Anda di halaman 1dari 47

MAKALAH STRUKTUR DAN

KONTRUKSI 4

SISTEM STRUKTUR CORE DAN BEARING WALL

Disusun oleh :

Ari Prayogo : 18090003

Alam Rengga Pabudi : 18090022

Firdaus :18090017

Amos Plus Halawa :18090006

Pangihutan Sitohang : 18090021

UNIVERSITAS RIAU KEPULAUAN

FAKULTAS TEKNIK

PROGRAM STUDI ARSITEKTUR

TAHUN 2020
KATA PENGANTAR

Terimakasih kita panjatkan kehadiran Tuhan Allah SWT yang telah melimpahkan
rahmat kepada kita semua sehingga makalah ini dapat tersusun dan selesai dengan baik.
Walaupun masih banyak kekurangan dalam pembuatan makalah ini tidak lepas karena
semata mata manusia masih banyak kekurangan.

Dalam penyusunan makalah ini tentu tidak lepas dari berbagai masalah dan
pertimbangan yang telah banyak penulis lalui. Oleh karena itu penulis ingin selalui
memperbaiki susunan makalah yang telah maupun akan dibuat selanjutnya. Bimbingan dan
motivasi Guru, Dosen, dan semua teman teman sangat berperan penting dalam terbentuknya
makalah ini.

Semoga makalah ini dapat menambah sedikit pengetahuan dan wawasan kepada para
pembaca khususnya Mahasiswa Universitas Riau Kepulauan. Saya tentu berharap kepada
Dosen pembimbing atau Dosen mata kuliah Struktur dan Kontruksi 4 untuk selalu memberi
masukan kepada kita sehingga apabila di kemudian hari bisa menjadi lebih baik dalam
penyusunan makalah selanjutnya.

Batam, 15 Maret 2020

Tim Penyusun

Kelompok 2
DAFTAR ISI

COVER…………………………………………………………………………………….….I

KATA PENGANTAR………………………………………………………………….……II

DAFTAR ISI…………………………………………………………..….…..….…....……III

BAB I PENDAHULUAN…………………………………………………………….……...1

1.1 Latar Belakang Masalah…………………………………………………….…...


……...1

1.2 Rumusan Masalah………………………………………..……………………....….…..1

1.3 Tujuan Masalah………………….………………………….………………...….……...1

BAB II PEBAHASAN….……………………………………………………………………2

2.1 Pengertian umum core and facade bearing wall …………………..….……...……......2

2.2 Struktur pendukung bearing wall dan struktur core …………….………...........……4

2.3 Sistem penyaluran beban dan gaya …………………………………..…….….....….…6

2.4 Varian struktur core dan bearing wall.…………………………………….………...…7

2.5 Contoh bangunan menggunakan core dan bearing wall …………...…….………...…9

BAB III PENUTUP….………………………………………………….……….….……11

3.1 Kesimpulan……….……………………………………………………….…….……11

3.2 Kritik dan Saran……….…………………………….…………….……….………..11

DAFTAR PUSTAKA….……………………………………………….………………….12
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 .Latar Belakang

Struktur bangunan umum dipilih karena efisiensi penggunaan tapak yang minimal,
sedangkan didapatkan penggunaan fungsi yang besar dengan menambahkan fungsi secara
vertial, tetapi dengan tinggi bangunan yang makin meningkat sehingga maka pada bangunan
berakibat:

a. Gaya lateral meningkat


b. Dengan ketinggian tertentu goyangan (sway) meningkat, sehingga dibutuhkan
pengendalian kekakuan bangunan selain kekakuan bahan struktur.
c. Tingkat kekakuan bangunan karena sistem struktur
d. Efisiensi sistem-sistem tertentu berkaitan dengan persyaratan ruang untuk
mendapatkan kekakuan maksimum dan berat/beban minimum

1.2 .Rumusan Masalah

1. Pengertian umum core and facade bearing wall ?

2. Bagaimana struktur pendukung bearing wall dan struktur core?

3. Bagaiamana sistem penyaluran beban dan gaya ?

4. Apa saja varian struktur core dan bearing wall?

5. Contoh bangunan menggunakan core dan bearing wall?

1.3 .Tujuan

1
Adapun tujuan dari penulisan makalah ini selain untuk memenuhi tugas dari mata kuliah
Perkembangan Arsitektur ini adalah:
1. Mengerti secara umum tentang core and facade bearing wall
2. Paham Bagaimana itu struktur pendukung bearing wall dan struktur core
3. Paham bagaiamana system penyaluran beban dan gaya
4. Mengetahui apa saja varian struktur core dan bearing wall
5. Mengetahui apa saja contoh bangunan yang menggunakan sistem core dan bearing
wall

BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Umum Core and Facade Bearing Wall

Unsur bidang vertikal membentuk dinding luar yang mengelilingi sebuah struktur inti. Hal ini
memungkinkan ruang interior yang terbuka, yang bergantung pada kemampuan bentangan
dari struktur lantai. Inti ini memuat sistem-sistem transportasi mekanis dan vertikal seta
menambah kekuatan bangunan.

Elemen vertikal planar membentuk dinding eksterior mengelilingi struktur core, yang
memungkinkan bentuk ruang interior terbuka. Hal ini tergantung dari kapasitas rentang
(span) dari struktur lantainya. Bagian core dapat mewadahi mekanikal dan sistem transportasi
vertikal, yang menambah kekakuan bangunan.

