Anda di halaman 1dari 48

SISTEM STRUKTUR

dan
MATERIAL
pada bangunan tinggi
STUDIO PERANCANGAN ARSITEKTUR 3
SEMESTER GASAL 2022/2023
31 AGUSTUS 2022

Dosen Pengampu:
Christian Nindyaputra Octarino, S.T., M.Sc.
Dr. Freddy Marihot Rotua Nainggolan, ST., MT.
Dr.-Ing. Gregorius Sri Wuryanto PU, S.T., M.Arch.
Dr. Parmonangan Manurung, S.T., M.T.
Purwo Atmantyo, S.T., M.T. ,
Yohanes Satyayoga R., S.T., M.Sc.,

https://www.flickr.com/photos/edenpictures/6151999154
https://multisite.itb.ac.id/prodi-arsitektur-fix/wp-content/uploads/sites/162/2016/08/Prinsip-Desain-Struktur-Bangunan-Tinggi.pdf
Hotel New World, Singapore

New World Hotel Collapse - Bing images


Rumah Pohon di Pulau Henry

Analogi system struktur...

https://www.idntimes.com/travel/destination/reza-iqbal/10-rumah-pohon-unik-di-dunia?page=all
Prinsip Dasar Struktur

kemampuan elemen dan komponen


struktur bangunan yang bekerja
secara vertikal ataupun horizontal
bangunan dalam menahan beban- KEKUATAN
beban yang timbul.

kemampuan bangunan dalam


mengatasi gaya-gaya lateral
KESTABILAN
dari luar, seperti angin, gempa
ataupun gaya gravitasi bumi.
KESEIMBANGAN
Prilaku massa bangunan dalam mengatasi gaya gravitasi
bumi dan angin. Prilaku struktur dicapai dengan
memberikan bidang-bidang vertikal masif (shear wall
atau bearing wall) yang berfungsi untuk meneruskan
beban dan membentuk sudut dengan permukaan tanah

Zuhri, S. (2011). Sistem Struktur pada Bangunan Bertingkat. Klaten: Yayasan Humaniora.
Relasi Struktur konstruksi dengan Arsitektur

1. Sebagai elemen untuk mewujudkan rancangan dan hanya berfungsi sebagai elemen
untuk meneruskan beban

2. Sebagai struktur yang terintegrasi dengan fungsi dan bentuk.

Zuhri, S. (2011). Sistem Struktur pada Bangunan Bertingkat. Klaten: Yayasan Humaniora.
PEMBEBANAN

PRILAKU STRUKTUR
SISTEM STRUKTUR
MATERIAL
SISTEM CORE

DILATASI
Beban-beban pada Bangunan

Beban Mati (dead loads)

Beban Hidup

Beban Konstruksi (Construction Loads)

Beban Angin

Seismic Loads

Tekanan Air Tanah

Zuhri, S. (2011). Sistem Struktur pada Bangunan Bertingkat. Klaten: Yayasan Humaniora.
Prilaku Struktur pada Bangunan

Prilaku = Respon

Zuhri, S. (2011). Sistem Struktur pada Bangunan Bertingkat. Klaten: Yayasan Humaniora.
Berdasarkan tinjauan disain struktural, gedung semakin tinggi, respon struktur terhadap beban
lateral (akibat gempa atau angin) menjadi semakin penting.

Struktur rangka umumnya tidak efisien, hanya efisien pada ketinggian sampai 10 tingkat.

Zuhri, S. (2011). Sistem Struktur pada Bangunan Bertingkat. Klaten: Yayasan Humaniora.
Sistim Pendukung Beban Lateral

Prinsip elemen vertikal pendukung beban lateral, atau elemen struktur, mencakup :
– Rangka kaku (rigid frame), atau portal kaku (moment resistant frame)
– Rangka diperkaku dengan batang diagonal (braced frame);
– Dinding geser (shear wall);
– Perubahan posisi antar susunan elemen.

