Anda di halaman 1dari 25

DR. H. HUSEN SARUJIN, SH, MM, M.

Si, MH
Dosen Pengampu Mata Kuliah :
PENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN
“ NILAI-NILAI DASAR PENDIDIKAN PANCASILA ”

OLEH :
KELOMPOK 4 KELAS 1A
1. INDRI RAHMADANI (60100121014)
2. ABID SADID BARI (60100121013)
3. M.AMAL NAHRULHAYAT (60100121011)

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI ALAUDDIN MAKASSAR


SAINS DAN TEKNOLOGI
TEKNIK ARSITEKTUR
2021/2022
DR. H. HUSEN SARUJIN, SH, MM, M.Si, MH.
DOSEN PENGAMPU MATA KULIAH PENDIDIKAN
PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN
FAKULTAS SAINSTEK UIN ALAUDDIN MAKASSAR.
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa atas segala limpahan rahmat, inayah,
taufik dan hidayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan penyusunan makalah yan

berjudul "Nilai-Nilai Dasar Pendidikan Pancasila " dengan tepat waktu.

Terima kasih kepada Bapak Dr. H. Husen Sarujin SH. MM. M.Si. MH. selaku dosen

pengampu mata kuliah Pendidikan pancasila dan Kewarganegaraan yang membimbing dan

membina kami dalam penyelesaian penulisan makalah ini, sehingga kami dapat

menyelesaikan penulisan makalah ini dengan baik dan sesuai waktu yang di berikan.

Makalah ini disusun untuk memenuhi ujian akhir semester mata kuliah Pendidikan

Pancasila Dan Kewarganegaraan. Selain itu makalah ini bertujuan menambah wawasan bagi

pembaca dan juga penulis. Harapan kami semoga makalah ini membantu menambah

pengetahuan dan pengalaman bagi pembaca, sehingga kami dapat memperbaiki bentuk

maupun isi makalah ini sehingga kedepannya dapat lebih baik.

Kami juga berterima kasih kepada semua pihak yang telah membagi sebagian

pengetahuannya sehingga kami dapat menyelesaikan masalah ini. Kami menyadari makalah

ini jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu kritik dan saran yang membangun akan kami

nantikan demi kesempurnaan makalah ini.

Gowa, 8 Desember 2021

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.....................................................................................................i

DAFTAR ISI...................................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN.............................................................................................1

A. Latar Belakang.............................................................................................1

B. Rumusan Masalah........................................................................................2

C.Tujuan...........................................................................................................2

BAB II PEMBAHASAN..............................................................................................3

A. Pengertian Nilai…………………………………………………………….3

B. Pengertian Pancasila……………………………………….……………....7

C. Makna Nilai-Nilai Yang Terkandung dalam Pancasila…………………….…………..…..9

D. Pancasila Sebagai Sumber Nilai……………………………………..…….…12

E. Nilai-Nilai setiap butiran Pancasila…………………………………………………...……...…13

BAB III PENUTUP........................................................................................................20

A. Kesimpulan.................................................................................................20

B. Saran...........................................................................................................20

DAFTAR PUSTAKA......................................................................................................21

ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang

Pancasila yang merupakan dasar negara Indonesia, menjadi dasar pedoman dalam segala

pelaksanaan dan penyelenggaraan pemerintahan negara Indonesia termasuk peraturan

perundang-undangan. Pancasila merupakan cerminan bangsa Indonesia dalam kehidupan

bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara. Nilai-nilai Pancasila yang terkandung di dalam

Pancasila menjadi tolak ukur bagi bangsa Indonesia dalam penyelenggaraan bernegara. Karena

konsekuensi dari hal itu bahwa penyelenggaraan bernegara tidak boleh menyimpang dari nilai

ketuhanan, nilai kemanusiaan, nilai persatuan, nilai kerakyatan, dan nilai keadilan. Pancasila

dianggap sebagai sesuatu yang sakral yang setiap warganya harus hafal dan mematuhi segala
isi dalam pancasila tersebut. Namun sebagian besar warga negara Indonesia hanya

menganggap pancasila sebagai dasar negara/ideologi semata tanpa memperdulikan makna dan

manfaatnya dalam kehidupan. Tanpa manusia sedari nilai-nilai makna yang terkandung dalam

pancasila sangat berguna dan bermanfaat. Di dalam Pancasila terkandung banyak nilai dimana

dari keseluruhan nilai tersebut terkandung di dalam 5 garis besar dalam kehidupan berbangsa

bernegara. Perjuangan dalam memperebutkan kemerdekaan tak lepas dari nilai Pancasila.

Sejak zaman penjajahan sampai sekarang, kita selalu menjunjung tinggi nilai-nilai Pancasila
tersebut. Indonesia hidup di dalam berbagai keberagaman, baik itu suku, bangsa, budaya dan

agama. Dari semuanya itu, Indonesia berdiri dalam suatu keutuhan. Menjadi kesatuan dan
bersatu di dalam persatuan yang kokoh di bawah naungan Pancasila dan semboyannya,

Bhineka Tunggal Ika. Pancasila membuat Indonesia tetap teguh dan bersatu di dalam

keberagaman budaya. Dan menjadikan pancasila sebagai dasar kebudayaan yang menyatukan

2 budaya dengan yang lain. Karena ikatan yang satu itulah. Pancasila menjadi inspirasi

berbagai macam kebudayaan yang ada di Indonesia.

