Anda di halaman 1dari 10

ARSITEKTUR

BERKELANJUTAN
IHLASUL MAJID

SUPRYANTO KAUTJIL

FARADILA R CHAIRANI SUWARNO

MIRA SANTY ALTING


PENGERTIAN

1. Sustainable architecture atau dalam bahasa Indonesianya adalah


arsitektur berkelanjutan, adalah sebuah konsep terapan dalam bidang arsitektur
untuk mendukung konsep berkelanjutan, yaitu konsep mempertahankan sumber
daya alam agar bertahan lebih lama, yang dikaitkan dengan umur potensi vital
sumber daya alamdan lingkungan ekologis manusia, seperti sistem iklim planet,
sistem pertanian,industri, kehutanan, dan tentu saja arsitektur (Wikipedia, 2014)

2. ”Arsitektur yang memenuhi kebutuhan saat ini, tanpa membahayakan kemampuan


generasi mendatang, dalam memenuhi kebutuhan mereka sendiri. Kebutuhan itu
berbeda dari satu masyarakat ke masyarakat lain, dari satu kawasan ke kawasan
lain dan paling baik bila ditentukan oleh masyarakat terkait.” James Steele
PENERAPAN ARSITEKTUR
BERKELANJUTAN
■ Dalam efisiensi penggunaan energi
1. Memanfaatkan sinar matahari untuk pencahayaan alami secara maksimal pada siang hari,
untuk mengurangi penggunaan energi listrik.
2. Memanfaatkan penghawaan alami sebagai ganti pengkondisian udara buatan (air conditioner).
3. Menggunakan ventilasi dan bukaan, penghawaan silang, dan cara-cara inovatif lainnya.
■ Dalam efisiensi penggunaan lahan :
1. Menggunakan seperlunya lahan yang ada, tidak semua lahan harus dijadikan bangunan, atau
ditutupi dengan bangunan, karena dengan demikian lahan yang ada tidak memiliki cukup lahan
hijau dan taman. Menggunakan lahan secara efisien, kompak dan terpadu.
2. Potensi hijau tumbuhan dalam lahan dapat digantikan atau dimaksimalkan dengan berbagai
inovasi, misalnya pembuatan atap diatas bangunan (taman atap), taman gantung (dengan
menggantung pot-pot tanaman pada sekitar bangunan), pagar tanaman atau yang dapat diisi
dengan tanaman, dsb.
3. Menghargai kehadiran tanaman yang ada di lahan, dengan tidak mudah menebang pohon-
pohon, sehingga tumbuhan yang ada dapat menjadi bagian untuk berbagi dengan bangunan.
■ Dalam efisiensi penggunaan material :
1. Memanfaatkan material sisa untuk digunakan juga dalam pembangunan,
sehingga tidak membuang material, misalnya kayu sisa dapat digunakan
untuk bagian lain bangunan.
2. Memanfaatkan material bekas untuk bangunan, komponen lama yang masih
bisa digunakan, misalnya sisa bongkaran bangunan lama.

■ Dalam penggunaan teknologi dan material baru :


1. Memanfaatkan potensi energi terbarukan seperti energi angin, cahaya
matahari dan air untuk menghasilkan energi listrik domestik untuk rumah
tangga dan bangunan lain secara independen.
2. Memanfaatkan material baru melalui penemuan baru yang secara global dapat
membuka kesempatan menggunakan material terbarukan yang cepat
diproduksi, murah dan terbuka terhadap inovasi, misalnya bamboo.
Bullitt Center, Washington
Bullitt Center adalah bangunan kantor
komersial di persimpangan lingkungan Distrik Pusat,
dan Capitol Hill, Seattle, Washington. Secara resmi
dibuka pada Hari Bumi, 22 April 2013. Bullitt Center
dirancang untuk menjadi bangunan komersial
terhijau di dunia, dan disertifikasi sebagai
"Bangunan Hidup" oleh International Living Future
Institute pada April 2015.

