Anda di halaman 1dari 21

KATA PENGANTAR

Puji syukur kepada Allah SWT atas segala rahmat-Nya


sehingga makalah ini dapat tersusun hingga selesai. Tidak lupa saya
mengucapkan terimakasih kepada dosen pembimbing atas segala
arahan dan bimbingannya kepada kami sehingga makalah ini dapat
terselesaikan.

Harapan kedepannya, semoga makalah ini dapat menambah


pengetahuan dan pengalaman bagi para pembaca.

Karena keterbatasan pengetahuan maupun pengalaman, saya


yakin masih banyak kekurangan dalam makalah ini. Oleh karena itu
saya mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari pembaca
demi kesempurnaan makalah ini.

Lhokseumawe, 08 Maret 2018

Penyusun

1
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ............................................................................................................... 1

DAFTAR ISI.............................................................................................................................. 2

Bab I...................................................................................................................................... 3
PENDAHULUAN ..................................................................................................................... 3

Latar Belakang ........................................................................................................................... 3

Rumusan Masalah ...................................................................................................................... 4

Tujuan Penulisan........................................................................................................................ 4

Bab II ................................................................................................................................... 5
PEMBAHASAN ........................................................................................................................ 5

2.1 Struktur Bangunan Tinggi ................................................................................................... 5

2.2 Fungsi Struktur Bangunan Tinggi........................................................................................ 5

2.3 Unsur-Unsur Sistem Bangunan Tinggi ................................................................................ 5

2.4 Jenis-Jenis Sistem Struktur Bangunan Tinggi ..................................................................... 6

2.5 Pengelompokan Sistem Bangunan Tinggi ......................................................................... 14

2.6 Penerapan Sistem Struktur Bangunan Dalam Menahan Gaya Lateral .............................. 15

Bab III ............................................................................................................................... 20


PENUTUP ............................................................................................................................... 20

3.1 Kesimpulan ........................................................................................................................ 20

DAFTAR PUSTAKA .............................................................................................................. 21

2
Bab I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Sistem-sistem struktur pada bangunan merupakan inti kekokohannya bangunan
di atas permukaan tanah. Sistem struktur ini berfungsi menahan dan menyalurkan
beban gaya horizontal dan vertikal secara merata pada sistem-sistem struktur inti dan
struktur pendukung, sehingga bangunan dapat memikul beban horizontal dan vertikal
maupun gaya lateral. Pada bangunan tinggi gaya-gaya yang bekerja dari luar
bangunan sangat mempengaruhi perancang dalam memilih sistemstruktur dan kinerja
yang dihasilkan. Adapun gaya yang dominant berpengaruh adalah gaya tekan angin
dan gaya lateral.

Gaya tekan angin yang menghasilkan eksentrisitas dimana menimbulkan gaya


torsi pada bangunan, membuat kecenderungan bangunan memerlukan sistem
struktur yang dapat menahan gaya torsi dan puntir untuk mencegah terjadinya
buckling.

Buckling merupakan suatu proses dimana struktur tidak mampu untuk


mempertahankan bentuk aslinya sedemikian rupa.

Konsekuensi buckling pada dasarnya adalah masalah geometrik dasar, dimana


terjadi lendutan besar sehingga akan mengubah bentuk struktur. Fenomena
tekuk atau buckling dapat terjadi pada sebuah Selain itu gaya horizontal, gaya lateral
yang bekerja mengenai sebuah kolom, lateral buckling balok, pelat, dan cangkang
(shell).

Maka dari itu diperlukan sebuah sistem struktur yang mampu menahan beban
gaya tekan angin dan gaya lateral.

3
1.2 Rumusan Masalah
1. Apa yang di maksud struktur bangunan tinggi?
2. Apakah fungsi dari struktur bangunan tinggi?
3. Apakah unsur-unsur dasar bangunan tinggi?
4. Apakah jenis-jenis sistem struktur bangunan tinggi?
5. Apa sajakah pengelompokan sistem bangunan tinggi?
6. Bagaimanakah penerapan sistem penahan gaya lateral pada bangunan tinggi?

