Anda di halaman 1dari 17

MATA KULIAH

MUSIOLOGI

HOME CP / KAD DAFTAR


MATERI EVALUASI
PUSTAKA
MATA KULIAH
MUSIOLOGI

HOME CP / KAD DAFTAR


MATERI EVALUASI
PUSTAKA

Capaian Pembelajaran Lulusan (CPL)


Memahami Perkembangan dan Pengaruh Musium Sebagai Salah Satu Wahana/Tempat
Koleksi dan Konservasi Artefak serta Monumen Perjalanan Sejarah Peradaban Manusia.
Kemampuan Akhir yang Diharapkan
Setelah mengikuti perkuliahan ini mahasiswa diharapkan memiliki kompetensi:
a. Mempelajari dan memahami perkembangan Musium dan fungsi musium dari masa ke
masa;
b. Mempelajari perkembangan musium abad XIX;
c. Menelusuri perkembangan musium di Indonesia
MATA KULIAH
MUSIOLOGI

HOME CP / KAD DAFTAR


MATERI EVALUASI
PUSTAKA

Materi yang Akan Dipaparkan antara lain:


Adapun perincian penyajian PPT yang akan diberikan dengan materi sebagai berikut:
a. Pertemuan III perkembangan Musium dan Fungsi Musium dari masa ke masa.
b. Pertemuan IV perkembangan musium abad XIX; menelusuri perkembangan musium di
Indonesia
MATA KULIAH
MUSIOLOGI

HOME CP / KAD DAFTAR


MATERI EVALUASI
PUSTAKA

MUSIUM DAN FUNGSINYA DARI MASA KE MASA

1. Deskripsi Singkat Cakupan Materi


Bab ini memaparkan Musium dan Fungsinya dari Masa ke Masa Musium dan Fungsinya dari Masa ke
Masa. Pada awal abad XIX pemberian akses publik terhadap koleksi yang sebelumnya bersifat pribadi telah
menjadi sesuatu yang lebih umum. Selama kurang lebih 100 tahun kemudian, otoritas regional dan nasional
di seluruh dunia menegaskan bahwa musium ditujukan untuk kepentingan publik.
2. Penyajian
a. Pengantar
Perkembangan musium di Belanda sangat mempengaruhi perkembangan musium di Indonesia. Diawali
oleh seorang pegawai VOC yang bernama G.E. Rumphius yang pada abad ke-17 telah memanfaatkan
waktunya untuk menulis tentang Ambonsche Landbeschrijving yang antara lain memberikan gambaran
tentang sejarah kesultanan Maluku, di samping penulisan tentang keberadaan kepulauan dan
kependudukan. Memasuki abad ke-18 perhatian terhadap ilmu pengetahuan dan kebudayaan, baik pada
masa VOC maupun Hindia-Belanda, makin jelas.
MATA KULIAH
MUSIOLOGI

HOME CP / KAD DAFTAR


MATERI EVALUASI
PUSTAKA

b. Perkembangan Musium Abad XIX


Pada awal abad XIX pemberian akses publik terhadap koleksi yang sebelumnya bersifat
pribadi telah menjadi sesuatu yang lebih umum. Selama kurang lebih 100 tahun kemudian,
otoritas regional dan nasional di seluruh dunia menegaskan bahwa musium ditujukan untuk
kepentingan publik. Dalam perkembangannya kemudian, musium telah menjadi bagian dari
perwujudan identitas nasional. Fenomena semacam ini awalnya terlihat di Hungaria, Moravia,
Austria ataupun Polandia. Peningkatan minat terhadap barang antik pun menyebabkan
penggalian situs arkeologi dan berdampak pada pengembangan musium. Rusia, Denmark,
Perancis dan Yunani memelopori berdirinya musium arkeologi yang menyimpan koleksi
arkeologis yang digali dari wilayah setempat. Setelah Inggris melaksanakan reformasi sosial
untuk mengatasi masalah akibat industrialisasi, pengembangan musium kota mulai terjadi.
Pada saat yang bersamaan, Musium India di Calcutta dan Musium Pusat Budaya Indonesia
di Jakarta adalah lembaga mapan di Asia. Sementara di Jepang, sebuah musium untuk
mendorong industri dan pengembangan sumber daya alam yang dibuka pada tahun 1872,
memberikan dasar bagi terbentuknya Musium Nasional Tokyo dan Musium Sains Nasional.
MATA KULIAH
MUSIOLOGI