Gaya-gaya lateral yang bekerja pada bangunan


akan disalurkan pada elemen-elemen pendukung
gaya vertikal dan pendukung gaya horizontal.

Zuhri, S. (2011). Sistem Struktur pada Bangunan Bertingkat. Klaten: Yayasan Humaniora.
Prilaku Beban Lateral

Zuhri, S. (2011). Sistem Struktur pada Bangunan Bertingkat. Klaten: Yayasan Humaniora.
Pendukung Gaya Vertikal

Pendistribusian gaya akibat beban vertikal dapat berupa sistim struktural satu arah ataupun
struktural dua arah

Kekakuan struktur yang dicapai dengan penyusunan elemen-elemen struktur, seperti :


– Bidang-bidang bangunan tersusun secara kaku (rigid) satu sama lain, seperti struktur bidang lipat;
– Bentuk tiga dimensi merupakan elemen penunjang utama pada kekakuan stuktur unit box (box
system);
– Material plat datar dibuat monolit (solid) atau sistim rangka yang terisi bidang-bidang yang
sifatnya non-struktural.

Elemen pendukung gaya vertikal adalah kolom dan dinding yang berfungsi sebagai diafragma, serta
elemen pendukung gaya horizontal yang meliputi lantai, struktur lantai, balok yang akhirnya disalurkan
kedalam kolom dan pondasi.

Zuhri, S. (2011). Sistem Struktur pada Bangunan Bertingkat. Klaten: Yayasan Humaniora.
Prilaku Beban Vertikal

Zuhri, S. (2011). Sistem Struktur pada Bangunan Bertingkat. Klaten: Yayasan Humaniora.
Pendukung Gaya horizontal

Gaya-gaya lateral yang bekerja dan berasal dari luar bangunan, seperti gempa, angin, beban hidup
dan lain-lain, yang bekerja pada bangunan merupakan gaya-gaya lateral yang bekerja pada
bangunan. Sistim yang membentang horizontal dapat terdiri atas deretan balok-balok (atau rangka
batang) satu arah dan elemen-elemen plat dua atau satu arah yang kaku.

Elemen pendukung struktur yang digunakan untuk mengatasi gaya-gaya lateral yang biasa
dikenal adalah sistim core (inti) dan sistim shear wall (dinding geser).
Prilaku Beban Horizontal

Zuhri, S. (2011). Sistem Struktur pada Bangunan Bertingkat. Klaten: Yayasan Humaniora.
Stabilitas struktur

•Pemasangan pengaku (diagonal bracing) pada struktur


•Pembuatan bidang rangka yang kaku (diaphragm)
•Pemasangan sambungan yang kaku (rigid)

Macdonald, A. J. (2001). Structure and Architecture (Second edi). Architectural Press.


Macdonald, A. J. (2001). Structure and Architecture (Second edi). Architectural Press.
Macdonald, A. J. (2001). Structure and Architecture (Second edi). Architectural Press.
Luas Lantai yang dipikul Kolom Pinggir

Juwana, J. S. (2005). Panduan Sistem Bangunan Tinggi. Jakarta: Penerbit Erlangga.


Luas Lantai yang dipikul Kolom

Juwana, J. S. (2005). Panduan Sistem Bangunan Tinggi. Jakarta: Penerbit Erlangga.


Tata Letak Sistim Core

Core beton (shear wall atau bearing wall)

Core dari struktur baja (tube)

Zuhri, S. (2011). Sistem Struktur pada Bangunan Bertingkat. Klaten: Yayasan Humaniora.
DILATASI

1. Bangunan yang mempunyai tinggi berbeda– beda. ( pertemuan antara bangunan yang rendah dengan yang tinggi ).
2. Pemisah bangunan induk dengan bangunan sayap.
3. Bangunan yang memiliki kelemahan geometris.
4. Bangunan yang memiliki panjang >30m.
5. Bangunan yang berdiri diatas tanah yang kurang rata.
6. Bangunan yang ada didaerah gempa.
7. Bangunan yang mempunyai bentuk denah bangunan L, T, Z, O, H, dan U

(https://www.academia.edu/26572540/SISTEM_STRUKTUR_BANGUNAN_TINGGI)
Juwana, J. S. (2005). Panduan Sistem Bangunan Tinggi. Jakarta: Penerbit Erlangga.
Dilatasi dengan Dua Arah

Juwana, J. S. (2005). Panduan Sistem Bangunan Tinggi. Jakarta: Penerbit Erlangga.