Pada dasarnya core maupun façade bearing wall tersusun dari shear wall dengan
peletakan dan sistem yang berbeda beda. Shear wall sendiri merupakan dinding samping
yang berfungsi sebagai pengaku yang menerus sampai ke pondasi dan juga merupakan
dinding inti untuk memperkaku seluruh bangunan untuk menahan gaya lateral.

Biasanya digunakan pada bangunan tinggi untuk mencegah terjadinya torsi akibat
gaya angin. Atau digunakan pula pada bangunan tinggi yang berbentuk slab maupun
bangunan tinggi berbentuk tower untuk memperkokoh sistem bangunan terhadap gaya lateral.

2
2.2 Struktur Dinding Pendukung Core dan Bearing Wall

Struktur Bearing Wall


Dengan pengembangan teknologi baru penggunaan rekayasa batu bata dan panel-panel
prefabrikasi beton menyebabkan konsep ekonomis dinding pendukung memungkinkan untuk
bangunan tinggi sampai tingkat menengah antara 10 – 20 lantai.
Secara umum struktur dinding pendukung disusun oleh dinding-dinding linier, maka dengan
penataan posisi dinding pendukung di dapat 3 kelompok dasar yaitu:

a) Sistem dinding melintang (cross-wall)


Terdiri atas dinding-dinding linier yan gbertemu tegak lurus dengan panjang bangunan,
sehingga tidak berpengaruh pada pengolahan façade utama dari bangunan.
b) Sistem dinding memanjang (long-wall)
Terdiri atas dinding-dinding linier yang parallel dengan panjang bangunan, sehingga dapat
membentuk façade utama bangunan.

c) Sistem 2 arah (two-way)


Terdiri atas dinding-dinding yang mendukung pada ke dua arah, yaitu memanjang dan
melintang.

3
Struktur Core

Pembagian macam core


a) Bentuk core dibagi menjadi:
 Core terbuka
 Core tertutup
 Core tunggal
 Core kombinasi dengan dinding linier

b) Jumlah core dibagi menjadi:

 tunggal
 ganda/banyak

c) Letak/lokasi core:

 internal
 perimeter
 eksternal

d) Penataan core:

 simetri
 asimetri

e) Bentuk bangunan sebagai dasar dari bentuk core:

 langsung
 tidak langsung

4
f) Bahan core:

 baja
 beton
 kombinasi baja beton

Material core
a) Core rangka baja:
 Dapat memenuhi prinsip rangka “vierendeel” menahan stabilitas lateral.
 Sistem rangka vierendeel agak lebih fleksibel, sehingga layak digunakan pada bangunan
betingkat rendah (low-rise).
 Batang pengukuh (bracing) diagonal rangka vierendeel (rangka truss vertikal) digunakan
untuk mempertinggi tingkat kekakuan (stiffness) bangunan-bangunan yang lebih tinggi.
 Keuntungan core rangka baja: waktu perakitan bagian-bagian prefabrikasi yang relatif cepat.

Fugsi Core
Fungsi core dalam bangunan tingkat tinggi :
 Court
 Atrium
 Lift lobby
 Stairs
 § Escalator
 Capsule lift
 Ducts
 Fire escape
 Elevator shafts (elevator cars & equipments inside them)
 Elevator lobby
 Staircase
 Fire protected lobbies
 AHU
 Toilets
 Ancillary rooms (pantry, space for cleaning materials)
 Mechanical vertical services rises ducts (electrical power & lighting distribution, water
distribution, sewerage pipes).

5
 Electrical vertical service riser

Elemen-elemen bangunan tingkat tinggi


 Court/atrium
 Lift lobby
 Stairs
 Escalator
 Capsule lift
 Core

6
Core and Facade Bearing Wall
 Merupakan elemen dua bidang datar vertikal yang mengelilingi core.
 Digunakan untuk ruang-ruang yang luas bebas → tergantung kemampuan bentangan lantai.

7
 Core tengah sebagai transportasi sekaligus menambah kekakuan.

2.3 SISTEM PENYALURAN BEBAN DAN GAYA

2.3.1Persyaratan Struktur dalam Penyaluran Beban


Suatu bangunan harus mampu menahan gaya lateral maupun horizontal dari beban
disekitarnya, karena bangunan yang bertingkat tinggi memiliki beban horisontal yang makin
tinggi dan gaya lateral yang makin tinggi pada bagian puncakny, oleh karena itu haruslah ada
persyaratan struktur agar bisa menahan gaya tersebut:
a. Merupakan elemen padat yang kaku, yang lebih mengutamakan
pengembangan vertikal.
b. Menahan beban lateral dan menahan dengan kuat pada bidang dasar/tanah.
c. Dapat mengumpulkan beban beban bidang-bidang horisontal di atas muka
tanah dan kemudian menyalurkan ke pondasi.
d. Mementingkan pengumpulan beban bidang-bidang horisontal yang
tersusun/saling menumpang, yang secara vertikal mengalir ke dasar bangunan.