HOME CP / KAD DAFTAR


MATERI EVALUASI
PUSTAKA

Meskipun beberapa musium komunitas studi juga ada di Cina pada akhir abad 19, musium pertama
dalam arti kata yang kaku adalah Musium Nantung di provinsi Kiangsu yang didirikan pada tahun 1905. Satu
decade kemudian berdiri Musium Sejarah China di Peking (Beijing) dan Musium Northern Territory di
Tientsin.
Musium-musium lain di Asia adalah koleksi di Grand Palace di Bangkok yang didirikan pada tahun 1874
(sekitar 60 tahun kemudian menjadi Musium Nasional Thailand), Musium Nasional Ceylon dibuka untuk
umum pada tahun 1877, Musium Sarawak dibuka pada tahun 1891 dan Musium Peshawar di Pakistan dibuka
pada tahun 1906. Afrika ternyata juga tidak mau ketinggalan.
Di Afrika tengah dan selatan, musium didirikan pada awal abad ke-20. Musium Nasional Zimbabwe di
Bulawayo dan Harare didirikan pada tahun 1901, Musium Uganda berasal pada tahun 1908 dari koleksi yang
dirakit oleh Komisaris Distrik Inggris dan Musium Nasional Kenya di Nairobi dimulai oleh Masyarakat Sejarah
Alam Afrika Timur dan Uganda pada tahun 1909.
Musium pertama di Mozambik, Dr. Alvaro de Castro Musium di Maputo didirikan pada tahun 1913.
Sementara itu, di Afrika Utara, Musium Mesir di Kairo telah dipindahkan ke gedung baru pada tahun 1902
dan beberapa koleksi telah dipindahkan untuk membentuk dua lembaga baru: Musium Islaiih Clt (1903) dan
Musium Koptik (1908).
MATA KULIAH
MUSIOLOGI

HOME CP / KAD DAFTAR


MATERI EVALUASI
PUSTAKA

c. Perkembangan Musium di Indonesia


Pada 24 April 1778 berdiri Bataviaach Genootschap van Kunsten en Wetenschappen.
Lembaga tersebut berstatus setengah resmi, dipimpin oleh dewan direksi. Pasal 3 dan 19
Statuten pendirian lembaga tersebut menyebutkan bahwa salah satu tugasnya adalah
memelihara musium yang meliputi: pembukuan (boekreij); himpunan etnografis; himpunan
kepurbakalaan; himpunan prehistori; himpunan keramik; himpunan muzikologis; himpunan
numismatik, pening dan cap-cap; serta naskah-naskah (handschriften), termasuk perpustakaan.
Lembaga tersebut mempunyai kedudukan penting bukan saja sebagai perkumpulan ilmiah,
tetapi juga karena para anggota pengurusnya terdiri dari tokoh-tokoh penting dari lingkungan
pemerintahan, perbankan dan perdagangan. Yang menarik dalam pasal 20 Statuten menyatakan
bahwa benda yang telah menjadi himpunan musium atau Genootschap tidak boleh dipinjamkan
dengan cara apapun kepada pihak ketiga dan anggota-anggota atau bukan anggota untuk
dipakai atau disimpan, kecuali mengenai perbukuan dan himpunan naskah-naskah
(handschiften) sepanjang peraturan membolehkan.
MATA KULIAH
MUSIOLOGI