1.3 Tujuan Penulisan


Tujuan oenulisan makalah ini ialah agar dapat mengetahui tentang apa itu struktur
bangunan tinggi, fungsi dari struktur bangunan tinggi, unsur-unsur dasar bangunan
tinggi, pengelompokkan bangunan tinggi, dan sistem penahan gaya lateral pada
bangunan tinggi.

4
Bab II

PEMBAHASAN

2.1 Struktur Bangunan Tinggi


Struktur bangunan adalah bagian dari sebuah sistem bangunan yang
bekerja untuk menyalurkan beban yang diakibatkan oleh adanya bangunan di atas
tanah.

Menurut KBBI Online arti kata struktur adalah cara sesuatu disusun atau
dibangun; susunan;bangunan; yang disusun dengan pola tertentu.

Sistem-sistem struktur pada bangunan merupakan inti kekokohannya


bangunan di atas permukaan tanah. Sistem struktur ini berfungsi menahan dan
menyalurkan beban gaya horizontal dan vertikal secara merata pada sistem-sistem
struktur inti dan struktur pendukung, sehingga bangunan dapat memikul beban
horizontal dan vertikal maupun gaya lateral.

2.2 Fungsi Struktur Bangunan Tinggi


Fungsi utama dari sistem struktur adalah untuk memikul beban yang bekerja
pada bangunan (beban mati, beban hidup, beban angin, beban konstruksi, dan beban
lain;) dan menyalurkannya ke tanah melalui pondasi.

2.3 Unsur-Unsur Sistem Bangunan Tinggi


1. Bentuk linier, berupa kolom, balok yang mampu menahan gaya rotasi dan gaya
aksial.

2. Bentuk bidang/permukaan, berupa:

 dinding, padat maupun berlubang atau berangka, mampu menahan gaya


rotasi dan aksial (gaya yang bekerja tegak lurus).

5
 plat atau beruas,ditumpu pada rangka lantai, mampu memikul beban didalam
dan tegak lurus pada bidang tersebut.

3. Bentuk spasial, terdiri dari fasade atau inti (core), dengan mengikat agar berlaku
satu kesatuan.

Yang bila unsur-unsur ini disatukan,akan membentuk struktur tulang


bangunan yang menghasilakan system struktur yang mampu menahan beban pada
bangunan.

2.4 Jenis-Jenis Sistem Struktur Bangunan Tinggi

1. Sistem struktur dinding pendukung sejajar (parallel bearing walls)

Sistem ini terdiri dari unsur bidang vetikal yang di perkuat dengan berat
dinding itu sendiri, sehingga mampu menahan gaya aksial lateral secara efisien.
Sistem struktur dinding sejajar ini digunakan pada bangunan-bangunan
apartemen yang tidak membutuhkan ruang bebas yang luas dan sistem-sistem
mekanisnya tidak memerlukan struktur inti.

2. Sistem struktur inti dan dinding pendukung (core and bearing walls)

Sistem ini berupa bidang vertikal yang membentuk dinding luar dan
mengelilingi sebuah struktur inti. Hal ini memungkinkan ruang interior
terbuka yang bergantung pada kemampuan bentangan dari struktur lantai.

6
Sistem ini memuat sistem-sistem transportasi mekanis vertikal serta
menambah kekakuan bangunan.

3. Sistem struktur boks berdiri sendiri (self supporting boxes)

Sistem ini merupakan unit tiga dimensi prefabrikasi yang menyerupai


bangunan dinding pendukung yang diletakan di suatu tempat dan di gabung
dengan unit lainnya. Sebagai contoh boks-boks ini di tumpuk seperti bata
dengan pola “English Bond” sehingga tersusun seperti balok dinding
berselang-seling.

