KONTRUKSI 4
Disusun oleh :
Firdaus :18090017
FAKULTAS TEKNIK
TAHUN 2020
KATA PENGANTAR
Terimakasih kita panjatkan kehadiran Tuhan Allah SWT yang telah melimpahkan
rahmat kepada kita semua sehingga makalah ini dapat tersusun dan selesai dengan baik.
Walaupun masih banyak kekurangan dalam pembuatan makalah ini tidak lepas karena
semata mata manusia masih banyak kekurangan.
Dalam penyusunan makalah ini tentu tidak lepas dari berbagai masalah dan
pertimbangan yang telah banyak penulis lalui. Oleh karena itu penulis ingin selalui
memperbaiki susunan makalah yang telah maupun akan dibuat selanjutnya. Bimbingan dan
motivasi Guru, Dosen, dan semua teman teman sangat berperan penting dalam terbentuknya
makalah ini.
Semoga makalah ini dapat menambah sedikit pengetahuan dan wawasan kepada para
pembaca khususnya Mahasiswa Universitas Riau Kepulauan. Saya tentu berharap kepada
Dosen pembimbing atau Dosen mata kuliah Struktur dan Kontruksi 4 untuk selalu memberi
masukan kepada kita sehingga apabila di kemudian hari bisa menjadi lebih baik dalam
penyusunan makalah selanjutnya.
Tim Penyusun
Kelompok 2
DAFTAR ISI
COVER…………………………………………………………………………………….….I
KATA PENGANTAR………………………………………………………………….……II
DAFTAR ISI…………………………………………………………..….…..….…....……III
BAB I PENDAHULUAN…………………………………………………………….……...1
BAB II PEBAHASAN….……………………………………………………………………2
3.1 Kesimpulan……….……………………………………………………….…….……11
DAFTAR PUSTAKA….……………………………………………….………………….12
BAB I
PENDAHULUAN
Struktur bangunan umum dipilih karena efisiensi penggunaan tapak yang minimal,
sedangkan didapatkan penggunaan fungsi yang besar dengan menambahkan fungsi secara
vertial, tetapi dengan tinggi bangunan yang makin meningkat sehingga maka pada bangunan
berakibat:
1.3 .Tujuan
1
Adapun tujuan dari penulisan makalah ini selain untuk memenuhi tugas dari mata kuliah
Perkembangan Arsitektur ini adalah:
1. Mengerti secara umum tentang core and facade bearing wall
2. Paham Bagaimana itu struktur pendukung bearing wall dan struktur core
3. Paham bagaiamana system penyaluran beban dan gaya
4. Mengetahui apa saja varian struktur core dan bearing wall
5. Mengetahui apa saja contoh bangunan yang menggunakan sistem core dan bearing
wall
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Umum Core and Facade Bearing Wall
Unsur bidang vertikal membentuk dinding luar yang mengelilingi sebuah struktur inti. Hal ini
memungkinkan ruang interior yang terbuka, yang bergantung pada kemampuan bentangan
dari struktur lantai. Inti ini memuat sistem-sistem transportasi mekanis dan vertikal seta
menambah kekuatan bangunan.
Elemen vertikal planar membentuk dinding eksterior mengelilingi struktur core, yang
memungkinkan bentuk ruang interior terbuka. Hal ini tergantung dari kapasitas rentang
(span) dari struktur lantainya. Bagian core dapat mewadahi mekanikal dan sistem transportasi
vertikal, yang menambah kekakuan bangunan.
Pada dasarnya core maupun façade bearing wall tersusun dari shear wall dengan
peletakan dan sistem yang berbeda beda. Shear wall sendiri merupakan dinding samping
yang berfungsi sebagai pengaku yang menerus sampai ke pondasi dan juga merupakan
dinding inti untuk memperkaku seluruh bangunan untuk menahan gaya lateral.
Biasanya digunakan pada bangunan tinggi untuk mencegah terjadinya torsi akibat
gaya angin. Atau digunakan pula pada bangunan tinggi yang berbentuk slab maupun
bangunan tinggi berbentuk tower untuk memperkokoh sistem bangunan terhadap gaya lateral.