1
B. Rumusan Masalah

1. Apa pengertian nilai?

2. Apa yang dimaksud dengan Pancasila?

3. Apa makna dari nilai-nilai Pancasila?

4. Mengapa Pancasila mempunyai sumber nilai?

5. Apa saja butir-butir Pancasila?

C. Tujuan

1. Untuk Mengetahui pengertian nilai


2. Untuk Mengetahui Pancasila dengan jelas

3. Untuk Mengetahui makna dan nilai-nilai yang terkandung dalam Pancasila

4. Untuk Mengetahui Pancasila sebagai sumber nilai

5. Untuk Mengetahui butir-butir pancasila

2
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Nilai

Nilai adalah ukuran, patokan-patokan, anggapan-anggapan keyakinan yang ada

di dalam masyarakat. Nilai digunakan sebagai patokan seseorang berperilaku dalam

masyarakat. Selain itu, nilai memberi arah bagi tindakan seseorang. Nilai dianut oleh

banyak orang dalam suatu masyarakat mengenai sesuatu yang benar, pantas, luhur

dan baik untuk dilakukan .

Menurut Laning Dwi Vina dan Wismulyani Endar (2009), fungsi nilai:

a. Nilai sebagai pembentuk cara berpikir dan berperilaku yang ideal

dalam masyarakat

b. Nilai dapat menciptakan semangat pada manusia untuk mencapai

sesuatu yang diinginkannya

c. Nilai dapat digunakan sebagai alat pengawas perilaku seseorang

dalam masyarakat

d. Nilai dapat mendorong, menuntun, dan menekan orang untuk berbuat baik

e. Nilai dapat berfungsi sebagai alat solidaritas diantara anggota masyarakat

Contoh nilai-nilai Pancasila dari sila 1 sampai 5


Contoh penerapan Pancasila dalam kehidupan sehari-hari yakni sebagai berikut.

Nilai ketuhanan pada sila pertama Pancasila


Sila pertama Pancasila berbunyi Ketuhanan Yang Maha Esa. Sila pertama
Pancasila memiliki lambang bintang emas dengan latar hitam. Sila pertama
Pancasila mengandung nilai ketuhanan.

Contoh-contoh penerapan nilai-nilai ketuhanan dalam kehidupan sehari-hari


adalah:

3
1. Membina kerukunan hidup antara sesama manusia.
2. Tidak melakukan penistaan agama. Penistaan terhadap agama adalah perilaku
menghina atau merendahkan agama, seperti melakukan pembakaran rumah
ibadah.
3. Mengembangkan siap saling menghormati dan menjaga kebebasan orang
dalam beribadah sesuai agama dan kepercayaannya.
4. Menjalankan kehidupan sehari-hari sesuai kebaikan yang diajarkan tuhan
dalam agama dan keyakinan.
5. Tidak memaksakan sebuah agama atau kepercayaan pada orang lain.
6. Mengembangkan sikap saling menghormati, bekerja sama, dan tolong-
menolong tanpa mendiskriminasi karena agama atau kepercayaan yang
dianutnya.
7. Bersikap toleran kepada umat beragama atau berkeyakinan lain.
8. Mempersilakan dan memudahkan umat beragama lain menyelenggarakan hari
raya agama atau keyakinannya.

Nilai kemanusiaan dalam sila kedua Pancasila


Sila kedua Pancasila berbunyi Kemanusiaan yang adil dan beradab. Sila kedua
Pancasila memiliki lambang rantai emas bermata persegi dan bulat yang
berkaitan satu sama lain dengan latar warna merah. Sila kedua Pancasila
mengandung nilai kemanusiaan.

Contoh penerapan nilai-nilai kemanusiaan dalam kehidupan sehari-hari adalah:


1. Mengakui persamaan derajat, hak, dan kewajiban asasi setiap manusia tanpa
membedakan suku, keturunan, agama, kepercayaan, jenis kelamin, warna kulit,
kedudukan sosial, dan lainnya.
2. Sigap membantu orang yang mengalami kesusahan tanpa pilih kasih.
3. Mengembangkan sikap saling mengasihi antara sesama manusia.
4. Mengakui dan memperlakukan manusia sesuai harkat dan martabatnya
sebagai makhluk ciptaan Tuhan.
5. Tidak bersikap semena-mena.
6. Mendukung dan aktif dalam kegiatan kemanusiaan seperti bakti sosial,
membantu korban bencana alam, berbagi makanan pada yang membutuhkan,
membantu panti asuhan dan panti jompo, dan lainnya.
7. Mengembangkan sikap tenggang rasa.

4
8. Menjunjung tinggi hak asasi manusia.
9. Membela kebenaran.
10. Mengembangkan sikap saling menghormati dan bekerja sama dengan bangsa
lain.