4. Sistem struktur plat terkantilever (cantilever slab)

Pemikulan plat lantai dari sebuah inti pusat akan memungkinkan ruang bebas
kolom yang batas kekuatan platnya adalah batas besar ukuran bangunan.
Sistem ini memerlukan banyak besi, terutama apabila proyeksi pelat sangat
besar. Kekakuan plat dapat di tingkatkan dengan menggunakan teknik-teknik
pratekan.

7
5. Sistem struktur plat rata (flat slab)

Sistem ini terdiri dari bidang horizontal yang umumnya adalah plat lantai
beton tebal dan rata yang bertumpu pada kolom. Apabila tidak terdapat
penebalan plat pada bagian atas kolom, maka sistem ini di katakan sistem plat
rata. Pada kedua sistem ini tidak terdapat balok yang dalam (deep beam)
sehingga tinggi lantai bisa minimum.

6. Sistem struktur interspasial (interspasial)

Sistem struktur rangka tinggi selantai yang terkantilever diterapkan pada setiap
lantai antara untuk memungkinkan ruang fleksibel di dalam dan di atas rangka.
Ruangan yang berada di dalam lantai rangka di atasnya dapat di gunakan
sebagai wadah untuk kegiatan aktivitas lainya.

8
7. Sistem struktur gantung (suspension)

Sistem ini dapat memungkinkan penggunaan beban secara efisien dengan


menggunakan penggantungan sebagai pengganti kolom untuk memikul beban
lantai. Kekuatan unsur tekan pada sistem ini harus dikurangi sebab adanya
bahaya tekuk, berbeda dengan unsur tarik yang dapat mendaya gunakan
kemampuan secara maksimal. Kabel-kabel ini dapat meneruskan beban
gravitasi ke rangka di bagian atas yang terkantilever dari inti pusat.

8. Sistem struktur rangka selang-seling (staggered truss)

Rangka tinggi yang selantai disusun sedemikian rupa sehinga pada setiap
lantai bangunan dapat menumpangkan beban di bagian atas suatu rangka
begitupun di bagian bawah rangka di atasnya. Selain memikul beban vertikal,
susunan rangka ini akan mengurangi tuntutan kebutuhan ikatan angin dengan
cara mengarahkan beban angin ke dasar bangunan melalui struktur balok-
balok dan plat lantai.

9
9. Sistem struktur rangka kaku (rigid frame)

Sistem struktur ini terdiri dari kolom dan balok yang bekerja saling mengikat
satu dengan yang lainnya. Kolom sebagai unsur vertikal yang bertugas
menerima beban dan gaya, sedangkan balok sebagai unsur horizontal media
pembagi beban dan gaya. Sistem ini biasanya berbentuk pola grid persegi,
organisasi grid serupa juga di gunakan untuk bidang horizontal yang terdiri
atas balok dan gelagar. Dengan keterpaduan rangka spasial yang bergantung
pada kekuatan kolom dan balok, maka tinggi lantai ke lantai dan jarak antara
kolom menjadi penentu pertimbangan rancangan.

10. Sistem struktur rangka kaku dan inti (rigid frame and core)

Rangka kaku akan bereaksi terhadap beban lateral. Terutama melalui lentur
balok dan kolom. Perilaku demikian berakibat ayunan (drift) lateral yang besar
sehingga pada bangunan dengan ketinggian tertentu. Akan tetapi apabila di
lengkapi dengan struktur inti, maka ketahanan lateral bangunan akan sangat
meningkat karena interaksi inti dan rangka. Sistem inti ini memuat sistem-
sistem mekanis dan transportasi vertikal.

10
11.Sistem struktur rangka trussed (trussed frame)

Sistem ini terdiri dari gabungan rangka kaku (atau bersendi) dengan rangka
geser vertikal yang mampu memberikan peningkatan kekuatan dan kekakuan
struktur. Rancangan sistem struktur dapat berdasarkan pada penggunaan
rangka untuk menahan beban gravitasi dan rangka vertikal untuk beban angin
yang serupa dengan rangka kaku dan inti.