HOME CP / KAD DAFTAR


MATERI EVALUASI
PUSTAKA
Pada waktu Inggris mengambil alih kekuasan dari Belanda, Raffles sendiri yang langsung
mengepalai Batavia Society of Arts and Sciences. Kegiatan perkumpulan itu tidak pernah
berhenti, bahkan Raffles memberi tempat yang dekat dengan istana Gubernur Jendral yaitu di
sebelah Harmoni (Jl. Majapahit No. 3 sekarang). Selama kolonial Inggris nama lembaga diubah
menjadi Literary Society. Namun ketika Belanda berkuasa kembali, diganti pada nama semula,
Bataviaasch Genootschap Van Kunsten en Watenschappen dan memusatkan perhatian pada
ilmu kebudayaan, terutama ilmu bahasa, ilmu sosial, ilmu bangsa-bangsa, ilmu purbakala, dan
ilmu sejarah. Sementara itu, perkembangan ilmu pengetahuan alam mendorong berdirinya
lembaga-lembaga lain.
Di Batavia anggota lembaga bertambah terus, perhatian di bidang kebudayaan berkembang
dan koleksi meningkat jumlahnya, sehingga gedung di Jl. Majapahit menjadi sempit. Pemerintah
kolonial Belanda membangun gedung baru di Jl. Merdeka Barat No. 12 pada 1862. Karena
lembaga tersebut sangat berjasa dalam penelitian ilmu pengetahuan, maka pemerintah Belanda
memberi gelar “Koninklijk Bataviaasche Genootschap Van Kunsten en Watenschappen”.
Lembaga yang menempati gedung baru tersebut telah berbentuk musium kebudayaan yang
MATA KULIAH
MUSIOLOGI

HOME CP / KAD DAFTAR


MATERI EVALUASI
PUSTAKA

Sejak pendirian Bataviaach Genootschap van Kunsten en Wetenschappen untuk pengisian koleksi
musiumnya telah diprogramkan antara lain berasal dari koleksi benda-benda bersejarah dan kepurbakalaan
baik dari kalangan pemerintah maupun masyarakat. Semangat itu telah mendorong untuk melakukan upaya
pemeliharaan, penyelamatan, pengenalan bahkan penelitian terhadap peninggalan sejarah dan purbakala.
Kehidupan kelembagaan tersebut sampai masa Pergerakan Nasional masih aktif bahkan setelah Perang
Dunia I. Masyarakat setempat didukung Pemerintah Hindia Belanda menaruh perhatian terhadap pendirian
musium di beberapa daerah di samping yang sudah berdiri di Batavia, seperti Lembaga Kebun Raya Bogor
yang terus berkembang di Bogor. Von Koenigswald mendirikan Musium Zoologi di Bogor pada 1894.
Lembaga ilmu pengetahuan dan kebudayaan yang bernama Radyapustaka (sekarang Musium Radyapustaka)
didirikan di Solo pada 28 Oktober 1890, Musium Geologi didirikan di Bandung pada 16 Mei 1929, lembaga
bernama Yava Instituut didirikan di Yogyakarta pada 1919 dan dalam perkembangannya pada 1935 menjadi
Musium Sonobudoyo. Mangkunegoro VII di Solo mendirikan Musium Mangkunegoro pada 1918. Ir. H.
Maclaine Pont mengumpulkan benda purbakala di suatu bangunan yang sekarang dikenal dengan Musium
Purbakala Trowulan pada 1920. Pemerintah kolonial Belanda mendirikan Musium Herbarium di Bogor pada
1941.
MATA KULIAH
MUSIOLOGI