2
2.2 Struktur Dinding Pendukung Core dan Bearing Wall
3
Struktur Core
tunggal
ganda/banyak
c) Letak/lokasi core:
internal
perimeter
eksternal
d) Penataan core:
simetri
asimetri
langsung
tidak langsung
4
f) Bahan core:
baja
beton
kombinasi baja beton
Material core
a) Core rangka baja:
Dapat memenuhi prinsip rangka “vierendeel” menahan stabilitas lateral.
Sistem rangka vierendeel agak lebih fleksibel, sehingga layak digunakan pada bangunan
betingkat rendah (low-rise).
Batang pengukuh (bracing) diagonal rangka vierendeel (rangka truss vertikal) digunakan
untuk mempertinggi tingkat kekakuan (stiffness) bangunan-bangunan yang lebih tinggi.
Keuntungan core rangka baja: waktu perakitan bagian-bagian prefabrikasi yang relatif cepat.
Fugsi Core
Fungsi core dalam bangunan tingkat tinggi :
Court
Atrium
Lift lobby
Stairs
§ Escalator
Capsule lift
Ducts
Fire escape
Elevator shafts (elevator cars & equipments inside them)
Elevator lobby
Staircase
Fire protected lobbies
AHU
Toilets
Ancillary rooms (pantry, space for cleaning materials)
Mechanical vertical services rises ducts (electrical power & lighting distribution, water
distribution, sewerage pipes).
5
Electrical vertical service riser
6
Core and Facade Bearing Wall
Merupakan elemen dua bidang datar vertikal yang mengelilingi core.
Digunakan untuk ruang-ruang yang luas bebas → tergantung kemampuan bentangan lantai.
7
Core tengah sebagai transportasi sekaligus menambah kekakuan.
8
e. Dibentuk oleh berbagai sistem pengumpulan beban, penyaluran beban, dan
kesimbangan lateral.
f. Digunakan untuk penyampaian/penyaluran sistem-sistem beban/gaya
mekanisme: form aktif, vektor aktif, bulk aktif, surface aktif.
g. Karena kemungkinan pengembangan tinggi dan beban horisontal, maka
keseimbangan horisontal merupakan komponen utama dalam perancangannya.
Pada ketinggian bangunan tertentu, masalah pembebanan horisontal menjadi
faktor penentu untuk rancangan.
h. Sistem pengumpulan beban saling berpengaruh dengan bentuk organisasi
kegiatan pada denah bangunan, sehingga tercapai kemungkinan pengurangan
elemen vertikal penyaluran beban dalam jumlah dan kelompok/bagian.
9
a. Sistem gabungan/komposit penyaluran beban pada struktur vertikal.
10
11
b. Prinsip dasar sistem penyaluran beban pada struktur vertikal:
12
13
c. Sistem penerima beban kolom diatas muka tanah
14
Pada bangunan beton cast-in-place kestabilan didukung oleh gaya portal sistem lantai
dan dinding yang monolitik yang bekerja sebagai kotak terhadap pengaruh lentur.
Sangat jarang terwujud bentuk dinding geser yang massif (bebas perlubangan) karena selalu
dibutuhkan perlubangan pada bidang tersebut yang hal ini merupakan titik perlemahan.
Perlubangan tersebut digunakan sebagai jendela/pintu/koridor/jalur fasilitas-fasilitas yang
15
bersifat mekanik dan elektrik/listrik dan lain-lain.
16
Bentuk tower dikembangkan dari bentuk denah bundar:
17
Bentuk pelat tipikal sebagai pengembangan denah persegi:
18
2.3.5 Posisi Titik Pembebanan
Lokasi titik-titik pengumpulan beban kaitannya dengan unit bentang (bay)
19
kesulitan penyaluran gaya tersebut ke tanah/dasar bangunan.
20
Sistem yang lengkap dan tambahan pada penyaluran beban angin
21
Ketahanan terhadap pengaruh angin pada arah melintang dan memanjang
Berkaitan dengan denah lantai dan bidang-bidang penutup/dinding.