12.Sistem struktur rangka belt-trussed dan inti (belt-trussed frame andcore)

Sistem struktur belt-trussed bekerja mengikat kolom fasade ke inti bangunan


sehingga meniadakan aksi terpisah rangka dan inti pengakuan ini dinamai “cap
trussing” apabila berada pada bagian atas bangunan, dan dinamai “belt-trussed”
apabila berada di bagian bawahnya.

11
13.Sistem struktur tabung dalam tabung (tube in tube)

Dalam struktur ini, kolom dan balok eksterior di tempatkan sedemikian rapat
sehingga fasade menyerupai dinding yang diberi pelubangan (untuk jendela).
Seluruh bangunan berlaku sebagai tabung kosong yang terkantilever dari tanah.
Inti interior (tabung) dapat meningkatkan kekakuan bangunan dengan cara ikut
memikul beban bersama kolom-kolom fasade tersebut.

12
14.Sistem struktur kumpulan tabung (bundled tube)

Sistem struktur ini dapat di gambarkan sebagai suatu kumpulan tabung-tabung


terpisah yang membantuk tabung multi-use. Pada sistem ini kekakuan akan
bertambah. Sistem ini dapat memungkinkan bangunan mencapai bentuk yang
paling tinggi dan daerah lantai yang sangat luas.

13
2.5 Pengelompokan Sistem Bangunan Tinggi
Sistem struktur rangka (frame) :

Terdiri dari balok-balok horizontal dan kolom sebagai unsur tegak,yang


tersusun teratur dan tegak lurus yang dapat menahan beban yang disalurkan ke
pondasi. Agar bangunan tetap stabil akibat gaya lateral, maka hubungan antara
balok dan kolom diberi :

a. Hubungan kaku (joint rigidty),


menciptakan sambungan kaku
antara bagian rangka.

b. Triangulasi (triangulation),
menjadikan rangka menjadi
system segitiga (diberi ikatan
angin tau bracing)

c. Dinding geser (shear wall),


mengakukan rangka dengan
diberi dinding geser.
Sistem tersebut akan
menyebabkan kekakuan pada
rangka.

14
2.6 Penerapan Sistem Struktur Bangunan
Dalam Menahan Gaya Lateral

1. BRACED FRAME AND MOMENT RESISTING FRAME


SYSTEMS

Ada dua hal dasar sistem struktur penahan gaya lateral, diantaranya
adalah :

• “braced frame (shear truss or vertikal truss)”


• “frame penahan momen (momen frame or rigid frame)”

Sistem-sistem struktur ini dikembangkan saat dimulainya “high


rise contruction” pada awal abad-20. Braced frame and moment
resisting frames adalah pengaturan sistem struktur yang normal seperti
pertemuan planar searah orthogonal dengan maksud untuk
menciptakan planars frames or a tube frame sistem.
Kedua sistem struktur ini digunakan bersama sebagai sistem
yang saling mempengaruhi secara keseluruhan, dengan demikian
dapat memperkuat penerapan secara individu untuk gedung-gedung
tinggi. Kedua sistem ini sudah umum digunakan dan saat ini sangat
efektif untuk penahan gaya lateral untuk high rise conctruction pada
gedung dengan ketinggian 40-50 lantai.

2. SHEAR WALL
Sistem struktur ini merupakan dinding samping yang berfungsi
sebagai pengaku yang meneruskan beban sampai ke pondasi dan juga
merupakan dinding inti untuk memperkaku seluruh bangunan sebagai
penahan gaya lateral. Sistem struktur ini sudah umum di gunakan pada
bangunan berlantai banyak dengan maksut untuk mencegah terjadinya

15
“torsi akibat gaya angin”. Atau digunakan pula pada bangunan tinggi
yang berbentuk slab maupun bangunan tinggi berbentuk tower untuk
memperkokoh sistem bangunan terhadap gaya lateral.

Penempatan dinding geser terdiri dari 2 macam :

• Shear Wall

Ditempatkan pada bangunan sebagai exterior atau interior shear


wall. Umumnya pada bangunan yang berbentuk slab (semakin tinggi
suatu bangunan maka semakin tebal pula shear wall yang di gunakan)

Contohnya pada bangunan “Metropolitan Tower New York”, dan


“Embassy Suites Hotel New York”.

