Anda di halaman 1dari 33

Proses Konsep Rancangan Bentuk

Arsitektural

Pertemuan 7
RR. Sophia Ratna Haryati, ST, M.Sc
Bentuk

• Bentuk adalah karakteristik pengenal volume utama. Bentuk juga


merupakan cirri utama yang menunjukkan suatu volume, hal ini
ditentukan oleh volume, wujud, dan hubungan antara bidang-
bidang yang menggambarkan batas-batas.

Adapun ciri-ciri visual bentuk yaitu sebagai berikut:


• Memiliki Dimensi/ Ukuran yaitu Ukuran fisik suatu bentuk
berupa panjang, lebar dan tebal.
• Memiliki Warna
• Memiliki Tekstur yaitu Kualitas yang dapat diraba pada
permukaan dari sebuah bentuk
Sifat bentuk:
• Memiliki Posisi yaitu Letak relatif terhadap
lingkungannya
• Memiliki Orientasi yaitu Posisi relative suatu bentuk
terhadap bidang dasar, dan terhadap pandangannya.
• Memiliki Inersia Visual yaitu Derajat konsentrasi dan
stabilitas bentuk.
Bentuk terbagi atas 2 yaitu:
1. Bentuk Beraturan
Pada umumnya bentuk tersebut bersifat stabil dan
simetris terhadap sumbunya. Contohnya seperti bola,
silinder, kerucut, kubus, dan lain-lain.
2. Bentuk tidak Beraturan
Pada umumnya bentuk ini tidak simetris tetapi lebih
dinamis dibandingkan dengan bentuk beraturan.
Pengertian bentuk dalam arsitektur

• Suatu perwujudan dari organisasi ruang yang merupakan hasil


dari suatu proses pemikiran.Proses ini didasarkan atas
pertimbangan fungsi dan usaha pernyataan diri/ekspresi
(HugoHaring).
• Wujud dari penyelesaian akhir dari konstruksi yang
pengertiannya sama (Mies van der Rohe).
• Suatu keseluruhan dari fungsi-fungsi yang bekerja secara
bersamaan, yang hasilnyamerupakansusunan benda(Benyamin
Handler).
• Hasil dipenuhinya syarat-syarat kokoh, guna, dan indah
(Vitruvius).
Menurut Vitruvius, tidak ada istilah bentuk. Bentuk, bagi
Vitruvius, bila mau dikaitkan dengan fungsi/utilitas
tentunya merupakan gabungan antara firmistas(technic)
dengan venustas (beauty/delight) (Saliya, 1999).Obyek-
obyek dalam persepsi kita memiliki wujud/ujud (shape)
(Abecrombie,1984;37)Wujud/ujud merupakan hasil
konfigurasi tertentu dari permukaan-permukaandan sisi-
sisi bentuk (Ching, 1979;50)
Ciri-ciri Visual Bentuk

