Anda di halaman 1dari 12

PENGANTAR ARSITEKTUR

TUGAS 1

OBJEK : MUSEUM FATAHILLAH

OLEH :

NAMA : MARIANUS FAO


NIM : 19.84.0178

UNIVERSITAS AMIKOM
YOGYAKARTA
KATA PENGANTAR

Puji syukur senantiasa saya panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha


Esa,karena atas limpahan rahmat-Nya akhirya tugas analisis bangunan
monumental dengan objek “Museum Fatahillah” dapat saya selesaikan
dengan baik dan tepat pada waktunya.

Adapun tujuan analisis bangunan ini adalah memenuhi tugas dosen


pada mata kuliah pengantar arsitektur dan juga menambah wawasan
tentang nilai-nilai budaya dan sejarah bangunan Museum Fatahillah yang
berkaitan dengan aspek-aspek dasar pemikiran dalam menentukan
orientasi perkembangan dan nilai produk budaya dalam studi ilmu
arsitektur.

Saya juga mengucapkan terima kasih kepada Ibu RR.Sophia Ratna


Haryati,ST,M.SC selaku dosen mata kuliah Pengantar Arsitektur yang telah
memberikan tugas ini sehingga dapat menambah pengetahuan dan
wawasan sesuai dengan mata kuliah yang saya tekuni.

Demikianlah tugas analisis ini saya buat dan semoga bisa bermanfaat bagi
saya dan pembaca khususnya dibidang arsitektur.

Yogyakarta,01 Oktober 2019

Penulis

.
PENDAHULUAN
LATAR BELAKANG

Indonesia merupakan sebuah negara yang memiliki ragam budaya yang


memiliki ciri tersendiri termasuk pada bidang arsitekturnya. Seiring dengan
berjalannya waktu, kebudayaan di Indonesia semakin berkembang dari
segi non fisik maupun fisik seperti bidang arsitektur. Peninggalan
kebudayaan dalam segi fisik (arsitektur) dapat dilestarikan dan di jaga agar
tetap menjadi bagian dari sejarah dan kebudayan yang dimiliki bansa
Indonesia yang patut dibanggakan. Banyak terdapat arsitektur di Indonesia
baik yang merupakan khas Indonesia maupun arsitektue peninggalan
bangsa penjajah yang menjadi saksi bisu sejarah sampai saat ini juga
menjadi bagian terpenting dari sejarah dan perkembangan kebudayaan
Indonesia. kebudayaan Indonesia. Selain itu ilmu arsitektur juga berperan
dalam mempermudah proses perencanaan dan perancangan ketika proses
mendesain sedang belangsung dan pemilihan objek desain akan
menentukan konsep perencanaan dan perancangan selanjutnya. Aspek-
aspek pemilihan objek desain antara lain seperti fungsi dan tujuan,alam dan
lingkungan,adaptasi dari habitat di sekitarnya,kearifan lokal,topografi
lingkungan serta pertimbangan psikologis yang telah menyatu dengan nilai-
nilai kebudayaan sebagai bagian dari karya arsitektur tanpa ada Batasan
ruang dan waktu merupakan factor penting sebagai dasar perubaha yang
terjadi dari masa ke masa.

Kota Tua merupakan kota kecil peninggalan para penjajah Belanda


sekaligus menjadi cikal bakal kota DKI Jakarta. Seiring dengan
perkembangan kota maka semakin banyak kebutuhan manusia akan
fasilitas-fasilitas yang menunjang kebutuhan hidup,dengan keadaan ini kota
tua kini memiliki bangunan dengan fungsi baru seperti
museum,restaurant,hoteldari bangunan yang telah hancur dibangun
kembali kemudian digunakan dengan fungsi yang sama maupun berbeda
dengan fungsi bangunan terdahulu. Kini Kota Tua memiliki bangunan yang
dapat dijadikan tempat wisata dan yang mendominasi adalah museum.
Terdapat banyak museum di kawasan Kota Tua seperti Museum Fathillah
yang dulunya merupakanBalai Kota Batavia, Museum Wayang,Museum
Seni Rupa dan Keramik, Museum Bank Mandiri dan Museum Bank
Indonesia.

Berdasarkan fungsi Kawasan Kota Tua Jakarta yang menjadi Kawasan


wisata dengan banyak bangunan yang memiliki fungsi rekreasi seperti
museum maka konteks bangunan yang diprioritaskan adalah museum.