• Core (Inti)

Dinding geser ini diletakkan di dalam bangunan, misalnya


mengelilingi core yang berfungsi sebagai area service, shaft dan
tangga darurat yang menyerupai bentuk kotak atau bentuk lain yang
kaku sebagai tipe dari struktur.

Contohnya pada bangunan “77 West


Wacker Drive Chicago Illinois USA”, “Twin 21 Osaka Japan”, dan
“Majestic Building Wellington New Zealand”.

3. CORE & OUTRIGGER SYSTEM

Core dan outrigger system adalah suatu sistem yang terdiri atas
core sebagai inti bangunan yang bersifat struktural dan outrigger yang
dipasang pada tiap-tiap lantai tertentu pada bangunan tinggi dan
mempunyai hubungan langsung dengan core. Selain sebagai pengaku
gaya lateral, outrigger system juga digunakan untuk memperkecil
ukuran kolom sehingga biaya bangunan bisa menjadi lebih ekonomis.

Gaya lateral yang bekerja pada bangunan diterima dan ditahan


oleh outrigger yang kemudian disalurkan ke core sebagai inti
bangunan yang meneruskannya ke pondasi sehingga gaya lateral
tersebut dapat ditahan.
Contohnya pada bangunan, “Waterfront Place Brisbane Australia”,
“Two Prudential Plaza Chicago Illinois USA”, dan “Citibank Plaza

16
Hongkong”.
4. TUBULAR SYSTEM

Tubular sistem adalah jenis sistem struktur bangunan tinggi


yang menggunakan kolom-kolom hanya pada bagian sisi
luar bangunan yang jarak antar kolomnya sangat dekat. Pada
rancangan tabung dianggap bahwa facade struktur bertindak terhadap
gaya lateral seperti suatu kotak kosong tertutup yang terkantilever dari
tanah.

Sistem ini umum digunakan apabila direncanakan bangunan


tinggi yang bebas kolom. Sedangkan untuk menahan beban lateral
yang terjadi pada bangunan tinggi tersebut maka jarak kolom
diperkecil, jarak trave harus lebih kecil dari ketinggian tiap lantai.
Karena dinding eksterior menahan seluruh atau hampir seluruh beban
angin, maka
pengaku diagonal ataupun dinding geser dapat ditiadakan. Tabung
eksterior ini dapat memikul semua beban lateral dan dapat diperkaku
terus dengan menggunakan jenis pengaku tertentu.

Sebagian besar bangunan tertinggi di dunia menggunakan


sistem tabung, diantaranya : “John Hancock Centre di Chicago”,
“Standard Oil Building di Chicago” dan “Word Trade Centre di New
York”.

Jenis-jenis tubular sistem :

• Frame tube

Framed tube system secara umum adalah dinding eksterior


bangunan yang terdiri dari balok dan kolom persegi rapat yang
disambung secara kaku, mampu menahan beban lateral melalui aksi
tabung kantilever tanpa menggunakan pengaku interior. Lantai-lantai
yang kaku sebagai diafragma balok pinggir dikaitkan dengan
penyebaran gaya lateral ke dinding luar.

Contohnya pada bangunan, “Brunswick Building Chicago Illinois”,


dan “World Trade Centre (maybe)”.

17
• Trussed Tube

Dibagi atas 2 sistem :

• Tabung Rangka Kolom Diagonal

Sistem ini menggunakan diagonal di dalam grid kolom dan


balok pengikat yang menghasilkan kekakuan serupa dengan dinding
terhadap beban lateral. Diagonal ini tidak hanya menimbulkan
sebagian besar beban angin tetapi juga berlaku sebagai kolom miring
yang memikul beban grafitasi.

Contoh bangunan : “John Hancock Center Chicago”, “World


TradeCentre New York”, dan “Bank Of China Hongkong”.

