Anda di halaman 1dari 29

TUGAS

TEKNOLOGI BANGUNAN IV

SISTEM STRUKTUR RANGKA KAKU

Disusun Oleh : M. Ula Aulilal ( 5201120051 )


Sony Nopan Pratama ( 5201130008 )

Dosen : Ir. Budiarjono, M.Si

ROGRAM STUDI TEKNIK ARSITEKTUR


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS BUNG KARNO
2015
Latar Belakang

Pada bangunan tinggi gaya-gaya yang bekerja dari luar bangunan sangat mempengaruhi perancang dalam
memilih sistem struktur dan kinerja yang dihasilkan. Adapun gaya yang dominant berpengaruh adalah gaya tekan angin
dan gaya lateral. Gaya tekan angin yang menghasilkan eksentrisitas dimana menimbulkan gaya torsi pada bangunan,
membuat kecenderungan bangunan memerlukan sistem struktur yang dapat menahan gaya torsi dan puntir untuk
mencegah terjadinya buckling. Selain itu gaya horizontal, gaya lateral yang bekerja mengenai sebuah bangunan juga
perlu direspon dalam suatu sistem struktur.
Maka dari itu diperlukan sebuah sistem struktur yang mampu menahan beban gaya tekan angin dan gaya
lateral. Struktur rigid frame and core yng merupakan perpaduan dua sistem struktur perlu dianalisa lebih lanjut apakah
dapat memenuhi kedua permasalahan tersebut.

Perumusan Masalah

Sesuai dengan uraian pada latar belakang diatas maka penulis dapat merumuskan masalah yang akan dibahas dalam
makalah ini, yaitu :
Apakah itu sistem rigid frame
bagaimana karakteristik struktur rigid frame
bagaimana karakteristik sistem rigid frame,
bagaimana mencapai kestabilan dalam sistem rigid frame

Tujuan

Mempelajari mengenai sistem rigid frame and core,


Mengetahui dan memahamu karakteristik struktur rigid frame
Mengetahui dan memahami karakteristik struktur rigid frame,
Menganalisa cara mencapai kestabilan dalam sistem rigid frame and core.

2
KAJIAN TEORI
1. Definisi
Rangka kaku dan inti (rigid frame and core)
Merupakan rangka hybrid dimana adanya penggabungan sistem struktur rangka kaku (rigid frame) an
sistem struktur inti (core). Rangka kaku bereaksi terhadap beban lateral, terutama melalui lentur balok dan kolom.
Perilaku demikian berakibat ayunan (drift) lateral yang besar pada bangunan dengan ketinggian tertentu. Akan
tetapi, apabila dilengkapi dengan struktur inti, ketahanan lateral bangunan akan sangat meningkat karena interaksi
inti dan rangka. Sistem inti ini memuat sistem-sistem mekanis dan transportasi vertikal.
Struktur rangka kaku (rigid frame) adalah struktur yang terdiri atas elemen-elemen linear, seperti kolom
dan balok yang ujung ujungnya dihubungkan dengan joints (titik hubung) yang bersifat kaku atau rigid, bedakan
dengan struktur pos-and-beam yang titik hubungnya bersifat sendi atau roll. Aksi lateral pada rangka menimbulkan
lentur, gaya geser, dan gaya aksial pada semua elemen (balok dan kolom). Momen lentur akibat lateral akan
mencapai maksimum pada penampang dekat titik hubung. Sehingga ukuran elemen struktur didekat titik hubung
harus dibuat lebih besar atau diperkuat. Efek beban lateral yang bekerja pada struktur rangka kaku gedung
bertingkat banyak, dimana semakin tinggi gedung semakin besar momen dan gaya-gaya pada setiap elemen.
Apabila gaya yang bekerja sudah sedemikian besar, maka diperlukan kontribusi struktur lain, seperti bracing,
sistim core ataupun dinding geser.
Distribusi gaya pada struktur rangka pada gedung tingkat banyak, apabila gedung mengalami gaya lateral
maka akan terjadi kolom yang mengalami gaya tarik dan mengalami gaya tekan. Struktur rangka (rigid frame)
merupakan struktur yang terdiri atas elemen-elemen linear, umumnya balok dan kolom, yang ujungujungnya
dihubungkan dengan joints (titik hubung) yang dapat mencegah rotasi relatif diantara elemen struktur yang
dihubungkannya. Dan untuk memahami perilaku struktur rangka sederhana adalah dengan membandingkan
perilakunya terhadap beban dengan struktur post-and-beam. Kerangka terdiri atas komposisi kolom-kolom dan
balok-balok.Unsur vertikal berfungsi sebagai penyalur beban dan gaya-gaya menuju tanah, sedangkan balok
adalah unsur horizontal sebagai pemegang dan media pembagi beban dan gaya menuju kolom. Efek turunnya
tumpuan (support settlement) pada struktur rangka, karena adanya perbedaan penurunan tumpuan.