TUJUAN

Pembahasan mengenai bangunan monumental khusunya bangunan


Museum Fatahillah bertujuan untuk mengetahui aspek-aspek yang
mendasari alam pikiran yang berperan dalam menentukan orientasi
perkembangan budaya serta nilai produk budaya yang dihasilkan.

SEJARAH
“MUSEUM FTAHILLAH”
Museum Fatahillah memiliki nama resmi Museum Sejarah Jakarta
adalah sebuah museum yang terletak di jalan Taman Fatahillah No.1
Jakarta Barat dengan luas lebih dari 1.300 meter persegi.

Bangunan ini dahulunya merupakan Balai Kota Batavia (Bahasa Belanda:


stadhuis van Batavia) yang dibangun pada tahun 1707-1712 atas perintah
Gubernur-Jendral Joan Van Hoom.Bangunan ini menyerupai istana Dam di
Amsterdam,terdiri atas bangunan utama dengan dua sayap di bagian timur
dan barat serta bangunan sanding yang digunakan sebagai kantor, ruang
pengadilan, dan ruang ruang bawah tanah yang dipakai sebagai penjara.
Pada tanggal 30 Maret 1974, bangunan ini kemudian diresmikan sebagai
Museum Fatahillah.

Museum dengan nama populer 'Museum Fatahillah' ini menyimpan 23.500


koleksi barang bersejarah, baik dalam bentuk benda asli maupun replika.
Koleksi ini berasal dari Museum Jakarta Lama (Oud Batavia Museum) yang
sebelumnya terletak di Jalan Pintu Besar Utara No. 27, yang saat ini
ditempati Museum Wayang. Diantara koleksi yang penting untuk diketahui
masyarakat adalah Prasasti Ciaruteun peninggalan Tarumanagara, Meriam
Si Jagur, Patung Dewa Hermes, sel tahanan dari Untung Suropati (1670)
dan Pangeran Diponegoro (1830). Ada pula lukisan Gubernur Jendral VOC
Hindia Belanda dari 1602-1942, alat pertukangan zaman prasejarah dan
koleksi persenjataan. Selain itu, terdapat koleksi mebel antik peninggalan
abad ke-17 hingga abad ke-19, sejumlah keramik, gerabah dan prasasti.
INTERIOR MUSEUM FATAHILLAH

ANALISIS BANGUNAN
Lima Aspek Yang Mendasari Alam Pikiran Dalam Menentukan Orientasi
Perkembangan Budaya serta Nilai Produk Budaya yang Dihasilkan
1. Perspektif terhadap alam

a. Mistis
Museum Fatahilla punya sisi mistis yang melegenda karena pernah
digunakan sebagai tempat pembantaian, yang kerap sesekali tempat ini
sering terdengar suara tangisan dan teriakan. Pada tahun 1740 silam,
dikisahkan pada alun – alun depan museum telah terjadi pembantaian
sekitar 500 orang Cina, dan tidak hanya itu banyak pula pribumi yang di
hukum gantung di museum ini mungkin karna peristiwa inilah banyak
kejadian mistis seperti suara tangisan yang terdengar ramai sampai
teriakan yang histeris. Bahkan terkadang ada yang menampakkan sosok
tanpa kepala, berwajah hancur, hingga sampai tidak jelas bentuk
wujudnya.
Sama mengerikan dengan suara tangisan bahkan sering sekali tercium
bau anyir dan amisnya darah, tentu kita tahu penjara bawah tanah
memiliki kisah yang melegenda, yang menjadi saksi bisu para tawanan
Belanda pada masa penjajahan. Ruang penjara ini sudah berdiri sejak
300 tahun silam, yang dulunya di jadikan tempat penampungan para
tahanan, penjahat, serta tokoh masyarakat yang memberontak pada
bangsa Belanda. Dan di ruangan ini lah aksi kejam itu terjadi, para
tahanan dimasukkan ke dalam penjara hingga lebih dari 500 orang, dan
di biarkan kelaparan, bahkan di siksa dan di biarkan hingga mati
membusuk di dalam penjara. Dan pada saat air laut pasang, penjara ini
akan terendam air laut, sehingga membuat kondisi para tawanan
terendam dan begitu menyedihkan. Dan taukah kalian pangeran
Diponegoro dan Cut Nyak Dien bahkan pernah di tahan di dalam penjara
ini. Kisah itu lah yang membuat area sekitar penjara bawah tananah
menjadi kental akan nuansa mistis. Mulai dari terdengar suara – suara
aneh bau anyir, hingga sering terlihat penampakan banyangan tinggi dan
hitam, juga anak kecil dengan raut muka hancur yang sering
menampakkan dirinya di sekitar area ini.