8
e. Dibentuk oleh berbagai sistem pengumpulan beban, penyaluran beban, dan
kesimbangan lateral.
f. Digunakan untuk penyampaian/penyaluran sistem-sistem beban/gaya
mekanisme: form aktif, vektor aktif, bulk aktif, surface aktif.
g. Karena kemungkinan pengembangan tinggi dan beban horisontal, maka
keseimbangan horisontal merupakan komponen utama dalam perancangannya.
Pada ketinggian bangunan tertentu, masalah pembebanan horisontal menjadi
faktor penentu untuk rancangan.
h. Sistem pengumpulan beban saling berpengaruh dengan bentuk organisasi
kegiatan pada denah bangunan, sehingga tercapai kemungkinan pengurangan
elemen vertikal penyaluran beban dalam jumlah dan kelompok/bagian.

2.3.2 Penyaluran Beban Bangunan Secara Umum

9
a. Sistem gabungan/komposit penyaluran beban pada struktur vertikal.

10
11
b. Prinsip dasar sistem penyaluran beban pada struktur vertikal:

12
13
c. Sistem penerima beban kolom diatas muka tanah

2.3.3 Penyaluran Beban Bearing Wall (Dinding Penahan)

Pengaruh struktur dinding pendukung oleh pembebanannya tergantung dari jenis


bahandan jenis interaksi antara bidang lantai horizontal dan bidang dinding vertikal. Pada
konstruksi batu bata dan sistem prefabrikasi beton terjadi struktur lantai yang bersendi pada
dinding menerus. Sedangkan pada bangunan cetak di tempat (cast-in-place) pelat-pelat lantai
dan dinding merupakan kesatuan menerus.
Pada struktur dinding pendukung, beban vertikal disalurkan langsung ke struktur
lantai. Rentang lantai berkisar antara 4 – 8 meter, bergantung kemampuan dukung dan
kekakuan lateral dari sistem lantai.
Gaya-gaya horizontal disalurkan ke struktur lantai (sebagai diafragma horizontal) ke
dinding geser (shear wall) parallel terhadap aksi gaya. Dinding geser ini mendukung beban
yang diterima oleh tinggi oleh tingginya kekakuan sebagai balok yang tebal, mewadahi beban
geser dan lenturan melawan runtuh.

14
Pada bangunan beton cast-in-place kestabilan didukung oleh gaya portal sistem lantai
dan dinding yang monolitik yang bekerja sebagai kotak terhadap pengaruh lentur.

Sangat jarang terwujud bentuk dinding geser yang massif (bebas perlubangan) karena selalu
dibutuhkan perlubangan pada bidang tersebut yang hal ini merupakan titik perlemahan.
Perlubangan tersebut digunakan sebagai jendela/pintu/koridor/jalur fasilitas-fasilitas yang

15
bersifat mekanik dan elektrik/listrik dan lain-lain.

2.3.4 Penerapan Penyaluran Beban pada Contoh Bangunan


 Bentuk tipikal tower yang dikembangkan dari denah 4 persegi

16
 Bentuk tower dikembangkan dari bentuk denah bundar:

17
 Bentuk pelat tipikal sebagai pengembangan denah persegi:

 Bentuk pelat sebagai pengembangan denah lantai lengkung:

18
2.3.5 Posisi Titik Pembebanan
Lokasi titik-titik pengumpulan beban kaitannya dengan unit bentang (bay)

2. 3.6 Gaya Lateral pada Bangunan


3.6.1 Beban kritis dan defleksi pada sistem struktur vertikal
Beban-beban yang menentukan dalam perancangan sistem struktur vertikal merupakan hasil
dari beban hidup wajib (super-imposing): beban mati, beban hidup dan angin. Kombinasi
tersebut membentuk gaya miring (slant). Semakin kecil sudut gaya miring, semakin besar

19
kesulitan penyaluran gaya tersebut ke tanah/dasar bangunan.

20
 Sistem yang lengkap dan tambahan pada penyaluran beban angin

 Kelengkapan pengikat angin dalam perancangan denah lantai:

21
 Ketahanan terhadap pengaruh angin pada arah melintang dan memanjang
 Berkaitan dengan denah lantai dan bidang-bidang penutup/dinding.

2.3.7 Beban yang Mempengaruhi Bangunan Tinggi


Beban yang berpengaruh pada bangunan tinggi, terdapat 2 macam beban:
a) Geofisika (dipengaruhi ukuran, bentuk, masa, bahan)
a) Beban grafitasi:

▪ pemakaian (kantor, pabrik, tempat tinggal, umum)

▪ beban mati

22
▪ konstruksi

b) Beban seismologi
c) Beban meteorologi

▪ Air, bumi (settlement, pressure)

▪ Angin (tenang, kencang)

▪ Salju, debu, hujan

b) Buatan manusia
a) Terikat tekanan:

▪ Menahan volume
- Pembebanan yang lama

- Perubahan temperatur (ekspansi, kontraksi)

- Perubahan kelembaban (kembang, kempio)


b) ▪ Prestress (pra tegang)
c) ▪ Ketidak sesuaian
d) ▪ Sisa

- Produksi

- Berdirinya bangunan

- Pengelasan

c) Dinamik
▪ Secara acak
- Angin kencang

- Perubahan pemakaian

- Pukulan
▪ Relatif tenang (perpindahan manusia)

▪ Vibrasi (getaran)
- Elevator

- Kendaraan

23
- Mesin-mesin
2.3.7.1 Beban statik dan dinamik

Beban yang bersumber dari buatan manusia berasal dari pergerakan manusia dan peralatan,
gaya-gaya terikat pada struktur selama proses manufaktur dan pembangunan. Beban
diklasifikasikan dua kategori, yaitu statik dan dinamik:
a) Beban statik adalah merupakan bagian permanen dari struktur

b) Beban dinamik adalah beban-beban yang temprorer terhadap ruang atau struktur.