3
Struktur Rangka Kaku
• gabungan komponen struktural:
kolom & balok
• rangka melintang sejajar pada dua
sumbu
• Posisi kolom membentuk grid-grid dengan
jarak yang sama

4
Struktur Rangka Kaku
• Gedung John Hancock Center, merupakan gabungan struktur kerangka kotak
(tube) sebagai penahan beban gravitasi dan truss-x sebagai pengaku lateral

5
Struktur Rangka Kaku
• kolom & balok bangunan bangunan menggunakan baja
• Bangunan menggunakan sambungan silang (braced frames): menggunakan
sambungan sendi
• ‘ Bracing ’ digunakan untuk meminimalkan gerakan lateral atau geser

6
Struktur Rangka Kaku
• desain sambungan dengan bahan baja
• Prinsip utama: kekuatan, kekakuan dan kapasitas deformasi
• Klasifikasi sambungan :
– dimana terjadi perubahan arah komponen struktur
– untuk kemudahan konstruksi
– dimana terjadi pergantian komponen struktur

7
Diagram Sistem Struktur

8
Rangka Kaku ( Rigid Frames )
• Gabungan komponen struktural: horizontal
dan vertikal
• Kekakuan struktural terletak pada sambungan
kaku ( rigid connection)
• Rangka menjadi satu kesatuan
• Type :
– Portal
– Kuda - kuda ( gable )

9
Rangka Kaku ( Rigid Frames )
• Tipikal diagram pembebanan akibat
beban vertikal merata pada balok

10
Rangka Kaku ( Rigid Frames )
• Tipikal diagram raksi yang ditunjukkan
oleh setiap kolom akibat pembebanan
merata
• Gaya reaksi vertikal tiap kolom = Beban
vertikal

11
Rangka Kaku ( Rigid Frames )
• Momen- momen yang terjadi pada
struktur portal dengan sambungan kaku

12
Rangka Kaku ( Rigid Frames )
• Diagram lengkap aksi-reaksi terhadap
beban momen untuk portal dengan
sambungan kaku

13
Rangka Kaku ( Rigid Frames )
• Komponen horizontal umumnya
berdimensi lebih kecil dibanding
komponen vertikal
• Beban yang bekerja: lateral, aksial dan
momen tekuk

14
Rangka Kaku ( Rigid Frames )
• beban merata :
– bila penguatan pada sambungan portal,
kolom bebas mengalami tekuk (b)

– penguatan pada sambungan pada kaki


kolom, kolom mengalami tekuk lebih kecil (c)

– penguatan pada pondasi dengan sendi kaku,


deformasi kolom lebih kecil (d)

15
Rangka Kaku ( Rigid Frames )
• beban momen terdistribusi, (sehingga)
• defleksi menjadi lebih kecil, (namun)
• sensitif terhadap penurunan permukaan

16
Rangka Kaku ( Rigid Frames )
• ukuran dan dimensi komponen pendukung menentukan
perilaku terhadap beban defleksi menjadi lebih kecil, (namun)
• titik- titik momen kritis menjadi penting (c, d, e)