Nilai persatuan dalam sila ketiga Pancasila


Sila ketiga Pancasila berbunyi Persatuan Indonesia. Sila ketiga Pancasila
memiliki lambang pohon beringin dengan latar warna putih. Sila kedua
Pancasila mengandung nilai persatuan.

Contoh pengamalan sila ke-3 dalam kehidupan sehari-hari:

1. Mengembangkan sikap saling menghargai keanekaragaman budaya.


2. Membina hubungan baik dengan semua unsur bangsa.
3. Memajukan pergaulan demi persatuan dan kesatuan bangsa.
4. Mengembangkan persatuan asal dasar Bhinneka. Tunggal Ika, yaitu 'berbeda-
beda tetapi satu'.
5. Mengutamakan kepentingan bangsa di atas kepentingan pribadi atau
golongan.
6. Mengembangkan sikap bangga dan cinta. terhadap tanah air dan bangsa.
7. Rela berkorban untuk kepentingan bangsa dan negara apabila diperlukan.

Nilai kerakyatan dalam sila keempat Pancasila


Sila keempat Pancasila berbunyi Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat
kebijaksanaan dalam permusyawaratan perwakilan. Sila keempat Pancasila
memiliki lambang kepala banteng warna hitam dan putih dengan latar warna
merah. Sila kedua Pancasila mengandung nilai kerakyatan.

Contoh pengamalan sila ke-4 Pancasila dalam kehidupan sehari-hari yaitu:

1. Selalu mengutamakan musyawarah untuk mencapai kesepakatan dalam


menyelesaikan permasalahan.
2. Menghargai hasil musyawarah.

5
3. Menjalankan hasil musyawarah dengan sungguh-sungguh dan bertanggung
jawab.
4. Tidak memaksakan kehendak atau pendapat pada orang lain.
5. Menghargai masukan orang lain.
6. Berjiwa besar untuk menerima keputusan yang dihasilkan melalui
musyawarah.
7. Bekerja sama untuk mempertanggungjawabkan keputusan musyawarah.
8. Ikut serta dalam pemilihan umum, pilpres, dan pilkada.
9. Memberikan kepercayaan pada wakil rakyat yang dipilih.
10. Wakil rakyat harus mampu membawa aspirasi rakyat.
11. Menghindari hasil walk out dalam musyawarah.
Nilai keadilan dalam sila kelima Pancasila
Sila kelima Pancasila berbunyi Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.
Sila kelima Pancasila memiliki lambang padi dan kapas dengan latar warna
putih. Sila kelima Pancasila mengandung nilai keadilan.
Nilai keadilan dalam sila kelima Pancasila
Sila kelima Pancasila berbunyi Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.
Sila kelima Pancasila memiliki lambang padi dan kapas dengan latar warna
putih. Sila kelima Pancasila mengandung nilai keadilan.

Contoh sikap yang mencerminkan sila kelima Pancasila dalam kehidupan sehari-
hari yaitu:
1. Tidak bergaya hidup mewah
2. Tidak bersifat boros
3. Bekerja keras
4. Menghormati hak-hak orang lain
5. Peduli dan membantu mengurangi penderitaan yang dialami orang lain
6. Menjunjung tinggi semangat kekeluargaan dan gotong royong
7. Tidak melakukan perbuatan yang merugikan kepentingan umum
8. Mendukung kemajuan yang merata dan berkeadilan sosial, seperti membantu
akses pendidikan bagi siapa saja, dan membantu akses sandang, pangan, dan
papan yang merata.

6
B. Pengertian Pancasila

Pancasila adalah Dasar Kesatuan Negara Kesatuan Republik Indonesia. Proses

lahirnya Pancasila menjadi sejarah yang tidak akan pernah terlupakan oleh bangsa

Indonesia. Kata pancasila berasal dari bahasa Sansekerta. Panca berarti lima dan Sila

berarti prinsip atau asas. Pancasila berarti lima asas atau Lima Dasar atau lima Sila.

Lima sila tersebut adalah :

1. Ketuhanan yang maha Esa.

2. Kemanusiaan yang adil dan beradab.

3. Persatuan Indonesia.

4. Kerakyatan Yang dipimpin oleh hikmat dan kebijaksanaan

dalam Permusyawaratan perwakilan, dan

5. Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.

Masing–masing sila mengandung nilai–nilai yang menjadi pedoman bagi

Bangsa Indonesia. Nilai-nilai Pancasila terkandung dalam pembukaan UUD 1945

secara yuridis memiliki kedudukan sebagai pokok kaidah Negara yang Fundamental.

Adapun pembukaan UUD 1945 yang di dalamnya memuat nilai-nilai Pancasila, yang

bilamana dianalisis makna yang terkandung di dalamnya tidak lain merupakan


derivasi atau penjabaran dari nilai-nilai Pancasila.

Secara etimologis, Pancasila berasal dari bahasa Sansekerta yang terdiri dari

dua kata, Panca dan Sila. Panca berarti lima dan Sila berarti dasar. Sila juga diartikan
sebagai aturan yang melatarbelakangi perilaku seseorang atau bangsa; kelakuan atau

perbuatan yang menurut adab (sopan santun); akhlak dan moral.