• Ciri-ciri pokok yang menunjukan bentuk, dimana ciri-ciri tersebut


pada kenyataanya dipengaruhi oleh oleh keadaan bagaimana cara
kita memandangnya.Juga merupakan sarana pokok yang
memungkinkan kita mengenal dan melihat serta meninjau latar
belakang, persepsi kita terhadap satu dan yang lain,
sangattergantung dari derajat ketajaman visual dalam arsitektur.
Bentuk dapat dikenali karena ia memiliki ciri-ciri visual, yaitu (Ching,
1979) :
• Wujud adalah hasil konfigurasi tertentu dari permukaan-permukaan
dan sisi-sisi bentuk.
• Dimensi dimensi suatu bentuk adalah panjang, lebar dan
tinggi. Dimensi-dimensi ini menentukan proporsinya.
Adapun skalanya ditentukan olehperbandingan
ukuran relatifnya terhadap bentuk-bentuk
lain disekelilingnya.
• Warna adalah corak, intensitas dan nada pada permukaan
suatu bentuk. Warna adalah atribut yang paling mencolok
yang membedakan suatu bentukterhadap lingkungannya.
Warna juga mempengaruhi bobot visual suatu bentuk.
• Tekstur adalah karakter permukaan suatu bentuk. Tekstur
mempengaruhiperasaan kita pada waktu menyentuh, juga
pada saat kualitas pemantulan cahayamenimpa permukaan
bentuk tersebut.
• Posisi adalah letak relatif suatu bentuk terhadap suatu
lingkungan ataumedan visual.
• Orientasi adalah posisi relatif suatu bentuk terhadap bidang
dasar, arah mataangin atau terhadap pandangan seseorang
yang melihatnya.
• Inersia Visual adalah derajad konsentrasi dan stabilitas suatu
bentuk. Inersiasuatu bentuk tergantung pada geometri dan
orientasi relatifnya terhadap bidangdasar dan garis
pandangan kita.Dengan penghayatan terhadap wujud kita bisa
mendapatkan kepuasan.Wujud dapat menawan perhatian
kita, mengundang keingintahuan, memberikansensasi yang
menyenangkan ataupun tidak menyenangkan dalam berbagai
cara.
Sebagai contoh dengan dimensi/ukurannya, piramid adalah suatu wujud
yang mempunyai suatu kekuatan. Tentunya, effektifitasnya diperkaya oleh
pengulangan melalui sejarah dan oleh kekayaan akan asosiasi-asosiasinya
yang terakumulasi (terkumpul). Bagi masyarakat Mesir, yang mengenalnya
sebagai transformasi ideal dan agung dari gundukan makam biasa, yang
mempercayainya sebagai jaminan keabadian pharaoh dan yang melihat
lapaisan atapnya yang berkilat memantulkan cahaya langsung pertama dari
matahari terbit, sebagai imaji kedewaan/ketuhanan bagi mereka jelas,
piramid memiliki arti yang tidak akan pernah kita peroleh kembali bagi kita
saat ini. Sekalipun demikian, piramid masih mempunyai pengaruh terhadap
kita, walaupun masyarakat yang mengenal asal usulnya dan mempunyai
keyakinan terhadap pendirinya (masyarakat Mesir terhadap Pharaoh) sudah
tidak ada (musnah), wujudnya tetap ada dan tetap mempunyai kekuatan
(dalam tingkat yang berbeda). Piramid mempunyai kekuatan yang hakiki.
• Dome merupakan salah satu bentuk arsitektur yang
mendasar. Dome berbeda dengan piramid dan obelisk,
memiliki tingkat bentuk yang berbeda dimana piramid dan
obelisk dapat dikategorikan sebagai obyek seni (sculpture).
Dome dapat disebut sebagai sebuak „bentuk‟ bangunan
(building form), dalam arti sebuah bentuk yang tidak hanya
memiliki permukaan luar tetapi juga ruang dalam dan
organisasi (internal space). Dengan pengertian lain, secara
umum, bentuk (form)lebih tinggi (superior) dari wujud
(shape), bahwa arsitketur berada pada potensinya yang
paling tinggi ketika eksterior dan interior dapat dipahami
sebagai suatu kesatuan.
• Bentuk dapat diperkuat atau dilemahkan oleh bentuk
lain. Untuk program-program fungsional pada bangunan
biasanya membutuhkan gabungan beberapa elemen.
Hal ini tidak berarti menjadi keterbatasan estetika. Arsitek
dapat menghasilkan efek yang impresif dengan
menggabungkan bentuk-bentuk. Misalnya dengan
menggunakan pengulangan bentuk-bentuk yang sama,
atau mengejutkan dengan mensejajarkan dua bentuk
yang sama sekali berbeda, yang kemudian dapat
menimbulkan penghargaan bahwa perbedaan-perbedaan
dapat digabungkan menjadi satu komposisi tunggal.
Bentuk dapat bergabung untuk menghasilkan komposisi
yang koheren dengan cara persamaan, pengulangan
ataupun proporsi.
Wujud Dasar

• Secara psikologis manusia secara naluriah akan manyederhanakan lingkungan


visualnya untuk memudahkan pemahaman. Dalam setiap komposisi bentuk, kita
cenderung mengurangi subyek utama dalam daerah pandangan kita ke bentuk-
bentuk yang paling sederhana dan teratur. Semakin sederhana dan teraturnya
suatu wujud, semakin mudah untuk diterima dan dimengerti.
• Secara geometri kita ketahui wujud-wujud beraturan seperti lingkaran dan
sederetan segi banyak beraturan (yang memiliki sisi-sisi dan sudut-sudut yang
sama) yang tak terhingga banyaknya dapat dilukiskan di dalam lingkaran, segitiga,
dan bujur sangkar.