17
Sambungan Rangka Kaku ( Rigid Frames )
• Macam- macam desain sambungan dengan bahan :
– Baja
– Beton

18
Sambungan Rangka Kaku ( Rigid Frames )
• Prinsip utama: kekuatan, kekakuan dan kapasitas deformasi
• Klasifikasi sambungan :
– dimana terjadi perubahan arah komponen struktur
– untuk kemudahan konstruksi
– dimana terjadi pergantian komponen struktur

19
Sambungan Rangka Kaku ( Rigid Frames )
• Sambungan silang (braced frames): menggunakan sambungan
sendi
• ‘ Bracing ’ digunakan untuk meminimalkan gerakan lateral atau
geser

20
Sambungan Rangka Kaku ( Rigid Frames )
• Tipe- time bracing :
– Siku
– Diagonal
– tipe X
– tipe K atau Chevron
– Shear walls

21
Desain Rangka Kaku ( Rigid Frames )

22
Desain Rangka Kaku ( Rigid Frames )
• Material :
– baja, beton monolit dan kayu laminasi (laminated wood)
• Bentuk :
– portal, kuda- kuda, dan sebagainya

23
Desain Rangka Kaku ( Rigid Frames )
• Pertimbangan dalam memilih sistem rangka kaku
• Mengurangi beban momen ( memperngaruhi dimensi
komponen)
• Meningkatkan kekakuan dengan cara :
– distribusi beban momen
– mengurangi defleksi
• Kekakuan sambungan
• tipe-tipe komponen penopangnya

24
Contoh Bangunan Rangka Kaku ( Rigid Frames )

25
Contoh Bangunan Rangka Kaku ( Rigid Frames )

26
Contoh Bangunan Rangka Kaku ( Rigid Frames )

27
Contoh Bangunan Rangka Kaku ( Rigid Frames )

28
KESIMPULAN

Struktur rigid frame and core merupakan rangka hybrid dimana adanya penggabungan sistem struktur rangka kaku
(rigid frame) an sistem struktur inti (core). Rangka kaku bereaksi terhadap beban lateral, terutama melalui lentur balok dan
kolom. Perilaku demikian berakibat ayunan (drift) lateral yang besar pada bangunan dengan ketinggian tertentu. Akan tetapi,
apabila dilengkapi dengan struktur inti, ketahanan lateral bangunan akan sangat meningkat karena interaksi inti dan rangka.
Sistem inti ini memuat sistem-sistem mekanis dan transportasi vertikal.

Kelebihan :
Dengan adanya inti di dalam sistem rigid frame membuat struktur rigid frame and core menjadi lebih stabil.
Terutama bertahan terhadap gaya torsi atau puntir pada bangunan
Sistem utiitas dan shaft yang tersentralisasi pada core membuat pengawasan dan maintenance yang mudah, serta lebih
simple, efisien dan praktis.
Adanya elemen linear yang dapat menahan gaya lateral.

Kekurangan :
Bila dibandingkan dengan jenis sistem struktur lain, rigod frame and core termasuk baik, namun hanya dapat
digunakan pada bangunan dengan ketinggian kurang dari 50 lantai.
Dari sedi desain kurangnya pandangan keluar secara bebas karena adanya penghalang berupa rangka kaku.
Kemampuan menahan beban horizontal dengan sistem inti yang dikombinasi dengan sistem rangka. Keutuhan dari
struktur inti akan membentuk inti sebagai satu kolom besar dan kokoh yang menguatkan sistem tatanan dalam denah.
Penyelesaian pertama pada struktur dengan beban vertical tersebut dapat dilakukan dengan sistem struktur pelat dinding
sejajar (bearing wall) yang terdiri dari dinding yang searah saja. Kekakuan terhadap zontal dari sistem struktur pelat dinding
ini juga dapat tercapai dengan sistem tabung inti yang kaku, sehingga sistem bearing wall jadi kaku. Penyelesaian kedua
dengan beban vertkal tersebut dilakukan dengan sistem struktur massif yang terdiri hanya dari dinding yang menerima
beban. Kekakuan terhadap beban horizontal struktur massif ini dapat tercapai dengan sistem tabung inti sehingga sistem
struktur berkotak menjadi kaku.

29

Anda mungkin juga menyukai