a) Beban mati merupakan beban statik yang ditimbulkan oleh beban setiap elemen pada
struktur, yaitu: berat elemen pendukung beban pada bangunan, lantai, penyelesaian plafon,
dinding partisi permanen, penyelesaian facade bangunan, tangki penyimpanan air, sistem
distribusi secara mekanik dan lain-lain. Estimasi beban mati 15 – 20 % dari keseluruhan
beban.

b) Beban hidup lebih bervariasi dan tidak dapat dipastikan, karena perubahannya selain
karena waktu juga sebagai fungsi dari lokasi/penempatan. Beban ini disebut juga sebagai
beban pemakai yang termasuk berat orang, perabotan, partisi bongkar pasang, buku-buku,
almari, peralatan mekanik dan industri, kendaraan dan semua beban semi permanen atau
temporer

Bagian-bagian struktural dan rentangan antara lantai dengan bagian struktural harus
dirancang untuk mendukung beban yang terdistribusi secara seragam ataupun yang
terkonsentrasi, yang menghasilkan tegangan yang lebih besar.
Kapasitas beban pada bangunan berkurang karena umur abngunan, yan gdiakibatkan oleh
beban angin, getaran, perubahan temperatur, pergeseran, perubahan-perubahan menerus
karena pengaruh lingkungan.
Sedangkan beton dan bata misalnya, makin lama akan meningkat kapasitas beban atau
dukungannya. Dari sudut struktural, pemilihan sistem struktur yang sesuai tergantung atas 3
faktor, yaitu:
a) Beban yang akan didukung

b) Perlengkapan bahan-bahan bangunan

c) Aksi struktural: beban dialirkan melalui bagian-bagian bangunan ke tanah

2.3.7.2 Beban konstruksi:

24
Pada umumnya bgian-bagianstruktural dirancangan untuk menanggulangi beban hidup dan
mati, namun adakalanya dirancang jauh melebihi. Hal tersebut dibutuhkan untuk memenuhi
pembebanan saat pelaksanaan pembangunan, misalnya adanya penimbunan bahan-bahan
yang berat, pemindahan dan sebagainya. Pada beton ”precast”, saat-saat kritisnya adalah saat
cetakan panel berat tersebut diangkat dari pencetaknya. Panel tersebut harus juga tahan
terhadap proses pengangkutan-pembangunan-kejutan-regangan saat-saat pemasangannya

2.3.7.3 Beban hujan, es dan salju:

Air merupakan bahan yang cukup berat dan harus diperhitungkan, terutama pada bentuk atap
datar saat terjadi penyumbatan saluran drainasinya. Saat air menimbun maka lantai atap
tersebut dapat melengkung. Proses ini diseebut “ponding” atau mengolam (seperti kolam)
yang menyebabkan runtuhnya atap tersebut.

2.3.7.4 Beban angin:

Bangunan struktur batu yang memiliki bidang pembukaan yang sempit, jarak antar
kolomnya sempit, bagian-bagiannya masif, bidang-bidang partisinya berat sehingga
bangunan tersebut sangat berat, masalah beban angin bukan hal yang berat. Namur
pengenalan bangunan rangka baja yang ringan sehingga berat tidak lagi menjadi factor
pembatas ketinggian bangunan, maka era bangunan tinggi tersebut mendapatkan masalah-
masalah baru. Untuk mengurangi beban mati dan mencipta ruang-ruang yang besar dan lebih
fleksibel, balok dengan bentang yang lebih lebar, partisi-partisi yang dapat dipindah-
pindahkan dan lain-lain telah dikembangkan. Hal-hal tersebut telah banyak mengurangi
tingkat kekakuan bangunan (“rigidity”) sehingga beban lateral berupa goyangan menjadi
pokok perhatian bagi kekuatan bangunan tersebut.
Pengaruh angin pada bangunan hádala dinamik yang dipengaruhi oleh factor lingkungan
seperti kekasaran dan bentuk area dalam skala besar, bentuk, kelangsingan dan tekstur wajah
bengunan dan penataan bangunan-bangunan yang berdekatan.
Beban angin dapat ditinjau atas:
- Kecepatan angin
- Topologi sebagai faktor pokok tekanan angin

- Tekanan angin

- Turbulence (putaran angin)

- Arah angin

25
- Toleransi manusia

2.3.7.5 Beban seismik:

Terutama timbul oleh adanya geseran lapisan bumi yang disebut gempa. Beban
gempa ini sangat berpengaruh dan bahkan merusak struktur bangunan, karena gerakan yang
timbul adalah vertikal dan horisontal secara bersamaan. Akselerasinya diukur sebagai
penetrasi akselerasi grafitasi yang merupakan dasar perancangan bangunan tahan gempa.
Untuk melindungi pemakai bangunan, maka bangunan harus tahan dan tidak runtuh karena
gempa.
Tingkah laku bangunan saat terjadi gempa:

Persyaratan tambahan:
a) Pondasi ”pile” atau ”caisson” yang dihubungkan dengan pengikat, dengan kemampuan
terhadap tekanan/tegangan beban horisontal sebersar 10 % beban pile terbesar.

b) Distribusi beban geser horisontal ke elemen sistem penahan gaya lateral harus proporsional
terhadap kekakuan elemen-elemen tersebut.

c) Momen torsi horiosntal (puntiran) yang timbul kerana perbedaan titik pusat masa
bangunan dan titik pusat kekakuan bangunan, maka elemen penahan geser harus tahan
terhadap momen torsi sebesar yang berpengaruh pada lantai (geser) dengan titik pusat 5 %
dimensi bangunan maksimal pada lantai tersebut.

