Dibuat oleh :
Kekuatan (Firmitas)
Konstruksi atap Joglo ditopang oleh Soko Guru (tiang utama) yang
berjumlah 4 buah. Jumlah ini adalah merupakan simbol adanya pengaruh
kekuatan yang berasal dari empat penjuru mata angin, atau biasa disebut
konsep Pajupat. Dalam konsep ini, manusia dianggap berada di tengah
perpotongan arah mata angin, tempat yang dianggap mengandung getaran
magis yang amat tinggi. Tempat ini selanjutnya disebut sebagai Pancer atau
Manunggaling Keblat Papat.
Istilah Guru digunakan untuk menunjukan bagian utama (inti) dari sebuah
konstruksi Joglo. Soko Guru menopang sebuah konfigurasi balok yang terdiri dari
Blandar dan Pengeret -disebut sebagai Pamidhangan atau Midhangan.
Menurut naskah Kawruh Kalang konfigurasi Blandar-Pengeret inilah yang
menjadi patokan, acuan, rujukan bagi perhitungan struktur keseluruhan Joglo.
Semua ukuran dan dimensi struktur serta bangunan mengacu pada ukuran dan
dimensi Blandar-Pengeret tersebut, berdasarkan standar perhitungan tertentu
yang disebut sebagai Petungan. Berikut petikannya :
"Tembung midhangan punika mirit wujudipun angemperi pundhaking griya,
manawi mirid parlunipun tiyang anindakaken damel griya (ukuraning griya)
nama wau leresipun papundhen, dening kajeng midhangan sakawan iji
punika ingkang lajeng manjing nama: guru. Wondene saka ageng sakawan
winastan saka guru, leresipun: sakaning guru, utawi saka ingkang nyanggi
guru, amargi sasampuning wujud catokan sakawan, sakatahing ukur bade
pandamelipun babalungan ageng alit saha panjang celak, tuwin tumpang-
tumpangipun sadaya, sami mendhet ukur saking salebeting gagelengan
kajeng sakawan wau, boten saged tilar utawi boten kenging kaempanan
saking dugi-dugi kemawon."
"Di sini keempat batang kayu yang membentuk midhangan [=pamidhangan,
balandar-pangeret] itu lalu mendapatkan sebutan yaitu guru. Adapun
keempat batang saka [=tiang] yang besar-besar itu lalu dinamakan sakaguru,
yang lebih tepatnya adalah sakaning guru atau saka ingkang nyanggi guru
[saka yang menyangga guru]. Penamaan ini disebabkan oleh karena setelah
terwujud menjadi empat buah cathokan maka segenap pengukuran dalam
membuat besar-kecilnya balungan griya maupun segenap tumpang, sama-
sama mengambil patokan ukuran pada keempat batang balandar-pangeret
tadi. Jadi, mengukur itu tidak boleh sekadar menduga-duga atau asal
mengukur semata."
A. Umpak
B. Soko Guru
C. Sunduk
D. Sunduk Kili
E. Pengeret
F. Blandar
G. Tumpangsari
Fasilitas-fasilitas yang bisa kalian temukan di dalam Gedung Opera Sydney yakni
terdapatnya 1000 ruangan yang ada di dalam gedung, lalu terdapat 6 ruangan
utama yaitu Concert Hall, Drama Theatre, Playhouse, Studio, Reception Hall,
dan Opera Theatre. Selain itu fasilitas yang bisa ditemukan di Opera House
antara lain restoran mewah, ruang istirahat, ruang ganti dan toilet.
Selain sebagai tempat wisata dan gedung pertunjukan untuk publik, Opera
House juga menjadi markas dari kelompok musik Opera Australia, Sydney
Theatre Company, serta Sydney Symphony Orchestra.
Kekuatan (Firmitas)
Sydney Opera House berdiri di atas tanahseluas 2,2 Ha dan luas bangunan
1,8 Ha dengan bentang bangunan 185 m x 120 m dan ketinggian atap mencapai
67 meter di atas permukaan laut. Atap terbuat dari 2194 bagian beton precast
yang masing-masingseberat 15,5 ton. Kesemuanya disatukan dengan kabel baja
sepanjang 350 km. Berat atap keseluruhan mencapai 27.230 ton yang dilapisi
1.656.056 keramik Swedia.
Berat bangunan 161.000 ton ditopang oleh 580 kostruksi baja yang ditanam
pada kedalaman 25 m di bawah permukaan laut. Penyangga atap terdiri dari 32
kolom beton yang masing-masing 2,5 meter persegi dengan struktur dinding
curtain wall.
Ditinjau dari Struktur Shell, Shell Design adalah rancangan yang sangat rumit,
atap pada merupakan bentuk metafora dengan menerapkan system shell free
form. Dimana bentuk shell yang ada tidak mengikuti pola geometri tetapi terikat
secara structural yang dalam hal ini bentuk geometri tetap ada tetapi bukan
merupakan factor utama. Shell pada Sydney opera house terbentuk dari proses
rotasional kearah vertical dengan lengkung dua arah (vertical dan horizontal)/
double curved shell dengan permukaan lengkung sinklastik.
1. Gaya Meredional
Meredional pada atap Sydney opera house berasal dari berat itu sendiri
yang kemudian gaya itu disalurkan melalui tulangan baja ke kolom
penyangga atap. Gaya meredional yang bekerja pada atap diatas dengan
mempertebal permukaan dan membentuk permukaannya menyerupai sirip-
sirip dengan tujuan agar permukaan lebih kaku.
2. Gaya Rotasional
Gaya rotasional bekerja kearah vertical mengikut ilengkung atap
kemudian beban disalurkan ke tanah melaui tiga kolom yang ada. Beban
tekan dan tarik disalurkan melalui tulangan atap.
3. Beban Lentur
Pertemuan atap dan dinding dibuat lebih tebal agar dapat menyokong
gaya yang bekerja pada arah vertical dan horizontal dari gaya meredional,
yang juga agar yang terjadi.
4. Kondisi Tumpuan
Kondisi tumpuan pada atap Sydney opera house sudah memenuhi syarat
tumpuan layak yang diizinkan untuk shell struktur, yaitu :
Tumpuan yang disalurkan ke kolom mampu mengerahkan reaksi dari
membrane baik itu reaksi tekan maupun tarik, perpindahan gaya tekan
tarik yang bekerja pada permukaan cangkang.
Perpindahan-perpindahan membrane pada perbatasan kulit kerang yang
timbul akibat tegangan dan regangan membrane diatasi dengan
memperkaku sudut- sudut pertemuan permukaan shell.
Kesimpulanya, tegangan- tegangan membrane adalah sedemikian kecil sehingga
dalam kasus Sydney Opera House, ketebalan kulit kerang ditentukan oleh
gangguan- gangguan lentur perbatasan, meskipun demikian tegangan-tegangan
yang ada harus tetap dievaluasi dalam usaha untuk :
Tegangan-tegangan tarik yang mungkin terjadi dan menyediakan tulang tarik
yang cukup kuat disepanjang lengkungan atap.
Tegangan tekan tertinggi pada puncak atap yang diselesaikan dengan
membuat perkuatan, sedangkan untuk tekanan tekuk terjadi pada sudut
pertemuan atap.
Keindahan / Estetika (Venustas)