Anda di halaman 1dari 10

RIGID

FRAME
Kelompok 1 :
• Bayu Tri Pamungkas
• Biggy Dwi Thousandy
• Fajar Shidiq Romadhan
• Nihal Salsabila
SEJARAH RIGID FRAME

⬣ Sekitar tahun 1930 hingga tahun 1970-an


bermunculan bangunan-bangunan pencakar langit
bertingkat tinggi di Amerika Serikat. Ini menandakan
bahwa telah terjadi kemajuan teknologi yang pesat
dalam bidang konstruksi selama 40 tahun tersebut
salah satunya Rigid Frame. Diantaranya
pembangunan gedung Empire State Building di New
York dengan ketinggian lantai mencapai 102 lantai
pada tahun 1930, Seagram Building setinggi 42 lantai
pada tahun 1957, First National Bank di Chicago
setinggi 60 lantai pada tahun 1969, World Trade
Center setinggi 110 lantai pada tahun 1972, serta
masih banyak bangunan-bangunan tinggi lainnya.
RIGID FRAME

APA ITU RIGID FRAME?

Rigid frame adalah struktur yang terdiri atas elemen -


elemen linier, umumnya balok dan kolom, yang saling
dihubungkan pada ujung-ujungnya oleh joints (titik
hubung) yang dapat mencegah rotasi relatif di antara
elemen struktur yang dihubungkannya.
SYARAT
STRUKTUR
KEKAKUAN

Suatu struktur harus memiliki kekakuan yang cukup sehingga pergerakkannya dapat dibatasi. Kekakuan struktur
dapat diukur dari besarnya simpangan antar lantai (drift) bangunan, semakin kecil simpangan struktur maka
bangunan tersebut akan semakin kaku (Smith dan Coull, 1991)

KEKUATAN

Syarat kekuatan ini mencakup seluruh elemen struktur, baik pelat, kolom, balok, dan shearwall. Cara
mengeceknya pun sesuai dengan perilaku elemen-elemen tersebut. Misalnya kolom, cari terlebih dahulu diagram
interaksi dan tentukan dimana titik Pu,Mu maksimum pada diagram interaksi tersebut, jika titik tersebut berada
di luar dan di bawah keadaan balance, maka terjadi kegagalan tarik. Jika berada di luar sebelah atas keadaan
balance maka terjadi kegagalan tekan. Sedangkan pada balok dan pelat, di cek dengan mengukur kemampuan
balok dengan ukuran dan tulangan terpasang kemudian bandingkan dengan momen yang terjadi.
SYARAT
STRUKTUR
KESTABILAN

Konsep pemeriksaan kestabilan ini dikemukakan oleh Mac Gregor dalam


bukunya yang berjudul Reinforced Concrete, Mecjanics and Design pada
tahun 1997.
Dalam bukunya tersebut beliau mengemukakan konsep kestabilan struktur
seperti sebuah bola yang berada pada suatu tempat dengan keadaan
tertentu. Pada gambar pertama di atas, keadaan a menunjukkan keadaan
yang stabil, yang berarti bahwa walaupun bola dapat bergerak namun tetap
dapat kembali pada keadaan semula. Sedangkan keadaan b menunjukkan
keadaan yang kurang stabil karena ketika bola tersebut bergerak ,belum tentu
bola tersebut akan kembali pada keadaan semula, sedangkan keadaan c
menunjukkan keadaan yang tidak stabil, dimana bila sedikit saja bola terkena
gaya dan bergerak maka bola tersebut akan langsung jatuh. Konsep ini dapat
diterapkan pada kolom atau shearwall yang merupakan struktur utama
penopang gedung.
SISTEM
STRUKTUR

Sistem struktur ini terdiri dari kolom dan balok yang bekerja
saling mengikat satu dengan yang lainnya. Kolom sebagai
unsur vertikal yang bertugas menerima beban dan gaya,
sedangkan balok sebagai unsur horizontal media pembagi
beban dan gaya. Sistem ini biasanya berbentuk pola grid
persegi, organisasi grid serupa juga di gunakan untuk bidang
horizontal yang terdiri atas balok dan gelagar. Dengan
keterpaduan rangka spasial yang bergantung pada kekuatan
kolom dan balok, maka tinggi lantai ke lantai dan jarak antara
kolom menjadi penentu pertimbangan rancangan.
 
CONTOH BANGUNAN DENGAN
RIGID FRAME

Nama bangunan : Wisma BNI 46


Alamat : Karet Tengsin, Tanahabang, Kota Jakarta Pusat,
Daerah Khusus Ibukota Jakarta
Jenis : Perkantoran
Pemilik : PT Swadharma Primautama
Tinggi : 262 m (860 ft)
Material : Beton dan kaca
Jumlah lantai : 51
Arsitek : Zeidler Roberts Partnership (Zeidler Partnership
Architects) dan DP Architects Ltd.
WISMA BNI 46

⬣ Gedung Wisma BNI 46 ini adalah bangunan bertingkat tinggi,


merupakan pencakar langit yang terlihat anggun dan kokoh dengan
tinggi 250 m (hingga atap) berada di kompleks kota BNI, Jakarta Pusat.
Menara perkantoran yang menjulang tinggi ini dirancang oleh Zeidler
Roberts Patnership. Untuk menampilkan ekspresi gedung Wima 46
ini, sang arsitek mengambil konsep dari logo BNI itu sendiri yaitu
sebuah perahu yang menantang ombak di lautan dan teryata dari ide
itulah tercipta bentuk bangunan yang mencengangkan di Jakarta.
Layar perahu dalam logo tersebut ditransformasikan menjadi
bangunan menara yang mempesona. Bagian dasarnya diapit oleh
dinding raksasa yang melengkung berupa cadar jalur-jalur
alauminium, sedangkan bagian dalamnya berlapis kaca menerus
menjulang menggapai langit.
WISMA BNI 46

Menara ini terletak di sebuah tanah seluas 15


hektare di pusat kota. Memiliki luas 140,028
m². Menara ini berisi 23 elevator yang dapat
mencapai kecepatan 360 mpm dalam model
berkecepatan super tinggi.
Wisma 46 adalah bangunan tertinggi ke-147 di
dunia bila dihitung hingga puncak. Juga
bangunan tertinggi kedua di belahan Bumi
selatan. Sebuah menara beton kubus setinggi
200 m sebelum sebuah menara kaca masuk
dan membentuk puncak yang melengkung.
Menara kaca ini terdiri dari eksterior kaca
 seluruhnya dengan jendela persegi. Pola
jendela persegi ini dilintasi oleh tiga jendela
persegi panjang. Desain bangunan ini
digambarkan sebagai modern.
RESOURCES

Anda mungkin juga menyukai