26
d) Putaran yang disebabkan oleh angin dan gempa harus dapat ditahan oleh bangunan.
Kemampuan rangka ruang menahan momen paling tidak 25 % dari syarat gaya seismik dari
struktur keseluruhan.

e) Dan lain-lain

2.3.7.6 Beban tekanan tanah dan air:

Bagian struktur bangunan di bawah muka tanah mendukung beban yang berbeda
dengan bagian yang ada diatas muka tanah. Sub struktur mendukung tekanan lateral dari
tanah dan air tanah yang tegak lurus terhadap dinding substruktur dan lantainya. Tekanan air
tanah pada setiap titik setara dengan berat satuan zat cair yang dikalikan dengan jarak muka
air tanah kedalam substruktur.

2.3.7.7 Beban karena menahan perubahan volume material:

Yaitu memuai dan menyusut karena pengaruh temperatur. Bangunan tinggi yang lebih
ringan dengan bentuk-bentuk arsitektural ”exposed” menyebabkan kekakuan bangunannya
berkurang dan mudah sekali terpengaruh gerakan dan beban induksi temperatur. Fasade
struktur yang ”exposed” yang punya perbedaan suhu terhadap suhu interior bangunan yang
dikontrol, menyebabkan gerakan vertikal pada bidang tepi bangunan, yaitu terjadinya
kontraksi (menyusut) bila suhu menurun dan ekspansi (memuai) saat temperatur naik.

Gerakan horisontal pada struktur lantai disebabkan oleh struktur atap yang ’exposed”, dengan
adanya perbedaan suhu disekitar tepi bangunan yaitu bagian yang exposed terhadap radiasi
matahari dan bagian yang terlindung.
Posisi kolom terhadap facade bangunan menghasilkan tingkat exposed yang beragam, yaitu:

27
Keterangan:
a) di dalam

b) pada garis dinding

c) sebagian exposed

d) exposed seluruhnya

Macam dan pengaruh gerakan induksi temperatur:


a) bengkoknya kolom (”bending”)

b) gerakan karena perbedaan kolom-kolom exterior dan interior

c) gerakan karena perbedaan kolom-kolom eksterior

d) gaya perubahan bentuk pada lantai

e) gerakan karena perbedaan atap dan lantai di bawahnya

Perbedaan susut dan muai antara bidang atap exposed dan lantai dibawahnya dapat
meretakkan struktur dinding pendukung batu bata atau terjadi kolom yang membengkok
(bending) pada bangunan rangka kaku (rigid)

28
2.4 VARIAN STRUKTUR

2.4.1 Core
Dinding geser yang diletakkan di dalam bangunan, misalnya mengelilingi core yang
berfungsi sebagai area service , shaft, dan tangga darurat yang menyerupai bentuk kotak atau

29
bentuk lain yang kaku sebagai tipe dari struktur.

2.4.1.1 Varian Jenis Core

2.4.1.1.1 Bentuk core:


a) Core terbuka

30
b) Core tertutup

c) Core tunggal

d) Core kombinasi dengan dinding linier

2.4.1.1.2 Letak/lokasi core:


a) Central Core
Keuntungan :
- Ruang untuk jendela
dapat dimanfaatkan

sebagai kantor sewa


- Bangunan
mendapatkan
pencahayaan alami

yang lebih efektif


- Mempermudah akses di dalam ruangan dan jarak dari inti ke tepi bangunan dapat
dimanfaatkan dengan efisien

- Pembangian wilayah dapat lebih disederhanakan

Kerugian:
- Interior pusat membatasi kedalaman kantor

- Membutuhkan akses di koridor dan akses keamanannya.

b) Single Core ( ada 2 yaitu : off center core dan exterior core )

31
Off center core

Keuntungan :
- Ruang untuk jendela dan
keamanan bangunan dapat

dengan leluasa digunakan tanpa


terikat inti di tengah.
- Fleksibilitas dalam mengatur
wilayah ruang lebih baik

- Memungkinkan untuk menyatukan wilayah menjadi

1 ruang besar ketika dibutuhkan


Kerugian :
- Beberapa masalah mengenai akses koridor mungkin terjadi

- Kurang sesuai apabila menggunakan ruang ruang pada area ujung

- Koridor panjang untuk akses diperlukan

- Fleksibilitas distribusi penyewaan ruang kurang karena ada beberapa area yang menjadi
kurang efektif.

c) Exterior core

Keuntungan :
- Seluruh area pada lantai bangunann dapat

dimanfaatkan untuk disewakan ke tenan


- Struktur inti tidak mempersulit fleksibilitas

denah bangunan
- Fleksibilitas maksimal dalam distribusi

wilayah maupun layout plan


Kerugian :
- Jika tenan penyewa sedang ramai, maka akses ke inti membutuhkan koridor panjang

32
yang otomatis akan mengurangi fleksibilitas pembagian wilayah

- Struktur inti akan memakan tempat pada fasad sehingga ruangan yang ada di belakang core
tidak akan mendapat pencahayaan alami.