• Tabung Lattice Truss

Menggunakan diagonal yang disusun rapat tanpa kolom vertikal


yang merupakan kolom miring dan menstabilkan struktur terhadap
angin. Diagonal ini dapat diikat untuk balok horisontal dan sangat
efisien apabila dihadapkan dengan beban lateral, tapi kurang efisien
untuk meneruskan beban grafitasi ke tanah.

• Bundled Tube

Sistem ini merupakan susunan tabung-tabung individual,


sehingga memiliki kekuatan yang cukup besar dalam menahan gaya
lateral. Adanya diafragma atau balok pinggir yang horizontal untuk
menyerap gaya geser dari kolom vertikal untuk menyebarkan
tegangan aksial secara merata.

Contoh bangunan, “Sears Tower Chicago Illinois USA”.

5. HYBRID SYSTEM

Hybrid System merupakan penggabungan dari sistem dan bahan


material untuk menjadikan suatu sistem struktur lebih fleksibel di
dalam penggunaan dan karakter serta pelaksanaannnya. Sistem
bangunan ini terdiri dari 2 tipe struktur atau lebih yang berbeda, yaitu
gabungan antara baja dan beton yang merupakan bangunan bebas
kolom dengan tujuan untuk memaksimalkan fungsi ruang. Selain itu

18
juga merupakan sistem yang biasa digunakan pada gedung-gedung
tinggi yang dapat berupa gabungan antara 1 dan 2 sistem sekaligus
(peraturan dinamik yang dipakai oleh arsitek modern).

Contoh penggunaan hybrid system misalnya pada bangunan yang


menggunakan sistem outrigger dan tube, gaya lateral yang bekerja
pada bangunan akan ditahan oleh outrigger dan diperkuat lagi oleh
tabung-tabung dengan jarak yang rapat sehingga bangunan tinggi
tersebut dapat dengan kuat menahan gaya lateral.

Contoh bangunan : “Overseas Union Bank Centre Singapura”, “Cen


Trust Tower Miami Florida USA”, “First Bank Place Minneapolis
Minnesota USA”, “First Interstate World Centre Los Angeles
California USA”, dan “Foster Tower (Hongkong Bank) Hongkong”.

System For The Future

Suatu gabungan yang kaya dari project-project khayalan di


dunia adalah potensi yang mengagumkan untuk dieksplorasi lebih
jauh. Project-project ini menunjukan banyak perbedaan dari sistem
yang sekarang ada dari designer. Alasan bahwa gedung- gedung ini
tidak dibangun karena perubahan kondisi ekonomi.

Contohnya pada perencanaan pembangunan gedung yang


menggunakan sistem struktur berikut :

• Core and outrigger system : “Miglin Beitler Tower Chicago”, dan


“Dearborn Centre
Chicago”.
• Trussed tube systems : “Shimizu Super High Rise Tokyo”.
• Hybrid systems : “Bank of the Southwest Tower Houston
Erewhon center”.

19
Bab III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Sistem-sistem struktur pada bangunan merupakan inti
kekokohannya bangunan di atas permukaan tanah. Sistem struktur ini
berfungsi menahan dan menyalurkan beban gaya horizontal dan
vertikal secara merata pada sistem-sistem struktur inti dan struktur
pendukung, sehingga bangunan dapat memikul beban horizontal dan
vertikal maupun gaya lateral.

Fungsi utama dari sistem struktur adalah untuk memikul beban


yang bekerja pada bangunan (beban mati, beban hidup, beban angin,
beban konstruksi, dan beban lain;) dan menyalurkannya ke tanah
melalui pondasi.

20
DAFTAR PUSTAKA

https://berandaarsitek.blogspot.co.id/2015/10/penerap
an-struktur-bangunan-tinggi.html#

https://id.scribd.com/doc/224700144/Teori-Buckling

https://www.academia.edu/19104943/sistem_rangka_k
aku

https://berandaarsitek.blogspot.co.id/2015/10/sistem-
struktur-inti-core-structure.html

21

Anda mungkin juga menyukai