• Lingkaran merupakan sederetan titik-titik yan disusun dengan jarak yang sama
dan seimbang terhadap sebuah titik tertentu di dalam lingkungan.
• Segitiga merupakan sebuah bidang datar yang dibatasi oleh tiga sisi dan
mempunyai tiga buah sudut.
• Bujur sangkar merupakan sebuah bidang datar yang mempunyai empat buah sisi
yang sama panjang dan empat buah sudut siku-siku.
Lingkaran

• Lingkaran adalah suatu yang terpusat,


berarah ke dalam dan pada umumnya • Komposisi dari lingkaran
bersifat stabil dan dengan sendirinya bisa mencapai titik:
menjadi pusat dari lingkungannya. • Netral,
Penempatan sebuah lingkaran pada • Stabil
pusat suatu bidang akan memperkuat
• Tidak stabil
sifat dasarnya sebagai poros.
Menempatkan garis lurus atau • Seimbang
bentuk-bentuk bersudut lainnya • Terpusat sendiri
disekitar bentuk lingkaran atau • Dinamis
menempatkan suatu unsur menurut • Diam ditempat
arah kelilingnya, dapat menimbulkan
perasaan gerak putar yang kuat.
Aldar Properties Headquarters

Bangunan ini memiliki desain yang unik


karena berbentuk seperti koin. Desain ini
merupaka Bangunan Sirkular Pertama di
Dunia dan Termasuk Dalam Desain
Bangunan Futuristik Terbaik tahun 2008
Segitiga

• Segitiga menunjukkan stabilitas. Apabila


terletak pada salah satu sisinya, segitiga
merupakan bentuk yang sangat stabil.
Jika diletakkan berdiri pada salah satu
sudutnya, dapat menjadi seimbang bila
terletak dalam posisi yang tepat pada
suatu keseimbangan, atau menjadi tidak
stabil dan cederung jatuh ke salah satu
sisinya
Nama : Louvre Museum Arsitektur Kontemporer Lokasi : Paris, Prancis
Selesai dibangun : 1989 Fungsi : Museum
Arsitek : I. M. Pei
Bujur Sangkar

• Bujur sangkar menunjukkan sesuatu yang murni dan


rasional. Bentuk ini merupakan bentuk yang statis
dan netral serta tidak memiliki arah tertentu. Bentuk-
bentuk segi empat lainnya dapat dianggap sebagai
variasi dari bentuk bujur sangkar-yang berubah
dengan penambahan tinggi atau lebarnya. Seperti
juga segitiga, bujur sangkar tampak stabil jika berdiri
pada salah satu sisinya dan dinamis jika berdiri pada
salah satu sudutnya.

Masjid Al-Irsyad, Bandung, Jawa Barat

Masjid yang diarsiteki oleh Ridwan Kamil


memiliki bentuk seperti kubus besar
laiknya bentuk bangunan Ka’bah di Arab
Saudi.
Bentuk Pejal Dasar

• “ ….Kubus, kerucut, bola, silinder dan peramida adalah


bentuk-bentuk dasar utama dimana peran cahaya sangat
penting: kesan bentuk-bentuk ini tampak berbeda dan jelas
bagi kita serta tanpa keraguan. Inilah alasan mengapa bentuk-
bentuk yang indah, bahkan bentuk-bentuk yang paling indah”
Le-Corbusier
• Wujud dasar dapat dikembangkan atau diputar untuk
mengahasilkan bentuk ruang atau bentuk pejal yang berbeda,
teratur dan mudah dikenali. Lingkaran membentuk bola dan
silinder, segitiga membentuk kerucut dan piramida, bujur
sangkar membentuk kubus. Dalam konteks ini, istilah pejal
(solid) bukan menjelaskan suatu benda yang padat dan keras
tetapi lebih pada suatu bentuk atau gambar geometric tiga
dimensi
Bola

• Bentuk benda pejal yang dihasilkan oleh


perputaran sebuah setengah lingkaran
pada garis tengahnya, di mana jarak semua
titik pada permukaan terhadap pusatnya
adalah sama. Bola adalah bentuk yang
terpusat dan memiliki konsentrasi
(pemusatan) yang tinggi. Seperti halnya
lingaran yang merupakan bentuk dasarnya,
bola mempunyai titik pusat dan pada
umumnya stabil dalam lingkungannya. Bola
cenderung menggelinding jika diletakkan
pada suatu bidang miring. Dilihat dari sudut
manapun juga, wujud bola selalu tampak
sama.
Silinder & Kerucut