d) Double core

Keuntungan :
- Dua struktur inti dapat diletakkan di sisi panas

bangunan ( timur dan barat ) sehingga dapat


terbentuk area buffer dan meminimalisasi
penggunaan AC
- Bukaan jendela dapat mengalir dari

utara ke selatan
- Lift , tangga maupun toilet dapat secara

otomatis
- mendapat ventilasi karena letak core di luar

- Memudahkan fleksibilitas pembagian

wilayah pada bangunan


Kerugian :
- Jika bangunan yang menggunakan sistem ini kecil , maka biaya yang dikenakan akan
menjadi lebih besar

2.4.1.1.3 Penataan core:


a) simetri

b) asimetri

2.4.1.2 Material
Bahan-bahan yang
dapat digunakan
sebagai core

33
2.4.1.2.1 Baja
a. Dapat memenuhi prinsip rangka “vierendeel” menahan stabilitas lateral.

b. Sistem rangka vierendeel agak lebih fleksibel, sehingga layak digunakan pada bangunan
betingkat rendah (low-rise).

c. Batang pengukuh (bracing) diagonal rangka vierendeel (rangka truss vertikal) digunakan
untuk mempertinggi tingkat kekakuan (stiffness) bangunan-bangunan yang lebih tinggi.

d. Keuntungan core rangka baja: waktu perakitan bagian-bagian prefabrikasi yang relatif
cepat.

2.4.1.2.2 Beton
a. Membatasi ruang karena harus mendukung beban.
b. Tidak dibutuhkan pemikiran tambahan untuk mencegah bahaya kebakaran.

c. Rendahnya tingkat ke-liat-an (ductility) terdapat pada bahan beton ini sebagai
kekurangannya dalam menghadapi beban gempa.
e) Kombinasi baja beton

4.2 Bearing Wall


Dengan pengembangan teknologi baru penggunaan rekayasa batu bata dan panel-panel
prefabrikasi beton menyebabkan konsep ekonomis dinding pendukung memungkinkan untuk
bangunan tinggi sampai tingkat menengah antara 10 – 20 lantai.

Secara umum struktur


dinding pendukung
disusun oleh dinding-
dinding linier, maka
dengan penataan posisi dinding pendukung di dapat 3 kelompok dasar yaitu:
a) Sistem dinding melintang (cross-wall)

Terdiri atas dinding-dinding linier yan gbertemu tegak lurus dengan panjang bangunan,
sehingga tidak berpengaruh pada pengolahan façade utama dari bangunan.
b) Sistem dinding memanjang (long-wall)

Terdiri atas dinding-dinding linier yang parallel dengan panjang bangunan, sehingga dapat
membentuk façade utama bangunan.

34
c) Sistem 2 arah (two-way)

Terdiri atas dinding-dinding yang mendukung pada ke dua arah, yaitu memanjang dan
melintang.

Letak shear wall ketika menjadi pendukung pada


fasad tidak harus selalu full menutupi selubung
bangunan. Namun bisa di letakkan di beberapa sisi
karena memang sifatkanya sebagai struktur
pendukung.
Untuk bangunan yang memiliki bentuk tidak
simetris atau bangunan yang di analisis akan terjadi
torsi yg relatif besar pada strukturnya maka core
wall ini sangat baik digunakan, dan juga pada
bangunan yang didesain memiliki lift, servis duck,
shaft, maka struktur core wall lebih dominan akan
dipakai. Penempatan struktur core wall ini dalam
konstruksi bangunan biasanya ditempatkan pada posisi tengah bangunan, tetapi terkadang
dapat juga di posisi pinggir bangunan maupun diluar struktur bangunan tergantung dari
rencana fungsi utilitas bangunan core wall itu sendiri.
Kelebihan memakai core wall sebagai suatu struktur yaitu dapat memikul gaya puntir (torsi),
yang timbul akibat adanya eksentrisitas beban ataupun eksentrisitas struktur. Untuk core wall
beton bertulang diizinkan menggabungkan fungsi daya dukung dengan suatu ruang tertutup,
dimana kekakuan lateral yang lebih tinggi dapat diperoleh. Di samping itu core wall dapat
dibuat asimetris dan dapat ditempatkan di dalam ataupun di luar bangunan.

35
2.5 CONTOH BANGUNAN

2.5.1 Core
2.5.1.1 Capital Gate Tower, Abu Dhabi

36
Pertama-tama dari jenisnya

Ada beberapa inovasi dalam desain proyek,


termasuk 18 derajat ke arah barat yang dramatis, yang
membuatnya mendapatkan gelar "menara buatan manusia
dengan kemiringan terjauh di dunia" dari buku rekor dunia
Guinness. Ini adalah bangunan pertama di dunia yang
menggunakan inti pra-camber dengan lean bawaan 350
milimeter yang telah direkayasa untuk meluruskan dengan
penambahan lantai atas. Ini juga merupakan bangunan
pertama di dunia yang menggunakan post-tensioning
vertikal inti untuk melawan gerakan dan mendukung
tekanan yang diciptakan oleh overhang bangunan.