Dilatasi dengan Dua Kolom

Juwana, J. S. (2005). Panduan Sistem Bangunan Tinggi. Jakarta: Penerbit Erlangga.


Dilatasi dari Balok Kantilever

Juwana, J. S. (2005). Panduan Sistem Bangunan Tinggi. Jakarta: Penerbit Erlangga.


Dilatasi dengan Konsol

Juwana, J. S. (2005). Panduan Sistem Bangunan Tinggi. Jakarta: Penerbit Erlangga.


Three Generations of High-Rise Buildings

https://www.constrofacilitator.com/high-rise-building-an-analysis-of-development-types-and-importance/
First Generation
The exterior walls of these buildings consisted of stone or brick, although sometimes cast iron was added
for decorative purposes. The columns were constructed of cast iron, often unprotected; steel and wrought
iron was used for the beams; and the floors were made of wood. “ In a fire, the floors tend to collapse, and
the iron frame loses strength and implodes. ” 38 Elevator shafts were often unenclosed. The only means of
escape from a floor was through a single stairway usually protected at each level by a metal-plated wooden
door. There were no standards for the protection of steel used in the construction of these high-rises.
Second Generation
The second generation of tall buildings, which includes the Metropolitan Life Building (1909),
the Woolworth Building (1913), and the Empire State Building (1931), are frame structures, in
which a skeleton of welded- or riveted-steel columns and beams, often encased in concrete,
runs through the entire building. This type of construction makes for an extremely strong
structure, but not such attractive floor space. The interiors are full of heavy, load-bearing
columns and walls.
Third Generation
Buildings constructed from after World War II until today make up the most recent generation
of high-rise buildings. Within this generation there are those of steel-framed construction ( core
construction and tube construction), reinforced concrete construction, and steel-framed
reinforced concrete construction.
Sistem struktur rangka bertulang dengan bracing (braced frame structural system)

•Rangka bresing adalah rangka vertikal kantilever yang menahan beban lateral terutama elemen diagonal
•Ketinggian rendah hingga pertengahan.
•Struktur dapat berulang-ulang sampai ketinggian bangunan tertentu
https://theconstructor.org/structural-engg/high-rise-buildings-structural-systems/23076/
https://www.ruang-sipil.com/2018/08/10-jenis-sistem-struktural-bangunan.html
Sistem struktur rangka kaku (Rigid frame structural system)

•Balok dan kolom dibangun secara monolitik untuk menahan momen.


•Dibangun hingga 20 hingga 25 lantai.
•Bentang balok maksimum biasanya adalah 12.2m.
Sistem bingkai dinding - sistem ganda (Wall-frame system -dual system)

•Struktur ini terdiri dari dinding dan frame yang berinteraksi secara horizontal untuk menyediakan sistem
yang lebih kuat dan lebih kaku.
•Dibangun hingga 40-60 lantai.
Sistem dinding geser (Shear wall system)

• Dinding vertikal menerus dari beton bertulang berfungsi sebagai insulator acoustic dan api
• Dibangun hingga 35 lantai.
Sistem struktural inti dan outrigger (Core and outrigger structural system)

•Outrigger adalah struktur horizontal kaku dengan menghubungkan inti ke kolom luar yang terdekat.
•Dibangun hingga 70 lantai +.
Sistem struktur rangka yang telah diisi (Infilled frame structural system)

•Sistem struktur rangka yang diisi terdiri dari kerangka balok dan kolom yang sebagian dari
‘rongganya’ diisi dengan pasangan bata, beton bertulang atau dinding balok.
•Dibangun hingga 30 Lantai
Plat datar dan sistem struktural pelat datar (Flat plate and flat slab structural system)