• Silinder:
Bentuk benda pejal yang dihasilkan olah perputaran
sebuah segi empat pada salah satu sisinya. Silinder
terpusat pada sumbu yang berbentuk garis yang
menghubungkan pusat-pusat kedua permukaan
lingkaran yang ada. Silinder dapat diperpanjang
dengan mudah menurut arah sumbunya. Silinder
merupakan bentuk yang stabil jika diletakkan pada
permukaan lingkarannya; berubah menjadi labil jika
sumbunya dicondongkan.
• Kerucut:
Bentuk benda pejal yang dihasilkan oleh perputaran
sebuah segitiga pada salah satu sisinya. Seperti
halnya silinder, kerucut merupakan bentuk yang
sangt stabil jika berdiri di atas permukaan lingaran
dasarnya dan berubah menjadi tidak stabil jika
sumbu vertikalnya dimiringkan atau dibalik. Bentuk
ini masih dapat diletakkan berdiri pada ujungya
dalam suatu keadaan seimbang yang kritis.
Piramida & Kubus

• Piramida:
Bentuk Polihedron dengan dasar sisi banyak dan
bidang-bidang segitiga yang bertemu pada satu titik.
Bentuk pyramid memiliki cirri-ciri yang serupa dengan
kerucut. Oleh karena semua permukaan sisi-sisinya
merupakan bidang-bidang yang datar, maka piramida
dapat berdiri dengan stabil pada setiap permukaannya.
Lain halnya dengan kerucut yang berkesan lembut,
piramida secara relative adalah bentuk yang berkesan
keras dan bersudut.
• Kubus:
Sebuah benda pejal prismatic yang memiliki enam
permukaan bujur sangkar yang berukuran sama, di
mana setiap dua sisi yang berhadapan membentuk
sudut siku-siku. Karena dimensi-dimensi tersebut,
kubus adalah bentuk statis yang tidak menunjukkan
gerak maupun arah. Bentuk ini merupakan bentuk
yang stabil kecuali jika berdiri di atas salah satu sisi
atau sudutnya. Walaupun profil sudut-sudutnya
dipengaruhi oleh arah pandang kita, kubus merupakan
bentuk yang sangat mudah dikenali.
Bentuk beraturan dan tidak beraturan

• Bentuk beraturan adalah bentuk-bentuk yang berbubungan satu sama lain dan tersusun
secara rapid an konsisten. Pada umumnya bentuk-bentuk tersebut bersifat stabil dan
simetris terhadap satu sumbu atau lebih. Bola, silinder, kerucut, kubus, dan piramida
merupakan contoh utama bentuk-bentuk beraturan

• Bentuk-bentuk dapat mempertahankan keteraturannya meskipun dimensi-dimensinya


diubah, ataupun unsure-unsurnya ditambah atau dikurangi. Berdasarkan pengalaman dalam
membangun bentuk-bentuk serupa, kita dapat membangun suatu bentuk teratur yang baru
berdasarkan bentuk dasar meskipun dengan menghilangkan atau menambahkan beberapa
bagiannya.

• Bentuk tak teratur adalah bentuk yang bagian-bagiannya tidak serupa dan hubungan antar
bagiannya tidak konsisten. Pada umumnya bentuk ini tidak simetris dan lebih dinamis
dibandingkan bentuk beraturan. Bentuk tak beraturan bisa berasal dari bentuk beraturan
yang dikurangi oleh suatu bentuk tak beraturan ataupun hasil dari komposisi tak beraturan
dari bentuk-bentuk beraturan.

• Selama kita berkecimpung baik dengan massa padat maupun ruang kosong di dalam
arsitektur, bentuk-bentuk beraturan bisa berada dalam bentuk-bentuk tak beraturan.
Demikian juga bentuk-bentuk tak beraturan bisa berada dalam bentuk-bentuk beraturan
• Perubahan bentuk
Semua bentuk dapat dipahami sebagai hasil dari perubahan benda
pejal utama, melalui variasi-variasi yang timbul akibat manipulasi
dimensinya, atau akibat penambahan maupun pengurangan
elemen-elemennya.
• Perubahan Dimensi
Suatu bentuk dapat diubah dengan menggai salah satu atau
beberapa dimensi-dimensinya dan tetap mempertahankan
identitasnya sebagai anggota bagain dari suatu bentuk. Sebuah
kubus misalnya, dapat diubah menjadi bentuk-bentuk prisma serupa
dengan mengubah ukuran tinggi, lebar atau panjangnya. Bentuk
tersebut dapat dipadatkan menjadi bentuk bidang pipih atau
direntangkan menjadi suatu bentuk linier.
• Perubahan dengan Pengurangan
Suatu bentuk dapat diubah dengan mengurangi sebagian
dari volumnya. Tergantung dari banyaknya pengurangan,
suatu bentuk mampu mempertahankan identitas asalnya
atau diubah menjadi suatu bentuk yang lain sama sekali.
Sebagai contoh, sebuah kubus dapat mempertahankan
identitasnya sebagai kubus walaupun sebagian dari kubus
tersebut dihilangkan atau diubah menjadi serangkaian
bentuk polyhedron teratur yang menggambarkan suatu
bola.
• Perubahan dengan Penambahan:
Suatu bentuk dapat diubah dengan menambah unsure-
unsur tertentu kepada volume bendanya. Sifat proses
penambahan serta jumlah dan ukuran relative unsure
yang ditambahkan akan menentukan apakah identitas
bentuk asal dapat dipertahankan atau berubah.
• Pada deretan gambar-gambar ini, kapankah bentuk bujur sangkar yang dihilangkan salah satu sudutnya
ini diubah menjadi sebuah konfigurasi “ L “ yang terdiri dari dua buah bidang empat persegi panjang?

