Anda di halaman 1dari 5

NAUNGAN

Naungan adalah kontruksi bangunan paling


atas dengan fungsi utama sebagai pelindung
hunian dari cuaca dan gangguan dari luar.
Naungan menjamin keamanan dan
keleluasaan penghuni rumah. Naungan juga
turut memperindah suatu bangunan.

Dalam sejarah arsitektur, naungan ini


dikembangkan menjadi elemen atap dalam
bangunan. Atap naungan tropis pada awalnya
adalah sebuah elemen untuk meneruskn
curah hujan yang tinggi dengan segera ke
tanah. Seiring dengan perkembangan teknologi, atap dapat mengalami transformasi
dari bentang pendek ke bentang lebar yang disesuaikan dengan fungsi kegiatan yang
akan ditempati di bawahnya.

Konstruksi rangka atap yang digunakan adalah rangka atap kuda-kuda. Rangka atap
atau kuda–kuda adalah suatu susunan rangka batang yang berfungsi untuk mendukung
beban atap termasuk juga berat sendiri dan sekaligus memberikan bentuk pada atap.
Pada dasarnya konstruksia kuda–kuda terdiri dari rangkaian batang yang membentuk
segitiga. Dengan mempertimbangkan berat atap serta bahan penutup atap, maka
konstruksi kuda–kuda akan berbeda satu sama lain. Setiap susunan rangka batang
haruslah merupakan satu kesatuan bentuk yang kokoh yang nantinya mampu memikul
beban yang bekerja padanya tanpa mengalami perubahan.
Bentuk Atap
Bentuk atau model konstruksi atap bermacam – macam sesuai dengan peradaban dan
perkembangan teknologi serta sesuai dengan segi arsitekturnya. Bentuk atap yang
banyak terdapat adalah :
1. Atap Datar

Gambar : Atap Datar


Model atap yang paling sederhana adalah atap berbentuk datar atau rata. Atap datar
biasanya digunakan untuk bangunan/ rumah bertingkat, balkon yang bahannya bisa
dibuat dari beton bertulang, untuk teras bahannya dari asbes maupun seng yang tebal.
Agar air hujan yang tertampung bisa mengalir, maka atap dibuat miring ke salah satu
sisi dengan kemiringan yang cukup.
2. Atap Sandar

Gambar : Atap Sandar


Model atap sengkuap biasa digunakan untuk bangunan – bangunan tambahan
misalnya; selasar atau emperan, namun sekarang atap model ini juga dipakai untuk
rumah – rumah modern. Beberapa arsitek mengadopsi model atap ini kemudian
menggabungkannya dengan atap model pelana.

3. Atap Pelana

Gambar : Atap Pelana


Bentuk atap ini cukup sederhana, karena itu banyak dipakai untuk bangun – bangunan
atau rumah di masyarakat kita. Bidang atap teridiri dari dua sisi yang bertemu pada satu
garis pertemuan yang disebut bubungan.
LAPORAN NAUNGAN
Pada bangunan asli atap menggunakan daun nipah sedangkan pada maket digunakan
daun bambu kering.

Pada maket:
 Rang berupa rotan yang dipipihkan
 Menggunakan sambungan paku
Bangunan asli:
 Menggunakan bambu
 Menggunakan sambungan baut

Langkah-langkah:
1. Siapkan 10 bilah rotan yang hendak dipipihkan menjadi bagian dari rang
atap.
2. Pipihkan rotan menggunakan palu
3. Siapkan 6 bilah rotan untuk dijadikan usuk
4. Sejajarkan rotan yang telah pipih dengan rotan untuk usuk
5. Paku disetiap bagian agar kuat
6. Siapkan daun bambu kering lalu jahit diatasnya
7. Naungan pun jadi

BUKAAN

Bukaan yang ideal akan membawa udara segar yang ada di lingkungan sekitar masuk
ke dalam. Udara panas di dalam pun tergantikan hingga membentuk sirkulasi. Bukaan
membuat ruang “bernafas”. Yang patut diperhatikan adalah proses aliran udara.Tidak
ada kontinuitas ruang maupun visual yang mungkin terjadi dengan ruang-ruang di
sekitarnya tanpa adanya bukaan pada bidang-bidang penutup suatu daerah ruang.

A. Pintu-pintu memberikan jalan masuk dalam ruang dan menentukan pola gerak
serta penggunaan ruang di dalamnya.
B. Jendela-jendela memasukan cahaya ke dalam nuang, menawarkan
pemandangan ke arah luar, mebangun hubungan visual antara suatu ruang
dengan nuang-ruang yang bendekatan, serta membenikan ventilasi alamiah

dalam ruangan.

Kontinuitas dengan ruang-ruang di dekatnya tergantung pada ukuran, jumlah,


dan penempatan bukaan ruang.

Bukaan-bukaan juga mempenganuhi orientasi dan aliran ruang, kualitas


pencahayaan, penampilan dan pemandangan, serta pola penggunaan dan
pengerakan di dalamnya.

Anda mungkin juga menyukai