▪ beban mati
22
▪ konstruksi
b) Beban seismologi
c) Beban meteorologi
b) Buatan manusia
a) Terikat tekanan:
▪ Menahan volume
- Pembebanan yang lama
- Produksi
- Berdirinya bangunan
- Pengelasan
c) Dinamik
▪ Secara acak
- Angin kencang
- Perubahan pemakaian
- Pukulan
▪ Relatif tenang (perpindahan manusia)
▪ Vibrasi (getaran)
- Elevator
- Kendaraan
23
- Mesin-mesin
2.3.7.1 Beban statik dan dinamik
Beban yang bersumber dari buatan manusia berasal dari pergerakan manusia dan peralatan,
gaya-gaya terikat pada struktur selama proses manufaktur dan pembangunan. Beban
diklasifikasikan dua kategori, yaitu statik dan dinamik:
a) Beban statik adalah merupakan bagian permanen dari struktur
b) Beban dinamik adalah beban-beban yang temprorer terhadap ruang atau struktur.
a) Beban mati merupakan beban statik yang ditimbulkan oleh beban setiap elemen pada
struktur, yaitu: berat elemen pendukung beban pada bangunan, lantai, penyelesaian plafon,
dinding partisi permanen, penyelesaian facade bangunan, tangki penyimpanan air, sistem
distribusi secara mekanik dan lain-lain. Estimasi beban mati 15 – 20 % dari keseluruhan
beban.
b) Beban hidup lebih bervariasi dan tidak dapat dipastikan, karena perubahannya selain
karena waktu juga sebagai fungsi dari lokasi/penempatan. Beban ini disebut juga sebagai
beban pemakai yang termasuk berat orang, perabotan, partisi bongkar pasang, buku-buku,
almari, peralatan mekanik dan industri, kendaraan dan semua beban semi permanen atau
temporer
Bagian-bagian struktural dan rentangan antara lantai dengan bagian struktural harus
dirancang untuk mendukung beban yang terdistribusi secara seragam ataupun yang
terkonsentrasi, yang menghasilkan tegangan yang lebih besar.
Kapasitas beban pada bangunan berkurang karena umur abngunan, yan gdiakibatkan oleh
beban angin, getaran, perubahan temperatur, pergeseran, perubahan-perubahan menerus
karena pengaruh lingkungan.
Sedangkan beton dan bata misalnya, makin lama akan meningkat kapasitas beban atau
dukungannya. Dari sudut struktural, pemilihan sistem struktur yang sesuai tergantung atas 3
faktor, yaitu:
a) Beban yang akan didukung
24
Pada umumnya bgian-bagianstruktural dirancangan untuk menanggulangi beban hidup dan
mati, namun adakalanya dirancang jauh melebihi. Hal tersebut dibutuhkan untuk memenuhi
pembebanan saat pelaksanaan pembangunan, misalnya adanya penimbunan bahan-bahan
yang berat, pemindahan dan sebagainya. Pada beton ”precast”, saat-saat kritisnya adalah saat
cetakan panel berat tersebut diangkat dari pencetaknya. Panel tersebut harus juga tahan
terhadap proses pengangkutan-pembangunan-kejutan-regangan saat-saat pemasangannya
Air merupakan bahan yang cukup berat dan harus diperhitungkan, terutama pada bentuk atap
datar saat terjadi penyumbatan saluran drainasinya. Saat air menimbun maka lantai atap
tersebut dapat melengkung. Proses ini diseebut “ponding” atau mengolam (seperti kolam)
yang menyebabkan runtuhnya atap tersebut.