Menurut Prof. Darji Darmodiharjo, SH (dalam Kaderi), Pancasila telah

dikenal sejak zaman kerajaan Majapahit pada abad XIV. Istilah Pancasila terdapat

7
pada buku Negarakertagama Karangan Empu Prapanca, dan buku Sutasoma

karangan Empu Tantular.

Dalam buku Sutasoma ini istilah Pancasila di samping mempunyai arti

“berbatu sendi yang lima” (dari bahsa Sansekerta) dia juga mempunyai arti

pelaksanaan Kesusilaan yang lima. Istilah Pancasila kemudian diangkat lagi oleh

Soekarno saat merumuskan dasar negara Indonesia pasca kemerdekaan.

Menurut Muhammad Yamin, dalam bahasa Sansekerta perkataan Pancasila

memiliki dua macam arti, yaitu : “ panca” yang artinya “lima “ dan “syila” dengan
vokal (i) pendek yang artinya “batu sendi”, atau “alas”, atau “dasar, dan “syiila”

dengan vokal (i) panjang, yang artinya “peraturan tingkah laku yang baik, yang

penting atau yang senonoh”.

Secara terminologi Pancasila dapat diartikan sebagai lima prinsip dasar

negara. Pasca kemerdekaan RI pada 17 Agustus 1945, keesokan harinya PPKI

mengadakan sidang sebagai sarana untuk melengkapi alat-alat kelengkapan negara

yang telah merdeka. Dalam sidang tersebut telah berhasil mengesahkan UUD negara
Republik Indonesia, yang selanjutnya dikenal dengan nama UUD 1945.

Pada saat sidang pengesahan UUD 1945 beserta Pembukaannya oleh PPKI,

naskah Pancasila yang terdapat dalam bagian Pembukaan UUD 1945 adalah sebagai

berikut:

1. Ketuhanan Yang Maha Esa

2. Kemanusiaan yang Adil dan Beradab

3. Pesatuan Indonesia

4. Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan/Perwakilan

8
5. Keadilan Sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.

Rumusan Pancasila sebagaimana tecantum dalam pembukaan UUD 1945 inilah yang

secara konstitusional sah dan benar sebagai dasar negara RI.

C. Makna Nilai-Nilai Yang Terkandung Dalam Pancasila

Suatu dasar negara akan kuat, apabila dasar tersebut berasal dan berakar pada diri

bangsa yang bersangkutan. Bangsa Indonesia mempunyai dasar negara yang bukan

jiplakan dari luar, akan tetapi asli Indonesia. Unsur-unsur Pancasila terdapat didalam

berbagai agama, kepercayaan, adat istiadat, dan kebudayaan. Karena dalam agama,

kepercayaan, adat istiadat dan kebudayaan tersebut berkembang nilai-nilai antara lain

nilai moral, maka Pancasila pun mengandung nilai moral dalam dirinya.

1. Kedudukan Nilai, Norma, dan Moral dalam Masyarakat

1. Kedudukan Nilai dalam masyarakat

Kehidupan manusia dalam masyarakat, baik sebagai pribadi maupun sebagai masyarakat,

senantiasa berhubungan dengan nilai-nilai, norma dan moral. Nilai adalah sesuatu yang

berharga, berguna, indah, dan memperkaya batin yang menyadarkan manusia akan harkat dan

martabatnya. Nilai merupakan salah satu wujud kebudayaan, disamping sistem sosial dan
karya. Cita-cita, gagasan, konsep, ide tentang suatu hal adalah wujud kebudayaan sebagai

sistem nilai. Olah karena itu nilai dapat dihayati sebagai kebudayaan dalam wujud kebudayaan

abstrak. Untuk mengidentifikasi nilai-nilai yang terdapat dalam kehidupan masyarakat ada 6

macam nilai :

1. Nilai teori adalah untuk mengetahui identitas benda dan kejadian yang terdapat di

sekitarnya.

2. Nilai ekonomi adalah pemanfaatan benda-benda atau kejadian yang mengikuti nalar

efisiensi.

3. Nilai estetik adalah mempelajari sesuatu yang indah.

9
4. Nilai sosial berorientasi pada hubungan antara manusia dengan yang lainnya dan

menekan pada segi-segi kemanusiaan yang luhur.

5. Nilai politik berpusat pada kekuasaan serta berpengaruh dalam kehidupan


bermasyarakat.

6. Nilai religi adalah manusia menilai alam sekitarnya sebagai wujud rahasia kehidupan

dan alam semesta.

b. Kedudukan Norma dalam masyarakat

Norma adalah petunjuk tingkah laku yang harus dijalankan dalam kehidupan sehari-hari

berdasarkan motivasi tertentu. Norma sesungguhnya perwujudan martabat manusia sebagai

makhluk budaya, sosial, moral dan religi. Suatu kesadaran dan sikap luhur yang dikehendaki

oleh tata nilai yang harus dipatuhi. Oleh karena norma dalam perwujudannya dapat berupa

norma agama, norma filsafat, kesusilaan, hukum, dan norma sosial.

b. Kedudukan Moral dalam masyarakat

Moral adalah ajaran tentang hal yang baik dan buruk, yang menyangkut perilaku manusia.