b. Ontologis

Museum Fatahillah terletak di Kawasan Kota Tua, atau di Jalan Taman


Fatahillah No. 2, Jakarta Barat. Awalnya, Museum Fatahillah merupakan
Balai Kota (Stadhuis) yang diresmikan oleh Gubernur Jendral Abraham
Van Riebeeck pada tahun 1710. Pembangunan gedung ini sendiri telah
dimulai pada era Gubernur Jendral Jan Pieterszoon Coen di tahun 1620.
Kondisi tanah Jakarta yang labil membuat gedung ini sempat anjlok,
sehingga dilakukan beberapa kali pemugaran.
Museum Fatahillah menyimpan 23.500 koleksi barang bersejarah.
Koleksi ini berasal dari Museum Jakarta Lama (Oud Batavia Museum)
yang sebelumnya terletak di Jalan Pintu Besar Utara No. 27, yang saat
ini menjadi Museum Wayang.

Koleksi penting di Museum Fatahillah antara lain, Prasasti Ciaruteun


peninggalan Tarumanagara, Meriam Si Jagur, Patung Dewa Hermes, sel
tahanan Untung Suropati (1670) dan Pangeran Diponegoro (1830).
Selain itu ada pula lukisan Gubernur Jendral VOC Hindia Belanda dari
1602-1942, alat pertukangan zaman prasejarah, dan koleksi
persenjataan. Koleksi yang dipamerkan ke publik hanya sekitar 500 buah
saja. Sedangkan sisanya disimpan dalam ruang penyimpanan. Secara
berkala, koleksi ini dirotasi sehingga dapat dilihat oleh para pengunjung.
c. Fungsional
Di dalam museum ini tersimpan banyak hal yang menceritakan peristiwa
dari masa lalu, khususnya yang berhubungan dengan sejarah berdirinya
kota Jakarta. Di museum ini juga dapat dijumpai bukti berdasarkan
penggalian arkeologi bahwa pemukiman pertama di Jakarta terdapat di
tepi sungai Ciliwung. Pemukiman ini diduga berasal dari 2500 SM (masa
Neolithicum).Penyajian benda-benda bersejarah di dalam museum
dikemas secara artistik sehingga terlihat terjadinya proses interaksi
budaya antar suku bangsa.

Gedung Museum Fatahillah termasuk dalam salah satu bangunan cagar


budaya.

museum Fatahillah menyediakan beberapa sarana, seperti:


perpustakaan yang menyediakan buku lebih dari 1200 judul dalam
berbagai bahasa yang sebagian besar peninggalan masa kolonial, kafe
Museum dengan suasana nyaman bernuansa Jakarta ‘’tempo doeloe'’,
souvenir shop, mushola, ruang pertemuan dan pameran, dan taman
dalam. Di luar area museum Fatahillah juga tersedia berbagai fasilitas
seperti persewaan sepeda, jasa fotografer, penjual pernak pernik
bernuansa kota tua Batavia, dan sebagainya. Dari sisi arsitektural,
museum Fatahillah menggambarkan keindahan dan kemegahan sebuah
bangunan pada masa itu

2. Perspektif Terhadap Waktu


a. Masa lalu

Gedung Museum Sejarah Jakarta mulai dibangun pada tahun 1620 oleh
‘'’Gubernur Jendral Jan Pieterszoon Coen”’ sebagai gedung balaikota
kedua pada tahun 1626 (balaikota pertama dibangun pada tahun 1620
di dekat Kalibesar Timur). Menurut catatan sejarah, gedung ini hanya
bertingkat satu dan pembangunan tingkat kedua dibangun kemudian
hari. Tahun 1648 kondisi gedung sangat buruk. Tanah Jakarta yang
sangat labil dan beratnya gedung menyebabkan bangunan ini turun dari
permukaan tanah. Solusi mudah yang dilakukan oleh pemerintah
Belanda adalah tidak mengubah pondasi yang sudah ada, tetapi lantai
dinaikkan sekitar 2 kaki, yaitu 56 cm. Menurut suatu laporan 5 buah sel
yang berada di bawah gedung dibangun pada tahun 1649. Tahun 1665
gedung utama diperlebar dengan menambah masing-masing satu
ruangan di bagian Barat dan Timur. Setelah itu beberapa perbaikan dan
perubahan di gedung stadhuis dan penjara-penjaranya terus dilakukan
hingga bentuk yang sekarang ini. Gedung ini selain digunakan sebagai
stadhuis juga digunakan sebagai ‘’Raad van Justitie'’ (dewan pengadilan)
yang kemudian pada tahun 1925-1942 gedung ini dimanfaatkan sebagai
Kantor Pemerintah Propinsi Jawa Barat dan pada tahun 1942-1945
dipakai untuk kantor pengumpulan logistik Dai Nippon. Tahun 1952
markas Komando Militer Kota (KMK) I, yang kemudian menjadi KODIM
0503 Jakarta Barat. Tahun 1968 diserahkan kepada Pemda DKI Jakarta,
lalu diresmikan menjadi Museum Sejarah Jakarta pada tanggal 30 Maret
1974.