Bangunan struktur batu yang memiliki bidang pembukaan yang sempit, jarak antar
kolomnya sempit, bagian-bagiannya masif, bidang-bidang partisinya berat sehingga
bangunan tersebut sangat berat, masalah beban angin bukan hal yang berat. Namur
pengenalan bangunan rangka baja yang ringan sehingga berat tidak lagi menjadi factor
pembatas ketinggian bangunan, maka era bangunan tinggi tersebut mendapatkan masalah-
masalah baru. Untuk mengurangi beban mati dan mencipta ruang-ruang yang besar dan lebih
fleksibel, balok dengan bentang yang lebih lebar, partisi-partisi yang dapat dipindah-
pindahkan dan lain-lain telah dikembangkan. Hal-hal tersebut telah banyak mengurangi
tingkat kekakuan bangunan (“rigidity”) sehingga beban lateral berupa goyangan menjadi
pokok perhatian bagi kekuatan bangunan tersebut.
Pengaruh angin pada bangunan hádala dinamik yang dipengaruhi oleh factor lingkungan
seperti kekasaran dan bentuk area dalam skala besar, bentuk, kelangsingan dan tekstur wajah
bengunan dan penataan bangunan-bangunan yang berdekatan.
Beban angin dapat ditinjau atas:
- Kecepatan angin
- Topologi sebagai faktor pokok tekanan angin
- Tekanan angin
- Arah angin
25
- Toleransi manusia
Terutama timbul oleh adanya geseran lapisan bumi yang disebut gempa. Beban
gempa ini sangat berpengaruh dan bahkan merusak struktur bangunan, karena gerakan yang
timbul adalah vertikal dan horisontal secara bersamaan. Akselerasinya diukur sebagai
penetrasi akselerasi grafitasi yang merupakan dasar perancangan bangunan tahan gempa.
Untuk melindungi pemakai bangunan, maka bangunan harus tahan dan tidak runtuh karena
gempa.
Tingkah laku bangunan saat terjadi gempa:
Persyaratan tambahan:
a) Pondasi ”pile” atau ”caisson” yang dihubungkan dengan pengikat, dengan kemampuan
terhadap tekanan/tegangan beban horisontal sebersar 10 % beban pile terbesar.
b) Distribusi beban geser horisontal ke elemen sistem penahan gaya lateral harus proporsional
terhadap kekakuan elemen-elemen tersebut.
c) Momen torsi horiosntal (puntiran) yang timbul kerana perbedaan titik pusat masa
bangunan dan titik pusat kekakuan bangunan, maka elemen penahan geser harus tahan
terhadap momen torsi sebesar yang berpengaruh pada lantai (geser) dengan titik pusat 5 %
dimensi bangunan maksimal pada lantai tersebut.
26
d) Putaran yang disebabkan oleh angin dan gempa harus dapat ditahan oleh bangunan.
Kemampuan rangka ruang menahan momen paling tidak 25 % dari syarat gaya seismik dari
struktur keseluruhan.
e) Dan lain-lain
Bagian struktur bangunan di bawah muka tanah mendukung beban yang berbeda
dengan bagian yang ada diatas muka tanah. Sub struktur mendukung tekanan lateral dari
tanah dan air tanah yang tegak lurus terhadap dinding substruktur dan lantainya. Tekanan air
tanah pada setiap titik setara dengan berat satuan zat cair yang dikalikan dengan jarak muka
air tanah kedalam substruktur.
Yaitu memuai dan menyusut karena pengaruh temperatur. Bangunan tinggi yang lebih
ringan dengan bentuk-bentuk arsitektural ”exposed” menyebabkan kekakuan bangunannya
berkurang dan mudah sekali terpengaruh gerakan dan beban induksi temperatur. Fasade
struktur yang ”exposed” yang punya perbedaan suhu terhadap suhu interior bangunan yang
dikontrol, menyebabkan gerakan vertikal pada bidang tepi bangunan, yaitu terjadinya
kontraksi (menyusut) bila suhu menurun dan ekspansi (memuai) saat temperatur naik.
Gerakan horisontal pada struktur lantai disebabkan oleh struktur atap yang ’exposed”, dengan
adanya perbedaan suhu disekitar tepi bangunan yaitu bagian yang exposed terhadap radiasi
matahari dan bagian yang terlindung.