Seseorang yang taat dan patuh pada aturan-aturan, kaidah dan norma yang berlaku dalam

masyarakatnya dia sudah dianggap sesuai dan bertindak benar secara moral. Moral dalam

perwujudannya dapat berupa aturan, prinsip-prinsip yang benar, yang baik, yang terpuji dan

mulia. Moral dapat berupa kesetiaan, kepatuhan terhadap nilai dan norma yang mengikat

kehidupan masyarakat, negara dan bangsa. Moral dapat dibedakan seperti moral ketuhanan

atau agama, moral filsafat, etika, hukum, ilmu dan sebagainya. Nilai, Norma, dan Moral

secara bersama mengatur kehidupan masyarakat dalam berbagai aspeknya. Pancasila secara

filsafat mengandung nilai-nilai yang bersifat Fundamental, universal, mutlak dan abadi dari

Tuhan yang Maha Esa yang tercermin dalam inti kesamaan ajaran-ajaran agama dalam kitab

sucinya, artinya di dalam nilai-nilai tersebut mengandung nilai moral, maka Pancasila pun

mengandung nilai moral dalam dirinya.

10
Makna Nilai dalam Pancasila:

2. Nilai Ketahunan

Nilai Ketuhanan Yang Maha Esa mengandung arti adanya pengakuan dan keyakinan bangsa

terhadap adanya Tuhan pencipta alam semesta. Dengan nilai ini menyatakan bangsa Indonesia

merupakan bangsa yang religius bukan bangsa atheis. Nilai ketuhanan juga memiliki arti

adanya pengakuan akan kebebasan memeluk agama, menghormati kemerdekaan beragama,

tidak ada paksaan serta tidak berlaku diskriminatif antar umat beragama.

3. Nilai Kemanusiaan

Nilai Kemanusiaan Yang Adil dan Beradab memiliki arti kesadaran sikap dan perilaku sesuai

dengan nilai moral-moral dalam hidup bersama atas dasar tuntutan hati nurani dengan

memperlakukan sesuatu hal sebagaimana mestinya.

4. Nilai Persatuan

Nilai Persatuan Indonesia mengandung makna usaha ke arah bersatu dalam kebulatan rakyat

untuk membina rasa nasionalisme dalam Negara Kesatuan Republik Indonesia. Persatuan

Indonesia sekaligus mengakui dan menghargai sepenuhnya terhadap keanekaragaman yang

dimiliki bangsa Indonesia.

5. Nilai Kerakyatan

Nilai Kerakyatan Yang Dipimpin Oleh Hikmat Kebijaksanaan dalam

Permusyawaratan/Perwakilan mengandung makna suatu pemerintahan dari rakyat, oleh

rakyat, dan untuk rakyat dengan cara musyawarah mufakat melalui lembaga-lembaga

perwakilan.

6. Nilai Keadilan

Nilai Keadilan Sosial bagi Seluruh Rakyat Indonesia mengandung makna sebagai dasar

sekaligus tujuan, yaitu tercapainya masyarakat Indonesia yang Adil dan Makmur secara

lahiriah ataupun batiniah. Nilai-nilai dasar itu sifatnya abstrak dan Normatif. Karena sifatnya

abstrak dan normatif, isinya belum dapat dioperasionalkan. Agar dapat bersifat operasional

11
dan eksplisit, perlu dijabarkan ke dalam nilai instrumental. Contoh nilai instrumental tersebut

adalah UUD 1945 dan peraturan perundang-undangan lainnya.

D. Pancasila Sebagai Sumber Nilai

Bagi bangsa Indonesia, yang dijadikan sebagai sumber nilai dalam kehidupan

bermasyarakat, berbangsa dan bernegara adalah Pancasila. Ini berarti bahwa seluruh tatanan

kehidupan masyarakat, bangsa, dan negara menggunakan Pancasila sebagai dasar moral atau

norma dan tolak ukur tentang baik buruk dan benar salahnya sikap, perbuatan dan tingkah

laku bangsa Indonesia.

Nilai-nilai Pancasila itu merupakan nilai intrinsik yang kebenarannya dapat dibuktikan

secara objektif, serta mengandung kebenaran yang universal. Dengan demikian, tinjauan

Pancasila berlandaskan pada Tuhan, manusia, rakyat, dan adil sehingga nilai-nilai Pancasila

memiliki sifat objektif.

Pancasila dirumuskan oleh para pendiri negara yang memuat nilai-nilai luhur untuk

menjadi dasar negara. Sebagai gambaran, di dalam tata nilai kehidupan bernegara, ada yang

disebut sebagai nilai dasar, nilai instrumental, dan nilai praktis.

• Nilai dasar

Asas-asas yang kita terima sebagai dalil yang kurang lebih mutlak. Nilai

dasar berasal dari nilai-nilai kultural atau budaya yang berasal dari bangsa

Indonesia itu sendiri, yaitu yang berakar dari kebudayaan, sesuai dengan

UUD 1945 yang mencerminkan hakikat nilai kultural.