Bangunan ini dibangun oleh Bullitt


Foundation, sebuah kelompok nirlaba yang berbasis
di Seattle yang berfokus pada ekologi perkotaan.
Bullitt Centre dirancang untuk memiliki masa hidup
250 tahun. [1] [2] Pada 2016, Bullitt Centre
menghasilkan hampir 30 persen lebih banyak energi
daripada yang dibutuhkan untuk semua kegunaan,
dari panel surya di atapnya. Akibatnya, ini adalah
salah satu bangunan energi "positif bersih" terbesar
di dunia. Energi dihasilkan oleh susunan panel surya
besar (terdiri dari 575 panel) di atap bangunan,
bersama dengan langkah-langkah konservasi energi
yang memangkas konsumsi energi gedung menjadi
sekitar 15% dari gedung kantor tipikal dengan
ukuran yang sama.
DPR Construction’s Phoenix Regional
Office, Arizona

Pada Juli 1990, DPR Construction


didirikan bersama di Redwood City, California
oleh Doug Woods, Peter Nosler dan Ron
Davidowski (D, P dan R).

Proyek ini dianugerahi sertifikasi


Net Zero Energy Building dan Sertifikasi
LEED-NC Platinum. Hal ini dicapai dengan
menggabungkan 87 jendela yang membuka
dan menutup tergantung pada isolasi dan
kelembaban dalam ruangan yang diperlukan,
cerobong surya berbalut seng setinggi 87
kaki untuk menarik udara dingin dan
mendorong keluar udara hangat dari gedung,
kipas ISIS, 82 solatubes dan 'vampir'
matikan sakelar untuk mematikan energi
saat tidak ada orang di dalam gedung!
Council House 2 (Ch2) Melbourne,
Australia

Gedung perkantoran ini


bernama Council House 2 (CH2),
dibangun pada April 2005. Pada Agustus
2006, gedung CH2 ini resmi dibuka dan
digunakan sebagai gedung perkantoran
Pemerintah kota Melbourne.

Gedung ini sudah dilengkapi


dengan teknologi ramah lingkungan, mulai
dari sistem pemanasan, sistem
pendinginan, dan juga sistem air. Dengan
teknologi canggih ini, gedung ini bisa
menghemat energi sampai 80%.
Bosco Verticale, Milan

Bosco Verticale ini bukan hanya


bangunan beton tetapi menonjolkan
penghijauan di sekitar gedungnya. Terdapat
dua gedung yang berdampinan dengan
memiliki ketinggian 110 meter (360 kaki)
dan 76 meter (249 kaki) dan telah ditanami
sekitar 900 pohon (kira-kira 550 pohon di
gedung pertama dan 350 pohon di gedung
kedua) dengan areal 8900 meter persegi
(9600 kaki persegi). Tanaman-tanaman ini
dipilih untuk memproduksi oksigen,
mengurangi polusi suara, dan mengatur
temperatur.

Gedung Bosco Vertacale


ini dirancang oleh Stefano Boeri, Gianandrea
Barreca dan Giovanni La Varra. Dan juga
melibatkan masukan dari ahli
hortikultura dan botani. Gedung ini
diresmikan pada bulan Oktober 2014.
Gedung Chartwell School
Merupakan bangunan atau
gedung yang di gunakan sebagai banguna
pendidikan, yang menggunakan konsep
bangunan ramah lingkungan. Digunakan
material yang ramah lingkungan dan sistem
peranangan yang ramah lingkungan guna
menjaga dan melestarikan bangunan dengan
lingkungan sekitar bangunan tersebut.

Menggunakan bahan-bahan yang ramah


lingkungan dan tidak menimbulkan efek
buruk pada lingkungan sekitar

- Penggunaan bahan kayu pada dinding,


plafon dan lantai gedung

- Penggunaan material semen yang baik agar


tidak menimbulkan debu

- Penggunaan batu-batu alam, agar tidak


menimbulkan debu
SELESAI

Anda mungkin juga menyukai