Posisi kolom terhadap facade bangunan menghasilkan tingkat exposed yang beragam, yaitu:
27
Keterangan:
a) di dalam
c) sebagian exposed
d) exposed seluruhnya
Perbedaan susut dan muai antara bidang atap exposed dan lantai dibawahnya dapat
meretakkan struktur dinding pendukung batu bata atau terjadi kolom yang membengkok
(bending) pada bangunan rangka kaku (rigid)
28
2.4 VARIAN STRUKTUR
2.4.1 Core
Dinding geser yang diletakkan di dalam bangunan, misalnya mengelilingi core yang
berfungsi sebagai area service , shaft, dan tangga darurat yang menyerupai bentuk kotak atau
29
bentuk lain yang kaku sebagai tipe dari struktur.
30
b) Core tertutup
c) Core tunggal
Kerugian:
- Interior pusat membatasi kedalaman kantor
b) Single Core ( ada 2 yaitu : off center core dan exterior core )
31
Off center core
Keuntungan :
- Ruang untuk jendela dan
keamanan bangunan dapat
- Fleksibilitas distribusi penyewaan ruang kurang karena ada beberapa area yang menjadi
kurang efektif.
c) Exterior core
Keuntungan :
- Seluruh area pada lantai bangunann dapat
denah bangunan
- Fleksibilitas maksimal dalam distribusi
32
yang otomatis akan mengurangi fleksibilitas pembagian wilayah
- Struktur inti akan memakan tempat pada fasad sehingga ruangan yang ada di belakang core
tidak akan mendapat pencahayaan alami.
d) Double core
Keuntungan :
- Dua struktur inti dapat diletakkan di sisi panas
utara ke selatan
- Lift , tangga maupun toilet dapat secara
otomatis
- mendapat ventilasi karena letak core di luar
b) asimetri
2.4.1.2 Material
Bahan-bahan yang
dapat digunakan
sebagai core
33
2.4.1.2.1 Baja
a. Dapat memenuhi prinsip rangka “vierendeel” menahan stabilitas lateral.
b. Sistem rangka vierendeel agak lebih fleksibel, sehingga layak digunakan pada bangunan
betingkat rendah (low-rise).
c. Batang pengukuh (bracing) diagonal rangka vierendeel (rangka truss vertikal) digunakan
untuk mempertinggi tingkat kekakuan (stiffness) bangunan-bangunan yang lebih tinggi.
d. Keuntungan core rangka baja: waktu perakitan bagian-bagian prefabrikasi yang relatif
cepat.
2.4.1.2.2 Beton
a. Membatasi ruang karena harus mendukung beban.
b. Tidak dibutuhkan pemikiran tambahan untuk mencegah bahaya kebakaran.
c. Rendahnya tingkat ke-liat-an (ductility) terdapat pada bahan beton ini sebagai
kekurangannya dalam menghadapi beban gempa.
e) Kombinasi baja beton
Terdiri atas dinding-dinding linier yan gbertemu tegak lurus dengan panjang bangunan,
sehingga tidak berpengaruh pada pengolahan façade utama dari bangunan.
b) Sistem dinding memanjang (long-wall)
Terdiri atas dinding-dinding linier yang parallel dengan panjang bangunan, sehingga dapat
membentuk façade utama bangunan.
34
c) Sistem 2 arah (two-way)
Terdiri atas dinding-dinding yang mendukung pada ke dua arah, yaitu memanjang dan
melintang.
35
2.5 CONTOH BANGUNAN
2.5.1 Core
2.5.1.1 Capital Gate Tower, Abu Dhabi
36
Pertama-tama dari jenisnya
• Pelat lantai berubah bentuk dan orientasi untuk menciptakan "overhang" yang khas bergerak
dari "segitiga melengkung" ke "persegi panjang melengkung," sambil meningkatkan ukuran
keseluruhan dan bermigrasi dari timur ke barat saat mereka naik ke atas menara. • Capital
Gate adalah salah satu dari sedikit bangunan di dunia yang menggunakan struktur diagrid; ia
juga memiliki dua sistem diagrid, diagrid eksternal yang menentukan bentuk menara dan
diagrid internal yang dihubungkan ke inti pusat oleh delapan anggota struktural yang
disatukan dengan pin.