HOME CP / KAD DAFTAR


MATERI EVALUASI
PUSTAKA

Di samping para ahli bangsa Belanda, banyak juga ahli bangsa Indonesia yang menggeluti permusiuman
yang berdiri sebelum 1945 dengan kemampuan yang tidak kalah dengan bangsa Belanda.Memburuknya
hubungan Belanda dan Indonesia akibat sengketa Papua Barat mengakibatkan orang-orang Belanda
meninggalkan Indonesia, termasuk orang-orang pendukung lembaga tersebut. Sejak itu terlihat proses
Indonesianisasi terhadap berbagai hal yang berbau kolonial, termasuk pada 29 Februari 1950 Bataviaach
Genootschap van Kunsten en Wetenschappen yang diganti menjadi Lembaga Kebudayaan Indonesia (LKI).
LKI membawahkan dua instansi, yaitu musium dan perpustakaan. Pada 1962 LKI menyerahkan musium dan
perpustakaan kepada pemerintah, kemudian menjadi Musium Pusat beserta perpustakaannya. Periode
1962-1967 merupakan masa sulit bagi upaya untuk peren-canaan mendirikan Musium Nasional dari sudut
profesionalitas, karena dukungan keuangan dari perusahaan Belanda sudah tidak ada lagi.
Di tengah kesulitan tersebut, pada 1957 pemerintah membentuk bagian Urusan Musium. Urusan
Musium diganti menjadi Lembaga Urusan Musium-Musium Nasional pada 1964, dan diubah menjadi
Direktorat Musium pada 1966. Pada 1975, Direktorat Musium diubah menjadi Direktorat Permusiuman.
Pada 17 September 1962 LKI dibubarkan, Musium diserahkan pada pemerintah Indonesia dengan nama
Musium Pusat di bawah pengawasan Direktorat Jenderal Kebudayaan. Musium Pusat diganti namanya
menjadi Musium Nasional pada 28 Mei 1979.
MATA KULIAH
MUSIOLOGI

HOME CP / KAD DAFTAR


MATERI EVALUASI
PUSTAKA

Penyerahan musium ke pemerintah pusat diikuti oleh musium-musium lainnya. Yayasan Musium Bali
menyerahkan musium ke pemerintah pusat pada 5 Januari 1966 dan langsung di bawah pengawasan
Direktorat Musium. Begitu pula dengan Musium Zoologi, Musium Herbarium, dan musium lainnya di luar
Pulau Jawa mulai diserahkan kepada pemerintah Indonesia. Sejak musium-musium diserahkan ke
pemerintah pusat, musium semakin berkembang. Bahkan musium baru pun bermunculan, baik
diselenggarakan oleh pemerintah maupun oleh yayasan-yayasan swasta.
Perubahan politik akibat gerakan reformasi yang dipelopori oleh para mahasiswa pada 1998, telah
mengubah tata negara Republik Indonesia. Perubahan ini memberikan dampak terhadap permusiuman di
Indonesia. Direktorat Permusiuman diubah menjadi Direktorat Sejarah dan Musium di bawah Departemen
Pendidikan Nasional pada 2000. Pada 2001, Direktorat Sejarah dan Musium diubah menjadi Direktorat
Permusiuman. Susunan organisasi diubah menjadi Direktorat Purbakala dan Permusiuman di bawah Badan
Pengembangan Kebudayaan dan Pariwisata pada 2002. Direktorat Purbakala dan Permusiuman diubah
menjadi Asdep Purbakala dan Permusiuman pada 2004. Akhirnya pada 2005, dibentuk kembali Direktorat
Musium di bawah Direktorat Jenderal Sejarah dan Purbakala, Departemen Kebudayaan dan Pariwisata. (Tim
Direktorat Musium)
MATA KULIAH
MUSIOLOGI

HOME CP / KAD DAFTAR


MATERI EVALUASI
PUSTAKA

Pembagian Tahapan Perkembangan Permusiuman Indonesia, berikut


penjelasannya:
1. Pada Tahap Pertama permusiuman di Indonesia ternyata telah mempunyai akar tradisi yang relatif lama,
bermula dari minat pribadi para kolektor, ilmuwan, dan perkumpulan-perkumpulan peminat benda
masa silam yang dengan sadar menyimpan beberapa artefak yang dianggap penting dari sudut sejarah
kebudayaan
2. Pada tahap kedua perhatian kepada benda-benda kuno tersebut semakin meningkat dan disadari perlu
adanya lembaga khusus yang menangani perkara penyimpanan benda-benda antik tersebut untuk
kemudian diteliti dan dipamerkan kepada khalayak. Intitusi itulah yang kelak dinamakan dengan musium.
Tahap yang kedua ini masih terjadi dalam masa pemerintahan kolonial Belanda, jadi dalam masa Hindia-
Belanda telah tumbuh minat dan perhatian terhadap kajian kebudayaan Nusantara sejalan dengan
politik etis yang sedang berkembang masa itu di Eropa. Pada tahap kedua ini agaknya tidak hanya para
cendikiawan dan ilmuwan bangsa Belanda yang memikirkan perlu pembangunan musium, namun juga
para ilmuwan pribumi dan kaum pembesar bumiputera pun menyadari perlu adanya lembaga musium
sebagai bentuk penghargaan kepada keagungan masa lampau Nusantara.
MATA KULIAH
MUSIOLOGI