• Nilai instrumental

Pelaksanaan umum nilai-nilai dasar, biasanya dalam wujud nilai sosial atau

nilai hukum, yang selanjutnya akan terkristalisasi dalam lembaga-lembaga

yang sesuai dengan kebutuhan tempat dan waktu.

• Nilai praktis

12
Nilai yang sesungguhnya kita laksanakan dalam kenyataan. Nilai ini

merupakan bahan ujian, apakah nilai dasar dan nilai instrumental sungguh-

sungguh hidup dalam masyarakat atau tidak. Di dalam Pancasila tergantung


nilai-nilai kehidupan berbangsa. Nilai-nilai tersebut adalah nilai ideal, nilai

material, nilai positif, nilai logis, nilai estetis, nilai sosial dan nilai religius

atau keagamaan.

E. Nilai-Nilai Setiap Butiran Pancasila

1. Ketuhanan Yang Maha Esa

1. Bangsa Indonesia menyatakan kepercayaannya dan ketaqwaannya terhadap

Tuhan Yang Maha Esa.

2. Manusia Indonesia percaya dan taqwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa, sesuai

dengan agama dan kepercayaannya masing-masing menurut dasar

kemanusiaan yang adil dan beradab.

3. Mengembangkan sikap hormat menghormati dan bekerjasama antara pemeluk

agama dengan penganut kepercayaan yang berbeda-beda terhadap Tuhan

Yang Maha Esa.

4. Membina kerukunan hidup di antara sesama umat beragama dan kepercayaan

terhadap Tuhan Yang Maha Esa.


5. Agama dan kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa adalah masalah yang

menyangkut hubungan pribadi manusia dengan Tuhan Yang Maha Esa.

6. Mengembangkan sikap saling menghormati kebebasan menjalankan ibadah

sesuai dengan agama dan kepercayaannya masing-masing.

7. Tidak memaksakan suatu agama dan kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha

Esa kepada orang lain.

2. Kemanusiaan Yang Adil dan Beradab

13
1. Mengakui dan memperlakukan manusia sesuai dengan harkat dan

martabatnya sebagai makhluk Tuhan Yang Maha Esa.

2. Mengakui persamaan derajat, persamaan hak dan kewajiban asasi setiap


manusia, tanpa membeda-bedakan suku, keturunan, agama, kepercayaan,

jenis kelamin, kedudukan sosial, warna kulit dan sebagainya.

3. Mengembangkan sikap saling mencintai sesama manusia.

4. Mengembangkan sikap saling tenggang rasa dan tepa selira.

5. Mengembangkan sikap tidak semena-mena terhadap orang lain.

6. Menjunjung tinggi nilai-nilai kemanusiaan.

7. Gemar melakukan kegiatan kemanusiaan.

8. Berani membela kebenaran dan keadilan.

9. Bangsa Indonesia merasa dirinya sebagai bagian dari seluruh umat manusia.

10.Mengembangkan sikap hormat menghormati dan bekerjasama dengan bangsa

lain.

3. Persatuan Indonesia
1. Mampu menempatkan persatuan, kesatuan, serta kepentingan dan

keselamatan bangsa dan negara sebagai kepentingan bersama di atas

kepentingan pribadi dan golongan.

2. Sanggup dan rela berkorban untuk kepentingan negara dan bangsa apabila

diperlukan.

3. Mengembangkan rasa cinta kepada tanah air dan bangsa.

4. Mengembangkan rasa kebanggaan berkebangsaan dan bertanah air Indonesia.

5. Memelihara ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian

abadi dan keadilan sosial.

14
6. Mengembangkan persatuan Indonesia atas dasar Bhinneka Tunggal Ika.

7. Memajukan pergaulan demi persatuan dan kesatuan bangsa.

4. Kerakyatan yang Dipimpin Oleh Hikmat Kebijaksanaan Dalam

Permusyawaratan/Perwakilan

1. Sebagai warga negara dan warga masyarakat, setiap manusia Indonesia

mempunyai kedudukan, hak dan kewajiban yang sama.

2. Tidak boleh memaksakan kehendak kepada orang lain.

3. Mengutamakan musyawarah dalam mengambil keputusan untuk kepentingan

bersama.

4. Musyawarah untuk mencapai mufakat diliputi oleh semangat kekeluargaan.

5. Menghormati dan menjunjung tinggi setiap keputusan yang dicapai sebagai

hasil musyawarah.

6. Dengan itikad baik dan rasa tanggung jawab menerima dan melaksanakan hasil

keputusan musyawarah.

7. Di dalam musyawarah diutamakan kepentingan bersama di atas kepentingan

pribadi dan golongan.

8. Musyawarah dilakukan dengan akal sehat dan sesuai dengan hati nurani yang

luhur.

9. Keputusan yang diambil harus dapat dipertanggungjawabkan secara moral

kepada Tuhan Yang Maha Esa, menjunjung tinggi harkat dan martabat man

nilai-nilai kebenaran dan keadilan mengutamakan persatuan dan kesatuan

demi kepentingan bersama.