Konstruksi juga mengadopsi berbagai pendekatan


terdepan untuk menciptakan hasil yang diinginkan: •
Empat ratus sembilan puluh pondasi tiang pancang
didorong 20 hingga 30 meter di bawah tanah untuk
mendukung struktur dan tekanan balik. Tumpukan,
yang awalnya dalam kompresi selama konstruksi untuk
mendukung lantai bawah bangunan, sekarang dalam
ketegangan karena tekanan yang disebabkan oleh
overhang telah diterapkan. • Penampang vertikal dan
horizontal menara semuanya unik. • Ada bentuk
asimetris - tidak ada dua kamar yang sama. Setiap satu dari
12.500 panel kaca di façade adalah ukuran yang
berbeda, meskipun setiap panel tr iangular.

• Pelat lantai berubah bentuk dan orientasi untuk menciptakan "overhang" yang khas bergerak
dari "segitiga melengkung" ke "persegi panjang melengkung," sambil meningkatkan ukuran
keseluruhan dan bermigrasi dari timur ke barat saat mereka naik ke atas menara. • Capital
Gate adalah salah satu dari sedikit bangunan di dunia yang menggunakan struktur diagrid; ia
juga memiliki dua sistem diagrid, diagrid eksternal yang menentukan bentuk menara dan
diagrid internal yang dihubungkan ke inti pusat oleh delapan anggota struktural yang
disatukan dengan pin.

• Semua 8.250 bagian baja diagrid memiliki ketebalan, panjang, dan orientasi yang berbeda.

2.5.1.2 Burj Khalifa

37
Burj Khalifa dikenal sebagai Burj Dubai sebelum
peresmiannya, adalah pencakar langit megatall di Dubai,
Uni Emirat Arab. Ini adalah struktur buatan tertinggi di
dunia, berdiri di 829,8 m (2.722 kaki).

Konstruksi Burj Khalifa dimulai pada 2004, dengan


eksterior selesai pada 2009. Struktur utama beton bertulang.
Bangunan dibuka pada 2010, sebagai bagian dari
pengembangan baru yang disebut Downtown Dubai. Ini
dirancang untuk menjadi pusat pengembangan skala besar,

penggunaan campuran. Keputusan untuk membangun gedung dilaporkan berdasarkan


keputusan pemerintah untuk melakukan diversifikasi dari ekonomi berbasis minyak, dan bagi
Dubai untuk mendapatkan pengakuan internasional. Bangunan itu dinamai untuk
menghormati penguasa Abu Dhabi dan presiden Uni Emirat Arab, Khalifa bin Zayed Al
Nahyan; Abu Dhabi dan pemerintah UEA meminjamkan uang Dubai untuk membayar
utangnya. Bangunan itu memecahkan banyak rekor ketinggian.

Burj Khalifa dirancang oleh Skidmore, Owings and Merrill (SOM), yang juga
merancang Willis Tower dan One World Trade Center, dengan Hyder Consulting dipilih
untuk menjadi insinyur pengawas dengan NORR Group Consultants International Limited
yang dipilih untuk mengawasi arsitektur proyek. . Desain Burj Khalifa berasal dari sistem
pola yang terkandung dalam arsitektur Islam, yang menggabungkan unsur budaya dan sejarah
khusus untuk wilayah tersebut seperti menara spiral. Paket berbentuk Y dirancang untuk

38
penggunaan perumahan dan hotel. Sistem struktur inti bertulang digunakan untuk mendukung
ketinggian bangunan, dan sistem kelongsong dirancang untuk menahan suhu musim panas
Dubai. Total 57 elevator dan 8 eskalator dipasang, dengan lift yang berkapasitas 12 hingga 14
orang per kabin.

Sistem struktural menggunakan inti struktural dengan bentuk spiral “Y”. Desain ini
membantu mengurangi kekuatan angin di menara, serta menjaga struktur tetap sederhana dan
membantu pembangunan. Sistem struktural dapat digambarkan sebagai "buttressed core" dan
terdiri dari konstruksi dinding beton berkinerja tinggi.

Masing-masing sayap menopang yang lain melalui inti pusat enam sisi, atau hub
heksagonal. Inti sentral ini memberikan ketahanan puntir terhadap struktur, mirip dengan
pipa atau gandar tertutup.

2.5.2 Shear Wall


5.2.1 Majestic Building Wellington , New Zealand

Majestic Centre, dirancang oleh Jack Manning dari Manning Mitchell bekerja sama
dengan Kendon McGrail dari Jasmax Architects dan selesai pada tahun 1991, adalah
bangunan tertinggi di Wellington, Selandia Baru. Bangunan, yang terletak di 100 Willis
Street tingginya 116 meter dan memiliki 29 lantai, menjadikannya gedung pencakar langit
tertinggi kesembilan di Selandia Baru, bersama dengan
ASB Bank Centre di Auckland. Itu, pada saat
penyelesaiannya, salah satu dari tiga bangunan tertinggi di
negara itu, dua pesaing lainnya (ANZ Center dan ASB
Tower di Auckland) sedang dibangun pada tahun yang
sama. Ini terutama digunakan sebagai ruang kantor.

Situs ini awalnya ditempati oleh Majestic Cabaret,


yang beroperasi dari tahun 1929 hingga 1984 dan
merupakan tempat utama untuk acara ballroom di
Wellington. Pada saat penutupannya pada tahun 1984,
Kabaret dianggap sebagai risiko gempa bumi, dan
pembongkaran dimulai pada tahun 1987 untuk membuat
jalan bagi gedung bertingkat tinggi yang sama.

