jakarta. Tidak berhenti sampai di situ, Pacific Place juga berhasil meraih 1st Runner-Up untuk
kategori Efficient Building, pada ASEAN Energy Awards pada tahun 2011 lalu.Pasific Place
memiliki pengadaan unit daur ulang air, pemanfaatan air hujan dan penggunaan air alternatif
sebagai upaya konservasi air yang bijak.Hingga pemilihan sistem irigasi lansekap yang efisien
mampu mengurangi penggunaan air bersih.Bangunan ini juga menerapkan pemahaman efisiensi
pola konsumsi energi terhadap perubahan iklim..
2. Sequis Center

Sumber : www.jendela360.com

Sequis Center merupakan menara perkantoran dan perniagaan yang berlokasi di


Sudirman.Bangunan ini telah menerapkan pengoperasian gedung berbasis hijau dengan tolak
ukur GREENSHIP Existing Building 1.0 dari Green Building Council Indonesia (GBCI) yang
diupayakan dapat menciptakan dampak yang baik terhadap lingkungan serta penghuninya.
Gedung ini pun telah meraih peringkat Gold dalam sertifikasi GREENSHIP. Dari bangunan
Sequis Center ini akan di kaji untuk mengetahui lebih jelas penerapan konsep Green Buildingnya
serta dampak yang dihasilkannya dari penerapan konsep tersebut..Bangunan ini mampu
menghemat pemakaian listrik sampai 28,12%. Disamping itu, Sequis Center juga mampu
menghemat penggunaan air sebesar 28,26% dari baseline,dari angka tersebut bukan lah angka
yang kecil dalam penghematan energi (tambahin sumber).Upaya yang dilakukan untuk mencapai
penghematan energi listrik tersebut yakni dengan menggunakan suatu produk lampu LED
sehingga ketika digunakan energi yang dikeluarkan pun tidak terlalu besar.Bentuk dari bangunan
ini yaitu menyerupai sebuah perahu atau daun. Bentuk yang memanjang dan tipis serta memiliki
desain yang unik seperti sarang lebah memiliki fungsi yang bagus untuk menghemat penggunaan
energi pada bangunan karena pencahayaan alami masih bisa masuk ke dalam bangunan.Lalu
fasad bangunan diolah serupa semua dari setiap sisinya, tiap sisi tersebut di buatkan shading
berbentuk mirip dengan sarang lebah dengan material GRC (Glassfiber Reinforce Cement).GRC
ini merupakan material yang memiliki banyak kelebihan, seperti tahan terhadap cuaca,
kelembaban dan panas, mudah dalam perawatan, ringan dan kuat, pengerjaan lebih bersih
sehingga tidak mengotori lokasi proyek.Dari hal ini diupayakan agar bangunan tetap mendapatka
pancaran cahaya yang tidak berlebihan dari luar dan meminimalisir penggunaan energi AC dan
lampu dalam bangunan. Lokasi Sequis Center yang strategis membuat akses menuju gedung ini
terbilang mudah karena bisa menggunakan kendaraan umum dan juga bisa menggunakan
kendaraan pribadi.Alat transportasi umum yang bisa digunakan meliputi angkutan umum,
TransJakarta, taksi, transportasi online, MRT, serta KRL. Gedung Sequis Center ini memiliki
taman yang berada di rooftop, taman ini sudah dibuat sesuai dengan standar gereenship yaitu
dengan menanamkan sebanyak mungkin tanaman lokal. Sudah sekitar 30 lebih jenis tanaman
lokal yang sudah ditanamkan di taman ini.Dalam pemanfaatan air, bangunan ini menggunakan
cara mengganti berbagai pegkat utilitas seperti pada penggunaan air ini yaitu dengan mengganti
kran air menjadi keran otomatis. Sistem kerjanya yaitu jika setelah keran air ini di gunakan maka
air akan berhenti mengalir secara otomatis, sehingga air tidak terbuang dengan banyak.
Penghematan penggunaan air pada gedung ini mencapai 28,26 persen. Menurut isu yang ada
Sequis Center di kenal karena penggunaan energi listrik dan air nya yang hemat namun tidak
hanya itu saja, kriteria lainnya masih bisa di telusuri lagi.Pada bangunan studi kasus Sequis
Center hamper secara keseluruhan menerapkan kriteria lain dalam upaya pencapaian Green
Building, mulai dari Eksterior meliputi : bentuk dan massa bangunan, orientasi, fasad, dan inti
bangunan. Interior meliputi : penataan pola ruang. Tepat Guna Lahan meliputi : aksesibilitas dan
lanskap pada bangunan. konservasi energi, konservasi air serta sumber dan siklus material.

Daftar Pustaka

GBCI. (2013). “GREENSHIP GEDUNG BARU / NEW BUILDING Versi 1.2

GBCI. (2016). “Greenship Existing Building” 1.1: 1–14.

Karyono, Tri Harso. (2010). Green Architecture: Pengantar Pemahaman Arsitektur Hijau Di
Indonesia. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.

Kementrian Pekerjaan Umum RI. (2006). “Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No.
30/PRT/M/2006 Tentang Pedoman Teknis Fasilitas Dan Aksesibilitas Pada Bangunan
Gedung Dan Lingkungan.” Kementerian Pekerjaan Umum Republik Indonesia, II-1-II-65.

Anda mungkin juga menyukai