Anda di halaman 1dari 15

GEDUNG

WISMA
DHARMALA
SURABAYA

Chandra
Nugraha
B1D200004
KONSEP
BANGUNAN ARSITEKTUR TROPIS
Arsitektur tropis merupakan
karya arsitektur yang
mengantisipasi problem yang
ditimbulkan oleh iklim tropis
seperti hujan deras, terik
matahari, suhu udara dan
kelembapan tinggi (untuk tropis
basah) ataupun kecepatan angin
yang umumnya rendah.

2/7/20XX 2
GREEN BUILDING
bangunan yang dimana sejak mulai dalam
tahap perencanaan, pembangunan,
pengoperasian hingga dalam operasional
pemeliharaannya memperlihatkan aspek-
aspek dalam melindungi, menghemat, serta
mengurangi penggunaan sumber daya alam,
menjaga mutu dari kualitas udara di ruangan,
dan memperhatikan kesehatan penghuninya
yang semuanya berpegang pada kaidah
pembangunan yang berkesinambungan
(GBCI, 2010).

Sample Footer Text


KENYAMANAN TERMAL
PADA BANGUNAN
Paul Rudolph terinspirasi dari bentuk atap Indonesia yang
memiliki overstek untuk merespons iklim tropis sehingga gedung
tidak mendapatkan paparan sinar matahari secara langsung.
Penggunaan teras dan overhang pada gedung dengan
kemiringan ‘64’ dan aluminium spandril untuk mereduksi panas
yang masuk pada ruang dalam tanpa menangkis cahaya.
Kenyamanan termal pada bangunan ini dikarena adanya
teritis/teras dan pembayangan yang baik juga ikut berperan
untuk menurunkan potensi terjadinya sick building syndrome
pada pengguna bangunan.
PENERAPAN KONSEP BANGUNAN
1. Orientasi bangunan

Gedung Wisma Dharmala berorientasi ke


arah Tenggara sehingga sinar matahari
dari arah timur dan barat tidak menerjang
secara langsung bagian depan bangunan.
Selain pergerakan matahari orientasi
bangunan ini juga dipengaruhi oleh posisi
jalan utama dari kawasan site.
PENERAPAN KONSEP BANGUNAN
2. Pelindung radiasi dari sinar matahari

Gedung menggunakan elemen kanopi


beton berbentuk segi tiga berlapis
keramik putih pada setiap lantai
menaungi setiap bukaan kaca sebagai
pelindung dari radiasi sinar matahari
langsung yang menerpa banguan
sehingga cahaya yang masuk kedalam
ruangan adalah cahaya bayangan yang
tidak menimbulkan efek panas pada
ruangan. Selain mengaplikasikan kanopi
bangunan ini juga mengaplikasikan
perletakan pohon (vegetasi) di sekeliling
di sisi kiri dan kanan bangunan
PENERAPAN KONSEP BANGUNAN
3. Pelindung dari curah hujan tinggi

Gedung menggunakan elemen kanopi


beton berlapis keramik putih pada setiap
lantai menaungi setiap bukaan kaca
sebagai pelinding dari derasnya air hujan
dan air dapat dialirkan dengan cepat
kebawah sehingga terhindar dari gnangan
air yang biasa terjadi pada atap atau
kanopi berbentuk datar.
PENERAPAN KONSEP BANGUNAN
4. Penghawaan secara menyilang

Dengan mengaplikasikan bukaan dengan elemen jendela


pada sisi bangunan dan elemen void pada tengah-tengah
bangunan. Bukaan pada sisi bangunan berbentuk jendela
kaca dengan kusen alumunium yang bisa dibuka tutup,
sebelum mengalir lewat jendela angin kencang disaring
dulu oleh balkon-balkon dan kanopikanopi beton pada
setiap lantai kemudian diteruskan melalui bukaan jendela
sisi luar, masuk ke dalam bangunan, kemudian keluar
melalui bukaan jendela sisi dalam (sisi void) atau
sebaliknya, sehingga udara mengalir secara menyilang
pada setiap sudut ruang yang terdapat bukaan
PENERAPAN KONSEP BANGUNAN
5. Penggunaan material yang tahan terhadap iklim
tropis

Lempeng Perunggu
Kanopi
alumunium
spandrill
Kaca Panasap
Grey 6
Marmer
GEDUNG
S .WIDJOJO
JAKARTA

Chandra
Nugraha
B1D200004
GREEN BUILDING
Bangunan dimana sejak dimulai dalam
tahap perencanaan, pambangunan,
pengoperasian hingga dalam
operasional pemeliharaannya
memperhatikan aspek –aspek dalam
melindungi, menghemat, mengurangi
penggunaan sumber daya alam,
menjaga muttu dari kualitas udara
didalam ruangan, dab memperhatikan
kesehatan penghuninya yang
semuanya berpegang kepada kaidah
kesinambungan
GREEN BUILDING
Tolak ukur operasionalisasi gedung
1
GREENSHIP Existing Building 1.0 dari
Green Building Council Indonesia (GBCI).

Pringkat green buiding


2
Intersite Connectivity
SUN SHADING

DETAIL SUN
SUN SHADING SHADING

Bentuk sun shading pada bangunan Berdasarkan perhitungan OTTV (Overall Thermal
ini melindungi kaca dari sinar radiasi Transmittance Value) merupakan parameter awal untuk
langsung, namun bukaannya cukup menetapkan suatu bangunan layak disebut bangunan
lebar dan memberikan cahaya alami hemat energi atau tidak, dengan baseline 45 W/m² ke
yang cukup baik dan tidak terjadi bawah disebut bangunan hemat energi dan gedung ini
sialau (Daryanto,1989). memiliki OTTV hanya 36,46 W/m² sehingga termasuk
dalam kategori hemat energi. Dengan tingkat penerangan
rata-rata adalah 200 lux yang cocok untuk gedung
perkantoran atau memenuhi standar .
MATERIAL

  konsep bangunan hijau ini melalui penggunaan


bahan GRC (Glassfiber Reinforce Cement) sebagai
shading pada fasad bangunan. Kelebihannya yang
dimilikinya yaitu kuat dari segala jenis cuaca, baik
musim panas dan terik matarahi maupun di musim
hujan. Selain itu, bahannya juga tahan dari bakaran
api, serta benturan yang keras

Sample Footer Text


TERIJMAKASIH
Chandra Nugraha
Chandra.n@gmail.com
081234567890

Anda mungkin juga menyukai