2.5.3 Core And Facade Bearing Wall


5.3.1 RWE Tower , Germany

39
Menara RWE di Essen adalah bangunan tertinggi di daerah Ruhr, dan salah satu
bangunan tertinggi di Jerman. Ini digunakan oleh RWE AG. Karena menunjukkan perubahan
budaya dan industri di wilayah ini, itu adalah tengara penting di Essen. Gedung pencakar
langit dirancang oleh Arsitek Ingenhoven.

Jika dibandingkan dengan bentuk prismatik lainnya, bentuk silinder ideal dalam hal
hubungan antara permukaan eksterior dan volume interior. Ini juga mengoptimalkan
aerodinamika, kebutuhan energi, distribusi permukaan dan pilihan elemen prefabrikasi.

St
ruktur itu sendiri adalah struktur komposit yang tumbuh di gedung menara thiw. Struktur
rangka terlihat pada interior. Dinding geser juga didukung dengan bingkai balok kolom.
Fungsi inti digunakan untuk tangga, lobi dan lift, ruang ganti dan toko.

40
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Struktur inti dan dinding pendukung fasad biasanya menggunakan material beton. Hal
ini menyebabkan terbatasnya ketinggian lantai yang memungkinkan untuk dibangun. Selain
masalah ketinggian lantai, fleksibilitas dan ketahanan struktur terhadap gaya lateral kurang
memadai. Perilaku struktur dengan material beton dalam menghadapi gaya lateral dapat
diatas dengan perkuatan pada pondasi dan tentunya pada struktur utama core dan dinding
pendukung pada fasad. Maka dari itu material beton dapat dikombinasi dengan tulangan baja
untuk memperkuat fleksibilitas gaya tarik pada struktur. Penggunaan bearing wall juga
mempermudah maintenance karena material beton yang perawatannya tidak terlalu susah
untuk dibersihkan dibandingkan penggunaan material kaca misalnya yang membutuhkan
maintenance rutin.
Adanya penggunaan core secara terpisah memudahkan fungsi-fungsi tertentu dalam
bangunan, misalnya fungsi servis dan sirkulasi vertical dan utilitas. Selain itu, core juga
berfungsi dalam memperkuat struktur bangunan itu sendiri. Penggunaan façade bearing wall
juga mempengaruhi estetika fasad bangunan yang kurang dapat bervariasi. Ditunjukkan
adanya keterbatasan dalam mengolah fasad bangunan, karena bearing wall cenderung
tertutup dan tidak dapat menggunakan material kaca terlalu banyak.
Jika dikaitkan dengan studi kasus bangunan National Commercial Bank di Jeddah,
Saudi Arabia, integrasi antara struktur dan bentuk bangunan segitiga sudah sesuai dan
menambah kekuatan struktur. Namun, adanya bentuk bangunan segitiga menimbulkan ruang-
ruang yang tidak terpakai dan kurang efisien sehingga kebutuhan ruang kurang maksimal.

41
Dari segi fasad bangunan, National Commercial Bank sudah melakukan eksplorasi desain
yang efektif melalui adanya permainan denah lantai yang dicoak berbeda-beda setiap
lantainya. Sehingga hal ini mempengaruhi fasad bangunan yang menjadi bervariasi. Hal ini
juga memungkinkan pergerakan angin masuk melalui adanya balkon yang dicoak pada fasad
bangunan.
Ada beberapa ruang-ruang yang tidak memperoleh pencahayaan alami, karena solid
nya dinding pendukung pada fasad. Namun, hal ini sudah diatasi dengan sistem utilitas yang
bekerja secara maksimal namun tetap hemat energi dan ramah lingkungan.

3.2 Saran
Sebaiknya, ada salah satu sisi fasad bearing wall yang tidak full solid namun
diberikan perlubangan untuk memaksimalkan penghawaan dan pencahayaan alami.
Penggunaan innercourt dalam bangunan tinggi secara horizontal hanya berdampak pada
ruang-ruang tertentu dan kurang maksimal karena mengurangi luas lantai di atasnya.
Sebaiknya, innercourt diletakkan secara vertical di bagian void tengah bangunan.
Alasan pencoakan pada bangunan di dalam konsep beralasan untuk memasukkan
cahaya ke dalam bangunan. Sebenarnya, ada upaya lain dalam memasukkan cahaya dalam
bangunan dengan pemberian perlubangan pada setiap sisi bangunan tanpa mengurangi
kekuatan struktur. Dengan syarat perlubangan yang dilakukan kurang lebih sama dengan 30%
dari luas bearing wall keseluruhan.

42
DAFTAR PUSTAKA

Abel, Council on Tall Buildings and Urban Habitat. (2000). Retrieved from
http://technicalpapers.ctbuh.org.
Ali, M. M., & Awal, M. R. (n.d.). Report on High Rise. Dept. of Architecture Primeasia
University, Dhaka.
Juwana, J. S. (2004). Panduan Sistem Bangunan Tinggi. Jakarta: Penerbit Erlangga.
Santelli, S. (1989). 1989 Technical Review. The Aga Khan Award for Architecture.
Schueller, W. (1989). High-Rise Building Stryctures. (T. Surjaman, Ed., & J. Hakim, Trans.)
Bandung: PT Eresco.
Shrivastava, T., Rai, P. A., & Bajpai, P. K. (2015). Effectiveness of Shear Wall-Frame
Structur Subjected to Wind Loading in Multi-Storey Building. International Journal of
Computational Engineering Research (IJCR), 05(02), 20-28.

43

Anda mungkin juga menyukai