b. Masa Depan

Museum Sejarah Jakarta merupakan salah satu museum kaya data


dengan pemandu lokal yang informatif. Museum ini sudah berbenah.
Pada masa kemerdekaan museum ini berubah menjadi Museum Djakarta Lama di
bawah naungan LKI (Lembaga Kebudayaan Indonesia) dan selanjutnya pada
tahun 1968 ‘’Museum Djakarta Lama'’ diserahkan kepada PEMDA DKI Jakarta.
Gubernur DKI Jakarta pada saat itu, Ali Sadikin, kemudian meresmikan gedung ini
menjadi Museum Sejarah Jakarta pada tanggal 30 Maret 1974.
Untuk meningkatkan kinerja dan penampilannya, Museum Sejarah
Jakarta sejak tahun 1999 bertekad menjadikan museum ini bukan
sekadar tempat untuk merawat, memamerkan benda yang berasal dari
periode Batavia, tetapi juga harus bisa menjadi tempat bagi semua orang
baik bangsa Indonesia maupun asing, anak-anak, orang dewasa bahkan
bagi penyandang cacat untuk menambah pengetahuan dan pengalaman
serta dapat dinikmati sebagai tempat rekreasi. Untuk itu Museum
Sejarah Jakarta berusaha menyediakan informasi mengenai perjalanan
panjang sejarah kota Jakarta, sejak masa prasejarah hingga masa kini
dalam bentuk yang lebih rekreatif. Selain itu, melalui tata pamernya
Museum Sejarah Jakarta berusaha menggambarkan “Jakarta Sebagai
Pusat Pertemuan Budaya” dari berbagai kelompok suku baik dari dalam
maupun dari luar Indonesia dan sejarah kota Jakarta seutuhnya.
Museum Sejarah Jakarta juga selalu berusaha menyelenggarakan
kegiatan yang rekreatif sehingga dapat merangsang pengunjung untuk
tertarik kepada Jakarta dan meningkatkan kesadaran akan pentingnya
warisan budaya.

c. Kombinasi

Dengan mengikuti perkembangan dinamika masyarakat yang


menghendaki perubahan agar tidak tenggelam dalam suasana yang
statis dan membosankan, serta ditunjang dengan kebijakan yang
tertuang dalam visi dan misi museum, mengenai penyelenggaraan
museum yang berorientasi kepada kepentingan pelayanan masyarakat,
maka tata pamer tetap Museum Sejarah Jakarta dilakukan berdasarkan
kronologis sejarah Jakarta, dan Jakarta sebagi pusat pertemuan budaya
dari berbagai kelompok suku bangsa baik dari dalam maupun dari luar
Indonesia, Untuk menampilkan cerita berdasarkan kronologis sejarah
Jakarta dalam bentuk display, diperlukan koleksi-koleksi yang berkaitan
dengan sejarah dan ditunjang secara grafis dengan menggunakan foto-
foto, gambar-gambar dan sketsa, peta dan label penjelasan agar mudah
dipahami dalam kaitannya dengan faktor sejarah dan latar belakang
sejarah Jakarta.

Sedangkan penyajian yang bernuansa budaya juga dikemas secara


artistik di mana terlihat terjadinya proses interaksi budaya antar suku
bangsa. Penataannya disesuaikan dencan cara yang seefektif mungkin
untuk menghayati budaya-budaya yang ada sehingga dapat
mengundang partisipasi masyarakat. Penataan tata pamer tetap
Museum Sejarah Jakarta dilakukan secara terencana, bertahap,
skematis dan artistik, sehingga menimbulkan kenyamanan serta
menambah wawasan bagi pengunjungnya.