HOME CP / KAD DAFTAR


MATERI EVALUASI
PUSTAKA

3. Tahap ketiga perkembangan permusiuman adalah ketika Indonesia telah merdeka, dalam periode ini
dapat dibagi menjadi:
a. Era transisi kemerdekaan hingga masa orde baru
Ciri utama dari era transisi adalah masih berubah-ubahnya regulasi permusiuman, musium-musium
dalam rencana pembangunan, dan institusi permusiuman masih mencari formatnya.
b. Era permusiuman dalam zaman Orde baru
Ciri yang dapat diangkat dari periode Orde Baru di bidang permusiuman adalah adanya regulasi
yang seragam dan pembangunan musium-musium di tiap propinsi. Pembakuan itu ditetapkan dan
harus dilaksanakan di musium-musium umum dan khusus yang didirikan.
b. Era Indonesia masa reformasi hingga sekarang ini.
Adapun karakter yang paling menonjol dari permusiuman Indonesia dalam era Reformasi adalah
otonomisasi, ketika lembaga-lembaga musium di ibu kota propinsi diserahkan pengelolaan dan
pengembangannya kepada pemerintah daerah senapas dengan otonomi di bidang-bidang lainnya.
MATA KULIAH
MUSIOLOGI

HOME CP / KAD DAFTAR


MATERI EVALUASI
PUSTAKA

Mengenai permusiuman masa mendatang di Indonesia adalah suatu bentuk untuk


mempertahankan tradisi budaya Nusantara yang diasosiasikan dengan kondisi masyarakat
sezaman dan untuk itu senantiasa harus melakukan aktualisasi. Musium-musium di Indonesia
mendatang harus mendukung dan melaksanakan Tiga Pilar Permusiuman yang merupakan
acuan bersama untuk memperteguh keberadaan bangsa Indonesia di tengah kesejagatan
MATA KULIAH
MUSIOLOGI

HOME CP / KAD DAFTAR


MATERI EVALUASI
PUSTAKA

EVALUASI
Tugas A
Pertanyaan:
1. Apa yang melatarbelakangi perkembangan Musium abad XIX?
2. Apa hikmah di balik peristiwa setelah Perang Dunia II bagi perkembangan musium? Sebutkan !
3. Jelaskan tahapan-tahapan perkembangan musium oleh bangsa Belanda periode kolonial Nusantara!
4. Sebutkan jelaskan tahapan-tahapan perkembangan musium dibawah Lembaga Kebudayaan Indonesia!
5. Apa substansi pokok perkembangan musium Indonesia pada periode Orde Baru? Jelaskan!

Tugas B.
Diskusikan dengan kelompok mengenai usaha pemerintah di kota Anda dalam memberikan perhatian pada
perkembangan Musium di Kota Anda

Tugas C.
Buatlah suatu saran mengenai metode pengembangan musium yang efektif dan efisien di lingkungan Anda
MATA KULIAH
MUSIOLOGI

HOME CP / KAD DAFTAR


MATERI EVALUASI
PUSTAKA

DAFTAR PUSTAKA

Sutaarga, M. Amir,1989 Pedoman Penyelenggaraan dan Pengelolaan Museum. Jakarta.

Suwati Kartiwa, Pemasaran Museum, ceramah yang diadakan di museum nasional pada bulan Maret 2005

Wikipidia. 2014.Museum. Dari [http://id.wikipedia.org/wiki/museum] (Diakses 20:12, 24 April2014).


MATA KULIAH
MUSIOLOGI

HOME CP / KAD DAFTAR


MATERI EVALUASI
PUSTAKA

Anda mungkin juga menyukai