• Volume ruang dapat dikurangi untuk menciptakan jalan masuk yang menjorok ke dalam, halaman
terbuka, ataupun bukaan-bukaan jendela yang terbentuk oleh adanya bukaan pada permukaan dinding
secara vertical dan horizontal.
Bentuk yang ditambah

Apabila sebuah bentuk terpotong diperoleh dengan menghilangkan sebagian dari volume asalnya, maka
suatu bentuk dengan penambahan dihasilkan dengan menghubungkan satu atau beberapa bentuk
tambahan lain terhadap volume yang sudah ada.

Kemungkinan-kemungkinan dasar untuk penggabungan dua bentuk atau lebih adalah:


• Gaya tarik ruang
• Tipe hubungan ini terjadi karena kedua bentuk relative berdekatan satu dengan yang lain, atau saling
membagi/ memberikan sifat visual umumnya seperti wujud, warna, atau material
• Hubungan antar sisi
• Pada tipe dengan pertemuan antar sisi ini, maka bentuk-bentuk itu akan memiliki satu sisi bersama-
sama dan dapat berporos pada sisi tersebut.
• Hubungan antar permukaan bidang
• Pada tipe pertemuan permukaan bidang ini, kedua bentuk memiliki bidang-bidang datar yang
berhubungan dan terletak sejajar satu sama lain
• Ruang-ruang yang saling terkait
• Pada tipe dengan volume-volume ruang yang saling berkaitan ini, bentuk-bentuk ruang tersebut saling
menembus ke dalam masing-masing ruangnya. Bentuk-bentuk ini tidak perlu memilik kesamaan visual
Suatu bentuk dapat diubah dengan
mengganti salah satu atau beberapa
dimensi-dimensinya dan tetap
mempertahankan identitasnya sebagai
anggota bagain dari suatu bentuk.
Sebuah kubus misalnya, dapat diubah
menjadi bentuk-bentuk prisma serupa
dengan mengubah ukuran tinggi, lebar
atau panjangnya. Bentuk tersebut dapat
dipadatkan menjadi bentuk bidang pipih
atau direntangkan menjadi suatu bentuk
linier.

Suatu bentuk dapat diubah dengan mengurangi sebagian dari volumnya. Tergantung dari banyaknya pengurangan,
suatu bentuk mampu mempertahankan identitas asalnya atau diubah menjadi suatu bentuk yang lain sama sekali.
Sebagai contoh, sebuah kubus dapat mempertahankan identitasnya sebagai kubus walaupun sebagian dari kubus
tersebut dihilangkan atau diubah menjadi serangkaian bentuk polyhedron teratur yang menggambarkan suatu bola.
Perubahan dengan penambahan

Suatu bentuk dapat diubah dengan menambah unsure-unsur tertentu kepada


volume bendanya. Sifat proses penambahan serta jumlah dan ukuran relative
unsure yang ditambahkan akan menentukan apakah identitas bentuk asal
dapat dipertahankan atau berubah.
Tugas UTS Pengantar Arsitektur

 Mengumpulkan tugas paper “Analisa Karya Arsitektural”


dari segi komunikasi bangunannya, sistem strukturalnya
(baca pertemuan 6), serta proses konsep rancangan
desainnya (baca pertemuan 7)
 Mengerjakan soal ujian tertulis yang diberikan saat ujian.

Anda mungkin juga menyukai