3. Hakikat hidup
a. persepsi hidup buruk

Di museum yang juga dikenal sebagai museum Sejarah Jakarta ini


pernah ada suatu kisah kelam. Yakni, pembantaian sadis yang juga
pembunuhan keji oleh rezim Belanda terhadap warga keturunan
Tiongkok. Sekitar tahun 1740 silam, dikisahkan tepat di alun-alun depan
museum telah terjadi pembantaian sekitar 500 orang China.

Museum Fatahillah juga difungsikan sebagai tempat eksekusi. Lonceng


kematian yang dulu begitu berperan dalam penentuan waktu kematian,
kini masih sering berbunyi sendiri saat malam.
b. Persepsi hidup baik
Museum Fatahillah memiliki daya tarik tersendiri dan berperan sebagai
sarana pembelajaran sejarah masa lampau bangasa Indonesia.Disana
juga banyak tersedia fasilitas-fasilitas yang memungkinkan manusia bisa
beraktivitas jika berkunjung ke area museum.Dengan latar belakang
sejarah museum yang penuh dengan peninggalan baik berupa
bangunan,benda-benda pusaka dan lainya bisa menjadikan kehidupan
anak bangsa yang kaya budaya.
c. Perspektif hidup buruk menjadi baik dengan rekayasa dan upaya

Berangkat dari kisah tragis masa silam yang penuh kekejaman bangsa
Belanda yang pernah menduduki kota Batavia atau sekarang
Jakarta,banyak juga korban dari perjuangan masyarakat akibat
pemaksaan hak mereka dan dibunuh tetapi dari situlah kita bisa
merasakan kemegahan bangunan Monumen Museum Fatahillah saat ini.

4. Hakekat Karya
a. karya untuk hidup

Museum Fatahillah merupakan bangunan yang menggabungkan unsur


ciri khas Belanda dan budaya asli Indonesia.Seiring berjalannya waktu
bangunan ini terus dirawat dan di jaga dengan baik,kadang di renovasi
namun tidak merubah keasliannya.Dari bangunan ini memberikan wadah
bagi siapa saja yang ingin berkunjung dengan berbagai fasilitas yang
memanjakan dan memberikan manfaat bagi masyarakat.
(salah satu fasilitas yang disediakan bagi pengunjung).

b. Karya untuk aktualisasi

Museum Fatahillah merupakan bangunan yang menjadi ikon Kota Tua


juga merupakan bukti sejarah masa lalu akan adanya Jakarta saat ini.

c. Karya untuk karya

Dilihat dari bentuk dan struktur bangunannya merupakan karya arsitektur


Eropa yang unik dan patut dijaga sebagai bukti sejarah dan
perkembangan ilmu arsitektur yang berkelanjutan. Keindahan dan
kemegahan bangunan museum Fatahillah menyiratkan perkembangan
desain arsitektur modern di Indonesia. Pada masa-masa tersebut, para
arsitek Belanda banyak membawa pengaruh Eropa di tanah Indonesia,
seperti kemiripan Istana Dam dengan Museum Fatahillah, sehingga
keberadaan bangunan-bangunan ini juga memberi pengaruh besar bagi
arsitektur modern saat ini. Salah satu bukti pengaruh ini adalah
bangunan-bangunan yang didirikan di masa sekarang kebanyakan
mengambil sistem konstruksi yang biasa digunakan dalam arsitektur dari
negeri Belanda. Selain itu, bangunan-bangunan tua merupakan bagian
dari kehidupan masyarakat dalam kesehariannya, dimana wajah
arsitektur kolonial turut mewarnai sebagian wajah kota, dan menjadi
identitas

5. Hakekat Hubungan Antar Manusia


a. Gotong royong

Museum Fatahillah yang megah dan menarik dengan tata letak yang
teratur merupakan hasil kerja lanjutan dari pengelolah bangunan yang
bekerja sama dengan pemerintah sebagai nilai gotong royong yang luar
biasa.
b. Paternalistik

Dalam usaha melestarikan budaya dan kearifa lokal kita sebagai ciri khas
Bangsa Indonesia,sebagai generasi muda kita wajib berperan aktif
membimbing dan menggerakan sesama sudara juga generasi kita untuk
turut serta menjaga dan melestarikan monumen kebanggaan kita
sebagai anak bangsa.
c. Individualistik

Sikap cinta tanah air dan kebanggaan tersendiri memiliki bangunan


peninggalan bersejarah seperti Museum Fatahillah yang patut
dipertahankan.

Anda mungkin juga menyukai