10. Memberikan kepercayaan kepada wakil-wakil yang dipercayai untuk

melaksanakan pemusyawaratan.

15
5. Keadilan Sosial Bagi Seluruh Rakyat Indonesia

1. Mengembangkan perbuatan yang luhur, yang mencerminkan sikap dan suasana

kekeluargaan dan kegotongroyongan.

2. Mengembangkan sikap adil terhadap sesama.

3. Menjaga keseimbangan antara hak dan kewajiban.

4. Menghormati hak orang lain.


5. Suka memberi pertolongan kepada orang lain agar dapat berdiri sendiri.

6. Tidak menggunakan hak milik untuk usaha-usaha yang bersifat pemerasan

terhadap orang lain.

7. Tidak menggunakan hak milik untuk hal-hal yang bersifat pemborosan

8. Suka bekerja keras.

9. Suka menghargai hasil karya orang lain yang bermanfaat bagi kemajuan dan

kesejahteraan bersama.

10. Suka melakukan kegiatan dalam rangka mewujudkan kemajuan yang merata

dan berkeadilan sosial.

Kedudukan Pancasila sebagai pandangan hidup tertuang dalam kelima sila dalam Pancasila.

Pancasila memberikan gambaran dari sikap dan cara pandang manusia Indonesia terhadap
keagamaan (sila pertama), terhadap sesama manusia (sila kedua), terhadap bangsa dan

negaranya (sila ketiga), terhadap pemerintahan demokrasi (sika keempat), dan terhadap

kepentingan bersama (sila kelima).

Pandangan hidup bangsa juga dapat disebut sebagai ideologi. Melansir dari buku Panduan

Resmi Tes CPNS karya Raditya Panji Umbara, sebagai intisari dari nilai budaya masyarakat

16
Indonesia, maka Pancasila merupakan cita-cita moral bangsa yang memberikan pedoman dan

kekuatan rohaniah bagi bangsa. Tentunya dalam berperilaku luhur dalam berkehidupan

bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara.

Senada dengan hal tersebut, dikutip dari laman resmi Badan Pembinaan Ideologi
Pancasila (BPIP) dapat disimpulkan bahwa Pancasila sebagai pandangan hidup

bangsa artinya semua aktivitas kehidupan bangsa Indonesia sehari-hari harus sesuai

dengan Pancasila.

Adapun fungsi Pancasila sebagai pandangan hidup dijelaskan secara rinci

berdasarkan lima sila yang dikandungnya, yaitu:

6. Ketuhanan Yang Maha Esa

Artinya, setiap warga Indonesia memiliki nilai untuk mempercayai dan bertakwa
pada Tuhan sesuai dengan agama dan kepercayaan yang dimiliki oleh masing-

masing.

Fungsi ini memberi makna bahwa setiap warga negara Indonesia harus saling

menghormati antar umat beragama agar tercipta kehidupan yang rukun dan damai.

Oleh karena itu, basis dari Pancasila pada dasarnya dekat dengan nilai-nilai budaya

yang sudah lebih dulu dipraktikan dan diamalkan masyarakat Indonesia. Sebaga dasar

negara, Pancasila telah dirumuskan melalui diskusi panjang dan hati-hati oleh para

founding fathers Indonesia. Setelahnya, lahirlah kemudian perangkat-perangkat

negara seperti undang-undang dasar, sistem ketatanegaraan, dan lain-lain. Pasca

17
kemerdekaan Indonesia hingga saat ini Pancasila telah teruji dan masih bertahan

sebagai ideologi yang paling tepat untuk Indonesia. Akan tetapi, perjalanan Pancasila

sejak dilahirkan pada 1 Juni 1945 bukan berarti tanpa masalah. Berbagai ideologi
tandingan dan gerakan yang menentang Pancasila pernah dilakukan oleh berbagai

oknum dan kelompok. Tidak hanya berpotensi pada disintegrasi bangsa, ideologi-

ideologi tersebut juga telah banyak memakan korban jiwa, seperti yang tercatat dalam

perjalanan sejarah Indonesia sebagai sebuah bangsa. Sebut saja gerakan 30

September, DI TII, NII, GAM, Gerakan Papua Merdeka, Permesta, dan lain-lain.

Meskipun Pancasila masih tetap berdiri sebagai ideologi sah, bukan berarti kita harus

abai terhadap ancaman-ancaman di luar itu. Ancaman terhadap Pancasila Di era

Indonesia modern atau pascareformasi yang ditandai dengan jatuhnya Orde Baru di

bawah Soeharto, tekanan terhadap eksistensi Pancasila terus berlangsung. Banyak

kritik yang mengatakan bahwa Pancasila hanya slogan dan mitos saja. Hal ini

sebenarnya telah terlihat dari beberapa hal. Dalam level negara misalnya, adanya

pencabutan Ketetapan MPR No II tahun 1978 tentang Pedoman Penghayatan dan

Pengalaman Pancasila (P-4) dan pembubaran Badan Pelaksanaan dan Pembinaan dan

Pendidikan P-4. Tidak hanya itu saja, Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional

No. 20/2003 menghilangkan Pancasila sebagai mata pelajaran wajib di lembaga

pendidikan formal. Ancaman lainnya adalah maraknya persoalan-persoalan sosial

klasik seperti konflik-konflik sosial berbasis ras dan agama, pelanggaran HAM, dan

ancaman radikalisme yang telah banyak memakan korban jiwa. Dalam hal

radikalisme misalnya, beberapa penelitian dan lembaga survai seperti Setara

Instititute mencatat bahwa sebagain besar masyarakat di berbagai wilayah Indonesia

bersikap intoleran terhadap perbedaan. Mirisnya, penelitian-penelitian yang

dilakukan sejumlah lembaga seperti BNPT, the Wahid Institute, UIN Syarief

Hidayatullah, dan the Habibie Center menemukan bahwa beberapa sekolah dan

perguruan tinggi negeri ternama di Indonesia terpapar paham intoleran dan radikal

yang berpotensi mengancam keutuhan bangsa

18
Mereka menargetkan kelompok muda untuk menyebarkan paham tersebut karena

bagi mereka kelompok muda adalah ‘investasi’ untuk melanggengkan ideologi anti

Pancasila. Sedihnya, generasi-generasi kita begitu rentan dalam mengadopsi ideologi


intoleran. Tidak hanya menginfiltrasi kaum muda, paham-paham radikal juga mulai

menyusup ke badan-badan pemerintahan yang strategis (Suhardi Alius, 2019: 10).

Merujuk pada kondisi-kondisi di atas, artinya Pancasila sedang dalam ancaman. Oleh

karena itu, perlu upaya revitalisasi terhadap pengamalan nilai-nilai Pancasila dengan

cara yang efektif, konsisten, dan benar. Upaya yang saya maksud adalah bagaimana

menginternalisasi ideologi Pancasila kepada masyarakat, khususnya generasi muda,

dengan cara yang efektif dari cara-cara yang dilakukan pada masa pemerintahan Orde

Baru yang bersifat indkontriner. Hal ini penting untuk dilakukan. Jika tidak, keutuhan

bangsa di masa depan akan mengalami ancaman yang serius. Hanya Pancasila yang

masih relevan sebagai ideologi negara dan tepat untuk kehidupan berbangsa dan

bernegara baik di masa kini ataupun di masa depan. Strategi menyelamatkan

Pancasila Upaya menjaga dan menguatkan nilai-nilai Pancasila di masyarakat dapat

dilakukan dengan tiga hal yaitu melalui pendekatan budaya, internalisasi di semua

level pendidikan, dan penegakan hukum terhadap hal-hal yang tidak sejalan dengan

nilai-nilai Pancasila. Pertama, nilai-nilai Pancasila perlu dikuatkan dengan

pendekatan budaya. Pemerintah melalui Kemdikbud harus menyusun strategi yang

tepat, efektif, dan partisipatif tanpa paksaan. Hal ini bisa dilakukan dengan

membangun fasilitas atau pos-pos budaya di semua wilayah dalam rangka

melestarikan sekaligus mengembangkan kebudayaan lokal yang ada di masyarakat.

Kedua, penguatan nilai-nilai Pancasila di sektor pendidikan. Generasi muda adalah

masa depan bagi ideologi Pancasila. Saat ini paparan ideologi radikal mulai

mengancam generasi-generasi muda kita.

19
BAB 3
PENUTUP
A. KESIMPULAN

Pancasila adalah dasar negara Indonesia dan sudah sepatutnya menjadi dasar

kehidupan berbangsa dan bernegara bagi seluruh masyarakat indonesia, nilai-nilai

Pancasila merupakan cakupan dari nilai, norma, dan moral yang seharusnya mampu

diamalkan oleh seluruh masyarakat Indonesia, sebab apabila Bangsa Indonesia mampu

mengamalkan nilai-nilai tersebut maka degradasi moral dan kebiadaban masyarakat

dapat diminimalisir, secara tidak langsung juga akan mengurangi kriminalitas di

Indonesia, meningkatkan keamanan dan kesejahteraan bangsa Indonesia.

D. SARAN
Demikianlah yang dapat penulis sampaikan mengenai makalah ‘’ Nilai-Nilai Dasar

Pendidikan Pancasila ‘’ penulis menyadari masih banyak kekurangan dalam makalah ini, hal

ini dikarenakan masih minimnya pengetahuan yang penulis miliki . oleh karena itu kritik dan

saran yang membangun dari pembaca sangat penulis harapkan untuk perbaikan ke depannya.

20
DAFTAR PUSTAKA

https://www.slideshare.net/irvandberutu/makalah-pendidikan-pancasila-kajian-

nilai- nilai-pancasila

https://www.slideshare.net/Niadianaintansari/makalah-pendidikan-

pancasila- penerapan-nilai-pancasila-sebagai-pendidikan-karakter

http://nissabatubar.blogspot.com/2015/03/makalah-nilai-nilai-

pancasila.html

21

Anda mungkin juga menyukai