•Sistem ini terdiri dari plat yang terhubung ke kolom (tanpa menggunakan balok).
•Hingga 25 lantai.
Sistem struktural tabung (Tube structural system)

Framed tube structure system Trussed tube system


Bundled tube structure system
Tube in a tube system

•Sistem ini terdiri dari kolom eksterior dan balok yang menciptakan bingkai kaku
•Hingga 60 lantai.
Sistem dinding berpasangan (Coupled wall system)

•Sistem ini terdiri dari dua atau lebih dinding geser yang saling berhubungan.
•Dinding geser terhubung pada lantai dengan balok atau lembaran kaku.
•Dibangun hingga 40 lantai.
Sistem struktural hybrid (Hybrid structural system)

Hybrid structure system

Vierendeel frame
•Ini adalah kombinasi dari dua atau lebih bentuk struktural dasar baik dengan kombinasi langsung atau dengan mengadopsi
bentuk yang berbeda di berbagai bagian struktur.
•Hingga ketinggian bangunan 300 m.
•Sistem hybrid dapat digunakan untuk konstruksi bangunan dengan ketinggian maksimum 150m di daerah seismik.
Ketinggian Optimal Sistim Struktur
Material Beton

Beton bertulang adalah suatu bahan material yang terbuat


dari beton dan baja tulangan.

Beton = kuat tekan = lemah tarik.


Baja tulangan = kuat tarik = lemah tekan

Beton + Baja tulangan = beton bertulang


Material Baja

Baja = kuat Tarik dan tekan

Keuntungan-keuntungan:
• Proses pemasangan di lapangan berlangsung dengan
cepat.
• Dapat di las.
• Komponen-komponen struktumya bisa digunakan lagi
untuk keperluan lainnya.
• Komponen-komponen yang sudah tidak dapat
digunakan lagi masih mempunyai nilai sebagai besi tua.
• Struktur yang dihasilkan bersifat permanen dengan
• Cara pemeliharaan yang tidak terlalu sukar.
Kelemahan-kelemahan:
• Komponen-komponen struktur yang dibuat dari bahan baja
perlu diusahakan supaya tahan api sesuai dengan peraturan
yang berlaku untuk bahaya kebakaran.
• Diperlukannya suatu biaya pemeliharaan untuk mencegah baja
dari bahaya karat.
• Akibat kemampuannya menahan tekukan pada batang-batang
yang langsing, walaupun dapat menahan gaya-gaya aksial, tetapi
tidak bisa mencegah terjadinya pergeseran horizontal.
Struktur Beton Struktur Baja

Juwana, J. S. (2005). Panduan Sistem Bangunan Tinggi. Jakarta: Penerbit Erlangga.


REFERENSI

Juwana, J. S. (2005). Panduan Sistem Bangunan Tinggi. Jakarta: Penerbit Erlangga.


Macdonald, A. J. (2001). Structure and Architecture (Second edi). Architectural Press.
Zuhri, S. (2011). Sistem Struktur pada Bangunan Bertingkat. Klaten: Yayasan Humaniora.

https://multisite.itb.ac.id/prodi-arsitektur-fix/wp-content/uploads/sites/162/2016/08/Prinsip-Desain-Struktur-Bangunan-Tinggi.pdf
https://theconstructor.org/structural-engg/high-rise-buildings-structural-systems/23076/
https://www.academia.edu/26572540/SISTEM_STRUKTUR_BANGUNAN_TINGGI
https://www.constrofacilitator.com/high-rise-building-an-analysis-of-development-types-and-importance/
https://www.flickr.com/photos/edenpictures/6151999154
https://www.idntimes.com/travel/destination/reza-iqbal/10-rumah-pohon-unik-di-dunia?page=all
https://www.ruang-sipil.com/2018/08/10-jenis-sistem-struktural-bangunan.html

Anda mungkin juga menyukai