• Semua 8.250 bagian baja diagrid memiliki ketebalan, panjang, dan orientasi yang berbeda.
37
Burj Khalifa dikenal sebagai Burj Dubai sebelum
peresmiannya, adalah pencakar langit megatall di Dubai,
Uni Emirat Arab. Ini adalah struktur buatan tertinggi di
dunia, berdiri di 829,8 m (2.722 kaki).
Burj Khalifa dirancang oleh Skidmore, Owings and Merrill (SOM), yang juga
merancang Willis Tower dan One World Trade Center, dengan Hyder Consulting dipilih
untuk menjadi insinyur pengawas dengan NORR Group Consultants International Limited
yang dipilih untuk mengawasi arsitektur proyek. . Desain Burj Khalifa berasal dari sistem
pola yang terkandung dalam arsitektur Islam, yang menggabungkan unsur budaya dan sejarah
khusus untuk wilayah tersebut seperti menara spiral. Paket berbentuk Y dirancang untuk
38
penggunaan perumahan dan hotel. Sistem struktur inti bertulang digunakan untuk mendukung
ketinggian bangunan, dan sistem kelongsong dirancang untuk menahan suhu musim panas
Dubai. Total 57 elevator dan 8 eskalator dipasang, dengan lift yang berkapasitas 12 hingga 14
orang per kabin.
Sistem struktural menggunakan inti struktural dengan bentuk spiral “Y”. Desain ini
membantu mengurangi kekuatan angin di menara, serta menjaga struktur tetap sederhana dan
membantu pembangunan. Sistem struktural dapat digambarkan sebagai "buttressed core" dan
terdiri dari konstruksi dinding beton berkinerja tinggi.
Masing-masing sayap menopang yang lain melalui inti pusat enam sisi, atau hub
heksagonal. Inti sentral ini memberikan ketahanan puntir terhadap struktur, mirip dengan
pipa atau gandar tertutup.
Majestic Centre, dirancang oleh Jack Manning dari Manning Mitchell bekerja sama
dengan Kendon McGrail dari Jasmax Architects dan selesai pada tahun 1991, adalah
bangunan tertinggi di Wellington, Selandia Baru. Bangunan, yang terletak di 100 Willis
Street tingginya 116 meter dan memiliki 29 lantai, menjadikannya gedung pencakar langit
tertinggi kesembilan di Selandia Baru, bersama dengan
ASB Bank Centre di Auckland. Itu, pada saat
penyelesaiannya, salah satu dari tiga bangunan tertinggi di
negara itu, dua pesaing lainnya (ANZ Center dan ASB
Tower di Auckland) sedang dibangun pada tahun yang
sama. Ini terutama digunakan sebagai ruang kantor.
39
Menara RWE di Essen adalah bangunan tertinggi di daerah Ruhr, dan salah satu
bangunan tertinggi di Jerman. Ini digunakan oleh RWE AG. Karena menunjukkan perubahan
budaya dan industri di wilayah ini, itu adalah tengara penting di Essen. Gedung pencakar
langit dirancang oleh Arsitek Ingenhoven.
Jika dibandingkan dengan bentuk prismatik lainnya, bentuk silinder ideal dalam hal
hubungan antara permukaan eksterior dan volume interior. Ini juga mengoptimalkan
aerodinamika, kebutuhan energi, distribusi permukaan dan pilihan elemen prefabrikasi.
St
ruktur itu sendiri adalah struktur komposit yang tumbuh di gedung menara thiw. Struktur
rangka terlihat pada interior. Dinding geser juga didukung dengan bingkai balok kolom.
Fungsi inti digunakan untuk tangga, lobi dan lift, ruang ganti dan toko.
40
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Struktur inti dan dinding pendukung fasad biasanya menggunakan material beton. Hal
ini menyebabkan terbatasnya ketinggian lantai yang memungkinkan untuk dibangun. Selain
masalah ketinggian lantai, fleksibilitas dan ketahanan struktur terhadap gaya lateral kurang
memadai. Perilaku struktur dengan material beton dalam menghadapi gaya lateral dapat
diatas dengan perkuatan pada pondasi dan tentunya pada struktur utama core dan dinding
pendukung pada fasad. Maka dari itu material beton dapat dikombinasi dengan tulangan baja
untuk memperkuat fleksibilitas gaya tarik pada struktur. Penggunaan bearing wall juga
mempermudah maintenance karena material beton yang perawatannya tidak terlalu susah
untuk dibersihkan dibandingkan penggunaan material kaca misalnya yang membutuhkan
maintenance rutin.
Adanya penggunaan core secara terpisah memudahkan fungsi-fungsi tertentu dalam
bangunan, misalnya fungsi servis dan sirkulasi vertical dan utilitas. Selain itu, core juga
berfungsi dalam memperkuat struktur bangunan itu sendiri. Penggunaan façade bearing wall
juga mempengaruhi estetika fasad bangunan yang kurang dapat bervariasi. Ditunjukkan
adanya keterbatasan dalam mengolah fasad bangunan, karena bearing wall cenderung
tertutup dan tidak dapat menggunakan material kaca terlalu banyak.
Jika dikaitkan dengan studi kasus bangunan National Commercial Bank di Jeddah,
Saudi Arabia, integrasi antara struktur dan bentuk bangunan segitiga sudah sesuai dan
menambah kekuatan struktur. Namun, adanya bentuk bangunan segitiga menimbulkan ruang-
ruang yang tidak terpakai dan kurang efisien sehingga kebutuhan ruang kurang maksimal.
41
Dari segi fasad bangunan, National Commercial Bank sudah melakukan eksplorasi desain
yang efektif melalui adanya permainan denah lantai yang dicoak berbeda-beda setiap
lantainya. Sehingga hal ini mempengaruhi fasad bangunan yang menjadi bervariasi. Hal ini
juga memungkinkan pergerakan angin masuk melalui adanya balkon yang dicoak pada fasad
bangunan.
Ada beberapa ruang-ruang yang tidak memperoleh pencahayaan alami, karena solid
nya dinding pendukung pada fasad. Namun, hal ini sudah diatasi dengan sistem utilitas yang
bekerja secara maksimal namun tetap hemat energi dan ramah lingkungan.
3.2 Saran
Sebaiknya, ada salah satu sisi fasad bearing wall yang tidak full solid namun
diberikan perlubangan untuk memaksimalkan penghawaan dan pencahayaan alami.
Penggunaan innercourt dalam bangunan tinggi secara horizontal hanya berdampak pada
ruang-ruang tertentu dan kurang maksimal karena mengurangi luas lantai di atasnya.
Sebaiknya, innercourt diletakkan secara vertical di bagian void tengah bangunan.
Alasan pencoakan pada bangunan di dalam konsep beralasan untuk memasukkan
cahaya ke dalam bangunan. Sebenarnya, ada upaya lain dalam memasukkan cahaya dalam
bangunan dengan pemberian perlubangan pada setiap sisi bangunan tanpa mengurangi
kekuatan struktur. Dengan syarat perlubangan yang dilakukan kurang lebih sama dengan 30%
dari luas bearing wall keseluruhan.
42
DAFTAR PUSTAKA
Abel, Council on Tall Buildings and Urban Habitat. (2000). Retrieved from
http://technicalpapers.ctbuh.org.
Ali, M. M., & Awal, M. R. (n.d.). Report on High Rise. Dept. of Architecture Primeasia
University, Dhaka.
Juwana, J. S. (2004). Panduan Sistem Bangunan Tinggi. Jakarta: Penerbit Erlangga.
Santelli, S. (1989). 1989 Technical Review. The Aga Khan Award for Architecture.
Schueller, W. (1989). High-Rise Building Stryctures. (T. Surjaman, Ed., & J. Hakim, Trans.)
Bandung: PT Eresco.
Shrivastava, T., Rai, P. A., & Bajpai, P. K. (2015). Effectiveness of Shear Wall-Frame
Structur Subjected to Wind Loading in Multi-Storey Building. International Journal of
Computational Engineering Research (IJCR), 05(02), 20-28.
43